NIM : 03031181621014
Shift : Jum’at (08.00-11.00 WIB)
Kelompok :2
Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu
tempat ke tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Panas dapat
mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu suatu zat, perubahan tekanan, reaksi
kimia dan kelistrikan. Proses terjadinya perpindahan panas dapat dilakukan secara
langsung, yaitu fluida yang panas akan bercampur dengan fluida dingin tanpa
adanya pemisah dan secara tidak langsung, yaitu bila diantara fluida panas dan
fluida dingin tidak mengalami kontak (dipisahkan oleh sekat-sekat pemisah).
Mekanisme perpindahan panas dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
perpindahan panas secara konduksi, konveksi, dan radiasi. Perpindahan panas
secara konduksi merupakan perpindahan panas antara molekul-molekul yang
saling berdekatan, antar benda yang satu dengan benda yang lainnya dan tidak
diikuti oleh perpindahan molekul-molekul tersebut secara fisik.
Molekul-molekul benda yang panas bergetar lebih cepat dibandingkan
molekul-molekul benda yang berada dalam keadaan dingin. Getaran-getaran yang
cepat ini, tenaganya dilimpahkan kepada molekul di sekelilingnya sehingga
menyebabkan getaran yang lebih cepat maka akan memberikan panas. Perpindahan
panas secara konveksi merupakan perpindahan panas dari suatu zat ke zat yang lain
disertai dengan gerakan partikel atau zat tersebut secara fisik. Konveksi sendiri
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa.
Konveksi alamiah merupakan pergerakan fluida yang terjadi akibat
perbedaan massa jenis. Bagian fluida yang menerima kalor akan memuai dan massa
jenisnya menjadi lebih kecil, sehingga molekulnya bergerak ke atas kemudian
tempatnya akan digantikan oleh bagian fluida dingin yang jatuh ke bawah karena
massa jenisnya lebih besar. Sementara itu, fluida pada konveksi paksa yang telah
dipanasi akan langsung diarahkan tujuannya oleh sebuah blower atau pompa.
Perpindahan panas radiasi yaitu perpindahan panas tanpa melalui media (tanpa
melalui molekul). Suatu energi dapat dihantarkan dari suatu tempat ke tempat
lainnya (dari benda panas ke benda yang dingin) dengan pancaran gelombang
elektromagnetik akan berubah menjadi panas jika terserap oleh benda yang lain.
1. Alat Penukar Kalor
Alat penukar kalor adalah suatu alat yang memungkinkan perpindahan
panas dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya,
medium pemanas dipakai uap lewat panas (super heated steam) dan air biasa
sebagai air pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin
agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran
panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang
memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung begitu saja.
Perpindahan panas pada alat penukar kalor biasanya melibatkan
perpindahan panas konveksi dari masing-masing fluida dan perpindahan panas
konduksi sepanjang dinding yang memisahkan kedua fluida tersebut. Laju
perpindahan panas antara kedua fluida pada alat penukar kalor bergantung pada
besarnya perbedaan temperatur yang bervariasi di sepanjang alat penukar kalor.
Berdasarkan kontak dengan fluida, alat penukar kalor tersebut dapat
dibedakan menjadi dua macam, antara lain alat penukar kalor kontak langsung dan
alat penukar kalor kontak tak langsung. Pada alat penukar kalor melalui kontak
langsung, fluida yang panas akan bercampur secara langsung dengan fluida dingin
(tanpa adanya pemisah) dalam suatu bejana atau ruangan. Salah satu contohnya
adalah deaerator. Deaerator adalah alat yang bekerja untuk membuang gas-gas yang
terkandung dalam air ketel, sesudah melalui proses pemurnian air.
Tipe alat penukar kalor yang kedua adalah alat penukar kalor kontak tak
langsung. Alat ini merupakan tipe alat penukar kalor di mana fluida panas tidak
mengalami kontak langsung (indirect contact) dengan fluida dingin. Jadi proses
perpindahan panas yang terjadi mempunyai media perantara, seperti pipa, plat, atau
peralatan jenis lainnya. Salah satu contohnya adalah kondensor. Secara umum, tipe
aliran di dalam alat penukar panas dapat dibedakan, sebagai berikut:
1) Counter current flow (aliran berlawanan arah)
2) Paralel flow/co current flow (aliran searah)
3) Cross flow (aliran silang)
4) Cross counter flow (aliran silang berlawanan)
2. Prinsip Umum Vaporizer
Prinsip umum dari vaporizer yaitu cairan diumpankan ke dalam vaporizer
kemudian dipanaskan dengan suatu media pemanas (umpan tidak kontak langsung
dengan media pemanas). Biasanya tidak semua umpan dapat teruapkan dengan
sempurna. Produk yang dihasilkan (uap dan cairan) dipisahkan dalam suatu tangki
pemisah. Uap yang dihasilkan kemudian digunakan untuk proses selanjutnya,
cairan yang tidak menguap di recycle kembali. Pada tabel berikut ini dijelaskan
asumsi-asumsi yang digunakan dalam perancangan vaporizer natural gas.
4. Jenis-jenis Vaporizer
Vaporizer berfungsi untuk memekatkan suatu larutan dengan cara
menguapkan cairan selain air Ada beberapa jenis dari vaporizer berdasarkan
sirkulasinya yaitu vaporizer dengan sirkulasi alamiah dan vaporizer dengan
sirkulasi paksa. Berikut ini adalah penjelasan mengenai kedua jenis vaporizer
berdasarkan sirkulasinya beserta prinsip kerja alat yang digunakan dalam proses.
1) Vaporizer dengan sirkulasi alamiah
Vaporizer jenis ini memiliki prinsip kerja di mana cairan umpan dapat
mengalir sendiri dalam vaporizer dengan bantuan gaya gravitasi. Jenis yang
pertama adalah kettle reboiler. Kettle reboiler merupakan alat yang sederhana dan
sangat bermanfaat. Prinsip kerja dari kettle reboiler ini yaitu cairan dari kolom
minum (cairan pada bagian bawah menara) masuk ke dalam kettle melalui shell
samping. Terjadi kontak antara cairan dengan steam sehingga terjadi pertukaran
panas yang menyebabkan cairan menguap. Uap akan mengalir melalui tabung dan
akan keluar sebagai bundel dari condensate.