Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA I


2017/2018

MODUL 7
Penentuan Koefisien Aliran Dengan Venturimeter

Kelompok II
Nama : Yosef K. Siahaan
NIM : 102216062
Kelas : ME-2

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PERTAMINA
2018
Penentuan Koefisien Aliran Dengan Venturimeter

Yosef K. Siahaan2*, Aji Prakerti2, Chaidier Ismail2, Indra Mahendra2, Khalis N. 2


2
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pertamina
*Corresponding author: yosef.siahaan@yahoo.co.id

Abstrak
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui variasi koefisien aliran, Cd dan Q melalui venturimeter dan agar dapat
membuat perbandinganantara tekanan terukur dan ideal sepanjang venturimeter. Pada praktikum ini kami
menggunakan alat venturimeter. Venturimeter adalah alat yang menggunakan prinsip Bernoulli dan kontinuitas
dengan mengandalkan perbedaan luas penampang yang dapat mengakibatkan perbedaan kecepatan. Dan hasil
penelitian yang telah dilakukan adalah perbedaan diameter pada pipa dapat mempengaruhi laju aliran yang terjadi di
dalam pipa. Semakin kecil diameter yang dimiliki pipa maka kecepatan aliran fluidanya akan semakin besar.
Sebaliknya, semakin besar diameter yang dimiliki pipa maka semakin kecil kecepatan aliran dalam pipa.
Kata kunci: fluida, venturimeter, debit, Bernoulli,kontiunitas

Abstract
Practical work, this time aiming to find out the variation coefficient of flow, Cd and Q through venturimeter and to
create measurable pressure perbandinganantara and ideal along venturimeter. In this practical work, we use the
venturimeter. Venturimeter is a tool that uses the Bernoulli principle of continuity by relying on a broad cross-section
of differences can result in a difference in speed. And the results of research that has been done is the difference
diameter on the pipe can affect flow rate that occurred in the pipe. The smaller diameter pipe owned then the flow rate
fluidanya will be even greater. On the contrary, the larger diameter pipe owned then the smaller the velocity of flow
in the pipeline.
Key word: fluid, venturimeter, debit, Bernoulli, contiunity

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia industri, fluida memiliki banyak peranan penting dalam berbagai macam
prosesnya seperti fluida zat cair. Fluida memiliki koefisien aliran yang penting untuk diketahui
besarnya. Koefisien aliran fluida seperti Cd dan Q (Debit) dapat ditentukan nilainya dengan
menggunakan alat ukur yaitu Venturimeter. Venturimeter menggunakan prinsip-prinsip Bernoulli
dan kontinuitas pada pipa tertutup untuk mengukur debit suatu cairan. Melalui pengamatan pada
venturimeter, dapat dibuktikan pula persamaan Bernoulli dan kontinuitas.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perbandingan distribusi tekanan ideal sepanjang pipa secara teoritis dan
eksperimental?
2. Bagaimana variasi koefisien aliran, Cd dengan Q pada venturimeter?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari praktikum penentuan koefisien aliran dengan Venturimeter ini adalah untuk
mengetahui variasi koefisien aliran, Cd dengan Q melalui Venturimeter dan dapat membuat
perbandingan antara tekanan terukur dan ideal sepanjang Venturimeter.

D. Teori Dasar
Venturimeter menggunakan prinsip Bernouli dan kontinuitas dengan
mengandalkan perbedaan luas penampang yang dapat mengakibatkan perbedaan
kecepatan. Asas bernoulli adalah tekanan fluida di tempat yang kecepatannya tinggi lebih
kecil daripada di tempat yang kecepatannya lebih rendah. Jadi semakin besar kecepatan
fluida dalam suatu pipa maka tekanannya makin kecil dan sebaliknya makin kecil
kecepatan fluida dalam suatu pipa maka semakin besar tekanannya.

Gambar1. Kondisi Ideal Venturimeter.


Sumber: Panduan Praktikum ITB, 2016.

