Anda di halaman 1dari 12

BAB III

PERENCANAAN AWAL

3.1. PENENTUAN PERIODE DESAIN


Pada periode desain harus ditetapkan berdasarkan gambaran yang akan datang di
daerah tersebut. Sistem dan proses pengelolaan air limbah mempunyai peranan yang
sangat penting dan ikut menjaga kenyamanan lingkungan hidup. Walaupun demikian
semua fasilitas sesuai Rancangan Induk akan memakan waktu yang bertahun-tahun.
Rancangan induk harus dibuat berdasarkan prediksi gambaran masa yang akan datang
di daerah rencana. Daerah rencana merupakan daerah pelayanan yang diusahakan
mencakup keseluruhan kota dengan pendekatan bertahap dan efektifitas serta efisiensi.
Daerah rencana merupakan daerah target dimana air limbah akan disalurkan, ditampung
dan diolah menjuju bangunan instalasi pengolahan air limbah domestik.
Pada perencanaan desain ini mencakup beberapa aspek yaitu meliputi waktu
perencanaan, pelaksanaan rencana, perencanaan perluasan, dan pelaksanaan rencana
perluasan. Pada perencanaan bangunan pengolahan air limbah (PBPAL) yang akan
dibangun pada Kecamatan Sawahan Kota Surabaya ini adalah dengan lama periode
selama 20 tahun yakni 2016-2035. Untuk sistem pengolahan air limbah yang akan
dipergunakan, dapat berupa sistem pengolahan air limbah terpusat (off site) atau setempat
(on site). Sedangkan proses atau teknologi pengolahan air limbah terdiri atas tiga kategori,
yaitu pengolahan fisik, pengolahan kimia, dan pengolahan biologi.

3.2. PEMILIHAN ALTERNATIF PENGOLAHAN


Pengolahan air buangan dapat diklasifikasikan berdasarkan proses pengolahan
dan tingkat pengolahannya.
- Kalsifikasi berdasarkan proses pengolahan antara lain:
a) Pengolahan secara fisik, dilakukan dengan maksud untuk menghilangkan benda-
benda fisik atau memperbaiki sifat-sifat fisik air buangan. Pengolahan secara fisik
dapat dilakukan dengan :
 Screening (penyaringan)
 Sedimentasi
 Flokulasi

Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah Domestik


Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya | 19
 Filtrasi
 Grit Chamber
 Comminutor
 Drying Bed
b) Pengolahan secara kimiawi, pengolahan yang menggunakan bahan-bahan
kimia untuk memperbaiki kualitas air buangan. Pengolahan secara kimiawi dapat
dilakukan dengan :
 Koagulasi
 Chemical Precipitation
 Disinfeksi (Chlorinasi)
c) Pengolahan secara biologis, dengan memanfaatkan mikroorganisme di dalam
proses pengolahan. Pengolahan biologis dapat dilakukan dengan :
 Trickling Filter
 Activated Sludge
 Lagoon
 Aerobic Stabilization Ponds
 Digestion

- Klasifikasi berdasarkan tingkat pengolahan antara lain:


a) Pengolahan primer, bertujuan untuk mengurangi kadar zat-zat yang terkandung
dalam air buangan dan membantu agar beban pada pengolahan sekunder tidak
terlalu berat. Pengolahan primer ini dapat mengurangi atau menurunkan
Suspended Solid (SS) sebesar 50-60 % dan BOD 25-30 % (Elwyn E. Seelye).
Unit-unit pengolahan dapat berupa :
 Bar Screen
 Comminutor
 Grit Chamber
 Sedimentasi
b) Pengolahan sekunder, merupakan proses pengolahan biologis dengan bantuan
mokroorganisme. Pengolahan sekunder ini dapat mengurangi SS sebesar 90 %
dan BOD sebesar 70-95 (Elwyn E. Seelye). Unit-unit pengolahan dapat berupa :
 Trickling Filter

Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah Domestik


Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya | 20
 Activated Sludge
 Stabilization Pond
c) Pengolahan tersier, dipergunakan untuk menghilangkan unsur-unsur tertentu
dalam air buangan yang tidak diinginkan seperti Nitrogen (N), Phosphor (P)
serta proses disinfeksi.

