Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA


2017/2018

MODUL 7

Penentuan Koefisien Aliran Dengan Venturimeter

KELOMPOK : 3

Nama : Irvan Daniansyah

NIM : 102216060

Kelas : ME-2

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PERTAMINA

2018
PENENTUAN KOEFISIEN ALIRAN DENGAN
VENTURIMETER

Irvan Daniansyah1*, Hasrin1, Samuel Siringgoi1,


Petrus Panjaitan1, Rico Christian1
1
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pertamina
*
Corresponding author: irvan.daniansyah97@gmail.com

Abstrak: Kemampuan menganalisa aliran fluida secara tepat harus dimiliki oleh seorang insinyur
mesin. Salahsatu hal yang akan mendukung itu adalah kemampuan untuk menentukan koefisien
aliran. Oleh karena itu, praktikum ini bertujuan untuk mengetahui variasi koefisien (Cd) dengan
debit (Q) yang sudah diketahui serta untuk mengetahui perbandingan antara tekanan terukur dengan
tekanan ideal di sepanjang venturimeter. Hasil praktikum menujukan bahwa nilai variasi koefisien
(Cd) pada tabung piezometer secara berturut-turut adalah sebesar 2.9913, 1.1017, dan 1.18418.
selain itu, didapatkan pula bahwa besarnya debit memiliki hubungan yang berbanding lurus dengan
perbandingan tekanan eksperimen dengan tekanan ideal.
Kata Kunci: fluida, koefisien aliran, tekanan, debit, tabung piezometer.

Abstract: The ability to correctly analyze fluid flow must be owned by a mechanical engineer. One
of the things that will support it is the ability to determine the flow coefficient. Therefore, this
practicum purpose to know the variation of coefficient (Cd) with known debit (Q) and to know the
ratio between the measured pressure and the ideal pressure along the venturimeter. The results
showed that the value of coefficient variation (Cd) on the piezometer tube was 2.9913, 1.1017, and
1.18418, respectively. In addition, it is found that the magnitude of the discharge has a direct
proportion to the ratio of experimental pressure to the ideal pressure.
Keywords: fluid, flow coefficient, pressure, discharge, piezometer tube.

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam prakteknya di lapangan, seorang engineer mesin harus memampu
menganalisa secara tepat mengenai aliran fluida yang mengalir di dalam pipa.
Kemampuan ini akan sangat berguna untuk mengefisiensikan operasional
perusahaan oil and gas ataupun perusahaan-perusahaan lainnya. Banyak sekali
faktor yang mempengaruhi jalannya fluida, beberapa diantaranya adalah koefisien
aliran, debit, dan tekanan. Dalam praktikum ini, mahasiswa akan mengetahui
variasi koefisien (Cd) dengan debit (Q) yang melalui venturimeter serta dapat
membuat perbandingan anatara tekanan terukur dengan tekanan ideal di sepanjang
Venturimeter.

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana hubungan diameter dengan tinggi tekanan?
b. Bagaimana perbandingan distribusi tekanan ideal sepanjang pipa secara
teoritis dengan eksperimental.
c. Bagaimana hasil dari analisis grafik Q dan nilai Cd.
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui variasi koefisien (Cd) dengan debit (Q) yang sudah
diketahui.
b. Untuk mengetahui perbandingan antara tekanan terukur dengan tekanan
ideal di sepanjang venturimeter?

c. Dasar Teori
Debit dan kecepatan aliran sangat penting untuk diketahui besarnya dalam
melakukan penelitian mengenai fluida. Debit dapat diukur mnggunakan prinsip
Bernouli dan kontinuitas pada pipa tertutup yang diaplikasikan melalui alat
bernama venturimeter. Venturimer bekerja dengan menggunakan prinsip Bernouli
dan kontinuitas yang mengandalkan perbedaan luas penampang yang akan
mengakibatkan adanya perbedaan kecepatan.