Penampang pada bagian upstream akan dinamakan a1, pada leher disebut a2, dan pada
bagian ke-n disebut an. Ketinggian pada aliran pipa piezometer akan dinamakan h1, h2, hn. Pada
kasus ini diasumsikan tidak terjadi kehilangan energi sepanjang pipa, dan kecepatanserta head
piezometrik(h) konstan sepanjang bidang tertentu.
Persamaan Bernoulli:
𝑃1 𝑉1 2 𝑃2 𝑉2 2 𝑃𝑛 𝑉2 2
𝑍1 + + = 𝑍2 + + = 𝑍𝑛 + +
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔
Persamaan Kontinuitas:
𝐴1 × 𝑉1 = 𝐴2 × 𝑉2

Dari kedua persamaan diatas, persamaan Bernoulli dan kontiunitas akan menghasilkan
persamaan perhitungan debit dengan venturimeter, yaitu:
𝑄
Cd =
2𝑔(ℎ1 − ℎ2)
𝐴2 ×
√ 𝐴2 2
1 − (𝐴1)

Keterangan:
Q= debit yang mengalir pada pipa
Cd= Koefisien aliran venturimeter dari eksperimen
A1= Luas penampang bagian hulu
A2= Luas penampang leher pipa venturimeter
h1= Tinggi tekanan pada lubang masuk (hulu)
h2= Tinggi tekanan pada hilir lubang keluar (hilir)

Distribusi tekanan yang ideal sepanjang konvergensi-divergen pipa dapat diturunkan dari
persamaan Bernoulli:
𝑣1 2 𝑣𝑛 2
ℎ𝑛 − ℎ1 = −
2𝑔 2𝑔
Perhitungan dan perbandingan hasil eksperimen adalah untuk menunjukkan hn-h1 sebagai
fraksi head kecepatan di tabung piezometer, yaitu:
ℎ𝑛 −ℎ1 𝑣 𝑣
𝑣2 2
= ( 1 )2 − ( 𝑛 )2
𝑣2 𝑣2
2𝑔

Kemudian persamaan tekanan ideal didapatkan menjadi:


ℎ𝑛 − ℎ1 𝐴1 2 𝐴 2
=( ) − ( 𝑛)
𝑣2 2 𝐴2 𝐴2
2𝑔
Persamaan tekanan ideal diatas didapat dengan mensubstitusikan rasio sisi kanan ke
tempat rasio kecepatan dari persamaan kontiunitas.

METODE PENELITIAN
1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Venturimeter, Bangku Hidraulik, Stopwatch,
Gelas ukur, Label, dan Penggaris.

2. Cara Kerja
Langkah kerja praktikum ini, pertama, pompa pada hydraulic bench diatur hingga aliran
konstan, setelah aliran konstan hydraulic bench dimatikan. Kedua, selang pancing diganti dengan
selang apparatus dan kran output dipastikan dalam keadaan tertutup. Ketiga, hydraulic bench
dinyalakan kembali dan bukaan katup disesuaikan agar menghasilkan aliran lambat melalui pipa.
Keempat, kran output dibukadan ketinggian manometer setelah aliran didalam pipa konstan
diamati. Kelima, volume dan waktu diukur dan ketinggian air pada piezometer dicatat. Setelah itu
langkah ketiga hingga langkah kelima diulangi dengan debit yang berbeda. Lalu, hasil pengamatan
masing-masing perlakuan yang berbeda dicatat.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

Pembacaan Skala Debit


Test No. Waktu Piezometer Aktual (h1-h2) (h1-h2) 0,5 Nilai Cd
(s) (m3/s) (m)

A(h1) D(h2)
mm mm

1 13,4 244 220 5,2238x10-5 0,024 0,154919 0,8324138

2 6 260 172 1,1667x10-4 0,088 0,296647 0,9709038

3 4,82 243 65 1,45228x10-4 0,178 0,42190 0,8497647

Tabel 1. Nilai Cd dari eksperimen


Tabung Volume (mL) Pembacaan Skala Piezometer (mm)
Piezometer 1(mm) 2(mm) 3(mm)
A(1) 700 244 260 243
B 700 235 232 189
C 700 227 203 127
D(2) 700 220 172 65
E 700 212 146 14
F 700 224 184 102
Tabel 2. Pembacaan ketinggian pada Skala Piezometer