Ada beberapa alternatif pengolahan air buangan yang dapat dipilih sehubungan
dengan beban pengolahan yang harus diolah sehingga dapat menghasilkan efluen yang
sesuai dengan baku mutu air limbah yang ditentukan. Adapun kriteria pemilihan suatu
alternatif pengolahan adalah :
a) Efisiensi Pengolahan
Efisiensi pengolahan berhubungan dengan kemampuan proses tersebut dalam
mengolah air limbah. Ditujukan agar dapat dihasilkan efluen yang memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan untuk dikembalikan ke badan air atau
dimanfaatkan kembali.
b) Aspek Teknis
Aspek teknis meliputi kemudahan dari segi konstruksi, ketersediaan tenaga ahli,
untuk mendapatkan bahan-bahan konstruksi, operasi maupun pemeliharan.
c) Aspek ekonomis
Aspek ekonomis meliputi pembiayaan dalam hal konstruksi, operasi maupun
pemeliharaan dari instalasi bangunan pengolahan air buangan.
d) Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan meliputi kemungkinan adanya gangguan terhadap penduduk dan
lingkungan, yaitu yang berhubungan dengan keseimbangan ekologis, serta
penggunaan lahan.

Untuk menentukan pengolahan yang tepat dan ekonomis serta memenuhi kriteria
pemilihan atau mengetahui sejauhmana kemampuan pengolahan beroperasi yang dipakai
sebagai tolok ukur keberhasilan unit pengolahan air limbah, maka perlu mengetahui
besarnya efisiensi penurunan kadar polutan tiap proses pengolahan. Hal ini dapat dilihat
pada Tabel 3.1. di bawah ini.

Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah Domestik


Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya | 21
Tabel 3.1 Efisiensi Removal Unit Pengolahan
Efisiensi Removal (%)
Unit Pengolahan
BOD COD TSS P Org-N NH3-N
Sumur Pengumpul - - - - - -
Bar Screen - - - - - -
10a 5a 5 a
- -
Grit Chamber -
0-5b 0-5b 0-10 b
- -
Bak Pengendap 25-40a 30-40a 50-70a 10-20a 10-20a
-
Pertama 30-40b 30-40b 50-65b 10-20b 10-20b
Clarifier 25c 50c 30c 7b -
75-95a 80-85a 80-90a 10-25a 15-50a
Oxidation Ditch -
80-90b 80-85b 80-90b - 70b
65-80a 60-70a 60-85 a
8-12a 15-50a
Tricking Filter -
65-80b 60-80b 60-85b 8-12b 15-50b
Tangki Aerasi 75-95a 80-85a 80-90a 10-25a 15-50a
(ASP) 80-95b 80-85b 80-90 b
10-25b 15-50b
Secondary
88b 73b 50b 75b 95b
Treatment
(Sumber: a. Metcalf & Eddy, 1991; b. Qosim, 1985; c.Lui and Liptak, 1999)

Berikut adalah Flow diagram yang menjadi alternatif pengolahan sebagai berikut :
3.2.1. ALTERNATIF I (AERATION TANK)
3
4 Effluent
1 2
5 6 7

9 8

Keterangan:
1. Saluran Pembawa 6. Aeration Tank (Activated sludge)
2. Sumur Pengumpul 7. Secondary Clarifier
3. Pompa 8. Sludge Digester (SD)
4. Bar Screen 9. Sludge Drying Bed (SDB)
5. Bak Pengendap Pertama (Prasedimentasi)

Keuntungan dari penggunaan alternatif 1 antara lain:


a. Mempunyai efisiensi removal BOD tinggi antar 80-85 %.
b. Dapat dimodifikasi sesuai karakteristik air buangan.
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah Domestik
Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya | 22
c. Efluen tidak berbau.
d. Terhindar dari gangguan lalat (serangga).
Kerugian dari penggunaan alternatif 1 antara lain :
a. Memerlukan area yang luas.
b. Memerlukan proses stabilisasi lumpur.
c. Memerlukan tenaga profesional yang banyak dan terlatih.
d. Tidak fleksibel terhadap variasi beban hidrolik.

