Anda di halaman 1dari 25

V-69

5.7.8 Pulsator Degremont IPA Ayung III Belusung


Unit Pulsator di IPA Ayung III Belusung merupakan unit flokulasi
sekaligus sedimentasi. Unit ini menggunakan prinsip flotasi dengan selimut
lumpur yang dapat diistilahkan sludge blanket. Berikut ini adalah spesifikasi
teknis Pulsator Degremont IPA Ayung III Belusung.

Tabel 5.36 Spesifikasi Teknis Pulsator Degremont


No. Detail Spesifikasi Unit Dimensi
Dimensi ruang vakum buah 2
a. Panjang cm 125,0
1
b. Lebar cm 172,5
c. Tinggi cm 635,0
Dimensi ruang pulsasi buah 2
a. Panjang meter 10,95
2 b. Lebar meter 3,10
c. Tinggi segitiga meter 0,90
d. Sisi miring meter 1,56
Dimensi ruang klarifikasi (clarifier) buah 4
a. Panjang meter 12,20
3 b. Lebar meter 7,95
c. Tinggi sludge blanket meter 0,6 1,0
d. Kedalaman saluran buangan meter 0,75
Dimensi saluran air inlet dan outlet
4 a. Jumlah dan dimensi pipa inlet buah dan mm 2 dan 400
b. Jumlah dan dimensi lubang gutter buah dan mm 80 dan 50
Sistem pompa vakum dan pulsasi
a. Vacuum chamber pump buah 1 buah
5
b. Max. Inlet Flow m3/jam 2.000
c. Max. Vacuum mbar 500
Dimensi pipa lateral
a. Jumlah lubang orifice buah 4 x 13 x 2 x 33
b. Diameter lubang orifice mm 25
6
c. Jumlah pipa lateral buah 4 x 13
d. Diameter pipa lateral mm 250
e. Panjang pipa lateral meter 8,10
Spesifikasi teknis lainnya
a. Gradien pengadukan Pulsator 1/detik < 10.000
b. Waktu tinggal air jam 1,0 - 1,5
7 c. Kecepatan Sedimentasi m/jam 3,0 - 4,5
d. Kecepatan inlet air m/jam 2.160 3.600
e. Laju alir air di Pulsator m/jam 2,0 - 4,0
f. Surface Loading Rate m3/m2.jam < 3,0
Sumber: 1. DED IPA Ayung III Belusung (1997); 2. Degremont (1991)
Catatan:
Kriteria desain instalasi dan spesifikasi teknis diperoleh dari pengukuran di lapangan.

Edisi Revisi
V-70

Edisi Revisi
V-71

a. Langkah 1: Headloss Aliran Air di Pipa dari Koagulasi ke Pulsator


Aliran air dari koagulasi bersifat transisi dari turbulen ke laminar pada ruang
vakum, maka dapat diambil asumsi sebagai berikut:
Debit pengolahan maksimum (Qolah):

3.600 detik 1 m 3
Q olah = 585 Liter/detik
1 jam 1.000 Liter
Q olah = 2.106 m 3 /jam

Laju alir air melewati pipa dari koagulasi pulsator Vin:


Q olah 1 jam
v in = .
2.(A in ) 3.600 detik
2.106 m 3 /jam 1 jam
v in = .
2
[ ]
2. (0,25).( ).(0,4 m) 3.600 detik
v in = 2,3228 m/detik

Cek bilangan Reynolds dari jari-jari hidrolis pipa:


v.R
Re =

2,3228 m / detik x (0,4) m
Re =
8,64 x 10 -7 m 2 /detik
Re = 10 6

Headloss pada pipa koagulasi - pulsator:

L v2
h in = f
D 2.g
20 (2,3228) 2
h in = 0,02
0,4 2. (9,81)
in = 0,2750 meter
karena pipa inlet dari koagulasi ke pulsator ada dua buah,
maka di multiplier sebanyak 2x
h in = 2 x 0,2750 meter
h in = 0,55 meter
Oleh karena aliran air bersifat turbulen, maka nilai koefisien kekasaran
pipa (f) pengeplotannya dapat dilihat pada halaman berikut ini:

Edisi Revisi
V-72

Edisi Revisi
V-73

b. Langkah 2: Headloss Aliran Air di Pipa Lateral Pulsator


Laju alir air di masing-masing pipa lateral
Q olah 1 jam
v Man = .
n Man .(A in ) 3.600 detik
2.106 m 3 /jam 1 jam
v Man = .
[
(4 x 13) . (0,25).( ).(0,25 m)
2
]
3.600 detik
v Man = 0,2292 m/detik

Cek bilangan Reynolds dari jari-jari hidrolis pipa lateral:


v.R
Re =

0,2292 m / detik x (0,25) m
Re =
8,64 x 10 -7 m 2 /detik
Re = 6 x 10 4

Headloss pada pipa lateral:

L v2
h Man = f
D 2.g
8,1 (0,2292) 2
h Man = 0,038
0,25 2. (9,81)
0,0033 meter
h Man =
pipa lateral
karena pipa lateral ada sebanyak 4 bak x 13 pipa, maka di multiplier 52
h Man = 0,1714 meter

Laju alir air di masing-masing lubang orifice pipa lateral


v Man
v Ori =
n Ori
0,2292 m/detik
v Ori =
2 x 33
v Ori = 0,0035 m/detik

Headloss total pada pipa inlet dan lateral Pulsator


h Puls = h in + h Man
h Puls = (0,55 + 0,1714) meter
h Puls = 0,7214 meter

Edisi Revisi
V-74

c. Langkah 2: Perhitungan Kriteria Desain Pulsator


Kecepatan pengendapan partikel di daerah Suldge Blanket Area empat bak:
Q olah
v Sed =
A SBA
2.106 m 3 /jam
v Sed =
[4 x (12,20 x 7,45)] m 2
v Sed = 5,7927 m/jam
Laju alir air di pulsator:
Q olah
vo =
[ 4 x (PPul ).(TAir )]
2.106 m 3 /jam
vo =
[4 x (12,20 x 4,50)] m 2
v o = 9,5902 m/jam
Surface Loading Rate di pulsator
Q olah
SLR =
A SBA
2.106 m 3 /jam
SLR =
[4 x (12,20 x 7,95)] m 2
SLR = 5,4284 m 3 /m 2 .jam
Waktu tinggal air di pulsator
Vol air
td air =
Q olah

td air =
[ ]
4. (P).(L) puls .(Tair ) + 2.[(P).(L) vacuum .(Tair )] + 2 [Vol. ruang pulsasi ]

Q olah
1,7 3
[ ] [
3
] 3
4. (12,20).(7,95).(4,5) m + 2. (3,10).(1,25).(5) m + 2. ( 2 ).(3,1).(10,6) m
td air =
2.106 m / jam3



td air = 0,8738 jam 52 menit

Volume ruang pembuangan lumpur di pulsator


C = 4.[(P).(L)..(T )] R. Lumpur
C = 4.((12,35 m).(0,50 m).(0,60 m) )
C = 14,820 m 3

Edisi Revisi
V-75

Untuk perhitungan gradien pengadukan secara flotasi di pulsator, penulis


memerlukan nilai-nilai konstanta kriteria desain yang lainnya dari Detail
Engineering Desain Pulsator yaitu sebagai berikut:
n = 0,893 x 10-3 - Nilai konstanta pulsator clarifier
Ss = 2,65 - Nilai specific grafity partikel flok sludge blanket
h = 0,6 - kedalaman ruang penampung sludge blanket
Gradien x Tdair pengadukan flokulasi di pulsator:

SLR g SLR C
G = x . [ Ss - 1].1 - ..[ h ]
v Sed n v Q
Sed oleh
5,4284 9,81 5,4284 14,20
G= x 3 .x [2,65 - 1] x 1 - 5,7927 x [0,6 ] x 2.106
5,7927 0,893 x 10
2,0124
G=
jam
7.244,64
G=
detik

Pulsator merupakan unit flokulasi sekaligus sedimentasi sehingga lumpu


akan diaduk sekaligus diendapkan di unit ini. Alat pengaduk di sini bukanlah
seperti alat pengaduk mekanik seperti paddle atau blade. Namun, pulsator
menggunakan pompa vakum untuk menekan air mirip denyutan-denyutan aliran
air. Air kemudian mengalir dan akan menubruk segitiga statis yang berada di
dasar pulsator yang berfungsi sebagai pengaduk statis. Berikut ini adalah ilustrasi
pompa vakum pulsator dari perusahaan Ingersoll-Rand Company.

Gambar 5.26 Ilustrasi Pompa Vakum Pulsator


Sumber: Ingersoll-Rand Company, 2007

Edisi Revisi
V-76

Tabel 5.37 Spesifikasi Teknis Pompa Vakum Pulsator Degremont

Sumber: Ingersoll-Rand Company, 2007


Catatan:
1. Debit pengolahan instalasi berdasarkan m3/hour.
2. 1.000 milibar = 1 bar = 10 meter tekanan kolom air.

d. Langkah 3: Perhitungan Headloss gutter dan saluran pengumpul


Debit aliran air masing-masing lubang gutter
Q olah
Q gutt =
n gutt
2.106 m 3 /jam. 1 jam.
Q gutt = x
80 3.600 detik
3
Q gutt = 0,0073125 m /det

Laju alir air masing-masing lubang gutter


Q gutt
v gutt =
1
. ( ).(D gutt ) 2
4
0,0073125 m 3 /det
v gutt =
1
. ( ).(0,05 meter) 2
4
v gutt = 0,7242 m/det

