Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

HIDROLIKA 1 IL-2101
MODUL II
ALAT UKUR DEBIT SALURAN TERTUTUP

Nama Praktikan : Siti Anjani Nurul Islamiati


NIM : 15716026
Kelompok/Shift : A2
Tanggal Praktikum : 15 November 2017
Tanggal Pengumpulan : 29 November 2017
PJ Modul : Nida Ulhusna (15714021)
Asisten : Virgia Rinanda (15714006)
Nida Ulhusna (15714021)

POGRAM STUDI REKAYASA INFRASTRUKTUR LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2017
I. Tujuan
1. Menghitung debit teoritis pada saluran tertutup dengan venturimeter dan
orificemeter.
2. Menentukan nilai koefisien discharge (Cd) pada venturimeter dan
orificemeter.
3. Mengetahui penerapan dan aplikasi alat ukur debit saluran tertutup pada
bidang Infrastruktur Lingkungan.

II. Prinsip Percobaan


Prinsip dasar pada percobaan ini adalah prinsip kerja venturimeter
untuk mendapatkan beda tekanan. Jika aliran melalui venturimeter benar-
benar tanpa gesekan, maka tekanan fluida yang meninggalkan venturimeter
tentulah sama persis dengan fluida yang memasuki meteran dan keberadaan
meteran tidak akan menyebabkan kehilangan tekan yang bersifat permanen
dalam tekan. Kecepatan fluida harus naik apabila terdapat restriksi pada pipa
untuk memenuhi Hukum Kontinuitas, sedangkan besar tekanan harus turun
untuk memenuhi Hukum Konservasi Mekanika Energi.
Prinsip dasar pada percobaan ini adalah prinsip kerja orificemeter
untuk mengukur laju aliran volume atau massa fluida di dalam saluran yang
tertutup berdasarkan prinsip beda tekan. Prinsip dasar pengukuran plat orifice
dari suatu penyempitan yang menyebabkan timbulnya suatu perbedaan
tekanan pada fluida yang mengalir.

III. Teori Dasar


A. Venturimeter

Alat ini dapat dipakai untuk mengukur laju aliran fluida, misalnya
menghitung laju aliran air atau minyak yang mengalir melalui pipa.
Venturimeter digunakan sebagai pengukur volume fluida misalkan
minyak yang mengalir tiap detik. Venturimeter adalah sebuah alat yang
bernama pipa venturi. Pipa venturi merupakan sebuah pipa yang memiliki
penampang bagian tengahnya lebih sempit dan diletakkan mendatar
dengan dilengkapi dengan pipa pengendali untuk mengetahui permukaan
air yang ada sehingga besarnya tekanan dapat diperhitungkan. Dalam pipa
venturi ini luas penampang pipa bagian tepi memiliki penampang yang
lebih luas daripada bagian tengahnya atau diameter pipa bagian tepi lebih
besar daripada bagian tengahnya. Zat cair dialirkan melalui pipa yang
penampangnya lebih besar lalu akan mengalir melalui pipa yang memiliki
penampang yang lebih sempit, dengan demikian, maka akan terjadi
perubahan kecepatan. Untuk Venturi Meter ini dapat dibagi 3 bagian
utama yaitu :

a. Bagian Inlet
Bagian yang berbentuk lurus dengan diameter yang sama seperti
diameter pipa atau cerobong aliran. Lubang tekanan awal ditempatkan
pada bagian ini.
b. Inlet Cone
Bagian yang berbentuk seperti kerucut, yang berfungsi untuk
menaikkan tekanan fluida.
c. Throat (leher)
Bagian tempat pengambilan beda tekanan akhir bagian ini berbentuk
bulat datar. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengurangi atau
menambah kecepatan dari aliran yang keluar dari inlet cone.

Gambar 3.1 Venturimeter

B. Orificemeter

Orifice Plate dapat di definisikan sebagai logam berbentuk


lempengan tipis dengan lubang sirkular yang konsentrik dengan internal
diameter dari meter tube ketika terpasang. Orificemeter adalah alat ukur
yang menggunakan orifice plate sebagai komponen utama dalam
pengukuran natural gas. Dalam penggunaan orificemeter yang difungsikan
sebagai pengukuran maka sangatlah penting terlebih dahulu mengkalibrasi
secara empiris. Lempengan orifice sebagai standart pengukuran dan
kalibrasi yang ekstentif telah dilakukan sehingga telah diterima secara luas
sebagai standar pengukuran fluida. Sebuah orifice dalam pipa ditunjukkan
dengan manometer untuk mengukur penurunan dari tekanan differensial
darifluida yang dihasilkan oleh orifice. Adapun perangkat alat ukur orifice
flow meter terdiri dari :

 Plat orifice dengan diameter tertentu.


