Anda di halaman 1dari 10

PERHITUNGAN MOORING SYSTEM PADA KAPAL

14NOV

1 Votes

Mooring system merupakan suatu sistem pada kapal yang digunakan untuk berlabuh. Salah satu
jenis yang termasuk mooring system adalah Anchor (jangkar), Chain (rantai jangkar), Rope
(tali), Chain Locker (kotak jangkar), dan windlass (mesin jangkar). Untuk mengetahui kebutuhan
dimensi perlengkapan berlabuh digunakan perhitungan equipment number (Z) dengan rumus :
Z = 2/3 + 2 . h . B + A/10
Equipment number merupakan fungsi displacement, freeboard, tinggi bangunan atas, ukuran
utama kapal (L, B, dan T) dan luasan penampang samping lambung yang ada di atas garis air.
Berikut adalah data ukuran utama kapal yang diperlukan untuk perhitungan Equipment Number
Contoh perhitungan :
PRINCIPAL DIMENSION

Lpp 142,41 m

Lwl 148,11 m

B 21,49 m

T 8,8 m

H 11,39 m

Cb 0,79
Dari Ukuran utama diatas dapat diketahui besarnya displacement kapal sebesar :
Δ = Lpp * B * T * Cb * γ air laut
= 142,41*21,49*8,8*0,79*1,025
= 21924,83 ton
Dari BKI ditentukan : Z = 2/3 + 2 . h . B + A/10
Dimana
Δ : Dispacemen kapal = 21924.83 ton
B : Lebar kapal = 21.49 m
H = fb + h’
fb = H – T
= 11.39 – 8.8
= 2.59 m
h’ = penjumlahan tinggi bangunan atas dan rumah geladak
= (2.4 x 4) = 9.6 m
h = 2.5 + 9.6 = 12.1 m
A : Luas penampang samping lambung kapal, Bangunan atas dan rumah geladak
yang lebarnya lebih dari B/4 diatas gari muat musim panas.
– Lambung kapal = ( H-T ) x Lwl
= 2.59 x 148.11 = 383.60 m2
– Bangunan atas (F’Cle) = 14.24 x 3 = 42.72 m2
– Bangunan atas ( Poop) = 24.7 x 2,5 = 61,75 m2
– Layer II = 17.49 x 2,4 = 41.97 m2
– Layer III = 11.20 x 2,4 = 26.88 m2
– Layer IV = 11.20 x 2,4 = 26.88 m2
– Wheelhouse = 11.20 x 2.4 = 26.88 m2
maka A = 610.68 m2
Sehingga:
Z = 21924.832/3 + 2 . 12.1 . 21.49 + 610.68/10
= 1364.479
Dari tabel 18.2 BKI volume 2 didapat:
Untuk Z : 1300 ~ 1390, didapat :
Jangkar :- jenis jangkar = jangkar tanpa tongkat (haluan)
– Jumlah jangkar = 3
– Berat tiap jangkar = 4050 kg
Rantai : – Rantai sekang untuk jangkar haluan
panjang = 522.5 m; D1 = 64 mm
D2 = 56 mm; D3 = 50 mm
Tali : – Tali tarik – Tali tambat (4 buah)
Panjang = 200 m Panjang = 180 m
Beban putus = 785 kN Beban putus = 305 kN
1. Jangkar
Berdasarkan berat jangkar maka dipilih jangkar berengsel dan tanpa tongkat dari tipe Hall
Anchor. Dari Pratical Ship Building Design Vol B hal 148 didapatkan nilai basic dimension dari
Hall Anchor sebagai berikut :
Berat : 4000 kg
Tipe Jangkar : Hall Anchor

a = 294 mm b = 229 mm c = 441 mm d = 121 mm

e = 252 mm f = 2.827mm g = 1.412 mm h = 324 mm

i = 706 mm k = 1.003 mm l = 389 mm m =206 mm


2. Rantai Jangkar
Dari Pratical Ship Building hal 153 berdasarkan  rantai jangkar didapat :
Untuk tebal rantai 62 mm dan berat permeter 87 kg didapat ukuran dan urutan