Gambar 7.1 Perangkat Venturimeter

Perbedaan luas penampang dari diameter yang lebih besar menjadi lebih kecil
kemudian membesar lagi dilakukan seideal mungkin untuk menghindari terjadinya
kehilangan tinggi tekan akibat ekspansi atau kontraksi yang terjadi secara tiba-tiba.
Jika dipasang piezometer pada bagian-bagian penampang yang berbeda-beda, akan
terlihat perbedaan ketinggian sebagai wujud dari perbedaan tekanan air yang
melewati penampang.
Penerapan teori dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:

Gambar 7.2 Kondisi Ideal Venturimeter


Penampang pada bagian upstream akan dinamakan a1, pada leher disebut a2,
dan pada bagian selanjutnya (bagian ke-n) disebut an. Ketinggian atau head pada
pembuluh piezometer akan disebut h1, h2, hn. Dalam kasus ini diasumsikan tidak
terjadi kehilangan energi sepanjang pipa, dan kecepatan serta head piezometrik (h)
konstan sepanjang bidang tertentu.

Persamaan Bernoulli:
𝑃1 𝑣1 2 𝑃2 𝑣2 2 𝑃𝑛 𝑣𝑛 2
𝑍1 + + = 𝑍2 + + = 𝑍𝑛 + + …….. (7.1)
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔

Persamaan Kontinuitas:
𝐴1 . 𝑣1 = 𝐴2 . 𝑣2 ……….…………… (7.2)

Berdasarkan hukum Bernouli (Persamaan 7.1) dan hukum kontinuitas


(Persamaan 7.2), akan di dapat persamaan baru yang dapat menghitung debit (Q)
sebagaimana ditulis apada persamaan (7.3). Venturimeter memiliki koefisieun
pegaliran (c). c memiliki nilai yang berbeda-beda pada setiap alat venturimeternya.

2𝑔 (ℎ1 −ℎ2 )
𝑄 = 𝐶𝑑 . 𝐴2 . √ 𝐴 2 ……….. (7.3)
1−( 2 )
𝐴1

Bilangan Cd dikenal sebagai koefisien aliran venturimeter yang diperoleh


secara eksperimen. Nilai-nilainya sedikit berbeda dari tabung piezometer yang satu
dengan yang lainnya. Umumnya, nilai ini berkisar anatara 0.92 sampai dengan 0.99.
Distribusi tekanan yang ideal sepenajang konvergensi-divergen pipa dapat
diturunkan dari persamaan Bernouli’s:

𝑣1 2 𝑣𝑛 2
h1 − ℎ𝑛 = − ……………...…… (7.4)
2𝑔 2𝑔

Tujuan perhitungan dan perbandingan hasil eksperimen adalah untuk


menunjukan hn-h1 sebagai fraksi head kecepatan di tabung piezometer, yaitu:

h1 −ℎ𝑛 𝑣 2 𝑣 2
𝑣2 2
= ( 1 ) − ( 𝑛 ) …………..….. (7.5)
2𝑔 2𝑔
2𝑔
Kemudian dengan menstitubsikan rasio sisi kanan ke tempat rasio kecepatan dar
persamaan kontinuitas (7.2), akan didapatkan persamaan tekanan ideal sebagai
berikut:

h1 −ℎ𝑛 𝐴 2 𝐴 2
𝑣2 2
= ( 2 ) − ( 2 ) ………………. (7.6)
𝐴 1 𝐴 𝑛
2𝑔
B. METODE PENELITIAN
1. Alat dan Bahan
Pada percobaan ini alat-alat yang digunakan saat praktikum adalah
venturimeter, bangku hidraulik, stopwatch, gelas ukur, dan penggaris. Sementara
itu, bahan yang digunakan adalah lembar kerja dan air.