Edisi Revisi
V-77

Headloss aliran air di masing-masing lubang gutter


Q gutt = C Drag x v gutt
0,0073125 m 3 /det = 0,6 x 0,7242 m/det x (h m)
h = 0,01683 meter = 16 mm
Debit aliran air di masing-masing saluran gutter sebanyak 8 saluran
Q
Q gutt = olah
n sal
2.106 m 3 /jam. 1 jam.
Q gutt = x
8 3.600 detik
3
Q gutt = 0,0731 m /det

Laju alir air di masing-masing saluran gutter sebanyak 8 saluran


2 1
1
v sal = . R . S 2
3
n
2 1
1 0,04 m 2
v sal = 3
. (0,10 m ) . ( )
0,03 20 m
v sal = 0,3212 meter/detik

e. Langkah 4: Cek selisih headloss dan elevasi air Pulsator


Elevasi air dari dasar di pulsator
H Air = H koag - h Puls
H Air = (7,025 - 0,7214) meter
H Air = 6,3036 meter (diukur dari pipa penghubung koagulasi - pulsator)
H Air = (6,3036 - 1,875) meter
H Air = 4,4286 meter

Setelah melakukan perhitungan sistem hidrolika terhadap unit pulsator,


hal selanjutnya adalah melakukan evaluasi terhadap desain instalasi pulsator yang
terbangun di lapangan. Debit desain pulsator IPA Ayung III Belusung sebenarnya
dalam kisaran 300 330 Liter/detik. Namun, kebutuhan akan air bersih yang terus
meningkat dari tahun ke tahun di Kota Denpasar membuat pihak PDAM
berinisiatif untuk meng-upgrade kapasitas IPA ke 500 550 Liter/detik dengan
mengorbankan beberapa kriteria desain. Berikut ini tabel evaluasi desain IPA
Ayung III Belusung.

Edisi Revisi
V-78

Tabel 5.38 Evaluasi Teknis Pulsator IPA Ayung III Belusung


IPA Ayung III IPA Ayung III
No. Detail Spesifikasi Unit Degremont Evaluasi
300 Liter/detik 550 Liter/detik
DED 300 L
memenuhi
Kecepatan
1 m/jam 3,0 4,5 2,9706 5,7927
pengendapan
Real 550 L
Tidak
DED 300 L
memenuhi
2 Waktu tinggal air jam 1,0 1,5 1,5 0,8738
Real 550 L
Tidak
DED 300 L
memenuhi
m3/m2.
3 Surface loading rate < 3,0 2,7838 5,4284
jam
Real 550 L
Tidak
DED 300 L
memenuhi
Gradien pengadukan
4 detik-1 < 100.000 10.117,48 7.244,64
pulsasi
Real 550 L
memenuhi
Sumber: 1. DED IPA Ayung III Belusung (1997); 2. Degremont (1991); 3. Analisis Penulis (2009)

Berdasarkan hasil evaluasi desain Pulsator, Pulsator IPA IPA Ayung III
Belusung telah mengalami upgrade kapasitas pengolahan dari 300 Liter/detik
menuju 550 Liter/detik. Hal ini berakibat beberapa kriteria desain dari Detail
Engineering Design IPA Ayung III Belusung tahun perencanaan 1997
dikorbankan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Denpasar.
Kriteria desain kecepatan pengendapan, waktu tinggal air dan surface
laoding yang semula memenuhi jika kapasitas pengolahan sebesar 300 Liter/detik
menjadi tidak memenuhi jika IPA dioperasikan pada kapasitas 550 liter/detik. Hal
ini akan berpengaruh volume koagulan yang ditambahkan di unit koagulasi lebih
banyak dan juga pada pembentukan volume lumpur yang lebih banyak pula.
Tujuan penambahan koagulan yang lebih banyak agar mikroflok sedikit lebih
besar dan tidak terbawa aliran air menuju gutter. Volume lumpur yang lebih besar
dari kriteria desain sebelumnya juga membutuhkan setelan pembuangan lumpur
yang cermat agar pulsator tidak mengalami clogging akibat penumpukan lumpur.

Edisi Revisi
V-79

f. Langkah 2: Estimasi massa lumpur per hari di Pulsator


Lumpur yang dihasilkan di pulsator merupakan gabungan dari penyisihan
partikel terlarut yang menyebabkan kekeruhan dan juga lumpur koagulan. Berikut
ini estimasi massa lumpur koagulan:

Konversi nilai kekeruhan menjadi total padatan tersuspensi


Konversikan nilai kekeruhan pada air baku ke total padatan tersuspensi
sesuai grafik ekuivalen kekeruhan vs TSS
C Solid = (C Baku - C Eff )
C Solid = (198 - 14) NTU
C Solid = 184 NTU
Berdasarkan pengeplotan pada grafik ekuivalen kekeruhan dengan jumlah
padatan tersuspensi akan diperoleh hasil 700 mg per 1 liter air baku

