Anda di halaman 1dari 7

BIOPORI

Oleh:
SUTRIYATI HIDA, S.Pd

LATAR BELAKANG

Banjir merupakan musuh tahunan warga di sejumlah daerah di tanah


air. Pembukaan lahan, perataan tanah untuk pembangunan pemukiman dan
prasarana lainnya mengakibatkan pemadatan tanah.
Pada saat pembangunan sebagian permukaan lahan dipadatkan untuk
bangunan dan prasarana jalan. Hal ini mengakibatkan sebagian besar air
hujan tidak dapat meresap ke dalam tanah. Buruknya saluran pembuangan
air (drainase) serta menurunnya daya serap tanah akibat pembangunan
mengakibatkan banjir.
Guna menanggulangi masalah banjir tersebut, Ir. Kamir R. Brata
dosen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan Institut Pertanian Bogor,
menemukan teknologi sederhana yang disebutnya teknologi biopori. Ide
pembuatan biopori muncul pada saat beliau meneliti bongkahan tanah
kawasan hutan konservasi di Sumatra.
Lubang-lubang biopori akan terisi udara, dan akan menjadi tempat
berlalunya air dalam tanah. Bila lubang-lubang seperti ini dibuat dalam jumlah
banyak maka kemampuan sebidang tanah untuk meresapkan air akan
meningkat. 
Lubang biopori merupakan teknologi sederhana untuk konservasi
lahan dan penyediaan air bersih. Lubang ini dikembangkan atas dasar prinsip
ekohidrologis, yaitu memperbaiki kondisi ekosistem tanah untuk perbaikan
fungsi hidrologis ekosistem tersebut. Teknologi ini bisa diaplikasikan di
kawasan perumahan yang 100% kedalama

1. Pengertian
     Biopori berasal dari kata Bio yang artinya makhluk hidup dan Pori yang
artinya lubang, jadi biopori dapat diartikan sebagai lubang yang dibentuk
karena aktifitas makhluk hidup / mikroba. 
Tetapi, di daerah perkotaan, keberadaan pepohonan semakin tergusur
oleh bangunan-bangunan sehingga lubang biopori menjadi semakin langka.
Lagi pula, banyaknya pepohonan tidak selalu mengartikan akan ada banyak
air yang terserap, karena permukaan tanah yang tertutup lumut membuat air
tidak dapat meresap ke tanah.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dibuatlah lubang resapan
atau sumur resapan buatan manusia yang sekarang dikenal dengan lubang
biopori. Biopori dapat dibuat di halaman depan, halaman belakang atau
taman dari rumah.
 
2. Lokasi Pembuatan Biopori 

Lubang biopori sebaiknya dibuat di tempat-tempat dimana air akan


terkumpul pada saat  hujan. Air hujan diarahkan sedemikian rupa sehingga
mengalir ke lubang resapan biopori yang dibuat.  Lubang resapan biopori
dapat dibuat pada

a.    Halaman Rumah:
Lubang resapan biopori dapat dibuat di pinggir halaman dimana air
hujan dapat mengalir ke lubang yang dibuat. Pembuatan lubang resapan
biopori di halaman disesuaikan dengan kontur tanah. 

b.    Taman Kota: 
Lubang resapan biopori dibuat sesuai dengan kontur taman atau bisa
pula dibuat di sekeliling pohon. Pembuatan lubang resapan biopori
mengelilingi pohon juga dapat berfungsi sebagai pupuk organik bagi tanaman
sekaligus meningkatkan ketersediaan cadangan air sehingga akan
menyuburkan tanaman.

c.  Saluran Pembuangan Air:


Lubang resapan biopori juga dapat dibuat pada saluran pembuangan
air, sehingga saluran pembuangan air juga berfungsi menjadi tempat
peresapan air.Pembuatan lubang resapan biopori sebaiknya disesuaikan
dengan kontur tanah 

