Anda di halaman 1dari 8

Penerapan teknologi lubang resapan biopori guna

mengurangi banjir di kecamatan sawojajar

Disusun oleh:
Ahmad jainuri (210515518817)
Alvian rizky efendi (210515518810)
Gillar raditya akbar (210515518813)

I. LATAR BELAKANG
Pendidikan dikampus merupakan salah satu tempat yang dapat digunakan sebagai
komunikasi dan menularkan ilmu-ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan sosial -
geografi yang berkaitan dengan bencana-bencana yang ada di Indonesia. Salah satu bencananya
yaitu Banjir. Banjir merupakan suatu air yang menggenangi suatu tempat yang luas. Adanya
hujan lebat yang mengguyur di daerah Malang dan sekitarnya, intensitas hujan yang tinggi
mengakibatkan disebagian Malang terendam banjir. Penyebab terjadinya banjir yaitu karena
curah hujan yang tinggi, kaarena ulah manusia yang suka membuang sampah sembarangan, dan
kurangnya daerah resapan air. Selain faktor yang mempengaruhi terjadinya banjir ada juga
dampak yang ditimbulkan dari bencana banjir antara lain, jembatan yang terputus menyebabkan
terganggunya transportasi sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas manusia, timbulnya
wabah penyakit, serta rusaknya lingkungan sekitar yang terkena banjir. Pada musim hujan
datang, jumlah air di permukaan dapat disimpan di dalam tanah. Akan tetapi, karena kondisi
resapan di dalam tanah kurang baik dapan menyebabkan genangan air di permukaan tanah,
sehingga hal ini dapat menyebabkan banjir di daerah yang memiliki resapan air yang kurang
bagus.
Kemungkinan untuk terjadinya banjir akan semakin kecil jika masyarakat bisa menghentikan
pembuangan sampah sembarangan, tidak menebang pohon sembarangan serta ada juga cara yang
dapat membantu kesiapsiagan bencana banjir yaitu dengan cara membuat lubang resapan biopori
(LRB). Kesiapsiagaan yaitu tindakan yang dilakukan dalam rangka mengantisipasi suatu
bencana untuk memastikan bahwa tindakan yang dilkukan dapat dilaksanakan secara tepat dan
efektif pada saat dan setelah terjadi bencana. Kesiapsiagaan lebih ditujukan untuk menghadapi
kondisi sesaat setelah bencana dan upaya pemulihan kembali ke kondisi normal. Upaya-upaya
yang dapat dilakukan pada tahapan kesiapsiagaan diantaranya mempersiapkan diri untuk
melakukan pertolongan pertama setelah terjadi bencana, serta mencegah adanya bencana banjir,
yaitu dengan cara membuat lubang resapan biopori.
Lubang Resapan Biopori (LRB) ini memiliki banyak manfaat salah satunya yaitu
menambah resapan lubang saluran air. Lubang biopori adalah lubang yang dengan
diameter 10 sampai 30 cm dengan panjang 30 sampai 100 cm yang ditutupi sampah
organik yang berfungsi untuk menjebak air yang mengalir di sekitarnya sehingga
dapat menjadi sumber cadangan air bagi air bawah tanah, tumbuhan di sekitarnya
serta dapat juga membantu pelapukan sampah organik menjadi kompos yang bisa
dipakai untuk pupuk tumbuh tumbuhan.
Pada tanah yang telah rusak di mana lapisan tanah atas (top soil) sudah tipis akibat
terkikis oleh air larian, lubang resapan biopori dapat membantu mempercepat laju
peresapan air ke dalam lapisan bawah tanah (sub soil) yang relatif padat, serta
membantu pemasukan bahan organik ke dalam tanah. Dengan perbaikan kondisi sub
soil tanah maka peresapan air semakin lancar, sehingga cadangan air tanah semakin
terjamin.
Lubang resapan biopori adalah teknologi untuk mengatasi banjir dengan cara, (1)
meningkatkan daya serap air, (2) mengubah sampah organik menjadi kompos dan
mengurangi emisi gas rumah kaca, (3) memanfaatkan peran aktifitas fauna tanah dan
akar tanaman. Meskipun mempunyai bentuk yang kecil tapi lubang resapan biopori
menpunyai banyak fungsinya, salah satu dari lubaang resapan biopori yaitu mencegah
terjadinya genangan air hujan.
Dengan pembahasan diatas disini penulis akan meneliti bagaimana kesiapsiagaan
warga terhadap bencana banjir setelah adanya pendidikan praktik biopori di salah satu
kota Malang. Kesiapsiagaan bencana banjir melalui cara pembuatan lubang saluran
biopori. Dengan penelitian ini diharapkan pengurangan dan kesiapsiagaan dapat
ditanamkan sejak dini melalui tingkat pemahaman dalam kesiapsiagaan bencana
banjir ke dalam tahap sebelum bencana, saat terjadi bencana dan setelah terjadi
bencana.
Berdasarkan uraian di atas tujuan penulisan artikel ini ada tiga, yaitu menguraikan (a)
sumur resapan atau Biopori, (b) pembuatan sumur resapan sebagai penangglangan
banjir, dan (c) peran masyarakat dalam pembuatan dan penggnaan sumur resapan
untuk mencegah terjadinya banjir.

