BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pertemuan praktikum Hidrogeologi kita membahas tentang pengukuran debit aliran
sungai, yang dimana kita ketahui ada dua metode. Dalam laboratorium kita telah mengetahui
teori-teori dari pengukuran debit aliran sungan dan juga kita telah mengetahui bagaimana cara
mengolah data-data seperti keceatan, waktu, jumlah putaran, lebar sungai, dan kedalaman
dengan menghitung menggunakan rumus kemudian mendapatkian data kecepatan dan debitnya.
Kali ini kita berkesempatan untuk melakukan acara lapangan bab ini pada sungai Babarsari, jadi
kita mengetahui bagaimana cara pengambilan datanya.
Maksud dan tujuan dari acara lapangan pengukuran debit aliran tidak langsung adalah
untuk mengetahui bagaimana cara menggunakan alat dan mengukur debit aliran Sungai Babrsari.
Teori yang mendasari pengukuran debit ini adalah percobaan Darcy, yaitu Hukum Darcy,
bahwa banyaknya volume air yang mengalir dari suatu tubuh sungai adalah hasil kali antara
kecepatan aliran dengan luas penampang media yang dialirinya atau luas penampang bangun alur
yang dialirinya.
Keterangan :
Q = debit aliran
v = kecepatan aliran
A = luas penampang
Pada umumnya pengukuran debit aliran air sungai dilakukan pada waktu-waktu tertentu.
Pengukuran ini biasanya berkaitan erat dengan maksud untuk mencari rating curve. Semakin
banyak lokasi pengukuran debit maka semakin akurat hasil analisis datanya. Jumlah pengukuran
debit pada waktu periode tertentu, tergantung dari :
- Tujuan pengukuran
- Tingkat ketelitian yang ingin dicapai
Pengukuran debit sungai/saluran secara langsung, dapat dilakukan melalui dua metode, yakni
1. Volumetric method
Pengukuran debit dengan cara ini dilakukan pada sungai kecil (debitnya kecil), memakai
bejana yang volumenya sudah diketahui/tertentu (misal = V), kemudian mengukur waktu
(dengan memakai stop watch) yang diperlukan untuk memenuhi persamaan :
Q = V/t,
Dimana :
V = volume bejana,
2. Ambang / pintu-ukur
Bangunan pintu-ukur ini dibuat menurut konstruksi sedemikian, sehingga ada hubungan
langsung antara debit aliran (Q) dengan tinggi muka air (H).
Masih ada beberapa metode pengukuran debit sungai/saluran secara langsung, misal
dengan menggunakan cairan perunut/ tracer.
Pengukuran debit sungai dengan cara ini dilakukan dengan menghitung kecepatan air
sungai (V). Dengan menggunakan alat tertentu dan berdasarkan rumus-rumus tertentu (termasuk
rumus-rumus dalam hidrolika), kecepatan aliran sungai dapat diketahui. Dengan mengingat
bahwa debit adalah perkalian antara kecepatan aliran dengan luas penampang.
Beberapa jenis alat ukur debit aliran sungai /saluran secara tidak langsung :
Alat ukur debit jenis ini terdiri dari batang/papan kayu berskala, dilengkapi dengan
pemberat yang dapat diputar.
Keterangan :
V = kecepatan rata-rata aliran sungai/saluran
g = percepatan gravitasi
3. Dimana : Pitot
v = kecepatan rerata aliran sungai/saluran
L = Luas
meter
Alat ini biasa dipergunakan untuk pengukuran kecepatan pengaliran di dalam pipa (pipe
flow) di laboratorium.Terdiri dari pipa bengkong yang dimasukkan ke dalam aliran.
Keterangan :
g = percepatan gravitasi
4. Pengapungan (Float)
Pengukuran kecepatan aliran dengan cara ini hanya untuk menaksir secara kasar, karena
hanya meliputi kecepatan aliran di permukaan saja. Padahal sesungguhnya kecepatan rerata
aliran di sungai tidak hanya terdiri atas kecepatan aliran bagian zat cair yang ada
dipermukaan saja, tetapi juga kecepatan di setiap kedalaman sungai, padahal besar
s
kecepatan itu berbeda-beda. Dimana V
t
5. V Nocth
Merupakan seperangkat alat terdiri dari papan yang salah satu sisinya membentuk huruf
V dan disertai alat ukur berskala.