2. Cara Kerja
Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum ini adalah dengan
memastikan bahwa pipa tidak dalam keadaan vakum. Caranya yaitu dengan
dipancingnya pompa pada bangku hidraulik hingga aliran konstan yang ditandai
dengan tidak adanya gelembung-gelembung pada pipa saat air dialirkan. Setelah
itu, bangku hidraulik dimatikan dan selang pancingnya diganti dengan selang
apparatus. Sebelum lanjut ke langkah berikutnya, kran output harus dipastikan
dalam keadaan tertutup. Jika sudah, bangku hidraulik dinyalakan kemudian bukaan
katup disesuaikan untuk menghasilkan aliran lambat melalui pipa. Setelah aliran di
dalam pipa konstan, kran output di buka lalu ketinggian manometer yang terjadi
diamati. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, ketinggian air pada piezometer
dan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan volume 1 liter di catat pada lembar
kerja. Langkah-langkah tersebut diulangi sebanyak tiga kali dengan debit yang
berbeda-beda dan dicatat hasil pengamatannya pada masing-masing perlakuan yang
berbeda.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil

Gambar 7.1 Venturimeter Gambar 7.2 Menghitung Debit Gambar 7.3 Stopwatch

Tabel 7.1: Hasil Pembacaan skala Piezometer (mm)


Tabung Pembacaan Skala Piezometer (mm)
Piezometer 1 2 3
A (1) 25.4 23.7 23.4
B 22.3 22.6 23.3
C 19.2 23.1 22.7
D (2) 16.3 22.2 22.1
E 13.6 21.8 21.6
F 17.8 22.6 22.2

Tabel 7.2: Distribusi Tekanan Ideal sebagai Fraksi Kecepatan Tabung Piezometer
Diameter 𝑨𝟐 𝟐
penanampang 𝑫 𝟐 Area (A) 𝑨𝟐 𝟐 ( ) −
𝑨𝟏
( ) 𝑨 𝟐
melintang Dn 𝑫𝒏 (m) 𝑨𝒏 (𝑨𝟐 )
(mm) 𝒏
25 0.428 0.00049 0.0335 0
13.9 0.769 0.00015 0.3511 -0.317
11.8 0.907 0.00011 0.6760 -0.6425
10.7 (D2) 1 0.000089 1 -0.966
10 1.07 0.0000785 1.3108 -1.277
25 0.428 0.00049 0.0335 0

Tabel 7.3: Nilai Cd dari eksperimen


Pembacaan Skala Debit
Waktu (h1-h2) Nilai
Piezometer (mm) Aktual (𝒉𝟏 − 𝒉𝟐 )𝟎.𝟓
(s) 3 (m) Cd
A (h1) B (h2) (m /s)
6.51 25.4 16.3 0.000113 0.0091 0.0954 2.9913
15 23.7 22.2 0.000042 0.0015 0.0387 1.1017
15 23.4 22.1 0.000045 0.0013 0.03606 1.18418

Tabel 7.4: Distribusi Tekanan Sepanjang Venturimeter sebagai Ujung Fraksi


Kecepatan pada Tabung Piezometer
Pengulangan
Q = 0.000113 Q = 0.000042 Q = 0.000045
Tabung 𝒉𝒏 − 𝒉𝟏 𝒉𝒏 − 𝒉𝟏 𝒉𝒏 − 𝒉𝟏
Piezometer hn (h1-h2) h n (h 1 -h 2 ) h n (h 1 -h 2 )
(mm) (mm) 𝑽𝟐 𝟐 (mm) (mm) 𝑽𝟐 𝟐 (mm) (mm) 𝑽𝟐 𝟐
( 𝟐𝒈 ) ( 𝟐𝒈 ) ( 𝟐𝒈 )

A (1) 25.4 0 0 23.7 0 0 23.4 0 0


22.3 -3.1 -0.038 22.6 -1.1 -0.00214 23.3 -0.1 -0.00783
B

19.2 -6.2 -0.076 23.1 -0.6 -0.00117 22.7 -0.7 -0.05479


C
-0.10176
D (2) 16.3 -9.1 -0.1116 22.2 -1.5 -0.00292 22.1 -1.3
-0.1409
E 13.6 -11.8 -0.1448 21.8 -1.9 -0.0037 21.6 -1.8

17.8 -7.6 -0.0932 22.6 -1.1 -0.00214 22.2 -1.2 -0.09393


F
Grafik 7.1: Hubungan Q dan Cd
0.00012

0.0001

0.00008
Debit (Q)

0.00006

0.00004

0.00002

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Koefisien Aliran Venturimeter (Cd)