II. TUJUAN PENULISAN


Berdasarkan latar belakang diatas ,ada beberapan tujuan yaitu:
1. Penerapan sumur resapan sebagai penanganan banjir
2. Efektifitas pemanfaatan sumur resapan selain sebagai kasus penanganan banjir di
kec.sawojajar
3. Pembuatan alat biopori
4. Dampak positif dan negatif penerapan biopori
5.
III. PEMBAHASAN
A. Persiapan penerapan biopori
a.Lokasi pembuatan biopori
Semakin banyak lubang biopori yang bisa dibuat maka tingkat resapan air juga akan
semakin baik. Hal ini juga harus memperhatikan jarak antara satu lubang dengan lubang yang
lainnya. Idealnya jarak antara lubang tersebut adalah 50 cm. Pembuatan lubang-lubang
biopori dilakukan pada lokasi-lokasi tertentu. Lokasi mana saja yang baik untuk dibuatkan
resapan air hujan lubang biopori di antaranya,
1. Area sekitar pohon Apabila terdapat sebuah pohon, maka area sekitar pohon tersebut
sangat bagus untuk dibuat lubang-lubang biopori. Selain lubang biopori berfungsi untuk
meningkatkan penyerapan tanah terhadap air hujan. Kompos yang ada di dalam lubang
biopori tersebut dapat dimanfaat sebagai pupuk bagi pohon tersebut.
2. Lokasi kosong yang berada di antara pepohonan Sebuah lokasi yang terdapat banyak
pohon seperti di taman, arena ini dapat dimanfaatkan untuk membuat banyak lubang biopori.
Lubang- lubang biopori dapat dibuat pada area kosong yang berada di antara pohon yang satu
dengan pohon yang lainnya.
3. Dasar saluran air hujan yang ada di sekitar rumah atau bangunan lain Saluran air hujan
yang berada di sekitar bangunan rumah, bangunan kantor dan gedung-gedung lainya
biasanya telah dibuat dengan semen. Hal ini mengakibatkan air hujan tidak akan terserap ke
dalam tanah. Air hujan justru akan mengalir mengikuti arus sesuai dengan saluran yang telah
dibuat. Jika volume air yang mengalir cukup besar maka dapat menimbulkan banjir.

b. Alat dan Bahan


1. Bor tanah
2. Pipa PVC dan penutup yang sudah dilubangi bagian sisi-sisinya
3. Air
4. Sampah organik
Langkah-langkah membuat biopori
1. Sebelum mulai membuat biopori, terlebih dahulu tentukan lokasi yang akan dijadikan
tempat pembuatan.
2. Setelah ditentukan tempatnya, siram tanah yang akan dijadikan sebagai tempat
pembuatan biopori dengan air agar tanah menjadi lebih lunak dan mudah untuk dilubangi.
3. Lubangi tanah dengan menggunakan bor tanah, usahakan buat yang tegak lurus.
4. Buat lubang dengan kedalaman kurang lebih 1 meter dengan diameter 10-30 cm.
5. Setelah itu, lapisi lubang menggunakan pipa PVC yang ukurannya sama dengan diameter
lubang.
6. Kemudian, isi lubang dengan sampah organik seperti daun, rumput, kulit buah-buahan,
dan sampah yang berasal dari tanaman lainnya.
7. Setelah itu tutup lubang menggunakan kawat besi, atau bisa juga memakai tutup pipa
PVC yang sudah dilubangi terlebih dahulu.