Ordinary Link Large Link End Link

d = 62 mm 1,1 d = 68 mm 1,2d = 74 mm

6d = 372 mm 6,5 d = 403 mm 6,75d = 419 mm


3,6d = 223 mm 4d = 248 mm 4d = 248 mm

Connecting shackle Anchor Shackle

1,3d = 81 mm 1,6d = 99 mm

7,1d = 440 mm 0,5d = 31 mm


4d = 248 mm 0,6d = 37 mm
0,8d = 50 mm 0,2d = 12 mm
3. Hawse Pipe
Untuk Diameter Rantai Jangkar yang berkisar antara angka 25mm – 100 mm setelah dilihat dari
grafik Fig. 343 didapat data-data sbb:
Tebal bagian bawah (Bahan besi tuang ) = 40 mm
Tebal bagian atas (bahan besi tuang) = 29 mm
Diameter Dalam = 400 mm
Tebal Hawse Pipe (Bahan Open hearth furnace) = 16 mm
Tabel chafing plate (bahan open hearth) = 10 mm
4. Chain Locker
Perhitungan Volume bak penyimpanan Rantai jangkar dapat ditentukan sbb:
V = L/183 x d2
Dimana:
L : panjang rantai jangkar ( 522.5 m )
D : diameter rantai jangkar ( 64 mm = 64/25,4 = 2.52 inch )
V = 522.5 / 183 x (2.52)2
= 18.13 m3
penambahan Volume untuk cadangan  10 %, maka Volume menjadi :
V = 18.13 + (18.13 x 10 % ) = 19.94 m3
Volume bak rantai = 19.94 m3
Volume 1 bak rantai = 9.97 m3
Direncanakan ukuran 1 chain locker adalah:
Panjang = 3 x jarak gading = 3 x 0,6 = 1.8 m
Lebar = 1,5 m
Luas = 1,5 x 1.8 = 2.7 m2
Tinggi = Volume / Luas = 9.97 / 2.7 = 3,7 m
Tinggi bak ditambah 5% untuk konstruksi kayu pada dasar bak:
Jadi: V (1 bak rantai) = 1.8 x 1,5 x (3,7 + 5%x3.7) = 10.4895 m3
5. Penentuan daya mesin jangkar (windlass)
Perhitungan Daya Winlass (Marine Auxiliary Machinery) ditentukan dengan data data sbb:
Daya tarik untuk mengangkat 2 Jangkar:
Tcl = 2 x fh x (Ga + Pa x La ) x ( 1 – Jw/Ja )
Dimana:
fh = Faktor gesekan pada hawse pipe = 1,28 ~ 1,35
Ga = Berat Jangkar = 4050 kg
Pa = Berat Rantai per meter = 12.7 kg/m
Ja = Berat jenis rantai = 7,75 t/m3
Jw = Berat jenis air laut = 1,025 t/m3
La = Panjang rantai jangkar yang menggantung = 3 x 50 m = 150 m
Tcl = 2 x 1,28 x (4050 + 12.7 x 150) x (1 – 1,025/7,75)
= 13228.55 kg
Torsi pada cable lifter

dimana : Tcl : 13228.55 kg


Dcl : Diameter efektif dari kabel lifter
: 0,0136 x D = 0,8704 mm
cl : Efisiensi cable lifter = 0,9 ~ 0,92
maka:

Torsi pada windlass


dimana :
Mcl = 6396.738 kg m
a : Efisiensi dari peralatan = 0,7 ~ 0,85
Dimana:
Nm : Putaran Motor = 523 ~ 1160 rpm
Va : Kecepatan Rantai yang ditarik = 0,2 m/det
D : Diameter Rantai
Maka :
Sehingga :
Jadi daya efektif motor Windlass :
Sumber
1.Biro Klasifikasi Indonesia Volume II “Rule For Hull” section 18-5
2.Practical Ship Building seri B hal 48

Perhitungan Laju Korosi


LAJU KOROSI (CORROSION RATE)

