Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

ANALISIS ALIRAN MELALUI AMBANG BEBAS


Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Hidraulika

Disusun oleh :
Tri Astita Gunawan
1711090

TEKNIK SIPIL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT
2018
Jalan Mayor Syamsu No.1, Desa Jayaraga Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut-
Jawa Barat 44151
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum hidraulika ini.
Laporan saya susun berdasarkan hasil percobaan yang telah saya lakukan di laboratorium
praktikum Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Garut.
Saya sebagai penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah membimbing
dalam pelaksanaan praktikum ini, sehingga laporan ini dapat saya selesaikan. Saya
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, karenanya saya terbuka atas kritik
dan saran pembaca.
AMBANG LEBAR

 PENDAHULUAN

Ambang adalah salah satu jenis bangunan air yang dapat digunakan untuk
menaikkan tinggi muka air serta menentukan debit aliran air. Dalam merancang
bangunan air, perlu diketahui sifat-sifat atau karakteristik aliran air yang
melewatinya. Pengetahuan ini diperlukan dalam perencanaan bangunan air untuk
pendistribusian air maupun pengaturan sungai.
Dalam percobaan ini akan ditinjau aliran pada ambang yang merupakan aliran
berubah tiba- tiba. Selain itu, dengan memperhatikan aliran pada ambang dapat
dipelajari karakteristik dan sifat aliran secara garis besar. Ambang yang akan
digunakan adalah ambang lebar dan ambang tajam.

Fungsi penggunaan ambang lebar adalah:

1. Ambang tersebut menjadi model untuk diaplikasikan dalam perancangan


bangunan pelimpah pada waduk dan sebagainya.
2. Bentuk ambang ini adalah bentuk yang sederhana untuk meninggikan muka air.
Sebagai contoh aplikasi, air yang melewati ambang lebar akan memiliki energi
potensial yang lebih besar sehingga dapat dialirkan ke tempat yang lebih jauh dan
dapat mengairi daerah yang lebih luas.

 TUJUAN

1. Menghitung Debit
2. Menghitung Kecepatan Aliran
3. Menghitung Koefisien Debit
4. Menghitung Koefisien Kecepatan

 LANDASAN TEORI

Aliran pada ambang atau pelimpah (spillway) adalah salah satu jenis aliran pada
saluran terbuka. Profil pelimpah akan menentukan bentuk tirai luapan (flow nappe)
yang akan terjadi di atas ambang tersebut. Tirai luapan ini dianggap mengalami
pengudaraan, yaitu keadaan saat permukaan atas dan bawah tirai luapan tersebut
memiliki tekanan udara luar sepenuhnya. Namun, pengudaraan di bawah tirai luapan
kurang sempurana. Hal ini berarti terjadi pengurangan tekanan di bawah tirai luapan
akibat udara yang tergantikan oleh pancaran air.
Pengurangan tekanan ini menimbulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Perbedaan tekanan meningkat di ambang


2. Perubahan bentuk tirai luapan sesuai dengan ambang yang digunakan
3. Peningkatan debit, disertai fluktuasi
4. Bentuk hidrolik yang tidak stabil.
Peluap disebut ambang lebar apabila B > 0,66 H, dengan B adalah lebar peluap
(ambang lebar) dan H adalah tinggi peluapan. Dipandang dari A dan B, tinggi air
diatas peluap pada titik A dan H, sedang pada titik B adalah yc atau h.
Kondisi aliran dihilir peluap ambang lebar tidak mengalami ‘obstruction’, hal ini
menunjukan bahwa aliran diatas aliran diatas ambang adalah maksimum. Dalam
kondisi demikian terjadi aliran kritis diatas ambang, sehingga dapat dipakai sebagai
dasar mengukur energi spesifik. Bila kecepatan dihulu ambang kecil, maka nilai
tinggi kecepatan dapat diabaikan dan energi spesifik diatas ambang adalah E = H.

Debit aliran yang lewat ambang dapat dihitung dengan formula :

Q = V. A

Dimana :
Q = Debit Aliran (cm3/det)
V = Percepatan Aliran
A = Luas penampang basah

Untuk menghitung percepatan Aliran dapat menggunakan rumus :

Jarak
V = waktu

Untuk menghitung Koefisien Debit, dapat dicari dengan :

Q
Cd = 3
B.h 2

dan untuk mencari h, yakni :

Vo
h = yo + 2 x 9,81
Dimana :
Cd = Koefisien Debit
Q = Debit
B = Lebar model bendung
Vo = Percepatan aliran
Untuk mencari Koefisien Kecepatan dapat dicari menggunakan :