 Sepasang lubang / titik, sebuah di up stream dan sebuah lagi di
downstream aliran.
 Manometer dan thermometer.
Plat orifice merupakan bagian dari alat orifice meter yang berfungsi
mengalirkan fluida yang akan diukur harga mass flownya. Plat orifice
hanya dapat dipakai untuk menentukan aliran fluida dalam pipa
berdiameter tidak kurang dari satu inchi. Plat orifice ada 3 jenis sesuai
dengan fungsinya, yaitu:
- Square edge: untuk menakar aliran uap atau air.
- Conical Entrance: untuk mengukur fluida kental (minyak).
- Quarter Circle: untuk mengukur fluida kental.

Gambar 3.2 Orificemeter

Prinsip kerja dari orifice meter pada dasarnya tergantung pada


perbedaan tekanan yang dihasilkan oleh orifice plate. Pada mulanya aliran
gas alam yang melewati pipa kemudianmelewati straightening vanes, yang
fungsinya adalah agar putaran dari aliran gas tersebut lebihberaturan yang
kemudian aliran gas tersebut membentur orifice sehingga terjadi
perbedaan tekanan
antara aliran sebelum
melewati orifice yang
kita sebut dengan
upstream dan setelah
melewati orifice yang
kita sebut dengan
downstream.
Salah satu
perbedaan antara
venturimeter dan
orificemeter adalah
pada venturimeter
tidak lebih ekonomis dibandingkan orificemeter.

Gambar 3.3. Perbedaan Venturimeter dan Orificemeter

Pada plat orifice sangatlah murah dan lebih ekonomis


dibandingkan venturimeter. Bukan hanya itu, pada orificemeter didapat
nilai debit yang lebih akurat dibandingkan venturimeter. Akan tetapi, pada
orificemeter dibutuhkan energi yang cukup banyak dikarenakan pada
orificemeter terjadi perubahan diameter secara tiba-tiba, sedangkan pada
venturimeter terjadi perubahan diameter secara perlahan. Pada
orificemeter kapasitas pengukuran rendah dan pada venturimeter kapasitas
pengukuran tinggi. Pada orificemeter terdapat meteran orifice. Meteran
Orifice mempunyai kelemahan tertentu dalam praktek pabrik pada
umumnya.
Alat ini cukup mahal, mengambil tempat cukup besar, dan
diameter leher terhadap diameter pipa tidak dapat diubah-ubah. Untuk
meteran tertentu dengan sistem manometer tertentu pula, laju aliran
maksimum yang dapat diukur terbatas sehingga apabila laju aliran
berubah, diameter leher mungkin menjadi terlalu besar untuk memberikan
bacaan yang teliti atau terlalu kecil untuk dapat menampung laju aliran
maksimum yang baru. Meteran Orifice dapat mengatasi keberatan-
keberatan terhadap venturi, tetapi konsumsi dayanya lebih tinggi.
Rumus yang digunakan :
a. Q teoritis = A x v
dimana,
P1 + ½ ρv12 = P2 + ½ ρv22

P1 - P2 = ½ ρv22 - ½ ρv12

P1 - P2 = ½ ρ (v22 – v12) Persamaan (1)

Persamaan Kontinuitas:

A1v1 = A2v2

𝐴2𝑣2
v1 = Persamaan (2)
𝐴1

Substitusikan persamaan (2) ke persamaan (1) :

P1 - P2 = ½ ρ (v22 – v12)

𝐴2𝑣2 2
P1 - P2 = ½ ρ(v22 – ( ))
𝐴1

𝐴22 𝑣22
P1 - P2 = ½ ρ(v22 – ( ))
𝐴12

𝐴2
P1 - P2 = ½ ρv22 (1- (𝐴1)2 )

