Anda di halaman 1dari 4

Edisi

33

‘’Allah itu jisim’’

Materi Kitab Sullamut Taufiq (Fiqih 👉 Anggota sujud ada tujuh, yaitu kening,
34) dua lutut, dua telapak tangan bagian dalam,
:‫قال املؤلف رحمه هللا تعالى‬ dua jari-jari kaki bagian dalam
‫التاسع السجود مرتين بأن يضع جبهته على مصاله‬ 👉 Ketentuan sujud yang benar adalah
‫مكشوفة متثاقال بها منكسا ويضع شيئا من ركبتيه‬ sebagai berikut:
‫ومن بطون كفيه ومن بطون أصابع رجليه العاشر‬ 1. Meletakkan dahi ke tanah dalam keadaan
terbuka, baik semuanya atau sebagianya
‫الطمأنينة فيه الحادي عشر الجلوس بين‬
2. Sujud dilakukan dengan menekan kening
.‫السجدتين الثاني عشر الطمأنينة فيه‬ ke tanah, dengan sekira seandainya ada
"(Rukun Sholat) yang kesembilan adalah kapas di bawahnya niscaya akan kempes
sujud dua kali dengan meletakkan kening dan akan terasa beratnya di tangannya
di atas tempat sholatnya dalam keadaan
terbuka dan menekannya dan menjadikan jika diandaikan tangan di bawah kapas.
bagian bawah badannya lebih tinggi dari 3. At Tankis, yaitu menjadikan bagian bawah
bagian atasnya (at tankis), meletakkan badannya lebih tinggi dari bagian atasnya.
sebagian dari kedua lututnya dan bagian 4. Meletakkan sebagian dari kedua lututnya,
dalam telapak tangannya dan bagian meski sedikit ke tanah
dalam jari-jari kedua kakinya. Kesepuluh, 5. Meletakkan bagian dalam kedua telapak
Thuma'ninah dalam dua sujud.
tangan ke tempat shalat
Kesebelas, duduk di antara dua sujud.
Kedua belas, Thuma'ninah dalam duduk 6. Meletakkan bagian dalam jari-jari kedua
di antara dua sujud" kaki ke tempat shalat
➡ Rukun sholat yang kesepuluh adalah
Penjelasan: Thuma'ninah dalam sujud
➡Rukun sholat yang kesembilan adalah ➡Rukun sholat yang kesebelas adalah
sujud dua kali duduk di antara dua sujud
👉 Sujud artinya meletakkan kening dan ➡Rukun sholat yang kedua belas adalah
dua lutut dan yang mengikutinya ke Thuma'ninah dalam duduk di antara dua
tempat shalat sujud
RUDUD 14  Wajh memiliki beberapa makna, di
Apabila Wahhabi berkata: antaranya adalah muka anggota badan,
"Allah itu duduk tidak seperti duduk kita, dzat, kiblat, ketaatan dan lainya
Allah itu jisim tidak seperti jisim kita"  Yad memiliki beberapa makna, di
antaranya adalah tangan anggota badan,
Maka katakan: kekuasaan, janji dan lainya
✔Perkataan kalian "tidak seperti duduk kita  Ain memiliki beberapa makna, di
dan tidak seperti jisim kita" tidak bisa antaranya adalah mata anggota badan,
menyelamatkan kalian dari paham tasybih mata-mata, penjagaan, sumber air dan
(menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya) lainnya
✔Perkataan kalian ini berbeda dengan ✔Sehingga:
perkataan sebagian ulama: - ketika dikatakan ‫ كاستتوائنا ال استتوى‬berarti
bukan duduk atau bersemayam, karena jika
‫ هلل يد ال‬،‫ هلل عين ال كأعيننا‬،‫هللا استوى ال كاستوائنا‬
diartikan duduk atau bersemayam maka akan
‫ هلل وجه ال كوجوهنا‬،‫كأيدينا‬ sama dengan istiwa' manusia.
dengan argumentasi sebagai berikut: - Ketika dikatakan ‫ كأيتدينا ال يتد‬berarti bukan
1. Penisbatan julus (duduk) dan jisim tidak tangan anggota badan, karena jika diartikan
ada dalam al Qur'an dan hadits, berbeda tangan anggota badan maka akan sama
dengan istiwa', 'ain, yad dan wajh yang dengan yad manusia
penisbatanya pada Allah ada dalam Al - Ketika dikatakan ‫ كوجوهنتتا ال وجتته‬berarti
Qur'an dan hadits. bukan muka anggota badan, karena jika
2. Julus (duduk) dan jisim adalah sifat yang diartikan muka anggota badan maka akan
khusus untuk makhluk dan tidak layak sama dengan wajh manusia
bagi Allah. - Ketika dikatakan ‫ كأعيننتا ال عتين‬berarti bukan
✔Duduk secara bahasa diperuntukkan untuk mata anggota badan, karena jika diartikan
sesuatu yang memiliki dua bagian tubuh atas mata anggota badan maka akan sama dengan
dan bawah, yaitu ketika pantat menempel 'ain manusia.
pada tempat yang diduduki. Karenanya tidak
dikatakan: "Pohon itu duduk" , karena pohon Dengan demikian Perkataan kalian (Allah
tidak memiliki lekukan badan bagian bawah duduk tidak seperti duduk kita dan Allah itu