3.2.2. ALTERNATIF II (TRICKLING FILTER)


3
4 Effluent
1 2
5 6 7

9 8
9
Keterangan:
1. Saluran Pembawa 6. Trickling Filter
2. Sumur Pengumpul 7. Secondary Clarifier
3. Pompa 8. Sludge Digester (SD)
4. Bar Screen 9. Sludge Drying Bed (SDB)
5. Bak Pengendap Pertama (Prasedimentasi)

Keuntungan dari penggunaan alternatif 2 antara lain :


a. Tidak terganggu adanya beban hidrolik dan organik.
b. Mempunyai efisiensi pengolahan 60-80 %.
c. Tidak memerlukan lahan yang luas.
d. Kebutuhan oksigen tidak terlalu besar.
Kerugian dari penggunaan alternatif 2 antara lain:
a. Kemungkinan timbulnya lalat (serangga).
b. Efluen berbau.
c. Perlu tenaga terlatih untuk operasi pengolahannya.
d. Memerlukan pengolahan lumpur yang lengkap.
e. Kehilangan tekanan cukup besar antara 1,8-3,6 atm.

Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah Domestik


Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya | 23
3.2.3. ALTERNATIF III (OXIDATION DITCH)
3
4 Effluent
1 2
5 6 7

9 8

Keterangan:
1. Saluran Pembawa 6. Oxidation Ditch
2. Sumur Pengumpul 7. Secondary Clarifier
3. Pompa 8. Sludge Digester (SD)
4. Bar Screen 9. Sludge Drying Bed (SDB)
5. Bak Pengendap Pertama (Prasedimentasi)

Keuntungan dari penggunaan alternatif 3 antara lain:


a. Mempunyai efisiensi removal BOD dan COD yang tinggi antara 80-85 %.
b. Removal N tinggi (aerobic-anoxic).
c. Dapat dimodifikasi sesuai karakteristik air buangan.
d. Efluen yang dihasilkan lebih konstan / stabil (F/M ratio kecil sehingga terjadi
endogeneous respiration dan sludge yang dihasilkan lebih sedikit) dan tidak
tidak berbau.
e. Penanganan dan pengolahan lumpur dapat diabaikan (dikurangi) karena
buangan lumpur relatif sedikit dan stabil, sehingga dapat langsung dikeringkan
dengan Sludge Drying Bed (SDB).
f. Tidak terdapat gangguan serangga.
Kerugian dari penggunaan alternatif 3 antara lain:
a. Memerlukan area yang luas.
b. Tidak fleksibel untuk beban organik dan beban hidrolik yang tidak stabil
(bervariasi).
c. Perlu tenaga terlatih untuk operasi pengolahannya.

Perhitungan prosentase meremoval air limbah dapat dilihat pada Tabel 3.2

Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah Domestik


Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya | 24
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Kemampuan Meremoval Air Limbah
Influent Sumur Pengumpul Bar Screen Prasedimentasi Activated Sludge Clarifier
Alternatif Parameter Keterangan
Kualitas Satuan % Removal Effluent % Removal Effluent % Removal Effluent % Removal Effluent % Removal Effluent
BOD 250 mg/l 0% 250 0% 250 40% 150 85% 22,5 88% 2,7 Memenuhi
COD 300 mg/l 0% 300 0% 300 35% 195 85% 29,25 73% 7,9 Memenuhi
1 TSS 200 mg/l 0% 200 0% 200 70% 60 80% 12 50% 6 Memenuhi
N 20 mg/l 0% 20 0% 20 20% 16 50% 8 95% 0,4 Memenuhi
P 8 mg/l 0% 8 0% 8 15% 6,8 25% 5,1 75% 1,275 Memenuhi