Bagi semua dengan ρg

𝑃1 𝑃2 𝑣22 𝐴2
- = (1- (𝐴1)2 )
ρg ρg 2𝑔

𝑃1 𝑃2 𝐴2
2g (ρg − ) = v22 (1- (𝐴1)2 )
ρg

2𝑔 𝑃1 𝑃2
V22 = [ 𝐴2 2
− (ρg − )]
1− ( ) ρg
𝐴1

0,5
2𝑔 𝑃1 𝑃2
V2 = [ 𝐴2 2
− (ρg − )]
1− ( ) ρg
𝐴1

𝑃1 𝑃2
∆ℎ = ( − )
ρg ρg
Apabila menggunkan venturimeter maka yang digunakan pipa
A dan B, sedangkan untuk orificemeter digunakan pipa E dan F.
Menentukan debit aktual air menggunakan persamaan :

0,5

2𝑔
𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = 𝐶𝑑 𝑥 𝐴𝑏 𝑥 (∆ℎ𝐴𝐵 )
𝐴𝐵 2
[1 − ( 𝐴𝐴 ) ]

b. Perhitungan Koefisien Discharge (Cd)

Koefisien discharge digunakan untuk memperhitungkan efek


dari suatu ketidakidealan dari alat. Efek ketidakidealan terjadi karena
terjadinya aliran yang berpusar dan gerakan turbulen di dekat pelat
orifis, menyebabkan suatu kerugian head yang tidak dapat dihitung
secara teoritis. Koefisien discharge (Cd) dapat ditentukan dengan
membandingkan debit aktual (Qaktual) dengan debit teoritis
(Qteoritis).

𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Cd = 𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠

IV. Data dan Perhitungan


1) Data Awal
Suhu Awal = 24oC
Suhu Akhir = 25oC
Massa Beban = 2.5 kg
Massa Air = 3 x 2.5 kg = 7.5 kg
Diameter Pipa :
dA = 26 mm
dB = 16 mm
dE = 51 mm
dF = 20 mm
Tabel 4.1 Data Pengukuran Ketinggian Muka Air dan Waktu pada
Venturimeter
Variasi hA (mm) hB (mm) ∆hAB (mm) T (detik) Trata-rata
32.3
1 277 168 109 35.3 33.7
33.5
34.9
2 254 175 79 36.5 35.4
34.8
58.9
3 238 178 60 44.4 51.53
51.3

Tabel 4.2 Data Pengukuran Ketinggian Muka Air dan Waktu pada
Orificemeter

Variasi hE (mm) hF (mm) ∆hEF (mm) T (detik) Trata-rata


32.3
1 274 137 137 35.3 33.7
33.5
34.9
2 252 151 101 36.5 35.4
34.8
58.9
3 236 160 76 44.4 51.53
51.3

2) Pengolahan Data
Penentuan Massa Jenis
Untuk densitas, air-distilasi adalah material baku yang nilainya telah
ditetapkan dan diterima secara konvensional (Kell, 1975, dan juga Bettin,
1990). Nilainya untuk rentang suhu dari 20oC hingga 80oC seperti
tercantum pada Tabel 1 berikut.
Tabel 4.3 Nilai Baku Konvensional Densitas Air
Suhu (oC) Densitas (kg/m3)
20 998,23
30 995,62
40 992,24
50 988,07
60 983,24
70 977,81
80 971,83

Berdasarkan data pada Tabel 4.3 dapat diplot sebuah grafik, sebagai
berikut
1000

995
Massa Jenis AIr (kg/m3)

990
Massa Jenis Air
985 Poly. (Massa Jenis Air)

980

975
y = -0.0034x2 - 0.1039x + 1001.7
970 R² = 0.9999
0 50 100
Suhu (oC)

Gambar 4.3 Grafik Massa Jenis Terhadap Suhu

Dari grafik suhu air terhadap ρ air tersebut, didapat persamaan linear garis
y = -0.0034x2 - 0.1039x + 1001.7
Dimana x adalah suhu yang merupakan faktor pengubah dari massa jenis.
Maka dari itu, ρ air pada suhu 26.5˚C adalah
Massa Jenis = -0.0034(26.5)2 - 0.1039(26.5) + 1001.7
= 996.559 kg/m3
Penentuan Debit Aktual

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Debit Aktual dengan Hidraulic Bench pada
Venturimeter dan Orificemeter

Waktu (t)
No. Massa Air (kg) Qaktual (m3/s)
t1 t2 t3 tr
1 32.3 35.3 33.5 33.7 7.5 2.233 x 10-4
2 34.9 36.5 34.8 35.4 7.5 2.126 x 10-4
3 58.9 44.4 51.3 51.53 7.5 1.460 x 10-4

