Aliran Fluida
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktikum Mata Kuliah Operasi Teknik
Kimia 1
Dosen Pembimbing:
Dhyna Analyes, S.T., M.T.
Oleh:
2B – Teknik Kimia Produksi Bersih (Kelompok 3)
Maya Futri Nur Rachmat : 221424041
Mohamad Haerul Saleh : 221424042
Menghidupkan pompa
Membuka penuh semua sampai alirannya
valve steady
Menampung aliran
Mengatur bukaan
yang keluar selama t
katup ke-1
detik
A. Menentukan Perbedaan Tekanan (ΔP) dan Laju Alir (Qa) di Pipa Lurus
B. Menentukan Perbedaan Tekanan (ΔP) dan Laju Alir (Qa) di Elbow 90°sama dengan
langkah kerja A
C. Menentukan Perbedaan Tekanan (ΔP) dan Laju Alir (Qa) di Gate Valve sama dengan
langkah kerja A
D. Menentukan Perbedaan Tekanan (ΔP) dan Laju Alir (Qa) di Orifice sama dengan langkah
kerja A
-ΔP=x.g.(ρraksa-ρair)
=0,041x10x(13.600-1000)
=5166 pa
𝛥𝐿 𝑣2
ΔP=4f ρ (2)
𝐷
𝛥𝑃.𝐷 5166𝑥0,028
f =2.𝛥𝐿.𝜌.𝑣 2 = 2𝑥0,45𝑥1000𝑥1,624 = 0,099
v=1,124 m/s
v2=1,264 m2/s2
NRe=31478,22
-ΔP = x.g.(ρraksa-ρair)
= 0,009 x 10 (13.600-1000)
= 1134 Pa
2(−𝛥𝑃) 2 𝑥 1134
K= = = 1,794
𝜌𝑣 2 1000 𝑥 1,264
𝑣2 1,264
h=k( 2 )=1,794( )=1,134 J/Kg
2
𝛥𝑃.𝐷 1134 𝑥 𝑜,𝑜28
f = 2.𝛥𝐿.𝜌.𝑣 2 = 2 𝑥 0,45 𝑥 1000 𝑥 1,264 = 0,031
v = 0,958 m/s
v2 = 0,918 m2/s2
NRe = 26832,67
-ΔP = x.g.(ρraksa-ρair)
= 0,01 x 10 (13.600-1000)
= 1260 Pa
2 (𝛥𝑃) 2 𝑥 (1260)
K= = 1000 𝑋 0,918 = 2,745
𝜌𝑣 2
0,918
h = 2,745 ( ) = 1,26 J/Kg
2
𝛥𝑃.𝐷 1260 𝑥 0,028
f= = = 0,77
2.𝛥𝐿.𝜌.𝑣 2 2 𝑥 0,25 𝑥 1000 𝑥 1,264
ɑ = 1 (Turbulen)
𝑄𝑎 0,41𝑥10−3
v2 = 𝐴2 = 0,38 𝑥10−3 = 1,08 m/s
2 (−𝛥𝑃) 2 (2268)
Q= A1 x A2 √𝜌 (𝐴11 −𝐴22 ) = (0,62 x 10-3) (0,38 x 10-3)√1000 (0,62 x 10−3) (0,38 x 10−3)
V. PEMBAHASAN
Pembahasan Maya Futri Nur Rachmat (221424041)
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari aliran fluida dalam sistem
perpipaan yang sesuai dengan kondisi nyata di industri. Praktikum ini juga bertujuan untuk
menentukan rejim aliran fluida dengan menentukan bilangan Reynolds, koefisien
hambatan (k), dan fanning friction (f), serta head loss dalam sistem perpipaan.
Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum ini adalah melakukan kalibrasi
laju alir yang bertujuan untuk ketepatan pengukuran laju alir pada setiap bukaan valve.
Setelah semua alat dinyalakan dan semua valve dibuka agar aliran masuk dan mengalir ke
semua pipa pengujian tanpa adanya hambatan dari valve, akan ada aliran air yang keluar.
Aliran air yang melewati pipa lurus harus ditunggu hingga mengalir dengan sempurna
tanpa ada gelembung udara pada alirannya (steady state), karena adanya gelembung udara
akan mengganggu pengukuran yang dapat mempengaruhi hasil percobaan.
Selanjutnya, dilakukan percobaan untuk mengetahui pressure drop dan head loss
dalam sistem perpipaan. Percobaan dilakukan dengan penentuan pressure drop dan head
loss gabungan pipa lurus, elbow, gate vakve, dan orifice menggunakan manometer raksa.
Penentuan rejim aliran dilakukan dengan menghitung bilangan Reynold terlebih dahulu.
Jika bilangan Reynold nya kurang dari 2100, maka aliran fluidanya bersifat laminer.
Sedangkan aliran fluida bersifat turbulen jika bilangan Reynold nya lebih dari 4000.
Percobaan dilakukan dengan 0,1,2,3,4 bukaan pada bypass dan didapatkan bilangan
Reynold lebih dari 4000 pada masing-masing bukaan, sehingga dapat disimpulkan rezim
aliran tersebut yaitu turbulen. Koefisien hambatan semakin kecil seiring dengan semakin
besarnya bilangan Reynold. Hal ini dikarenakan pada aliran turbulen, aliran fluida lebih
tercampur sehingga gaya gesekan antar fluida dengan pipa semakin kecil.
Pada praktikum ini, ada beberapa data yang kurang tepat atau melenceng seperti
pressure drop yang kurang tepat. Kesalahan ini disebabkan karena adanya kebocoran pada
selang dan manometer yang kurang bagus. Untuk meningkatkan akurasi hasil praktikum
beberapa hal dapat dilakukan seperti menggunakan manometer yang lebih akurat, dan
melakukan perbaikan pada selang agar tidak bocor.
Beberapa kesalahan atau galat dalam percobaan yang membuat pengambil data
menjadi kurang akurat diantaranya adalah kurang teliti dalam membaca manometer, serta
adanya pipa atau selang yang bocor yang membuat sulit nya peng kalibrasian manometer
serta penandaan volume dan pencatatan waktu kurang teliti.
VI. KESIMPULAN
Pada praktikum ini telah dipelajari aliran fluida dalam sistem perpipaan yang sesuai
kondisi nyata di industri. Pada percobaan dilakukan dengan variasi bukaan aliran bypass
yaitu dari 0 sampai 4 bukaan, dimana rejim aliran yang terjadi pada semua bukaanbersifa
bersifat turbulen. Pada praktikum ini diperoleh konstanta hambatan (k), fanning friction
factor (f), dimana semakin turbulen aliran tersebut maka konstanta hambatan (k) dan
fanning friction factor (f) semakin kecil. Kedua faktor ini berkaitan dengan penurunan
tekanan fluida (pressure drop sehingga menyebabkan kehilangan energi (head loss) karena
adanya gesekan atau hambatan tersebut. Faktor-faktor tersebut dianalisis pada setiap
komponen sistem perpipaan seperti pada pipa lurus, valve, elbow, orifice dengan
menggunakan bantuan manometer raksa, yaitu berdasarkan perbedaan ketinggian raksa.
Pada dasarnya semakin panjang suatu pipa maka semakin besar pressure drop nya, namun
pada data tabel diatas menunjukan beberapa error atau kesalahan yang mungkin disebabkan
oleh manometer yang kurang bagus serta ada gate dan selang yang sedikit bocor.