Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PENDAHULUAN

2.1 Flowmeter
Flowmeter adalah alat untuk mengukur jumlah atau laju aliran dari suatu
fluida yang mengalir dalam pipa atau sambungan terbuka. alat ini terdiri dari
primary device, yang disebut sebagai alat utama dan secondary device (alat bantu
sekunder). Flowmeter umumnya terdiri dari dua bagian, yaitu alat utama dan alat
bantu sekunder. Alat utama menghasilkan suatu sinyal yang merespon terhadap
aliran karena laju aliran tersebut telah terganggu. Alat utamanya merupakan
sebuah orifice yang mengganggu laju aliran, yaitu menyebabkan terjadinya
penurunan tekanan. Alat bantu sekunder menerima sinyal dari alat utama lalu
menampilkan, merekam, dan mentrasmisikannya sebagai hasil pengukuran dari
laju aliran (Febbiyana dkk, 2021).
Menurut Ismail (2013), pengukuran atau penyensoran aliran fluida dapat
digolongkan sebagai berikut:
1. Pengukuran kuantitas
Pengukuran ini memberikan petunjuk yang sebanding dengan kuantitas
total yang telah mengalir dalam waktu tertentu. Fluida mengalir melewati elemen
primer secara berturutan dalam kuantitas yang kurang lebih terisolasi dengan
secara bergantian mengisi dan mengosongkan bejana pengukur yang diketahui
kapasitasnya.
Pengukuran kuantitas diklasifikasikan menurut :
a. Pengukur gravimetri atau pengukuran berat
b. Pengukur volumetri untuk cairan
c. Pengukur volumetri untuk gas

2. Pengukuran laju aliran


Laju aliran Q merupakan fungsi luas pipa A dan kecepatan V dari cairan
yang mengalir lewat pipa, yakni:
Q = A.V ..................................................................................(2.1)

3
4

Tetapi dalam praktek, kecepatan tidak merata, lebih besar di pusat. Jadi
kecepatan terukur rata-rata dari cairan atau gas dapat berbeda dari kecepatan rata-
rata sebenarnya. Gejala ini dapat dikoreksi sebagai berikut:
Q = K.A...................................................................................(2.2)
Dimana K adalah konstanta untuk pipa tertentu dan menggambarkan
hubungan antara kecepatan rata-rata sebenarnya dan kecepatan terukur. Nilai
konstanta ini bisa didapatkan melalui eksperimen.

Gambar 2.1 Vortex shedding flowmeter, (a) flowmeter geometry,


(b ) response, (c) readout block diagram
(Sumber: Ismail, 2013)

3. Pengukuran metoda differensial tekanan


Jenis pengukur aliran yang paling luas digunakan adalah pengukuran
tekanan differensial. Pada prinsipnya beda luas penampang melintang dari aliran
dikurangi dengan yang mengakibatkan naiknya kecepatan, sehingga menaikkan
pula energi gerakan atau energi kinetis. Karena energi tidak bisa diciptakan atau
dimusnahkan (Hukum Kekalan Energi), maka kenaikan energi kinetis ini
diperoleh dari energi tekanan yang berubah.
Lebih jelasnya, apabila fluida bergerak melewati penghantar (pipa) yang
seragam dengan kecepatan rendah, maka gerakan partikel masing-masing
umumnya sejajar disepanjang garis dinding pipa. Kalau laju aliran meningkat,
titik puncak dicapai apabila gerakan partikel menjadi lebih acak dan kompleks.
Kecepatan kira-kira di mana perubahan ini terjadi dinamakan kecepatan
kritis dan aliran pada tingkat kelajuan yang lebih tinggi dinamakan turbulen dan
pada tingkat kelajuan lebih rendah dinamakan laminer.
5

Kecepatan kritis dinamakan juga angka Reynold, dituliskan tanpa dimensi:


DρV
R D= …………………….………….…………………..(2.3)
μ
dimana : D = dimensi penampang arus fluida, biasanya diameter
ρ = kerapatan fluida
V = kecepatan fluida
μ = kecepatan absolut fluida
Pengukuran aliran metoda ini dapat dilakukan dengan banyak cara
misalnya: menggunakan pipa venturi, pipa pitot, orifice plat (lubang sempit),
turbine flowmeter, rotameter, cara thermal, menggunakan bahan radio aktif,
elektromagnetik, ultra sonic dan flowmeter gyro. Cara lain dapat dikembangkan
sendiri sesuai dengan kebutuhan proses.

2.2 Venturimeter
Alat ini dapat dipakai untuk mengukur laju aliran fluida, misalnya
menghitung laju aliran air atau minyak yang mengalir melalui pipa. Venturimeter
digunakan sebagai pengukur volume fluida misalkan minyak yang mengalir tiap
detik (Ayub, 2015).