Pada Tabel 4.4 tersebut, dengan perolehan waktu rata – rata dapat
diperoleh debit aktual pada tiap variasi dengan menggunakan persamaan

𝑉
𝑄 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =
𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎

𝑚
Sedangkan volume dicari dengan rumus 𝑉 = , maka untuk
𝜌

volume air didapatkan

𝑚 7.5 𝑘𝑔
𝑉= = = 7.526 × 10−3 𝑚3
𝜌 996.559 kg/𝑚3

Sedangkan untuk debit adalah

𝑉 7.526 × 10−3 𝑚3
𝑄1 = = = 2.233 × 10−4 𝑚3 /𝑠
𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 1 33.7 𝑠

𝑉 7.526 × 10−3 𝑚3
𝑄2 = = = 2.126 × 10−4 𝑚3 /𝑠
𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 2 35.4 𝑠

𝑉 7.526 × 10−3 𝑚3
𝑄3 = = = 1.460 × 10−4 𝑚3 /𝑠
𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 3 51.53 𝑠

Penentuan Kecepatan pada Venturimeter dan Orificemeter

Pada praktikum, tercatat terjadi perbedaan ketinggian pada piezometer,


baik yang terhubung ke venturimeter maupun orificemeter, sehingga
dapat dihitung perbedaan ketinggiannya. Persamaan berikut digunakan
untuk menentukan kecepatan aliran pada venturimeter dan orificemeter di
bagian diameter kecil

2𝑔 𝑃𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑃𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙


𝑉𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 = √ 𝐴 2 ×( − )
𝜌𝑔 𝜌𝑔
1−( 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 )
𝐴𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

Keterangan : V = kecepatan (m/s)

A = luas permukaan (m2)

P = tekanan (N/m2)

 = massa jenis fluida (kg/m3)

g = percepatan gravitasi bumi (9.81 m/s2)

Dengan nilai perbedaan tekan setara dengan

𝑃𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑃𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙


− = ∆ℎ
𝜌𝑔 𝜌𝑔

Dengan ∆ℎ adalah perbedaan ketinggian pada piezometer, karena


tidak ada perbedaan ketinggian titik uji maka perbedaan tekanan
langsung ditunjukan oleh perbedaan ketinggian pada piezometer. Begitu
nilai kecepatan pada diameter kecil didapat, maka dapat ditentukan nilai
Qteoritis dengan persamaan

Qteoritis = Adiameter kecil x Vdiameter kecil

Keterangan : Qteoritis = debit teoritis (m3/s)

A = luas permukaan (m2)

V = kecepatan (m/s)

Luas permukaan pipa dapat dihitung berdasarkan nilai diameter masing


– masing pipa yang telah diketahui pada data awal. Dapat dihitung nilai
kecepatan aliran dari tiap sistem perpipaan sebagai berikut

AA = ¼ π (0.026)2 = 5.309 x 10-4 m2

AB = ¼ π (0.016)2 = 2.011 x 10-4 m2

AE = ¼ π (0.051)2 = 20.43 x 10-4 m2


AF = ¼ π (0.02)2 = 3.142 x 10-4 m2

- Venturimeter
Kecepatan di B :

2(9.8)
𝑉𝐵1 = 2 × 0.109 = 1. 579 𝑚/𝑠
√ 2.011 × 10−4
1−( )
5.309 × 10−4

2(9.8)
𝑉𝐵2 = 2 × 0.079 = 1.344 𝑚/𝑠
√ 2.011 × 10−4
1−( )
5.309 × 10−4

2(9.8)
𝑉𝐵3 = 2 × 0.06 = 1.172 𝑚/𝑠
√ 2.011 × 10−4
1−( )
5.309 × 10−4

Debit teoritis (Qteoritis) :


Q1 = (2.011 x 10-4 m2)(1.579 m/s) = 3.175 x 10-4 m3/s
Q2 = (2.011 x 10-4 m2)(1.344 m/s) = 2.703 x 10-4 m3/s
Q3 = (2.011 x 10-4 m2)(1.172 m/s) = 2.357 x 10-4 m3/s

- Orificemeter
Kecepatan :

