Disinfeksi
Destruksi mikroorganisme yang bersifat patogen
Tujuan
Melindungi konsumen dari penularan penyakit yang
dapat disebarkan melalui air (waterborne disease),
antara lain tipus, kolera, disentri, poliomyelitis,
hepatitis dan sebagainya. Penyakit-penyakit tersebut
disebabkan oleh bakteri, virus, dan kista amuba.
Selecting Disinfectant
METODA
1.
2.
Fisik
a. pemanasan: pada industri makanan dan minuman,tidak
dapat menghilangkan spora
b. penyinaran (UV atau sinar gamma): dapat membunuh
bakteri, virus dan sporanya
c. mekanis
- sedimentasi; bakteri terikat dalam SS
(penyisihan 25 75%)
- filter dapat mereduksi 60 90%
- trickling filter dapat mereduksi sampai 90%
Kimia
Penambahan bahan kimia (disinfektan)
DISINFECTANT
1.
2.
3.
4.
5.
waktu kontak
konsentrasi disinfektan
temperatur
jumlah mikroorganisme
tipe mikroorganisme
1. waktu kontak
Pengaruh waktu kontak dikemukakan dalam
hukum Chicks:
dN
kNt
dt
Dimana :
Nt = jumlah mikroorganisme pada waktu t
t = waktu
k = konstanta
2. konsentrasi disinfektan
Efektifitas disinfeksi berkaitan dengan
konsentrasi. Pengaruh konsentrasi dirumuskan
secara empiris:
Cntp = konstan
dimana:
C = konstanta disinfektan
n = konstanta
tp = waktu yang diperlukan untuk
mempengaruhi
kematian yang konstan
3. temperatur
Pengaruh temperatur pada tingkat kematian
mikroorganisme dapat dinyatakan dengan
persamaan vant Hoff-Arrhenius.
Meningkatnya temperatur akan
menghasilkan kematian yang lebih cepat.
t1 E T2 T1
ln
t2
RT1T2
lanjutan
dimana:
t1, t2 = waktu untuk mematikan masingmasing
pada temperatur T1 dan T2, K
E
= energi aktivasi (kal/mol)
R
= konstanta gas (1,99 kal/K.mol)
4. Jumlah mikroorganisme
Konsentrasi mikroorganisme yang lebih besar
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
memusnahkannya. Hubungan empiris tentang
pengaruh konsentrasi mikroorganisme:
CqNp = konstan
dimana:
C = konsentrasi disinfektan
Np= konsentrasi mikroorganisme yang tereduksi
dalam
waktu tertentu
q = konstanta berkaitan dengan kekuatan disinfektan
5. Tipe mikroorganisme
Efektifitas beberapa disinfektan dipengaruhi
oleh sifat dan kondisi mikroorganisme.
Sebagai contoh, sel bakteri yang hidup viable
mudah dimatikan, sedangkan bakteri
berspora sangat resisten dan beberapa
disinfektan yang normal digunakan atau tidak
berpengaruh.
6. Kondisi Air
Air yang jernih lebih mudah
didesinfeksi daripada air yang keruh,
karena material penyebab kekeruhan
dapat menghalangi kontak mikroba
dengan desinfektan
Klorinasi
Klor adalah bahan yang paling umum
digunakan sebagai disinfektan karena efektif
pada konsentrasi rendah, murah dan
membentuk sisa klor jika diterapkan pada
dosis yang mencukupi. Senyawa klor yang
umum digunakan adalah gas klor (Cl2), kalsium
hipoklorit (Ca(OCl)2), sodium hipoklorit
(NaOCl) dan klor dioksida (ClO2).
breakpoint
0.2
1.0
0.2
1.5
0.4
1.8
0.8
>3
10
0.8
>3
PENGGUNAAN KLORIN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
UltraViolet
Dapat merusak DNA molekul dari mikroba
Dihasilkan dari lampu UV yang merupakan
lampu merkuri dengan tekanan rendah dan
medium
Unit-unit Ultraviolet
Ozonisasi
Memanfaatkan ozon (O3), mempunyai kekuatan oksidasi
yang sangat tinggi
Dapat membunuh bakteri, menghilangkan rasa, bau dan
warna pada air
Ozon sebagai oksidan yang sangat reaktif akan langsung
merusak dinding sel, tidak menghasilkan padatan terlarut
dan tidak dipengaruhi ion ammonium atau pH
Diperlukan sebanyak 0,3 1 ppm dengan waktu kontak
rendah untuk desinfeksi yang sempurna
Dosis 0,4 ppm dalam waktu 4 menit dapat
menghilangkan bakteri patogen dan polivitus
SODIS (Solar
Water
Desinfactan)
Tiga efek dari radiasi matahari dipercaya untuk berkontribusi pada organisme
patogen inaktivasi:
1. UV-A mengganggu secara langsung dengan metabolisme dan merusak
struktur sel bakteri.
2. UV-A (panjang gelombang 320-400 nm) bereaksi dengan oksigen terlarut
dalam air dan menghasilkan bentuk oksigen sangat reaktif (oksigen radikal
bebas dan hidrogen peroksida), yang diyakini juga kerusakan patogen.
3. radiasi Infra merah memanaskan air. Jika suhu air naik di atas 50 C, proses
desinfeksi adalah tiga kali lebih cepat.
Durasi Pengolahan
1.
2.
3.
4.