c. Perawatan lubang resapan


Untuk menjaga fungsi dari sumur resapan biopori, maka kita dapat merawatnya dengan cara
berikut di antaranya,
1. Isi lubang biopori secara berkala dan secara bertahap, misalnya tiap seminggu sekali hingga
lubang penuh dengan sampah.
2. Lubang resapan yang telah penuh dengan sampah dapat kita biarkan selama 3 bulan dan
nantinya sampah tersebut akan menjadi pupuk kompos.
3. Setelah 3 bulan, kita dapat mengambil kompos tersebut dan menggantinya dengan sampah
lain. Kompos dari lubang biopori yang telah kita ambil dapat dimanfaatkan untuk pupuk
tanaman.

B.Penerapan sumur resapan sebagai penanganan banjir


Peristiwa banjir yang terjadi di berbagai daerah Indonesia sebagian besar disebabkan oleh
ulah manusia, seperti kurangnya kesadaran dalam menjaga dan melestarikan lingkungan serta
pemanfaatan lahan yang salah . Dalam memanfaatkan sumber daya alam berupa tanah dan air
harus dilaksanakan dengan menerapkan kelestarian, keserasian dan pemanfaatan yang optimal,
karena merupakan salah satu modal dasar pembangunan nasional yang memberikan banyak
manfaat bagi masyarakat seperti ekonomi, ekologi, dan keseimbangan sosial. Tanah dan lahan
yang tidak sesuai dalam pemanfaatannya akan menyebabkan lahan kritis yang tidak dapat
menyerap air pada saat musim hujan. Salah satu penyebab terjadinya banjir merupakan
kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan. Hal ini perlu
adanya upaya dalam melestarikan lingkungan terutama pada lahan kritis agar dapat menyerap
air, mengembalikan kesuburan tanah, dan membantu kelestarian daya dukung lingkungan dengan
memanfaatkan fungsi sumur resapan. Peristiwa banjir ini menjadi pokok permasalahan pada
kota-kota dengan pertumbuhan penduduk yang cukup padat Meski sudah diadakannya saluran
air namun pada saat hujan belum dapat menampung air secara maksimal sehingga air meluap dan
menyebabkan banjir.
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan penggunaan lahan menjadi faktor
turunnya fungsi lingkungan (Kuncoro et al., 2018). Oleh sebab itu, untuk mengembalikan fungsi
lingkungan serta mengatasi masalah banjir pada Kota malang terutama di daerah swojajar perlu
di adakan sumur resapan Sumur resapan adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air berupa
bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan
kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh di atas atap
rumah atau daerah kedap air dan meresapkannya ke dalam tanah.
Penerapan sumur resapan ini di tujukan pada daerah-daerah yang memiliki kondisi risiko
tanah kritis dan kurang efektifnya sistem drainase Dengan demikian, perlu diadakan sosialisasi
sumur resapan ini pada lingkungan yang padat penduduk dengan tingkat resapan air yang rendah
dan rawan terjadi banjir pada saat penghujan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini menjadi
alternatif dalam upaya pencegahan banjir dan melestarikan lingkungan, karena kurangnya
sosialisasi masyarakat dalam mengatasi upaya banjir. Dengan adanya kegiatan sosialisasi ini
harapan kedepannya dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam menjaga
lingkungan serta mengatasi banjir. Masyarakat memahami pentingnya sumur resapan.