2(9.8)
𝑉𝐹1 = 2 × 0.137 = 1.658 𝑚/𝑠
√ 3.142 x 10−4
1−( )
20.43 × 10−4

2(9.8)
𝑉𝐹2 = 2 × 0.101 = 1.424 𝑚/𝑠
√ 3.142 x 10−4
1−( )
20.43 × 10−4

2(9.8)
𝑉𝐹3 = 2 × 0.076 = 1.235 𝑚/𝑠
√ 3.142 x 10−4
1−( )
20.43 × 10−4

Debit teoritis (Qteoritis) :


Q1 = (3.142 x 10-4 m2)(1.658 m/s) = 5.209 x 10-4 m3/s
Q2 = (3.142 x 10-4 m2)(1.424 m/s) = 4.474 x 10-4 m3/s
Q3 = (3.142 x 10-4 m2)(1.235 m/s) = 3.880 x 10-4 m3/s
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Debit Teoritis dan Kecepatan pada
Venturimeter dan Orificemeter
Venturimeter Orificemeter
Variasi
vB (m/s) Qteoritis (m3/s) vF (m/s) Qteoritis (m3/s)
1 1.579 3.175 x 10-4 1.658 5.209 x 10-4
2 1.344 2.703 x 10-4 1.424 4.474 x 10-4
3 1.172 2.357 x 10-4 1.235 3.880 x 10-4

Penentuan Nilai Koefisien Discharge (Cd) secara Teoritis


Secara teoritis, koefisien discharge dapat dihitung dengan persamaan
𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
𝐶𝑑 =
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
Dimana nilai Qaktual harus selalu lebih kecil dari Qteoritis sehingga didapat
nilai Cd yang berkisar antara 0 sampai 1. Akan dihitung nilai Cd secara
teoritis dengan persamaan diatas untuk dibandingkan dengan nilai Cd
yang didapat dengan pengolahan grafik.
- Venturimeter
2.233 × 10−4 𝑚3 /𝑠
𝐶𝑑 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 1 = = 0.703
3.175 × 10−4 𝑚3 /𝑠
2.126 × 10−4 𝑚3 /𝑠
𝐶𝑑 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 2 = = 0.786
2.703 × 10−4 𝑚3 /𝑠
1.460 × 10−4 𝑚3 /𝑠
𝐶𝑑 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 3 = = 0.619
2.357 × 10−4 𝑚3 /𝑠
- Orificemeter
2.233 × 10−4 𝑚3 /𝑠
𝐶𝑑 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 1 = = 0.429
5.209 × 10−4 𝑚3 /𝑠
2.126 × 10−4 𝑚3 /𝑠
𝐶𝑑 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 2 = = 0.475
4.474 × 10−4 𝑚3 /𝑠
1.460 × 10−4 𝑚3 /𝑠
𝐶𝑑 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 3 = = 0.376
3.880 × 10−4 𝑚3 /𝑠
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Koefisien Discharge pada Venturimete dan
Orificemeter

Variasi Venturimeter Orificemeter


1 0.703 0.429
2 0.786 0.475
3 0.619 0.376

V. Data Akhir
Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Debit dan Kecepatan pada Venturimeter
Variasi Qaktual (m3/s) ∆hab rata-rata (mm) vb (m/s) Qteoriris (m3/s) Cd
1 2.233 x 10-4 109 1.579 3.175 x 10-4 0.703
2 2.126 x 10-4 79 1.344 2.703 x 10-4 0.786
3 1.460 x 10-4 60 1.172 2.357 x 10-4 0.619

Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Debit dan Kecepatan pada Orificemeter


Variasi Qaktual (m3/s) ∆hab rata-rata (mm) vb (m/s) Qteoriris (m3/s) Cd
1 2.233 x 10-4 137 1.658 5.209 x 10-4 0.429
2 2.126 x 10-4 101 1.424 4.474 x 10-4 0.475
3 1.460 x 10-4 76 1.235 3.880 x 10-4 0.376