Tabung Jarak dari Diameter


Piezometer datum(mm) penampang D2/Dn Area(A) (A2/An)2 (A2/A1)2-
melintang (A2/An)2
dn (mm)

A(1) 76,08 25,0 0,428 4,9087x10-4 0,033556 0


B 15,8 13,9 0,7697 1,5175 x10-4 0,351119 0,317563
C 7,4 11,8 0,9067 1,0936 x10-4 0,676076 0,64252
D(2) 2,9 10,7 1 8,992 x10-5 1 0,966444
E 5 10,0 1,07 7,8539 x10-5 1,310816 1,27726
F 65,46 25,0 0,428 4,9087 x10-4 0,033556 0
Tabel 3. Distribusi Tekanan Ideal sebagai Fraksi Kecepatan Tabung Piezometer

Tabung Pengulangan
Piezometer
Q= 5,2238x10-5 m3/s Q= 1,1667x10-4 m3/s
hn (mm) hn-h1 (m) (hn-h1)/(V2/2g) hn (mm) hn-h1 (m) (hn-h1)/(V2/2g)
A(1) 244 0 0 260 0 0
B 235 -9x10-3 -0,52339 232 -0,028 -0,32639
C 227 -0,017 -0,9886 203 -0,057 -0,664448
D(2) 220 -0,024 -1,3957 172 -0,088 -1,0258145
E 212 -0,032 -1,8609 146 -0,114 -1,32889
F 224 -0,02 -1,16309 184 -0,076 -0,88593
Tabung Pengulangan
Piezometer Q= 1,45228x10-4 m3/s
‘hn (mm) hn-h1 (m) (hn-h1)/(V2/2g)
A(1) 243 0 0
B 189 -0.054 -0,4062
C 127 -0,116 -0,87268
D(2) 65 -0,178 -1,339119
E 14 -0,229 -1,7228003
F 102 -0,141 -1,060763

Tabel 4. Pengukuran Distribusi Tekanan Sepanjang Venturimeter sebagai Ujing Fraksi


Kecepatan pada Tabung Piezometer

B. Pembahasan
Data pada Tabel 1. Nilai Cd dari eksperimen, yaitu waktu, ketinggian fluida, dan
debit aktual didapatkan dari pengamatan langsung pada venturimeter. Kemudian nilai Cd
didapatkan dari perhitungan dengan menggunakan persamaan:
𝑄
Cd =
2𝑔(ℎ1 − ℎ2)
𝐴2 ×
√ 𝐴2 2
1 − (𝐴1)
Untuk mencari luas permukaan digunakan tabung A dan D pada tabung piezometer agar

mendapatkan nilai A1 dan A2 dapat menggunakan persamaan:

1
× 𝜋 × 𝑑2
4
Sehingga didapatkan,
 1
A1 =4 × 𝜋 × (25𝑥103 )2 = 4,9087x10-4
 1
A2 =4 × 𝜋 × (10,7𝑥103 )2 = 8,992 x10-5

Sehingga dengan menggunakan persamaan diatas didapatkan nilai Cd1 sebesar


0,8324138, Cd2 sebesar 0,9709038, dan Cd3 sebesar 0,8497647. Kemudian hubungan
antara Cd dengan Q digambarkan sebagai grafik dibawah ini,
0.98 0.9709038

0.96

0.94

0.92
Nilai Cd

0.9

0.88

0.86 0.8497647

0.84 0.8324138

0.82
0 0.00002 0.00004 0.00006 0.00008 0.0001 0.00012 0.00014 0.00016
NilaiQ

Grafik 1. Grafik hubungan antara Cd dengan Q

Berdasarkan grafik 1 dapat diketahui hubungan antara Cd dengan Q. Pada grafik nilai
kecepatan aliran memiliki titik paling tinggi atau peak level pada saat nilai Cd nya 0.9709038.
Sesuai dengan ketentuan, nilai Cd berkisar diantara 0.92 – 0.99 sehingga dapat dikatakan bahwa
percobaan kedua adalah percobaan paling berhasil dibandingkan dengan dua percobaan lainnya.
Oleh karena nilai yang paling mendekati dengan nilai teoritis adalah percobaan kedua dengan nilai
Q = 1.1667x10-4 m3/s.