Influent Sumur Pengumpul Bar Screen Prasedimentasi Tricking Filter Clarifier


Alternatif Parameter Keterangan
Kualitas Satuan % Removal Effluent % Removal Effluent % Removal Effluent % Removal Effluent % Removal Effluent
BOD 250 mg/l 0% 250 0% 250 40% 150 80% 30 88% 3,6 Memenuhi
COD 300 mg/l 0% 300 0% 300 35% 195 75% 48,75 73% 13,16 Memenuhi
2 TSS 200 mg/l 0% 200 0% 200 70% 60 85% 9 50% 4,5 Memenuhi
N 20 mg/l 0% 20 0% 20 20% 16 50% 8 95% 0,4 Memenuhi
P 8 mg/l 0% 8 0% 8 15% 6,8 10% 6,12 75% 1,53 Memenuhi

Influent Sumur Pengumpul Bar Screen Prasedimentasi Oxidation Ditch Clarifier


Alternatif Parameter Keterangan
Kualitas Satuan % Removal Effluent % Removal Effluent % Removal Effluent % Removal Effluent % Removal Effluent
BOD 250 Mg/L 0% 250 0% 250 40% 150 95% 7,5 88% 0,9 Memenuhi
COD 300 mg/l 0% 300 0% 300 35% 195 85% 29,25 73% 7,8 Memenuhi
3 TSS 200 mg/l 0% 200 0% 200 70% 60 85% 9 50% 4,5 Memenuhi
N 20 mg/l 0% 20 0% 20 20% 16 50% 8 95% 0,4 Memenuhi
P 8 mg/l 0% 8 0% 8 15% 6,8 25% 5,1 75% 1,275 Memenuhi
(Sumber: Hasil Perhitungan, 2018)

Tabel 3.3 Perbandingan Hasil Perhitungan Removel Dari Ketiga Alternatif

Kualitas
Parameter Alternatif 1 Alterntif 2 Alternatif 3 Baku Mutu
Influent (mg/l)

BOD 250 2,7 3,6 0,9 30


COD 300 7,9 13,16 7,8 100
TSS 200 6 4,5 4,5 30
N 20 0,4 0,4 0,4
P 8 1,275 1,53 1,275
(Sumber: Hasil Analisa, 2018)

Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah Domestik


Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya | 25
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa alternative yang paling efisien untuk meremovel air limbah yaitu alternatif 3 dengan menggunakan bangunan antara lain: Sumur Pengumpul  Bar
Screen  Prasedimentasi  Oxidation Ditch  Clarifier. Dan kualitas effluent yang dikeluarkan yaitu BOD 0,9 mg/l, 7,8 mg/l, TSS 4,5 mg/l, N 0,4 mg/l, P 1,275 mg/.

Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah Domestik


Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya | 26
3.3 PERHITUNGAN MASS BALANCE
Contoh Perhitungan Alternatif 3 (Oxidation Ditch)
Diketahui kualitas influent
Data awal:
Qp = 45.725, 69 m3/hari
= 0,529 m3/detik
= 529 L/detik
[BOD] = 250 mg/l
BODM = [BOD] x Qp = 250 mg/l x 45.725, 69 m3/hari = 11.431,422 kg/hari
[COD] = 300 mg/l
CODM = [COD] x Qp = 300 mg/l x 45.725, 69 m3/hari = 13.717,7 kg/hari
[TSS] = 200 mg/l
TSSM = [TSS] x Qp = 200 mg/l x 45.725, 69 m3/hari = 9.145,138 kg/ hari
[N] = 20 mg/l
NM = [N] x Qp = 20 mg/l x 45.725, 69 m3/hari = 914,513 kg/hari
[P] = 8 mg/l
PM = [P] x Qp = 8 mg/l x 45.725, 69 m3/hari = 365,8 kg/hari

1. Prasedimentasi
Kemampuan meremoval berdasarkan Tabel 3.1
BOD = 40% TSS = 70% P = 15%
COD = 35% N = 20%
- Yang keluar dari prasedimentasi (out):
BODM’ = BODM x (100-40) % = 11.431,422 kg/hari x 65% = 7.430,42 kg/hari
CODM’ = CODM x (100-35) % = 13.717,7 kg/hari x 60% = 8.230,62 kg/hari
TSSM’ = TSSM x (100-70) % = 9.145,138 kg/hari x 30% = 2.743,539 kg/hari
NM’ = NM x (100-20)% = 914,513 kg/hari x 80% = 593,89 kg/hari
PM’ = PM x (100-15)% = 365,8 kg/hari x 85% = 310,93 kg/hari