dan pantat. jisim tidak seperti jisim kita) itu seperti
✔Jisim secara bahasa artinya sesuatu yang perkataan: "Allah tidur tidak seperti tidur
memiliki panjang, lebar dan kedalaman, atau kita, Allah itu ngantuk tidak seperti ngantuk
dengan kata lain jisim adalah benda yang kita, Allah itu lemah tidak seperti lemahnya
tersusun. kita".
Berbeda dengan kata Istiwa', wajh, 'ain dan Dan wajar apabila al Imam Ahmad bin
yad. Dalam bahasa Arab kata-kata tersebut Hanbal Radliyallahu anhu berkata:
memiliki makna lebih dari satu, yang ‫من قال هللا جسم ال كاألجسام كفر‬
sebagian maknanya layak bagi Allah dan "Barangsiapa yang berkata: Allah itu jisim tidak
sebagian lagi tidak layak bagi Allah. seperti jisim maka dia kufur"
 Istiwa' memiliki 15 makna, di antaranya (Diriwayatkan oleh al Imam Badruddin az
adalah duduk, bersemayam, menguasai, Zarkasyi dalam kitab Tasynif al Masaami bi
sempurna, tegak lurus, berlabuh, masak Syarh Jam'i al Jawami')
dan lainnya.
RUDUD 15 1. Bukankah ketika mengangkat jari telunjuk
Apabila Wahhabi berkata: dalam sholat, bersamaan dengan
"Allah itu berada di atas langit, buktinya mengucapkan ‫ اال هللا‬dalam tasyahud,
ketika berdo'a kita menghdapkan telapak dalam sebagian riwayat dianjurkan untuk
tangan bagian dalam ke arah langit" sedikit membongkokkan jari tersebut ke
arah bawah?!,
Maka katakanlah:  jawabannya ya.
Itu dalih bukan dalil. Dalih seperti itu  Seandainya Allah berada di langit
sangat mudah dibantah, katakan kepada pastilah Nabi mengangkat jari
mereka: telunjuknya ke arah langit dan bukan
2. Bukankah ketika berdo'a istisqa' kalian membongkokkanya ke arah bawah.
menghadapkan telapak tangan bagian
dalam ke arah bawah?!. Ketahuilah…!!! sesungguhnya Umat Islam
 Jawabannya ya, karena telah menghadapkan telapak tangan bagian dalam
diriwayatkan dalam Shahih Muslim ke arah langit ketika berdo'a itu karena dua
bahwa Rasulullah shallallahu alaihi hal:
wasallam ketika berdo'a istisqa'
(meminta hujan), beliau menjadikan 1. Langit adalah qiblat do'a, sebagaimana
bagian dalam telapak tangannya ke Ka'bah itu qiblat sholat.
arah bumi dan bagian luarnya ke arah  Sebagaimana ketika kita menghadap
langit. Ka'bah dalam sholat tidak
👆Apakah menurut kalian Allah berubah menunjukkan Allah di dalam Ka'bah,
menjadi berada di arah bawah dalam do'a demikian juga ketika kita
Istisqa'?! ‫حاشا هلل‬ menghadapkan telapak tangan bagian
dalam ke arah langit, tidak
3. Ketika kalian sholat, bukankah kalian menunjukkan Allah ada di langit.
menghadap Ka'bah?!,
 jawabannya ya, karena menghadap  Menghadap Ka'bah ketika sholat dan
ka'bah adalah syarat sah sholat. menghadapkan telapak tangan bagian
👆Apakah menurut kalian Allah berubah dalam ke arah langit ketika berdo'a
menjadi berada di dalam Ka'bah hanya adalah murni ta'abbud (menjalankan
karena kita menghadapkan badan kita ke perintah Allah), bukan karena
sana ketika sholat ?! ‫حاشا هلل‬ keduanya memiliki keistimewaan
berupa menjadi tempat tinggal Allah.
4. Bukankah Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam melarang orang yang sholat 2. Langit adalah tempat turunnya rahmat
untuk mengangkat kepalanya ke arah dan keberkahan.
langit dan dianjurkan untuk mengarahkan
pandangan ke tempat sujud?!  Langit adalah tempat tinggal para
 jawabannya, ya. malaikat, sebagian mereka
 Seandainya Allah itu berada di langit diperintahkan Allah menurunkan
pastilah Rasulullah tidak melarang rahmat dan keberkahan-Nya kepada
umat Islam mengangkat kepalanya ke umat manusia, berupa air hujan, rizki
arah langit ketika sholat. dan lainnya.
Catatan:
Keterangan bahwa langit adalah qiblat do'a di antaranya dijelaskan oleh al Imam Abu
Manshur al Maturidiy dalam kitab at Tauhid, al Hafidz Murtadlo az Zabidi dalam Ithaf as
Sadah al Muttaqin, al Hafidz Ibnu Hajar al Asqolani dalam Fath al Bari, al Imam Al Bayadli
dalam Isyarat al Maram dan para ulama lainya.
Silahkan dibaca bagi yang ingin memastikan...

BUKU MATERI DAKWAH TERBITAN LD-PCNU KABUPATEN KEDIRI


085865625397 (tlp/WA)

Anda mungkin juga menyukai