Pada tabel 3, data tekanan, eksperimental dan teoritis didapatkan dengan


menggunakan persamaan:
ℎ𝑛 − ℎ1
= 𝐸𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙
𝑣2 2
2𝑔

𝐴1 2 𝐴𝑛 2
( ) − ( ) = 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝐴2 𝐴2
Persamaan diatas didapat dari mensubstitusikan rasio sisi kanan ke tempat rasio
kecepatan dari persamaan kontiunitas. Sehingga dengan persamaan diatas dilakukan perhitungan
untuk mendapatkan data tekanan ideal teoritis dan eksperimental seperti berikut,
𝐴 𝐴
( 1)2 − ( 𝑛 )2 = 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝐴2 𝐴2
 n=1
(0,033556)2 − (0,33556)2 = 0
 n=2
(0,033556)2 − (0,35119)2 = 0,317563
 n=3
(0,033556)2 − (0,676076)2 = 0,69252
 n=4
(0,033556)2 − (0,676076)2 = 0,966444
 n=5
(0,033556)2 − (1)2 = 1,27726
 n=6
(0,033556)2 − (0,33556)2 = 0

Untuk mendapatkan nilai tekanan eksperimental digunakan persamaan berikut,


ℎ𝑛 − ℎ1
= 𝐸𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙
𝑣2 2
2𝑔
Dengan memakai persamaan diatas dilakukan perhitungan yang selanjutnya mendapatkan data
tekanan ideal eksperimental pada tabel dibawah ini,

Nilai eksperimental Nilai eksperimental Nilai eksperimental


Q1 Q2 Q3
0 0 0
-0.52339 -0.32639 -0.4062
-0.9886 -0.664448 -0.87268
-1.3957 -1.0258145 -1.339119
-1.8609 -1.32889 -1.7228005
-1.16309 -0.88593 -1.060763
Tabel 5. Data tekanan ideal experimental
Data tekanan teoritis dan tekanan eksperimental terdapat perbedaan nilai yang dipengaruhi
beberapa factor, yaitu dari kesalahan pembacaan skala pada piezometer oleh praktikan pada saat
pengukuran dan kesalahan dapat dikarenakan karena skala pada alat nilainya tidak stabil sehingga
dapat menyebabkan kesalahan data pengukuran.
KESIMPULAN
Jadi, kesimpulan yang didapat adalah besar diameter memiliki pengaruh pada laju aliran
fluida. Semakin kecil diameter penampang yang digunakan maka kecepatan aliran akan semakin
besar, sebaliknya semakin besar diameter penampang maka akan semakin kecil kecepatan aliran
yang dihasilkan. Selain itu nilai koefisien aliran venturimeter juga mempengaruhi laju kecepatan
aliran. Dengan nilai eksperimental berkisar antara 0.92 – 0.99 maka perbandingan nilai secara
eksperimental dan secara teoritis maka tidak akan berbeda jauh.

DAFTAR PUSTAKA
 Cengel, Y. A. (2014). Fluid Mechanics. Singapore: McGraw Hill Education
 Bambang Winarta, Ph. D, Ditasya Kinanti Putri, S.T. , Betanti Ridhosari, M.T., Dr. Eng.
Ari Rahman, Dr. Eng. Purwo Kadarno, M. Heikal Hasan, S.T, M.Eng.2018.Modul
Praktikum Mekanika Fluida 1 2017/2018. Indonesia.
 Wijaya, M. (2015). Pengukuran Debit Aliran. Diakses dari
https://www.scribd.com/document/291095784 pada tanggal 26 Maret 2018.
 Ilham.(2017). Pengukuran Aliran Fluida. Diakses dari
https://www.scribd.com/document/351697890/3-Pengukuran-Aliran-Fluida pada tanggal
26 Maret 2018.

Anda mungkin juga menyukai