Massa lumpur terbentuk dari penyisihan kekeruhan air baku


S part = (S Rem ) x (Debit IPA)
Liter mg 1 kg 86.400 detik
S part = 585 x (700) x 6
x
detik Liter 10 mg 1 hari
kg
S part = 35.380,8
hari

Total penyisihan partikel ditambah lumpur koagulan secara maksimum:


S lumpur = S par + S koag
kg
S lumpur = (35.380,8 + 927,63)
hari
kg
S lumpur = 36.308,43
hari

Volume lumpur maksimum di Pulsator jika diketahui data sebagai berikut:


Massa jenis lumpur 1,01 1,2 terhadap massa jenis air (diambil 1,2)
Persentase padatan lumpur terhadap air = 4%
S lumpur kg/hari
Q lumpur = 3
1.000 kg/m x lumpur x % lumpur
36.308,43 kg/hari m3
Q lumpur = 3 = 756,4256
1.000 kg/m x 1,20 x 0,04 hari

Edisi Revisi
V-80

Dimensi zona penampung lumpur di pulsator sebanyak 4 kompartemen:


Vol Zona = (P x L x T)
Vol Zona = (12,35 x 0,5 x 6,0) m 3
Vol Zona = 37,05 m 3 .

Jika lumpur di drain setiap 15 menit, maka lumpur per 15 menit tiap hari :
Q lumpur
Vol lumpur = 4
4 jam
x 24
jam hari
m3
756,43
Vol lumpur = hari
96
hari
Vol lumpur = 1,97 m 3
Oleh karena jumlah ruang penampung lumpur lebih besar daripada jumlah lumpur
yang terbentuk per satu hari operasi, maka operasi pembuangan lumpur pulsator
setiap 15 menit dapat dilakukan dengan syarat pembuangan otomatis berjalan baik

Laju alir lumpur di pipa pembuang lumpur dengan diameter 100 mm :


Q lumpur = v lumpur x A pipa
1,97 m 3 ( ) . (0,100 m) 2
= ( v lumpur m / detik) x
120 detik 4
v lumpur = 2,09 m/detik
Waktu 120 detik adalah lamanya katup pembuang lumpur otomatis terbuka saat
pulsator beroperasi , katup akan menutup setelah 120 detik (2 menit) agar tidak
terlalu banyak air yang diproduksi di pulsator ikut terdr ain bersama lumpurnya

Edisi Revisi
V-81

Edisi Revisi
V-82

Tabel 5.39 Estimasi Massa Lumpur Berdasarkan Koagulan dan Kekeruhan


Massa Lumpur Koagulan + Padatan Tersuspensi (kg/hari)
Debit IPA 20 mg/L 25 mg/L 30 mg/L 35 mg/L 40 mg/L
(Liter/detik) + + + + +
< 50 mg/L < 250 mg/L < 450 mg/L < 550 mg/L < 700 mg/L
IPA Ayung III Belusung
500 2.556,42 11.295,53 20.034,64 24.453,74 31.032,85
505 2.581,99 11.408,48 20.234,98 24.698,28 31.343,18
510 2.607,55 11.521,44 20.435,33 24.942,82 31.653,50
515 2.633,12 11.634,40 20.635,67 25.187,35 31.963,83
520 2.658,68 11.747,35 20.836,02 25.431,89 32.274,16
525 2.684,24 11.860,31 21.036,37 25.676,43 32.584,49
530 2.709,81 11.973,26 21.236,71 25.920,97 32.894,82
535 2.735,37 12.086,27 21.437,06 26.165,50 33.205,15
540 2.760,94 12.199,17 21.637,41 26.410,04 33.515,47
545 2.786,50 12.312,13 21.837,75 26.654,58 33.825,80
550 2.812,07 12.425,08 22.038,10 26.899,16 34.136,13
555 2.837,63 12.538,04 22.238,44 27.143,65 34.446,46
560 2.863,19 12.650,99 22.438,79 27.388,19 34.756,79
565 2.888,76 12.763,95 22.639,14 27.632,73 35.067,12
570 2.914,32 12.876,90 22.839,48 27.877,26 35.277,45
575 2.939,89 12.989,86 23.039,83 28.121,80 35.687,77
580 2.965,45 13.102,81 23.240,18 28.366,34 35.998,10
585 2.991,02 13.215,77 23.440,52 28.610,88 36.308,43
IPA Paket 50 Liter/detik
41 209,63 926,23 1.642,84 2.005,21 2.544,69
42 214,74 948,82 1.682,91 2.054,11 2.606,76
43 219,85 971,42 1.722,98 2.103,02 2.668,82
44 224,97 994,01 1.763,05 2.151,93 2.730,89
45 230,08 1.016,60 1.803,12 2.200,84 2.792,96
46 235,19 1.039,19 1.843,19 2.249,74 2.855,02
47 240,30 1.061,78 1.883,25 2.298,65 2.917,09
48 245,42 1.084,37 1.923,32 2.347,56 2.979,15
49 250,53 1.106,96 1.963,39 2.396,47 3.041,22
50 255,64 1.129,55 2.003,46 2.445,37 3.103,28
51 260,76 1.152,14 2.043,53 2.494,28 3.165,35
52 265,87 1.174,74 2.083,60 2.543,19 3.227,42
53 270,98 1.197,33 2.123,67 2.592,10 3.289,48
54 276,09 1.219,72 2.163,47 2.641,00 3.351,55
55 281,21 1.242,51 2.203,81 2.689,91 3.413,61
56 286,32 1.265,10 2.243,88 2.738,82 3.475,68
57 291,43 1.287,69 2.283,95 2.787,73 3.537,74
58 296,55 1.310,28 2.324,02 2.836,63 3.599,81
59 301,66 1.332,87 2.364,09 2.885,54 3.661,88
60 306,77 1.355,46 2.404,16 2.934,45 3.723,94
Sumber: 1. PDAM Kota Denpasar (2009); 2. Analisis Penulis (2009)
Catatan: Variasi pembubuhan koagulan bergantung pada kekeruhan air baku yang terukur di
lapangan, jika kekeruhan cukup tinggi dan berpengaruh pada jumlah total suspended solids yang
tinggi, maka akan dilakukan pemberhentian sementara operasi di IPA Ayung III Belusung dan IPA
Paket 50 Liter/detik untuk mencegah terjadinya clogging pada unit pengendapan di kedua IPA tsb.