C. Efektifitas pemanfaatan sumur resapan selain sebagai kasus penanganan banjir di


kec.sawojajar
Lubang resapan biopori adalah lubang- lubang silindris yang dibuat secara
vertikal dengan diameter 10-15 cm dengan kedalaman tertentu, biasanya 100-120 cm.
Lubang resapan ini dapat digunakan sebagai lubang resapan air untuk membantu
meningkatkan daya serap air dan mengurangi genangan air. Lubang tersebut kemudian
diisi dengan sampah organik yang memiliki fungsi sebagai makanan makhluk hidup yang
ada di tanah, seperti cacing dan akar tumbuhan. Biopori merupakan teknologi alternatif
dan sederhana untuk penyerapan air hujan selain dengan sumur resapan.
Efektivitas pemanfaatan sumur resapan yaitu sebagai ;
a. Mengurangi genangan air (banjir)
Pada daerah perkotaan umumnya pembangunan sangat berkembang maka
semakin meningkat pula kawasan tertutup (kedap air) sehingga mengurangi daerah
resapan yang mengakibatkan menurunnya volume resapan air ke dalam tanah. Di
samping itu lahan terbuka di sekitar pemukiman/perumahan umumnya dalam keadaan
padat akibat aktivitas manusia. Kondisi ini menyebabkan peningkatan jumlah air hujan
terbuang sebagai air larian (run off) yang mengakibatkan terjadi genangan, sehingga pada
musim hujan akan terjadi banjir.
Dengan menerapkan lubang resapan biopori maka liang biopori yang terbentuk
akan berfungsi meningkatkan resapan air ke dalam tanah, sehingga penggunaan lubang
resapan biopori dalam jumlah yang sesuai akan mengurangi terjadinya genangan dan
pada akhirnya dapat mengendalikan banjir.