VI. Analisis
1) Analisis A
Analisis Cara Kerja
Sebelum melakukan pengamatan dan venturimeter dan orificemeter
praktikan mengukur suhu awal dan suhu akhir setelah melakukan
praktikum yang nantinya dirata-ratakan untuk didapatkan massa jenis air
berdasarkan grafik densitas air terhadap temperatur. Sebelum melakukan
pembacaan dilakukan pemeriksaan apakah ada udara pada piezometer
atau tidak. Jika ada, udara yang terjebak di dalam Piezometer dikeluarkan
dari dalam Piezometer dengan tujuan untuk memudahkan pengamatan
dalam mengamati muka air pada Piezometer. Muka air di Piezometer
diposisikan pada ketinggian kira-kira 280 mm. Kemudian hidupkan
hydraulic bench yang sudah terpasang pipa / selang inlet dan outletnya.
Kemudian dilakukan 3 kali variasi debit dan 3 kali perhitungan waktu
setiap 1 variasi debit. Perlakuan 3 kali perhitungan waktu ini bertujuan
untuk mengurangi tingkat kesalahan dalam pembacaan waktu. Waktu
yang dihitung adalah waktu yang dibutuhkan oleh hydraulic bench untuk
menaikkan beban seberat 2.5 kg hal ini dilakukan untuk menentukan
debit aktual aliran. Pengukuran debit dilakukan dengan menggunakan
persamaan debit terhadap massa dan waktu, dengan massa air = 3 x massa
beban. Hal ini disebabkan oleh perbandingan panjang lengan penghubung
antara beban dan air adalah 1 : 3. Lalu dilakukan pembacaan pada pipa
venturimeter dan orificemeter yang ditandai dengan huruf A dan B untuk
venturimetr dan E serta F untuk orificemeter.

Prinsip dari percobaan pada Modul 02 ini menggunakan Prinsip


Bernauli dan juga Prinsip Kontiniuitas, maka rumus dari V2 didapatkan
dari gabungan antara Persamaan Kontiniuitas dan juga Persamaan
Bernauli. Dalam praktikum Modul 02 ini di butuhkan data koefisien
discharge literature sebagai acuan untuk menetukan galat dari koefisien
discharge praktikum.

Analisis Hasil dan Grafik


0.0003

0.00025 y = 0.0018x
Debit Aktual (m3/s)

R² = 0.5539
0.0002 Venturimeter

0.00015 Orificemeter

0.0001 y = 0.0023x
Linear (Venturimeter)
R² = 0.4957
0.00005 Linear (Orificemeter)

0 Linear (Orificemeter)
0 0.05 0.1 0.15
Perbedaan tinggi (m)

Gambar 6.1 Grafik Hubungan Perbedaan Tinggi Piezometer dengan


Debit Aktual
Apabila persamaan kecepatan pada orificemeter/venturimeter diameter
kecil diturunkan untuk dicari hubungannya seperti grafik, maka didapat
persamaan sebagai berikut
0.5

2𝑔 𝑃𝐴 𝑃𝐵
𝑉𝐵 = 2 ×( − )
𝐴 𝜌𝑔 𝜌𝑔
1 − ( 𝐴𝐵 )
𝐴
( )
0.5

2𝑔
𝑉𝐵 = ( × ∆ℎ)
𝐴𝐵 2
1 − (𝐴 )
𝐴
2𝑔
𝑉𝐵 2 = × ∆ℎ
𝐴 2
1 − ( 𝐴𝐵 )
𝐴

𝑄𝐵 2 2𝑔
= × ∆ℎ
𝐴𝐵 2
𝐴 2
1 − ( 𝐴𝐵 )
𝐴

𝐴 2
1 − ( 𝐴𝐵 )
𝐴
∆ℎ = 2 × 𝑄𝐵 2
2𝑔 × 𝐴𝐵
Pada persamaan grafik power y = axb, maka nilai a pada grafik untuk
venturimeter adalah 0.0023, yang seharusnya bersesuaian dengan nilai
2
𝐴
1−( 𝐵 )
𝐴𝐴
yang didapat pada persamaan sebelumnya. Akan tetapi, apabila
2𝑔×𝐴𝐵 2

nilai – nilai dimasukkan, didapat nilai a berdasarkan persamaan adalah


0.0108 yang sangat berbeda jauh dari nilai yang ditunjukkan grafik.
Kesalahan ini dapat terjadi karena hasil penurunan persamaan adalah nilai
ideal yang seharusnya didapatkan, sementara pada kenyataan saat
praktikum banyak faktor – faktor yang mempengaruhi sehingga sulit
tercapai kondisi tersebut. Kesalahan dapat terjadi akibat jenis pipa yang
digunakan, kekontinuan aliran, suhu, maupun kesalahan pembacaan data
oleh praktikan.
Berdasarkan Gambar 6.1, pada debit yang sama, perbedaan ketinggian
kolom air di orificemeter lebih besar daripada venturimeter, artinya
orificemeter mengalami headloss yang lebih besar dibanding
venturimeter. Hal ini terjadi karena penyempetan tiba – tiba pada
orificemeter cenderung mengakibatkan aliran menjadi lebih turbulen
sehingga terjadi kehilangan energi yang lebih besar dibandingkan
venturimeter yang alirannya cenderung laminar.