Edisi Revisi
V-83

Tabel 5.40 Estimasi Volume Lumpur Berdasarkan Koagulan dan Kekeruhan


Volume Lumpur Koagulan + Padatan Tersuspensi (m3/hari)
Debit IPA 20 mg/L 25 mg/L 30 mg/L 35 mg/L 40 mg/L
(Liter/detik) + + + + +
< 50 mg/L < 250 mg/L < 450 mg/L < 550 mg/L < 700 mg/L
IPA Ayung III Belusung
500 53,26 235,32 417,39 509,45 646,52
505 53,79 237,68 421,56 514,55 652,98
510 54,32 240,03 425,74 519,64 659,45
515 54,86 242,38 429,91 524,74 665,91
520 55,39 244,74 434,08 529,83 672,38
525 55,92 247,09 438,26 534,93 678,84
530 56,45 249,44 442,43 540,02 685,31
535 56,99 251,80 446,61 545,11 691,77
540 57,62 254,15 450,78 550,21 698,24
545 58,05 256,50 454,95 555,30 704,70
550 58,58 258,86 459,13 560,40 711,17
555 59,12 261,21 463,30 565,49 717,63
560 59,65 263,56 467,47 570,59 724,10
565 60,18 265,92 471,65 575,68 730,57
570 60,72 268,27 475,82 580,78 737,03
575 61,25 270,62 480,00 585,87 743,50
580 61,78 272,98 484,17 590,97 749,96
585 62,31 275,33 488,34 596,06 756,43
IPA Paket 50 Liter/detik
41 4,37 19,30 34,23 41,78 53,01
42 4,47 19,77 35,06 42,79 54,31
43 4,58 20,24 35,90 43,81 55,60
44 4,69 20,71 36,73 44,83 56,89
45 4,79 21,18 37,57 45,85 58,19
46 4,90 21,65 38,40 46,87 59,48
47 5,01 22,12 39,23 47,89 60,77
48 5,11 22,59 40,07 48,91 62,07
49 5,22 23,06 40,90 49,93 63,36
50 5,33 23,53 41,74 50,95 64,65
51 5,43 24,00 42,57 51,96 65,94
52 5,54 24,47 43,41 52,98 67,24
53 5,65 24,94 44,24 54,00 68,53
54 5,75 25,41 45,08 55,02 69,82
55 5,86 25,89 45,91 56,04 71,12
56 5,97 26,36 46,75 57,06 72,41
57 6,07 26,83 47,58 58,08 73,70
58 6,18 27,30 48,82 59,10 75,00
59 6,28 27,77 49,25 60,12 76,29
60 6,39 28,24 50,09 61,13 77,58
Sumber: 1. PDAM Kota Denpasar (2009); 2. Analisis Penulis (2009)
Catatan: Variasi pembubuhan koagulan bergantung pada kekeruhan air baku yang terukur di
lapangan, jika kekeruhan cukup tinggi dan berpengaruh pada jumlah total suspended solids yang
tinggi, maka akan dilakukan pemberhentian sementara operasi di IPA Ayung III Belusung dan IPA
Paket 50 Liter/detik untuk mencegah terjadinya clogging pada unit pengendapan di kedua IPA tsb.