6. Current meter
Prinsip kerja dari alat current meter adalah mengukur besarnya kecepatan arus
berdasarkan jumlah putaran kipas dalam alat.
Keterangan :
v = kecepatan aliran
Selain itu dibutuhkan parameter luas penampang sungai (A) untuk menghitung debit,
dimana : Q = v . A
Dalam praktikum pengukuran debit sungai ini kita akan memperagakan salah satu metode
pengukuran debit sungai secara tidak langsung yaitu current meter.
Langkah Kerja :
Metode Floating
1) Mengukur lebar penampang sungai dengan menggunakan meteran.
2) Bentangkan meteran sepanjang 20 m , bola pingpong yang dilepaskan di arus sungai dan
dibiarkan mengikuti arus sepanjang 20 m
3) Lepaskan bola pingpong.
4) Hitung waktu bola pingpong tersebut yang sudah dilepaskan dengan stopwatch.
5) Lakukan pada 3 titik yang berbeda.
BAB II
ISI
II.I Pembahasan
Pada acara lapangan kali ini kita melakukan tiga kali pengukuran debit aliran yaitu
dengan menggunakan metode current meter, yang pertama lebar sungainya kemudian dalamnya
sungai per bagian-bagian lalu kecepatan dari debit, karena kita menggunakan alat current meter
jadi kita langsung mengetahui kecepatannya. Cara menggunakannya adalah dengan
menenggalamkan kincir current meter selama 10 detik.
Setelah selesai melakukan 3 kali pengukuran di 3 titik berbeda dengan metode current
meter, kemudian kita melakukan metode pengapungan (floating). Dengan menggunakan bola
pingpong dan meteran. Pertama bentangkan metaran sepanjang 20 m kemudian lepaskan bola
pingpong tersebut. Hitung lamanya bola pingpong berjalan dari meter pertama hingga meter
terakhir menggunakan stopwatch.
II.II Perhitungan
Penampang 1
2 15 cm - detik 0,4
2 23 cm - 2,6
2 0 - 0,9
Perhitungan
Luas
o
I => (11x200) 2 = 1100 cm2 => 11m2
o
II => (4x200) 2 + (11x200) = 400 + 2200 = 2600cm2 => 26m2
o
III=> (8x200) 2 + (15x200) = 800 + 3000 = 3800 cm2 => 38m2
o
IV=> (23x200) 2 = 2300 cm2 = 23m2
Penampang 2
3 15 cm - detik 0,6
3 20 cm - 0,6
3 0 - 0,6
Perhitungan
Luas
o
I => (48x300) 2 = 7200 cm2 => 72m2
o
II => (33x300) 2 + (15x300) = 4950 + 4500 = 9450cm2 => 94,5m2
o
III => (5x300) 2 + (15x300) = 750 + 4500 = 5250 cm2 => 52,5m2
o
IV => (20x300) 2 = 3000 cm2 = 30 m2
Penampang 3
Waktu Kecepatan
2 27 cm - 0,7 66667
2 0 - 0,7
Perhitungan
Luas
o
I => (36x200) 2 = 3600 cm2 => 36m2
o
II => (9x200) 2 + (27x200) = 6300cm2 => 63m2
o
III => (27x200) 2 = 2700 cm2 => 27 m2
2. v=s/t= 20/51,04=0,3918495298
Q= v.A = 0,3918495298.128=50,15673981
3. v=s/t= 20/26,48=0,7552870091
Q= v.A = 0,7552870091.196=148,0362538
BAB III
KESIMPULAN
Dalam pertemuan ketiga praktikum Hidrogeologi kita membahas tentang pengukuran debit
aliran sungai, yang dimana kita ketahui ada dua metode. Laporan ini dibuat untuk menjelaskan
cara melakukan acara lapangan bab ini pada sungai Babarsari, jadi kita mengetahui bagaimana
cara pengambilan datanya. Pengukuran kecepatan aliran dengan cara ini hanya untuk menaksir
secara kasar, karena hanya meliputi kecepatan aliran di permukaan saja. Padahal sesungguhnya
kecepatan rerata aliran di sungai tidak hanya terdiri atas kecepatan aliran bagian zat cair yang
ada dipermukaan saja, tetapi juga kecepatan di setiap kedalaman sungai, padahal besar kecepatan
s
itu berbeda-beda. Dimana V
t