0.0006
y = 2.3036x
R² = 0.4917
0.0005
Debit teoritis (m3/s)

0.0004
Orificemeter
0.0003
Venturimeter
0.0002 Linear (Orificemeter)
y = 1.3987x
0.0001 R² = 0.4808 Linear (Venturimeter)

0
0 0.0001 0.0002 0.0003
Debit aktual (m3/s)

Gambar 6.2 Grafik Hubungan Debit Aktual dengan Debit Teoritis

Dari Gambar 6.2 diketahui bahwa Cd = 1/m = slope yang dihasilkan


dari grafik fungsi y = 2.3036 x , maka Cd praktikum pada venturimeter
adalah 0.434 dan pada slope yang dihasilkan dari grafik fungsi y =
1.3987x maka Cd praktikum untuk orificemeter adalah 0.715.

Berdasarkan literatur maka didapatkan koefisien discharge literature


dari venturimeter adalah Cd Venturi = 0.975 sesuai dengan data yang ada
pada literature.

(sumber : http://www.engineeringtoolbox.com/orifice-nozzle-venturi-
d_590.html)
Gambar 6.3 Koefisien discharge literature venturimeter

Berdasarkan literatur maka didapatkan koefisien discharge literature dari


orificemeter adalah Cd Orifice = 0.6 sesuai dengan data yang ada pada website
literature.

(sumber : http://www.engineeringtoolbox.com/orifice-nozzle-venturi-d_590.html)

Gambar 6.4 Koefisien discharge literature orificemeter

Setelah didapatkan data koefisien discharge literature dan koefisien


discharge praktikum pada venturimeter dan orificemeter maka kita dapat
menentukan nilai galat dari Cd pada praktikum ini dengan menggunakan
rumus berikut ;
𝐶𝑑 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑒 − 𝐶𝑑 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝐶𝑑 = | | × 100%
𝐶𝑑 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑒
Maka nilai galat Cd venturimeter didapat sebagai berikut
0.975 − 0.434
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝐶𝑑 𝑣𝑒𝑛𝑡𝑢𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = | | × 100%
0.975
= 55.49 %
Maka nilai galat Cd orificemeter didapat sebagai berikut
0.715 − 0.6
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝐶𝑑 𝑜𝑟𝑖𝑓𝑖𝑐𝑒𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = | | × 100%
0.6
= 19.16 %
Berdasarkan hasil galat yang didapat, maka langkah praktikum yang
dilakukan masih kurang baik sebab makin kecil galat, semakin besar
keakuratan hasilnya.
Analisis Kesalahan
Alat pengukur debit saluran tertutup ini tentu saja memiliki
kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Untuk venturimeter
memiliki kelebihan yaitu : a) mempunyai penurunan tekanan yang lebih
kecil pada kapasitas yang sama, b) dapat pengukur debit besar, c) jauh
dari kemungkinan untuk tersumbat kotoran, d) dapat mengukur cairan
yang mengandung endapan padat. Namun dibalik kelebihannya,
venturimeter memiliki kekurangan yaitu: a) harga yang lebih mahal, b)
sulit dalam pemasangan karena bentuknya yang panjang, c) tidak tersedia
pada ukuran pipa dibawah 6 inchi. Sedangkan untuk orificemeter
memiliki kelebihan yaitu: a) konstruksinya yang lebih sederhana, b)
rancangannya mudah, c) harganya relative murah, d) mudah untuk
dikalibrasi, e) tingkat ketelitian cukup baik. Namun kekurangannya ialah
penurunan tekanan dalam level sedang-tinggi. Perbedaan yang sangat
mendasar antara venturimeter dan orificemeter ialah bahwa terjadi
headloss yang lebih besar pada orificemeter dibandingkan venturimeter.
Sehingga debit yang besar lebih cocok untuk venturimeter.
Kesalahan dalam praktikum ini yang menghasilkan galat, dapat
ditentukan oleh kesalahan dalam pengukuran seperti kesalahan pembacaan
(paralaks) dan ketidaktepatan dalam memulai/memberhentikan stopwatch.
Kesalahan lain juga dapat disebabkan karena ketidaktepatan dalam
pembacaan ketinggian hA, hB, hE, dan hF oleh faktor tidak stabilnya
ketinggian air yang selalu berubah-ubah, sehingga hasil perubahan
ketinggian tidak akurat dan dapat memengaruhi perhitungan vB atau vF
dan dapat juga memengaruhi perhitungan Qteoritis.

