Anda di halaman 1dari 4

Siti Anjani N. I.

/ 15716026

BIOPORI

[Pengertian Biopori]

Biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode
resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya
resap air pada tanah. Peningkatan daya resap air pada tanah dilakukan dengan membuat
lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organik untuk menghasilkan kompos.
Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat menghidupi fauna tanah,
yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah. Teknologi sederhana ini
kemudian disebut dengan nama biopori (wikipedia.org).

Gambar 1. Contoh gambar lubang resapan biopori

Lubang biopori memiliki diameter antara 10-30 cm dengan kedalaman 100 cm dan tidak
memiliki muka air tanah dangkal. Manfaat membuat biopori adalah:
- Mengurangi sampah organik
- Menyuburkan tanah
- Membantu mencegah terjadinya banjir
- Memengaruhi jumlah air tanah

Lokasi pembuatan biopori sebaiknya dilakukan pada area terbuka yang akan terkena air
hujan misalnya halaman rumah, sekitar pepohonan, sekitar tempat parkir, dan tempat terbuka
lainnya. Agar biopori tetap terjaga kualitasnya dan dapat berfungsi dengan baik, dapat
dilakukan beberapa hal berikut untuk merawat lubang biopori, yaitu:
- Mengisi lubang biopori dengan sampah organik secara bertahap setiap lima hari sekali
sampai lubang terisi penuh dengan sampah
- Biopori yang sudah terisi penuh dengan sampah organik dapat dibiarkan selama 3
bulan agar sampah tersebut nantinya menjadi kompos
- Setelah 3 bulan, angkat kompos yang sudah jadi dari lubang biopori, dan lubang siap
diisi kembali dengan sampah organik yang baru. Kompos dapat digunakan untuk
memupuk tanaman yang ada di halaman rumah.

Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Biopori
http://sda.pu.go.id/bwssulawesi2/cara-membuat-biopori/

[Artikel Mengenai Biopori]


Lubang Biopori dan Danau Retensi Dinilai Tak Efektif Tangani Banjir
Jumat 17 November 2017, 11:05 WIB

BANDUNG, (PRFM) - Inkonsistensi penggunaan Lubang Resapan Biopori (LRB) di Kota


dan Kabupaten Bandung dinilai menjadi penyebab lain masalah banjir. Deputi Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat, Dwi Rena mengatakan, dirinya sudah tidak
lagi melihat Lubang Resapan Biopori yang disebut-sebut sebagai salah satu program
penanganan banjir. 

"Saya melihat dulu tahun berapa ada sejuta biopori. Tapi kan pada kenyataannya sekarang
biopori pada kemana. Jadi sudah tertutup tanah bahkan sudah ada yang ke tutup beton, ke
tutup aspal," ujar Dwi saat on air di PRFM, Kamis (16/11/2017) malam. 

Dwi sendiri mengaku sudah memeriksa Biopori tersebut ke beberapa RW di Kota Bandung.
Hasilnya, banyak lubang Biopori yang sudah tidak berfungsi.

"Saya keliling di beberapa RW di Kota Bandung, sudah banyak yang hilang itu bioporinya,
entah itu sudah tertutup. Yang ada pembuat lubang itu justru tidak tahu fungsi biopori itu.
Saya disuruh pak RT. Itu juga menjadi persoalan," ucapnya. 
Selain itu, dijelaskan Dwi, pembuatan danau retensi pun dinilai tidak akan efektif. Terlebih
danau tersebut tidak akan mampu menampung air dalam waktu yang lama.

"Untuk RTH saja begitu sulitnya Pemkot membuat atau menambah RTH. Apalagi membuat
danau retensi, saya pikir tidak mudah untuk melakukan itu." tuturnya.

Anda mungkin juga menyukai