- Yang menjadi sludge (waste):


BODM =BOD - BODM’ = 11.431,422 kg/hari - 7.430,42 kg/hari = 4.001 kg/hari
CODM = COD - CODM’ = 13.717,7 kg/hari - 8.230,62 kg/hari = 5.487,08 kg/hari

Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah Domestik


Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya | 27
TSSM= TSS -TSSM’ = 9.145,138 kg/hari - 2.743,539 kg/hari = 6.401,5 kg/hari
NM = N- NM’ = 914,513 kg/hari - 593,89 kg/hari = 320.623 kg/hari
PM’ = P- PM’ = 365,8 kg/hari - 310,93 kg/hari = 54,87 kg/hari

- Effluent Prasedimentasi:
𝐵𝑂𝐷𝑀′ 7.430,42 𝐤𝐠/𝐡𝐚𝐫𝐢
[BOD] = 𝑄 x 1000 = 𝑥 1000 = 162 mg/l
𝑒𝑓𝑓𝑙𝑢𝑒𝑛𝑡 45.725,69 m3/hari

𝐶𝑂𝐷𝑀′ 8.230,62 𝐤𝐠/𝐡𝐚𝐫𝐢


[COD] = 𝑄 x 1000 = 45.725,69 𝑥 1000 = 179 mg/l
𝑒𝑓𝑓𝑙𝑢𝑒𝑛𝑡 m3/hari

𝑇𝑆𝑆𝑀′ 2.743,539 𝐤𝐠/𝐡𝐚𝐫𝐢


[TSS] = 𝑄 x 1000 = 45.725,69 𝑥 1000 = 59 mg/l
𝑒𝑓𝑓𝑙𝑢𝑒𝑛𝑡 m3/hari

𝑁𝑀′ 593,89 𝐤𝐠/𝐡𝐚𝐫𝐢


[N] = 𝑄 x 1000 = 45.725,69 𝑥 1000 = 13 mg/l
𝑒𝑓𝑓𝑙𝑢𝑒𝑛𝑡 m3/hari

𝑃𝑀 ′ 310,93 𝐤𝐠/𝐡𝐚𝐫𝐢
[P] = 𝑄 x 1000 = 45.725,69 𝑥 1000 = 7 mg/l
𝑒𝑓𝑓𝑙𝑢𝑒𝑛𝑡 m3/hari

2. Oxidation Ditch
Kemampuan meremoval berdasarkan Tabel 3.1
BOD = 95% TSS = 85% P = 25%
COD = 85 % N = 50%

- Yang keluar dari Oxidation Ditch (out):


BODM’ = BODM x (100-95) % = 7.430,42 kg/hari x 5% = 371,521 kg/hari
CODM’ = CODM x (100-85) % = 5.487,08 kg/hari x 15% = 823,062 kg/hari
TSSM’ = TSSM x (100-85) % = 2.743,539 kg/hari x 15% = 411,530 kg/hari
NM’ = NM x (100-50)% = 593,89 kg/hari x 50 % = 296,945 kg/hari
PM’ = PM x (100-25)% = 310,93 kg/hari x 75% = 233,197 kg/hari

- Yang menjadi sludge (waste):


BODM =BOD - BODM’ = 7.430,42 kg/hari - 371,521 kg/hari = 7.058,89 kg/hari
CODM = COD - CODM’ = 5.487,08 kg/hari - 823,062 kg/hari = 4.664,01 kg/hari
TSSM= TSS -TSSM’ = 2.743,539 kg/hari - 411,530 kg/hari = 2.332,009 kg/hari
NM = N- NM’ = 593,89 kg/hari - 296,945 kg/hari = 296,945 kg/hari
PM’ = P- PM’ = 310,93 kg/hari - 233,197 kg/hari = 77,733 kg/hari
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah Domestik
Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya | 28
- Effluent Oxidation Ditch:
𝐵𝑂𝐷𝑀′ 371,521 kg/hari
[BOD] = 𝑄 x 1000 = 𝑥 1000 = 8,1 mg/l
𝑒𝑓𝑓𝑙𝑢𝑒𝑛𝑡 45.725,69 m3/hari