2) Analisis B
Pada penerapannya, hydraulic bench digunakan untuk mengukur debit
aktual yang menglir. Hal ini penting terutama dalam perencanaan
pengaliran air bersih maupun air limbah untuk menentukan debit yang
dapat dialirkan.
Untuk venturimeter dan orificemeter, penerapannya dapat terlihat pada
pengaliran air terutama dari sumber dengan penampang variatif seperti
sungai atau danau. Badan air seperti sungai dan danau memiliki topografi
beragam pada alirannya, bisa terdapat penyempitan bertahap seperti
venturimeter, atau terdapat area dengan penyempitan tiba – tiba seperti
orificemeter. Dengan memahami prinsip kerja venturimeter dan
orificemeter, hal ini dapat membantu dalam perhitungan debit, kecepatan
aliran, headloss, dan besaran lainnya dalam pengaliran air.
Venturimeter berguna juga untuk menghitung laju aliran air yang
diperlukan dalam sistem perpipaan berdasarkan perbedaan tinggi sehingga
dapat ditentukan headlosses dan energylosses guna menentukan skala
pembangunan bangunan penghilang tekanan pada saluran pipa tertutup
dari bangunan perangkap sumber air hingga saluran distribusi ke
pemukiman agar tekanan yang diberikan tidak melampaui batas yang telah
ditentukan yang dapat berakibat pada kerusakan pipa. Selain itu
venturimeter juga berfungsi untuk menghitung kapasitas pompa air yang
digunakan.

Orificemeter digunakan untuk mengontrol aliran bendungan banjir


dalam struktur sebuah bendungan, plate orifice ditempatkan di seberang
sungai dan dalam operasi normal, air mengalir melalui plate office sebagai
lubang substansial besar dari aliran normal cross. Ketika banjir naik, laju
aliran banjir keluar dari plate orifice yang kemudian hanya dapat melewati
aliran yang ditentukan oleh dimensi fisik lubang tersebut. Arus ini
kemudian muncul kembali di belakang bendungan yang rendah dalam
reservoir sementara, yang perlahan dibuang melalu mulut orifice ketika
banjir reda. Venturimeter dan orificemeter juga dapat digunakan dalam
survey perencanaan instalasi pengolahan air limbah baik domestik maupun
pada limbah industri.
VII. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum pada modul ini adalah perhitungan debit teoritis
dan Cd untuk venturimeter dan orificemeter yaitu
Tabel 7.1 Hasil Perhitungan Debit Teoritis dan Cd pada Venturimeter
Variasi Qteoriris (m3/s) Cd
1 3.175 x 10-4 0.703
2 2.703 x 10-4 0.786
3 2.357 x 10-4 0.619

Tabel 7.2 Hasil Perhitungan Debit Teoritis dan Cd pada Orificemeter


Variasi Qteoriris (m3/s) Cd
1 5.209 x 10-4 0.429
2 4.474 x 10-4 0.475
3 3.880 x 10-4 0.376
Nilai literatur Cd dari venturimeter yaitu 0.975 sedangkan untuk orificemeter Cd
literaturnya yaitu 0.6. Dari hasil grafik didapatkan nilai Cd untuk venturimeter adalah
0.434 sedangkan untuk orificemeter adalah 0.715.

VIII. Daftar Pustaka


Toolbox Engineering,” Orifice,Nozzle and Venturi Flow Rate Meters” ,
(https://www.engineeringtoolbox.com/). Diakses pada 28 Oktober 2017
Finnemore, John. 2002. Fluid Mechanics with Engineering Application.
New York: Mc Graw Hill.
Giles, Ranald V. 1996. Seri Buku Schaum, Mekanika Fluida dan Hidraulika.
Jakarta: Erlangga.
Saputri, Septriani Dwie. 2009. Rancang bangun Venturimeter Berbasis
Mikrokontroler. Skripsi FMIPA UI.

Anda mungkin juga menyukai