Q
Cv = 3
B . hu 2 .Cd

Dimana :
Cv = Koefisien Kecepatan
Cd = Koefisien Debit
Q = Debit
B = Lebar model bendung

 Alat-alat Percobaan

1. Ambang lebar
2. Alat pengukur kedalaman
3. Alat pengukur panjang
4. Venturimeter dan pipa manometer
5. Sekat pengatur hilir
6. Bak penampung air
7. Pompa air
8. Stopwatch
9. Bola Kertas

 Prosedur Kerja

1. Siapkan peralatan dan pastikan posisi flume dan peluap ambang lebar horizontal
2. Hidupkan alat dan alirkan air secara perlahan-lahan sampai melimpah sedikit
diatas ambang
3. Ukur dan catat tinggi air di hulu ambang sebagai data batas permukaannya.
4. Cari debit aliran dengan cara memasukkan bola kertas ke dalam aliran, hitung
waktu bola kertas mencapai ujung aliran menggunakkan stopwatch, lalu catat
datanya.
5. Matikan alat, kemudian masukkan ambang (model bendung), lalu nyalakan
kembali mesin nya.
6. Kemudian catat data yt, yc, P, hu, dan yo ( Lihat gambar diatas untuk lebih jelas)
7. Ulangi prosedur diatas sebanyak dua kali dengan mengurangi aliran debit untuk
tiap percobaan guna memperoleh data.
 Perhitungan

 Percobaan Pertama

Dik data :

Panjang lintasan = 480 cm


Waktu = 5, 16 detik
Lebar penampang basah = 6 cm
Lebar model ambang = 8 cm
yo = 16 cm
P = 8 cm
hu = 7,7 cm
yc = 5,9 cm
yt = 3,5 cm

Dicari :

jarak 480
V = = = 93,02
waktu 5,16

A = Penampang basah x Lebar ambang lebar


=6x8
= 48 cm

Q = V. A
= 93,02 x 48
= 4464,96 cm3/detik

Vo 93,02
h = yo + 2 x 9,81 = 16 + 2 x 9,81 = 20,741

Q 4464,90
Cd = = 8 x 20,7413 /2 = 5, 909
3
B.h 2
Q 4464,96
Cv = 3 = = 4,420
B . hu .Cd 2 8 x 7,73 /2 x 5,909

 Percobaan kedua (Debit aliran dikurangi)

Dik data :

Panjang lintasan = 480 cm


Waktu = 5, 28 detik
Lebar penampang basah = 5,2 cm
Lebar model ambang = 8 cm
yo = 15,5 cm
P = 8 cm
hu = 7 cm
yc = 5,3 cm
yt = 2,9 cm

Dicari :

Jarak 480
V= = = 90,90
Waktu 5,28

A = Penampang basah x Lebar ambang lebar


= 5,2 x 8
= 41,6 cm

Q = V. A
= 90,90 x 41,6
= 3781,44 cm3/detik

Vo 90,90
h = yo + 2 x 9,81 = 15,5 + 2 x 9,81 = 20,13

Q 3781,44
Cd = = 8 x 20,133 /2 = 5, 28
3
2
B.h

Q 3781,44
Cv = 3 = = 4,831
B . hu .Cd 2 8 x 73 /2 x 5,28

 Percobaan Ketiga (Debit Aliran dikurangi Kembali)

Dik data :

Panjang lintasan = 480 cm


Waktu = 7,56 detik
Lebar penampang basah = 2,6 cm
Lebar model ambang = 8 cm
yo = 11,7 cm
P = 8 cm
hu = 3,7 cm
yc = 2,2 cm
yt = 1,5 cm

Dicari :

jarak 480
V = = = 63,49
waktu 7,56

A = Penampang basah x Lebar ambang lebar


= 2,6 x 8
= 20,8 cm

Q = V. A
= 63,49 x 20,8
= 1320,592 cm3/detik
Vo 63,49
h = yo + 2 x 9,81 = 11,7 + 2 x 9,81 = 14,93

Q 1320,592
Cd = 3 = 3 /2 = 2,86
B.h 2 8 x 14,93

Q 1320,592
Cv = 3 = = 8,109
B . hu .Cd 2 8 x 3,73 /2 x 2,86

 Maka, dari hasil perhitungan diatas didapat data :

V A Q Yo Yc Yt Cd Cv
93,02 48 4464,96 16 5,9 3,5 5,909 4,420
90,90 41,6 3781,44 15,5 5,3 2,9 5,28 4,831
63,49 20,8 1320,59 11,7 2,2 1,5 2,86 8,109

Anda mungkin juga menyukai