3. Alat dan Bahan                             

Alat pembuat lubang: Ada yang berbentuk screw dan ada juga yang seperti
garpu Pipa paralon Ø 3”, panjang 30 cm beserta tutupnya yang sudah
dilubangi. 
Semen
Pasir
Centong
 Linggis

4. Cara Pembuatan Lubang Biopori 


a. Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diamter 10
cm. Kedalaman kurang lebih 100 cm atau tidak sampai melampaui
muka air tanah bila air tanahnya dangkal. Jarak antar lubang antara 50
- 100 cm.
b. Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2 - 3 cm dengan
tebal 2 cm di sekeliling mulut lubang.
c. Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur,
sisa tanaman, dedaunan, atau pangkasan rumput
d. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang
isinya sudah berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan.
e. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir
musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan.

5. Metode Pembuatan Biopori

a. Buat lubang silindris  di tanah dengan diameter 10 – 15 cm dan kedalaman


sekitar 100 – 120 cm, tetapi jangan melebihi muka air tanah. Lubang
tersebut  dapat dibuat dengan  bambu, pipa besi, atau bor tanah dengan
jarak antar lubang 50 – 100 cm.
b. Setelah lubang siap, isi dengan sampah organik. Fauna tanah ( seperti
cacing) akan datang dengan sendirinya dan masuk ke dalam lubang untuk
mencari perlindungan dan bahan makanan. Fauna tanah tersebut akan
berkembang biak menciptakan biopori ( liang) yang dapat mempercepat
proses perombakan sampah organikmenjadi kompos yang  tidsk
menimbulkan bau. Lakukan penambahan sampah organik setiap 5 hari
sekali.
c. Pupuk Kompos yang terbentuk dalam lubang resapan biopori dapaty
diambil untuk menyuburkan tanaman
d. Untuk memperkuat lubang agar tanah tidak masuk ke lubang ( longsor ) ,
pangkal lubang perlu dibuat penahan dengan membuat adukan semen
selebar 2 – 3 cm dan setebal 2 cm di sekeliling lubang.
e. Jumlah lubang resapan biopori ditentukan berdasarkan luas lahan. Setiap
50 m2 luas lahan dibuat 10 luban

6.  Manfaat Biopori

a.  Meningkatkan daya peresapan air dan cadangan air tanah. 


Pembuatan lubang resapan biopori akan memperluas bidang
permukaan peresapan  air seluas permukaan dinding lubang. 
Suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diameter 10 cm
yang semula mempunyai bidang permukaan resapan 79 cm2 setelah dibuat
lubang resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya
menjadi 0,3 m2. Terjadi pertambahan luas bidang peresapan sampai 40 kali.
Permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diameter 100 cm yang semula
mempunyai bidang permukaan bidang resapannya menjadi 3,14 m2. Terjadi
pertambahan luas bidang peresapan 4 kali.

b.      Mengubah Sampah Organik menjadi Kompos


Setiap rumah tangga akan menghasilkan sampah organik yang berupa
sampah dapur atau sampah tanaman pekarangan yang dapat dimasukkan ke
dalam lubang resapan biopori. Sampah organik ini merupakan sumber energi
dan unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh biota tanah untuk melakukan
kegiatannya melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah didekomposisi
ini dikenal sebagai kompos

c.      Mengurangi emisi CO2 dan Metan


Sampah organik yang berupa rumput, daun-daun kering dan ranting-
ranting sisa tanaman kaya akan sumber karbon. Pembakaran sampah
organik akan meningkatkan emisi gas-gas seperti CO2 dan metan yang
merupakan salah satu penyusun gas rumah kaca. Disinyalir peningkatan
emisi gas tersebut ke atmosfir merupakan salah satu penyebab utama
adanya pemanasan global yang ramai dibicarakan saat ini
d.      Mengatasi penyebab penyakit yang ditimbulkan oleh adanya genangan
air.
Permukaan tanah terbuka yang terkena sinar matahari akan ditumbuhi lumut
yang dapat menyumbat pori
7. Gambar Mengenai Biopori                            

                                                                                                  
 

Anda mungkin juga menyukai