𝐶𝑂𝐷𝑀′ 823,062 kg/hari


[COD] = 𝑄 x 1000 = 45.725,69 𝑥 1000 = 17,9 mg/l
𝑒𝑓𝑓𝑙𝑢𝑒𝑛𝑡 m3/hari

𝑇𝑆𝑆𝑀′ 411,530 kg/hari


[TSS] = 𝑄 x 1000 = 45.725,69 𝑥 1000 = 8,9 mg/l
𝑒𝑓𝑓𝑙𝑢𝑒𝑛𝑡 m3/hari

𝑁𝑀′ 296,945 kg/hari


[N] = 𝑄 x 1000 = 45.725,69 m3/hari 𝑥 1000 = 6,5 mg/l
𝑒𝑓𝑓𝑙𝑢𝑒𝑛𝑡

𝑃𝑀 ′ 233,197 kg/hari
[P] = 𝑄 x 1000 = 45.725,69 𝑥 1000 = 5,1 mg/l
𝑒𝑓𝑓𝑙𝑢𝑒𝑛𝑡 m3/hari

3. Clarifier
Kemampuan meremoval berdasarkan Tabel 3.1
BOD = 88% TSS = 50% P = 75%
COD = 73% N = 95%

- Yang keluar dari Clarifier (out):


BODM’ = BODM x (100-88) % = 371,521 kg/hari x 12% = 44,58 kg/hari
CODM’ = CODM x (100-73) % = 823,062 kg/hari x 27% = 222,2 kg/hari
TSSM’ = TSSM x (100-50) % = 411,530 kg/hari x 50% = 205,76 kg/hari
NM’ = NM x (100-95)% = 296,945 kg/hari x 5% = 14,85 kg/hari
PM’ = PM x (100-75)% = 233,197 kg/hari x 25% = 58,3 kg/hari

- Yang menjadi sludge (waste):


BODM =BOD - BODM’ = 193,02 kg/hari - 23,16 kg/hari = 169,85 kg/hari
CODM = COD - CODM’ = 1.069,01 kg/hari - 288,63 kg/hari = 780,38 kg/hari
TSSM= TSS -TSSM’ = 247,21 kg/hari - 123,60 kg/hari = 123,60 kg/hari
NM = N- NM’ = 296,95 kg/hari - 14,85 kg/hari = 282,10 kg/hari
PM’ = P- PM’ = 123,05 kg/hari - 30,76 kg/hari = 92,29 kg/hari

- Effluent Clarifier:
𝐵𝑂𝐷𝑀′ 23,16 kg/hari
[BOD] = 𝑄 x 1000 = 𝑥 1000 = 1,56 mg/l
𝑒𝑓𝑓𝑙𝑢𝑒𝑛𝑡 14.847,32 m3/hari

𝐶𝑂𝐷𝑀′ 288,63 kg/hari


[COD] = 𝑄 x 1000 = 14.847,32 m3/hari 𝑥 1000 = 19,44 mg/l
𝑒𝑓𝑓𝑙𝑢𝑒𝑛𝑡

Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah Domestik


Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya | 29
𝑇𝑆𝑆𝑀′ 123,60 kg/hari
[TSS] = 𝑄 x 1000 = 14.847,32 m3/hari 𝑥 1000 = 8,33 mg/l
𝑒𝑓𝑓𝑙𝑢𝑒𝑛𝑡

𝑁𝑀′ 14,85 kg/hari


[N] = 𝑄 x 1000 = 14.847,32 m3/hari 𝑥 1000 = 1,00 mg/l
𝑒𝑓𝑓𝑙𝑢𝑒𝑛𝑡

𝑃𝑀 ′ 30,76 kg/hari
[P] = 𝑄 x 1000 = 14.847,32 m3/hari 𝑥 1000 = 2,07 mg/l
𝑒𝑓𝑓𝑙𝑢𝑒𝑛𝑡

Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah Domestik


Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya | 30

Anda mungkin juga menyukai