2. Pembahasan
Salahsatu hal yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai tinggi tekan pada
fluida adalah diameter pipa. Berdasarkan persamaan (7.6) dan data perhitungan
pada table (7.2) dapat diketahui bahwa diameter pipa memiliki hubungan yang
berbanding lurus dengan tinggi tekan yang terjadi. Semakin besar diameter pipa,
semakin besar pula tekanan yang terjadi. Buktinya dapat di lihat pada tabel (7.2)
dimana tabung piezometer B yang memiliki diameter 13.9 tinggi tekannya lebih
besar daripada tabung C yang berdiameter 11.9.
Sementara itu, perbandingan distribusi tekanan ideal di sepanjang pipa secara
𝑨 𝟐 𝑨 𝟐 𝒉𝒏 −𝒉𝟏
teoritis (𝑨𝟐 ) − (𝑨𝟐 ) dengan eksperimen 𝑽 𝟐 dapat dilihat dari tabel (7.2) dan
𝟏 𝒏 ( 𝟐 )
𝟐𝒈

(7.4). Untuk mencari tekanan hasil eksperimen kita harus mencari dulu kecepatan
pada titik 2 menggunakan persamaan V2=Q/A2. Jika kita lihat, perbandingan
tekanan yang dihasilkan cukup besar. Contohnya saja pada tabung piezometer B
dengan debit 0.000113 m3/s didapatkan nilai perbandingannya sebesar 8.35.
Selain itu, dari hasil analisis grafik (7.1) yang menjelaskan antara debit (Q)
dengan koefisien aliran venturimeter (Cd) didapatkan bahwa koefisien aliran
venturimeter memiliki hubungan yang berbanding lurus dengan debit yang
dihasilkan. Artinya, semakin besar debit, semakin besar pula koefisien aliran
venturimeternya.
D. SIMPULAN
Secara teori, nilai koefisien aliran venturimeter (Cd) tabung piezometer
berkisar pada nilai 0.92 – 0.99. Namun, dari tiga kali percobaan yang telah
dilaksanakan didapatkan nilai Cd secara berturut-turut sebesar 2.9913, 1.1017,
dan 1.18418. Artinya, jika dibandingakan dengan data teori, maka tidak ada
satupun nilai Cd yang masuk pada rentang angka tersebut. Hal ini bisa disebabkan
oleh banyak faktor, namun faktor utamanya adalah kekurangtelitian praktikan
dalam mengamati ataupun melakukan perhitungan.
𝒉𝒏 −𝒉𝟏 𝑨 𝟐
Sementara itu, perbandingan antara tekanan terukur 𝑽 𝟐
dan ideal (𝑨𝟐 ) −
( 𝟐 ) 𝟏
𝟐𝒈

𝑨 𝟐
(𝑨𝟐 ) sepanjang venturi meter nilainya cukup kecil. Pada debit 0.000113 m3/s
𝒏
nilai perbandingannya berkisar 0.1 – 0.12. Sedangkan pada debit yang lebih
rendah, seperti 0.000042 m3/s nilai perbandingannya berkisar 0.0018 – 0.0067.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin kecil aliran debit, semakin kecil pula
perbandingan antara nilai tekan terukur dengan nilai tekan idealnya.

DAFTAR PUSTAKA
1. White, Frank. (2011). Fluid Mechanics. New York: Mc Graw Hill.
2. Analisa Koefisien Gesek Pipa Acrylic Diameter 0,5 Inchi, 0 1 Inchi, 1,5
Inch. Depok: Universitas Gunadarma.
3. Winarta, Bambang., dkk. (2018). Modul Praktikum Mekanika Fluida I
2017/2018. Jakarta: Universitas Pertamina.
4. Panduan Praktikum Mekanika Fluida KL – 2101. 2016. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.

Anda mungkin juga menyukai