Edisi Revisi
V-70
Edisi Revisi
V-71
3.600 detik 1 m 3
Q olah = 585 Liter/detik
1 jam 1.000 Liter
Q olah = 2.106 m 3 /jam
L v2
h in = f
D 2.g
20 (2,3228) 2
h in = 0,02
0,4 2. (9,81)
in = 0,2750 meter
karena pipa inlet dari koagulasi ke pulsator ada dua buah,
maka di multiplier sebanyak 2x
h in = 2 x 0,2750 meter
h in = 0,55 meter
Oleh karena aliran air bersifat turbulen, maka nilai koefisien kekasaran
pipa (f) pengeplotannya dapat dilihat pada halaman berikut ini:
Edisi Revisi
V-72
Edisi Revisi
V-73
L v2
h Man = f
D 2.g
8,1 (0,2292) 2
h Man = 0,038
0,25 2. (9,81)
0,0033 meter
h Man =
pipa lateral
karena pipa lateral ada sebanyak 4 bak x 13 pipa, maka di multiplier 52
h Man = 0,1714 meter
Edisi Revisi
V-74
td air =
[ ]
4. (P).(L) puls .(Tair ) + 2.[(P).(L) vacuum .(Tair )] + 2 [Vol. ruang pulsasi ]
Q olah
1,7 3
[ ] [
3
] 3
4. (12,20).(7,95).(4,5) m + 2. (3,10).(1,25).(5) m + 2. ( 2 ).(3,1).(10,6) m
td air =
2.106 m / jam3
td air = 0,8738 jam 52 menit
Edisi Revisi
V-75
SLR g SLR C
G = x . [ Ss - 1].1 - ..[ h ]
v Sed n v Q
Sed oleh
5,4284 9,81 5,4284 14,20
G= x 3 .x [2,65 - 1] x 1 - 5,7927 x [0,6 ] x 2.106
5,7927 0,893 x 10
2,0124
G=
jam
7.244,64
G=
detik
Edisi Revisi
V-76
Edisi Revisi
V-77
Edisi Revisi
V-78
Berdasarkan hasil evaluasi desain Pulsator, Pulsator IPA IPA Ayung III
Belusung telah mengalami upgrade kapasitas pengolahan dari 300 Liter/detik
menuju 550 Liter/detik. Hal ini berakibat beberapa kriteria desain dari Detail
Engineering Design IPA Ayung III Belusung tahun perencanaan 1997
dikorbankan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Denpasar.
Kriteria desain kecepatan pengendapan, waktu tinggal air dan surface
laoding yang semula memenuhi jika kapasitas pengolahan sebesar 300 Liter/detik
menjadi tidak memenuhi jika IPA dioperasikan pada kapasitas 550 liter/detik. Hal
ini akan berpengaruh volume koagulan yang ditambahkan di unit koagulasi lebih
banyak dan juga pada pembentukan volume lumpur yang lebih banyak pula.
Tujuan penambahan koagulan yang lebih banyak agar mikroflok sedikit lebih
besar dan tidak terbawa aliran air menuju gutter. Volume lumpur yang lebih besar
dari kriteria desain sebelumnya juga membutuhkan setelan pembuangan lumpur
yang cermat agar pulsator tidak mengalami clogging akibat penumpukan lumpur.
Edisi Revisi
V-79
Edisi Revisi
V-80
Jika lumpur di drain setiap 15 menit, maka lumpur per 15 menit tiap hari :
Q lumpur
Vol lumpur = 4
4 jam
x 24
jam hari
m3
756,43
Vol lumpur = hari
96
hari
Vol lumpur = 1,97 m 3
Oleh karena jumlah ruang penampung lumpur lebih besar daripada jumlah lumpur
yang terbentuk per satu hari operasi, maka operasi pembuangan lumpur pulsator
setiap 15 menit dapat dilakukan dengan syarat pembuangan otomatis berjalan baik
Edisi Revisi
V-81
Edisi Revisi
V-82
Edisi Revisi
V-83
Edisi Revisi
V-84
Edisi Revisi
V-85
Edisi Revisi
V-86
Jari-jari Hidrolis:
(L x H)
R =
(L + H)
(6 x 3,6) m 2
R =
(6 + 3,6) m
R = 2,25 m
N Fr =
(0,0023
m/det )
2
2
(9,81 m/det 2,25 m)
4
N Fr = 1 x 10 > 10 5 (sesuai spesifikasi)
Oleh karena bilangan Reynolds menunjukkan nilai lebih dari 2.000, maka
aliran air masih bersifat turbulen jika dialirkan secara mendatar dan tanpa tube
settler untuk melaminerkan aliran. Penambahan instalasi tube settler di IPA Paket
50 Liter/detik akan mengubah desain perhitungan sistem hidrolika instalasi
menjadi seperti berikut ini.
Edisi Revisi
V-87
Laju alir air memasuki tube settler dengan arah aliran vertikal:
Q
v ver =
(P x L) . Sin
0,05 m 3 /det
v ver =
(6,1 x 6) m 2 . Sin 60
v ver = 0,0016 m/det
Cek bilangan Reynold dengan jari-jari hidrolis dari diameter tube settler:
v ver R
N Re =
(0,0016 0,05) m 2 / det
N Re =
0,864 x 10 6 m 2 / det
N Re = 92,5926 < 500 (Sesuai spesifikasi)
Edisi Revisi
V-88
4 x 0,05 m 3 /det
v inlet =
[
x (0,4 m) 2 ]
v inlet = 0,3979 m/det
Cek Laju alir di lubang orifice:
4 x Q Olah
v ori =
[N Ori x x D ori
2
]
3
4 x 0,05 m /det
v ori =
[
30 x x (0,10 m) 2 ]
v ori = 0,2122 m/det
Headloss aliran di lubang orifice:
v 2
h ori = k . ori x n ori
2.g
(0,2122 m.det )2 x 30
h ori = 1,7 .
(2 x 9,81 m/det 2 )
h ori = 0,1170 m 117,05 mm
Konversi nilai kekeruhan menjadi total padatan tersuspensi
Konversikan nilai kekeruhan pada air baku ke total padatan tersuspensi
sesuai grafik ekuivalen kekeruhan vs TSS
C Solid = (C Baku - C Eff )
C Solid = (198 - 5,5) NTU
C Solid = 192,5 NTU
Berdasarkan pengeplotan pada grafik ekuivalen kekeruhan dengan jumlah
padatan tersuspensi akan diperoleh hasil 700 mg per 1 liter air baku
Massa lumpur terbentuk dari penyisihan kekeruhan air baku
S part = (S Rem ) x (Debit IPA)
Liter mg 1 kg 86.400 detik
S part = 60 x (700) x 6
x
detik Liter 10 mg 1 hari
kg
S part = 3.628,8
hari
Edisi Revisi
V-89
Edisi Revisi
V-90
Edisi Revisi
V-91
Edisi Revisi
V-92
Edisi Revisi
V-93
Edisi Revisi