Edisi Revisi
V-84

5.7.9 Sedimentasi IPA Paket 50 Liter/detik


Unit sedimentasi IPA Paket 50 Liter/detik merupakan unit pengendapan
kompak ukuran kecil dari desain instalai IPA Paket Maswandi. Prinsip
pengendapannga menggunakan sludge blanket yang dilengkapi dengan tube
settler berbentuk sarang tawon segi enam untuk menyeragamkan dan
melaminerkan. Berikut ini adalah detail spesifikasi dari IPA Paket 50 Liter/detik.

Tabel 5.41 Spesifikasi Teknis Sedimentasi IPA Paket 50 Liter/detik


No. Detail Spesifikasi Unit Dimensi
Dimensi unit Sedimentasi
a. Panjang m 6,1
1 b. Lebar m 6,0
c. Tinggi m 4,0
d. Tinggi air m 3,6
Detail unit
a. Debit rancangan m3/detik 0,05
b. Jumlah gutter buah 2 x 2 x 87
c. Diameter tube settler m 0,05
2
d. Sudut instalasi tube settler 60
e. Tinggi instalasi tube setller m 1
f. Ketebalan plat (z) mm 5
g. Dimensi modul tube settler m 36 (0,95 x 0,95)
Dimensi ruang klarifikasi (clarifier) buah 4
a. Panjang meter 12,20
3 b. Lebar meter 7,95
c. Tinggi sludge blanket meter 0,6 1,0
d. Kedalaman saluran buangan meter 0,75
Dimensi saluran air inlet
4 a. Jumlah dan dimensi pipa inlet buah dan mm 1 dan 400
b. Jumlah dan dimensi orifice buah dan mm 30 dan 100
Dimensi saluran air outlet
a. Jumlah saluran gutter dan panjang buah dan m 3 dan 6
b. Jarak antar gutter dan lebar gutter cm dan cm 5 dan 5
c. Tinggi air di permukaan gutter cm 3
5 d. Kemiringan gutter mm/m 2/100
e. Sudut V-Notch 45
f. Jumlah V-Notch buah 2 x 118
g. Jumlah Pelimpah buah 3
h. Saluran pengumpul cm x cm 10 x 5
Dimensi Penampung Lumpur
a. Panjang m 3
6 b. Lebar m 3
c. Kedalaman ruang hopper m 1,2
d. Jumlah ruang penampung lumpur buah 2
Sumber: DED IPA Paket 50 Liter/detik (2005)

Edisi Revisi
V-85

Edisi Revisi
V-86

a. Langkah 1: Sistem hidrolika sedimentasi IPA Paket 50 Liter/detik


Kecepatan Horizontal Partikel:
Q
v hori =
L x H
0,05 m 3 /det
v hori =
(6,1 x 3,6) m 2
v hori = 0,0023 m/det

Jari-jari Hidrolis:
(L x H)
R =
(L + H)
(6 x 3,6) m 2
R =
(6 + 3,6) m
R = 2,25 m

Cek bilangan Reynolds sebagai nilai lamineritas aliran air:


v hori R
N Re =

(0,0023 2,25) m 2 / det
N Re =
0,864 x 10 6 m 2 / det
N Re = 5.989 > 500 (tidak sesuai spesifikasi)

Cek bilangan Froude sebagai nilai keseragaman aliran air:


(v hori ) 2
N Fr =
g x R

N Fr =
(0,0023
m/det )
2

2
(9,81 m/det 2,25 m)
4
N Fr = 1 x 10 > 10 5 (sesuai spesifikasi)

Oleh karena bilangan Reynolds menunjukkan nilai lebih dari 2.000, maka
aliran air masih bersifat turbulen jika dialirkan secara mendatar dan tanpa tube
settler untuk melaminerkan aliran. Penambahan instalasi tube settler di IPA Paket
50 Liter/detik akan mengubah desain perhitungan sistem hidrolika instalasi
menjadi seperti berikut ini.

Edisi Revisi
V-87

Laju alir air memasuki tube settler dengan arah aliran vertikal:
Q
v ver =
(P x L) . Sin
0,05 m 3 /det
v ver =
(6,1 x 6) m 2 . Sin 60
v ver = 0,0016 m/det

Cek bilangan Reynold dengan jari-jari hidrolis dari diameter tube settler:
v ver R
N Re =

(0,0016 0,05) m 2 / det
N Re =
0,864 x 10 6 m 2 / det
N Re = 92,5926 < 500 (Sesuai spesifikasi)

Waktu tinggal rencana pada bak sedimentasi:


L x B x H Air 1 jam
Td air = x
Q Olah 3.600 det
(6,1 x 6,0 x 3,6) m 3 1 jam
Td air = 3
x
0,05 m / det 3.600 det
Td air = 0,732 jam 43 menit