Laju korosi adalah kecepatan rambatan atau kecepatan penurunan kualitas bahan terhadap waktu.
Menghitung laju korosi pada umumnya menggunakan 2 cara yaitu:
 Metode kehilangan berat
 Metode Elektrokimia

a. Metode kehilangan berat

Metode kehilangan berat adalah perhitungan laju korosi dengan mengukur kekurangan berat
akibat korosi yang terjadi. Metode ini menggunakan jangka waktu penelitian hingga
mendapatkan jumlah kehilangan akibat korosi yang terjadi. Untuk mendapatkan jumlah
kehilangan berat akibat korosi digunakan rumus sebagai berikut:
Metode ini adalah mengukur kembali berat awal dari benda uji (objek yang ingin diketahui
laju korosi yang terjadi padanya), kekurangan berat dari pada berat awal merupakan nilai
kehilangan berat. Kekurangan berat dikembalikan kedalam rumus untuk mendapatkan laju
kehilangan beratnya.

Metode ini bila dijalankan dengan waktu yang lama dan suistinable dapat dijadikan acuan
terhadap kondisi tempat objek diletakkan (dapat diketahui seberapa korosif daerah tersebut) juga
dapat dijadikan referensi untuk treatment yang harus diterapkan pada daerah dan kondisi tempat
objek tersebut.

Contoh perhitungan laju korosi dengan metode Weight Loss :

Spesimen baja karbon rendah dengan ukuran 0,2 x 0,1 x 0,03 m dipaparkan pada lingkungan
industri kimia. Dalam waktu 1 minggu, setelah dilakukan produk korosinya dihilangkan, ternyata
berat spesimen berkurang sebanyak 0,0006 kg. Hitunglah laju korosi dari spesimen tersebut ?

Penyelesaian :
1. Dik : Dimensi spesimen baja karbon rendah = 0,2 x 0,1 x 0,03 m
Ekposur time = 1 minggu = 168 jam
Weight loss = 0,0006 kg = 0,6 gram
Densitas baja karbon = 7,86 g/cm3
b. Metode Elektrokimia

Metode elektrokimia adalah metode mengukur laju korosi dengan mengukur beda potensial
objek hingga didapat laju korosi yang terjadi, metode ini mengukur laju korosi pada saat diukur
saja dimana memperkirakan laju tersebut dengan waktu yang panjang (memperkirakan walaupun
hasil yang terjadi antara satu waktu dengan eaktu lainnya berbeda). Kelemahan metode ini adalah
tidak dapat menggambarkan secara pasti laju korosi yang terjadi secara akurat karena hanya dapat
mengukur laju korosi hanya pada waktu tertentu saja, hingga secara umur pemakaian maupun
kondisi untuk dapat ditreatmen tidak dapat diketahui. Kelebihan metode ini adalah kita langsung
dapat mengetahui laju korosi pada saat di ukur, hingga waktu pengukuran tidak memakan waktu
yang lama.

Metode elektrokimia ini meggunakan rumus yang didasari pada Hukum Faraday yaitu
menggunakan rumus sebagai berikut :

Metode ini menggunakan pembanding dengan meletakkan salah satu material dengan sifat
korosif yang sangat baik dengan bahan yang akan diuji hingga beda potensial yang terjadi dapat
diperhatikan dengan adanya pembanding tersebut. Berikut merupakan gambar metode yang
dilakukan untuk mendapatkan hasil pada penelitian laju korosi dengan metode elektrokimia yang
diuraikan diatas.

Contoh perhitungan laju korosi dengan metode Elektrokimia :

Sepotong baja yang berada dalam larutan HCl (air-free) mengalami korosi dengan densitas arus
1 µA/cm2. Hitung laju korosi dalam mpy untuk baja tersebut ?

Penyelesaian :

Diketahui : Sepotong baja berada dalam larutan HCl (air-free)

Densitas arus, i = 1 µA/cm2

Massa atom Fe, a = 55,847

Masaa jenis Fe, D = 7,86 g/cm3

Ada beberapa satuan yang biasa dipakai dalam menghitung laju korosi. Maka untuk
memudahkan pembaca, tabel dibawah ini adalah tabel pengkonversian satuan laju korosi :

Keterangan :

n = number of electrons freed by the corrosion reaction


M = atomic mass
d = density

Anda mungkin juga menyukai