b. Menambah cadangan air


Air hujan yang masuk ke dalam tanah dalam bentuk air bebas akan terus
mengalami pergerakan perlahan-lahan menuju tempat yang terendah. Jika terus menerus
diisi kembali, cadangan air bawah tanah akan dapat dipertahankan walaupun
pemanfaatan air bawah tanah untuk kebutuhan manusia cukup tinggi. Dengan
meningkatnya resapan air ke dalam tanah tentu ketersediaan air di bawah tanah akan
semakin meningkat pula jumlahnya. Ketersediaan cadangan air bawah tanah sangat
penting dan wajib dipelihara, khususnya di daerah perkotaan karena air bawah tanah
merupakan salah satu cadangan sumber air bersih bagi masyarakat dan pelaku usaha
kegiatan
c. Mengurangi volume sampah organik
Dengan menerapkan teknologi lubang resapan biopori maka sampah organik yang
dihasilkan setiap hari tidak lagi menjadi masalah, tetapi dapat dimanfaatkan dengan
memasukkannya ke dalam tanah yang digali (lubang resapan). Untuk memperoleh
makanannya, mikroorganisme tanah akan menguraikan bahan organik tersebut, sehingga
populasinya akan terus bertambah dan aktivitasnya akan membentuk pori-pori di dalam
tanah.
d. Kesehatan Tanah
Biopori dapat meningkatkan aktifitas organisme dan mikroorganisme tanah. Al
itulah yang kemudian membuat kesehatan tanah semakin membaik dan bagus jika hendak
ditanami. Organisme dan mikroorganisme tanah sendiri memiliki fungsi penting sebagai
pengikat nitrogen dari atmosfer dan detritivora. Pengikatan nitrogen yang dilakukan
mikroorganisme dan organisme tersebut meningkatkan kadar nitrogen dan
mengakibatkan penggunakan pupuk anorganik berkurang.
Hal itu jelas semakin membuat tanah menjadi lebih sehat. Karena pada dasarnya
pupu anorganik itu sendiri tidak baik untuk kesehatan tanah. Karena yang paling baik
untuk kesehatan tanah itu sendiri adalah yang memang berasal dari tanah dan bukan
bahan kimiawi yang malah memperburuk keadaan tanah itu sendiri. Ketika tanah menjadi
semakin sehat, maka tumbuhan yang tumbuh pun juga akan tumbuh dengan sehat dan
menghasilkan buah yang sehat dan baik untuk manusia.
C. Dampak positif dan negatif penerapan biopori
Ditimbulkan oleh interaksi antara manusia dan sumber daya dalam proses pemenuhan
kebutuhan. Suatu rencana kegiatan pembangunan akan dinilai mempunyai dampak positif
bila kegiatan tersebut berdaya guna tinggi Sebaliknya, rencana kegiatan itu akan diulai
berdampak negatif bila temyata komponen kegiatan pembangunan itu lebih menyebabkan
kerusakan, kerugian atau penurunan kualitas pada rona lingkungan, baik fisik maupun
nonfisk (biogeofisik), termasuk lingkungan sosial, ekonomi dan budaya.
Baik dampak positif maupun negatit dipandang sebagai faktor yang berdin sendin
dan sebagai kesatuan faktor yang terpadu, sehingga pada akhimya harus mampu menjadi
kunci penentu yang berdaya-guna dalam upaya menentukan perlu atau bidaknya usulan
rencana kegiatan pembangunan tersebut. Hal ini karena Analisis Dampak Lingkungan
untuk menentukan dampak positif dan dampak negatif tidak hanya merupakan proses
analisis, tetapi juga suatu proses sintesis Pengertian dampak positif dan dampak negatif
perlu dirumuskan dengan pendekatan yang lebih tepat. Pendekatan itu dilakukan dengan
menilai perubahan terhadap kualitas lingkungan dan kualitas manusianya Dalam suatu
kegiatan proyek, yang penting bukan semata-mata dampak positif atau negatifnya, tetapi
seberapa jauh dampak itu menimbulkan perubahan terhadap kualitas lingkungan dan
kualitas manusianya.
Berdasarkan analises dampak lingkungan, dapat diketahui secara nnci dampak
positif maupun dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh kegiatan tersebut. Dengan
demikian, langkah pengembangan dampak positit maupun tindakan penanggulangan
dampak negatif dapat dipersiapkan sejak awal antara lain yaitu
Kelebihan biopori
1. Dapat membantu penyerapan dan penarikan air hujan kedalam tanah agar menghindari
genangan air dalam jumlah banyak yang dapat mengakibatkan banjir.
2. Dapat menggemburkan dan menyuburkan tanah yang didalamnya terdapat daun daun
kering atau biji bijian dan lain lain dimana nantinya akan mengalami proses pembusukan
yang dapat menyuburkan tanah.
3. Dapat mengurangi penumpukan sampah organik karena samnpah tersebut dapat
mencegah penyebaran penyakit yang dihasilkan dari pembusukan sampah tersebut.
4. Tidak membutuhkan banyak biaya untuk pembelian alat alat yang berhubungan dengan
pembuatan biopori seperti buis beton dan lain lain.
Kekurangan biopori
1. Lubang yang telah dibuat cenderung tidak mampu menampung banyaknya jumlah air
yang terlalu banyak atau melimpah
2. Dapat merusak pekarangan atau tempat orang lain jika airnya tidak mersap secara
keseluruhan karena dapat menyebabakan sekitarnya menjadi tergenang dan lembab.
3. Sangat rentan menjadi sarang nyamuk.
4. Dalam metoda pembuataannya sangat melelahkan dabn banyak butuh waktu untuk
menyelesaikannnya dan bisa cepat selesai jika bersama sama dengan orang lain
5. Jika tidak ditutupi dengan sesuatu misalnya dengan triplek atau seng, maka akan
banyak orang yanag jatuh terperosok didalam lubang biopori.
SIMPULAN
Biopori adalah sebuah lubang pada tanah dengan diameter tertentu yang dimaksudkan
sebagai lubang resapan untuk menampung air hujan dan meresapkan kembali ke tanah.
Biopori berguna untuk meningkatkan daya tampung air hujan pada tanah, mengurangi
genangan air, yang selanjutnya mempermudah limpahan air hujan turun menju sungai. Selain
itu pengisian sampah organik di dalam lubang biopori akan meningkatkan unsur hara pada
tanah di sekitarnya. Penerapan sumur resapan ini di tujukan pada daerah-daerah yang
memiliki kondisi risiko tanah kritis dan kurang efektifnya sistem drainase Dengan demikian,
perlu diadakan sosialisasi sumur resapan ini pada lingkungan yang padat penduduk dengan
tingkat resapan air yang rendah dan rawan terjadi banjir pada saat penghujan. Efektivitas
pemanfaatan sumur resapan yaitu sebagai : Mengurangi genangan air (banjir) , Menambah
cadangan air, Mengurangi volume sampah organik, Kesehatan Tanah

DAFTAR RUJUKAN
https://manfaat.co.id/manfaat-lubang-biopori

Anda mungkin juga menyukai