Surface loading rate pada bak sedimentasi:


Q Olah 3.600 det
SLR = x
LxB 1 jam
0,05 m 3 / det 3.600 det
SLR = 2
x
(6,1 x 6,0) m 1 jam
SLR = 4,9180 m 3 / m 2 . jam

Kecepatan pengendapan pada bak sedimentasi:


Q Olah
v sed =
LxB
0,05 m 3 / det
v sed =
(6,1 x 6,0) m 2
v sed = 0,0013 m / det

Edisi Revisi
V-88

b. Langkah 2: Sistem inlet dan zona lumpur


Cek Laju alir dari pipa inlet:
4 x Q Olah
v inlet =
[2 x x D ] in
2

4 x 0,05 m 3 /det
v inlet =
[
x (0,4 m) 2 ]
v inlet = 0,3979 m/det
Cek Laju alir di lubang orifice:
4 x Q Olah
v ori =
[N Ori x x D ori
2
]
3
4 x 0,05 m /det
v ori =
[
30 x x (0,10 m) 2 ]
v ori = 0,2122 m/det
Headloss aliran di lubang orifice:
v 2
h ori = k . ori x n ori
2.g
(0,2122 m.det )2 x 30
h ori = 1,7 .
(2 x 9,81 m/det 2 )
h ori = 0,1170 m 117,05 mm
Konversi nilai kekeruhan menjadi total padatan tersuspensi
Konversikan nilai kekeruhan pada air baku ke total padatan tersuspensi
sesuai grafik ekuivalen kekeruhan vs TSS
C Solid = (C Baku - C Eff )
C Solid = (198 - 5,5) NTU
C Solid = 192,5 NTU
Berdasarkan pengeplotan pada grafik ekuivalen kekeruhan dengan jumlah
padatan tersuspensi akan diperoleh hasil 700 mg per 1 liter air baku
Massa lumpur terbentuk dari penyisihan kekeruhan air baku
S part = (S Rem ) x (Debit IPA)
Liter mg 1 kg 86.400 detik
S part = 60 x (700) x 6
x
detik Liter 10 mg 1 hari
kg
S part = 3.628,8
hari

Edisi Revisi
V-89

Total penyisihan partikel ditambah lumpur koagulan secara maksimum:


S lumpur = S par + S koag
kg
S lumpur = (3.628,8 + 95,14)
hari
kg
S lumpur = 3.723,94
hari

Debit lumpur maksimum di Sedimentasi jika diketahui data sebagai berikut:


Massa jenis lumpur 1,01 - 1,2 dari massa jenis air (diambil 1,2)
Persentase padatan lumpur terhadap air = 4%
S lumpur kg/hari
Q lumpur = 3
1.000 kg/m x lumpur x % lumpur
3.723,94 kg/hari m3
Q lumpur = 3 = 77,582
1.000 kg/m x 1,20 x 0,04 hari

Jika lumpur di drain setiap 30 menit, maka dimensi zona lumpur


Q lumpur
Vol lumpur =
2 jam
x 24
jam hari
m3
77,582
Vol lumpur = hari
2 jam
x 24
jam hari
Vol lumpur = 1,61629 m 3
Oleh karena jumlah ruang penampung lumpur ada dua kompartemen maka
volume masing - masing kompartemen harus lebih besar atau sama = 0,81 m 3

Dimensi zona penampung lumpur:


(P x L x T)
Vol Zona =
3
(3 x 3 x 1,2) m 3
Vol Zona =
3
3
Vol Zona = 3,6 m
Oleh karena jumlah ruang penampung lumpur lebih besar dari debit lumpur
yang terbentuk dapat disimpulkan dimensi ruang penampung lumpur telah
memenuhi dengan syarat pembuangan lumpur per 30 menit rutin dilakukan.

Edisi Revisi
V-90

c. Langkah 3: Zona outlet dan Saluran Pembawa


Panjang area Tube Settler:
PTube = (PSed - L Tube cos 60) m
PTube = (6,0 - 0,95 cos 60) m
PTube = 5,525 meter

Jumlah sisi Tube Settler:


z w
PTube = N. + (N - 1).
Sin Sin
0,005 0,05
5,525 = N. + (N - 1).
Sin 60 Sin
N Tube = 117,206 117 buah
N Total = 36 x 117 buah
N Total = 4.212 buah

Debit tiap gutter:


Q Olah
Q gut =
jumlah pelimpah
0,05 m 3 /det
Q gut =
3
Q gut = 0,0167 m/det

Debit tiap V-Notch:


Q gut
Q V -norch =
2 x n V - norch
0,0167 m 3 /det
Q V -norch =
3 x 2 x 118
Q V -norch = 0,00007 m/det

Headloss pada V-Notch:


5
8
Q V -norch = x C Drag x b x 2.g. x Tan 45 x h 2
15
5
8
0,00007 m/det = x 0,6 x (2).(9,81) x 1 x h 2
15
h V - norch = 5
(4,9385 x 10 5 m) 2
h V - norch = 0,0189 m 19 mm

Edisi Revisi
V-91

Jari-jari hidrolis air di saluran pembawa (R)


b x h air
R =
b + 2.h air
(0,10 x 0,05) m 2
R =
[0,10 + 2.(0,05) ] m
R = 0,0250 meter
Laju alir air saat melewati saluran pembawa
2 1
1
v = . R 3 .S2
n
2 1
1 0,002 m 2
v = 3
. (0,0250 m ) . ( )
0,03 1m
v = 0,1275 meter/detik
Headloss aliran air saat melewati saluran pembawa (h)
1,85
v L
h pemb = 6,82 . 1,167
C R
1,85
0,1275 m/det 6,5 m
h pemb = 6,82 .
140 (0,0250 m)1,167
h pemb = 0,0078 meter 8 mm

Headloss bersih sedimentasi:


h Sed = h ori + h V -norch + h pemb
h Sed = (117,05 + 19 + 8) mm
h Sed = 144,05 mm 14,41 cm
Tinggi air di saluran pengumpul:
H Sed = H Flo - h Sed
H Sed = (359,97 - 14,41) cm
H Sed = 345,56 cm 3,46 meter
Setelah melakukan serangkaian perhitungan terhadap sistem hidrolika dan
volume padatan lumpur, hal yang perlu dilakukan selanjutnya adalah
mengevaluasi detail engineering design IPA Paket 50 Liter/detik yang telah
terbangun dan dioperasikan oleh operator IPA Ayung. DED IPA Paket 50
Liter/detik akan dibandingkan dengan kriteria desain yang dicantumkan pada studi
literatur yaitu pada tabel di halaman selanjutnya berikut ini:

Edisi Revisi
V-92

Edisi Revisi
V-93

Berdasarkan hasil perhitungan, detail spesifikasi sedimentasi di IPA Paket


50 Liter/detik, ada beberapa detail spesifikasi yang tidak sesuai dengan kriteria
desain yang tercantum dalam studi literatur. Beberapa detail spesifikasi yang tidak
sesuai adalah panjang, lebar, perbandingan panjang dengan lebar, perbandingan
lebar dengan tinggi dari sedimentasi IPA Paket 50 Liter/detik.
Detail-detail spesifikasi teknis IPA Paket 50 Liter/detik yang tidak sesuai
terutama pada dimensi panjang, lebar dan tinggi unit tersebut karena IPA Paket
merupakan IPA kecil yang kompak dan dikhususkan untuk debit pengolahan
kecil. Debit pengolahan yang kecil mambutuhkan area yang lebih sedikit di
lingkungan instalasi sekaligus menghemat biaya perencanaan dan konstruksinya.
Pada tabel kriteria desain studi literatur, sedimentasi yang dimaksud adalah unit
pengendapan berukuran besar yang mengolah air lebih dari 50 liter/detik sehingga
sedimentasi IPA Paket 50 liter/detik tidak memenuhi pada unit dimensinya.
Detail-detail spesifikasi teknis IPA Paket 50 Liter/detik selain pada unit
dimensinya (panjang, lebar dan tinggi), yaitu detail spesifikasi sistem hidrolika
yang meliputi surface loading, tinggi air, kemiringan tube settler, freeboard,
bilangan Reynold dan Froude telah memenuhi kriteria desain yang tercantum
dalam studi literatur. Sistem hidrolika yang memenuhi kriteria desain akan
memastikan sedimentasi IPA Paket 50 Liter/detik berjalan sesuai perencanaan
yaitu mengendapkan partikel flokulan yang akan menjadi lumpur di dasar unit.
Sebagai informasi tambahan, IPA Paket 50 Liter/detik menggunakan prinsip aliran
up-flow dan dibantu dengan sludge blanket, air yang terproses di sedimentasi
distabilkan lamineritas dan keseragaman alirannya dengan tube settler. Partikel-
partikel flokulan yang terbentuk pada unit flokulasi akan mengendap sebagai
lumpur dan di-discharge rutin setiap 30 menit dari ruang hopper sedimentasi.
Detail spesifikasi teknis IPA Paket 50 Liter/detik yang terakhir yaitu
efisiensi pengendapan tidak dapat dibandingkan karena efisiensi yang diperoleh
lebih tinggi (hasil proses produksi lebih baik) dari kriteria desain. Hal ini
disebabkan oleh pembandingnya adalah IPA ukuran besar. Headloss tidak
tercantum pada kriteria desain, hal ini hanya berpengaruh pada tinggi hidrolis air
di IPA Paket yaitu unit setelah sedimentasi harus lebih rendah dari sebelumnya.

Edisi Revisi

Anda mungkin juga menyukai