Gambar 2.2 Sketsa Venturimeter


(Sumber: Ayub, 2015)
Venturimeter adalah sebuah alat yang bernama pipa venturi. Pipa venturi
merupakan sebuah pipa yang memiliki penampang bagian tengahnya lebih sempit
dan diletakkan mendatar dengan dilengkapi dengan pipa pengendali untuk
mengetahui permukaan air yang ada sehingga besarnya tekanan dapat
diperhitungkan. Dalam pipa venturi ini luas penampang pipa bagian tepi memiliki
penampang yang lebih luas daripada bagian tengahnya atau diameter pipa bagian
tepi lebih besar daripada bagian tengahnya. Zat cair dialirkan melalui pipa yang
penampangnya lebih besar lalu akan mengalir melalui pipa yang memiliki
6

penampang yang lebih sempit, dengan demikian, maka akan terjadi perubahan
kecepatan (Ayub, 2015).
Dengan menggunakan persamaan Bernouli:
g Δv 2 ΔP
ΔZ + + +F=−W
gc 2 gc ρ ..................................................................(2.4)
maka untuk venturimeter berlaku persamaan :

√ ( Δpp )
2. gc
Q=C v . A2

( )
2
A2
1−
A1
.................................................................(2.5)
Dengan :
Q : Debit Aliran, ft3/det
Cv : Koefisien Discharger Venturimeter
A1 : Luas Penampang Pipa, ft2
A2 : Luas Penampang Nozzle, ft2
Ρ : Berat Jenis Fluida, lbm/ft3
gc : Konstanta Gravitasi, 32,174 lbm ft/lbf det
Δp : Penurunan Tekanan, lbf/ft2
Δh : Beda Tinggi Fluida pada Manometer

2.3 Orificemeter
Meteran laju adalah alat yang menentukan jumlah (berat atau volume) per
waktu yang melalui suatu penampang tertentu. Meteran laju mencakup antara lain
orifice, nose, meteran venture, rotameter dan bendung. Orifice meter adalah satu
set alat yang diletakan di suatu pipa untuk menghambat aliran fluida dan
menimbulkan pressure drop. Pengukuran laju aliran (flow rate) didapat dari
perbedaan tekanan karena adanya pressure drop tersebut. Metode pengukuran ini
disebut inferential atau rate meter. Jadi tidak langsung mengukur quantity fluida
(Anas dan Anis, 2017).
7

Gambar 2.3 Pelat orifice


(Sumber: Anas dan Anis, 2017)
Jenis orificemeter yang banyak dipakai dan sudah ada standarnya, adalah
concentric, square edge, flange tap orifice meter. Selain orifice plate, flow nozzle
dan venturi tube juga masuk kedalam jenis flow meter ini. Agar dapat dipakai
untuk pengukuran, alat ini perlu di kalibrasi secara empiris. Yaitu dengan
mengalirkan sejumlah volume tertentu fluida dan mencatat pembacaannya untuk
mendapatkan quantity standard bagi pengukuran fluida lainnya. Dengan
mengikuti konstruksi mekanis yang standard, tidak diperlukan kalibrasi kembali
(Anas dan Anis, 2017).
Sistematika kerja meter orifis adalah mengukur aliran gas di dalam pipa
yang dipersempit lubang alirannya dengan orifice (lubang kecil), akan terjadi
gesekan dan terjadi perbedaan tekanan antara sebelum orifice (upstream) dan
setelah orifice (downstream). Untuk menentukan beda tekanan tersebut digunakan
alat ukur beda tekanan dengan alat bellow atau merqury float (Anas dan Anis,
2017).
Untuk Orificemeter berlaku persamaan :

√ ( Δpp )
2. gc
Q=C v . A2

( )
2
A2
1−
A1
.......................................................(2.6)
Dimana :
Q : Debit Aliran, cuft/det
Cv : Koefisien Discharger Venturimeter
A1 : Luas Penampang Pipa, sqft
A2 : Luas Penampang Nozzle,sqft
8

Ρ : Berat Jenis Fluida, lbm/cuft


gc : Konstanta Gravitasi, 32,174 lbm ft/lbf det
Δp : Penurunan Tekanan, lbf/sqft
Δh : Beda Tinggi Fluida Pada Manometer

2.4 Rotameter
Rotameter terdiri dari pipa tirus tegak yang didalamnya ditempatkan
sebuah benda pengapung. Aliran fluida mengalir dari bawah ke atas memasuki
ruang rotameter. Karena laju aliran fluida, maka benda pengapung yang ada di
dalamnya bergerak naik dan turun sesuai dengan besarnya debit aliran fluida.
Sketsa rotameter seperti tampak pada Gambar 2.4 berikut.

Gambar 2.4 Sketsa Rotameter


(Sumber: Fitriyah dan Wahyudi, 2021)

Pada rotameter ini perubahan tekanannya tetap, tetapi area aliran fluidanya
berubah-ubah sesuai dengan kecepatan debit aliran fluida. Hal ini berakibat pada
naik turunnya benda pengapung. Perubahan naik turun benda pengapung ini
dijadikan dasar untuk menentukan debit aliran fluida (Fitriyah dan Wahyudi,
2021).
Berdasarkan gaya-gaya yang bekerja pada benda pengapung pada keadaan
seimbang dan dibantu dengan memanfaatkan persamaan kontinuitas, berikutnya
juga dengan melakukan manipulasi matematis untuk penyederhanaan, maka
didapat persamaan untuk rotameter :
9


2gc . V f ( ρf −ρ ) .1
Q=C r . A 0

( ) ............................................................(2.7)
A
02
A f . ρ 1−
A 2
1
10

Dengan :
Q : Debit Aliran, ft3/det
Cr : Koefisien Discharger Venturimeter
A0 : Luas Penampang Pipa, ft2
A1 : Luas Penampang Nozzle, ft2
Ρ : Berat Jenis Fluida, lbm/ft3
gc : Konstanta Gravitasi, 32,174 lbm ft/lbf det
Δp : Penurunan Tekanan, lbf/ft2
Δh : Beda Tinggi Fluida pada Manomete
Secara empiris, debit aliran fluida untuk venturimeter, orificemeter
maupun rotameter juga dapat dirumuskan dengan

Q=a .h b ..................................................................................(2.8)
Dengan
Q = Debit Aliran Fluida, ft3/det
h = Beda Tinggi Tekan

Anda mungkin juga menyukai