Oleh : ARDIANSA,SNAMPAR,SEMPE
Abstrak
Lubang resapan biopori "diaktifkan" dengan memberikan sampah organik. Sampah ini akan
dijadikan sebagai sumber energi bagi organisme tanah untuk melakukan kegiatannya melalui proses
dekomposisi. Sampah yang telah didekompoisi ini dikenal sebagai kompos. Dengan melalui proses seperti
itu maka lubang resapan biopori selain berfungsi sebagai bidang peresap air juga sekaligus berfungsi sebagai
"pabrik" pembuat kompos.
Jenis sampah yang dimasukkan akan mempengaruhi kecepatan proses pengomposan yang ditandai
dengan kecepatan menurunnya ketinggian sampah dalam lubang resapan biopori. Dengan semakin cepat
terjadi penurunan ketinggian sampah maka lubang resapan akan dapat digunakan setiap hari.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data: (1) lubang resapan biopori yang diisi sampah daun
akan membutuhkan waktu 1 bulan untuk membusuk
dimasukkkan ke dalam lubang resapan bertambah karena adanya dinding lubang yang
biopori akan meresapkan air ke samping melalui
5. Terjadi perubahan paradigma pada permukaan dinding lubang tersebut. Pada kondisi
warga masyarakat untuk memilah dan tanah tertentu, perbandingan antara volume air
mengolah sampah menjadi bahan yang yang harus meresap melalui permukaan resapan
lebih berguna dan bernilai ekonomis. dapat menentukan besarnya laju resapan.
Secara fisik peningkatan volume air yang
KAJIAN PUSTAKA masuk melalui permukaan resapan akan
menurunkan laju resapan karena meningkatnya
A. Lubang Resapan Biopori (LRB) beban resapan. Hal ini ditandai dengan lebarnya
zone jenuh air di sekitar permukaan resapan yang
Setiap bidang lahan secara alami mengakibatkan laju pergerakan air minimum.
mempunyai fungsi hidrologis yaitu meresapkan Keadaan jenuh air pada lubang yang terlalu lama
air hujan yang jatuh di permukaan lahan. Air tidak mendukung berkembangnya
hujan yang meresap kedalam tanah akan menjadi keanekaragaman hayati dalam tanah, terutama
cadangan air di daerah perakaran tanaman fauna tanah yang memerlukan oksigen, air, dan
(ditahan dalam pori mikro) dan kelebihannya makanan yang cukup. Berkurangnya populasi dan
akan bergerak ke bawah melalui pori makro aktivitas fauna tanah menyebabkan biopori di
mengisi cadangan air bawah tanah. Fungsi dalam tanah berkurang.
hidrologis ini secara alamiah dapat dipertahankan Kondisi ini terjadi pada teknologi
secara terus menerus karena adanya vegetasi peresapan air konvensional yang umumnya
yang tumbuh menutupi permukaan tanah serta didesain untuk meresapkan air hujan dengan
aktivitas beraneka ragam biota yang hidup di bidang tampungan yang relatif besar, seperti
dalam tanah. kolam, dan sumur resapan. Dengan demikian
Bagian atas (tajuk) tanaman dapat teknologi peresapan air konvensional hanya
menahan sebagian air hujan melalui proses mengandalkan proses fisik saja, karena proses
intersepsi. Tajuk tanaman dan serasah organik biologis menjadi terhambat akibat kelebihan air,
yang dihasilkan akan dapat melindungi kekurangan oksigen, dan bahan organik sebagai
permukaan tanah dari tumbukan langsung butir sumber energi dan unsur hara mereka.
hujan, sehingga agregat dan pori tanah tidak Teknologi lubang resapan biopori
rusak. Air yang sampai ke permukaan tanah dapat (LRB), dikembangkan berdasarkan prinsip
meresap ke dalam tanah melalui pori makro menjaga kesehatan ekosistem tanah untuk
diantara agregat tanah dan terowongan- mendukung adanya keanekaragaman hayati
terowongan kecil yang dikenal dengan biopori dalam tanah oleh tersedianya cukup air, udara,
(biopore). Akar tanaman dan fauna tanah (seperti dan sumber makanan (bahan
cacing tanah, rayap, semut, dan sebagainya) organik). LRB dibuat dengan menggali
mampu menciptakan biopori berupa lubang lubang kecil ke dalam tanah diameter 10 cm.
silindris yang sangat efektif menyalurkan air dan Fauna tanah akan masuk ke dalam
udara ke dan di dalam tanah. LRB yang berisi sampah organik untuk
Dibandingkan dengan pori makro di berlindung dari ancaman pemangsanya. Mereka
antara agregat tanah, biopori bersifat lebih berkembangbiak dan bekerja membuat biopori
mantap karena diperkuat oleh senyawa organik, yang dapat memperlancar peresapan air dan
serta tidak mudah menutup karena proses oksigen dalam lubang melalui permukaan resapan
pengembangan tanah akibat pembasahan. Karena yang diperluas oleh adanya dinding LRB.
dibentuk secara aktif oleh biota tanah maka Sampah organik dikunyah, dimakan, dicampur-
jumlah biopori akan terus bertambah mengikuti adukkan dengan mikroba yang secara sinergi
perkembangan akar tanaman serta peningkatan dapat mempercepat terjadinya proses
populasi dan aktivitas fauna tanah. pengomposan. Dengan demikian LRB
Air meresap ke dalam tanah melalui mempunyai kelebihan, selain secara fisik dapat
permukaan resapan. Permukaan resapan dapat mengurangi beban resapan, secara biologis dapat
diperluas dengan membuat lubang secara vertikal memperbaiki laju peresapan air dan sekaligus
ke dalam tanah. Adanya lubang ini maka dapat mempermudah
permukaan resapan menjadi
pemanfaatan sampah organik untuk memperbaiki saluran drainase alami maupun buatan, dan bila
ekosistem tanah dan mengurangi resiko melebihi daya tampungnya akan meluap menjadi
pencemaran tanah, air, dan udara. banjir yang meluas.
Kumpulan sampah organik yang tidak LRB dapat dibuat untuk meresapkan air ke
terlalu besar dalam lubang silindris akan menjadi dalam tanah dengan penambahan luas
habitat yang baik bagi fauna tanah terutama permukaan resapan vertikal, dan pembentukan
cacing tanah yang memerlukan perlindungan dari biopori di dalam tanah. Dengan demikian tidak
panas matahari dan kejaran pemangsanya, serta menyebabkan pengurangan permukaan lahan
memperoleh makanan, kelembaban, dan oksigen yang diperlukan untuk tapak bangunan dan
yang cukup. Untuk meminimalkan beban prasarana lainnya di kawasan pemukiman.
lingkungan oleh adanya pengumpulan volume air Melibatkan terjadinya proses fisik dan biologis
dan sampah organik di dalam lubang, maka pada kondisi yang tidak menimbulkan
dimensi lubang tidak boleh terlalu besar, atas peningkatan beban
beberapa pertimbangan teknis seperti: lingkungan, maka air yang meresap ke dalam
(1) kemudahan pembuatan dan LRB akan mengalami proses pengolahan menjadi
pemeliharaan lubang, sumber air bersih secara alami
(2) pengurangan beban resapan, (http://www.biopori.com).
(3) kemudahan penyebaran guna Setiap rumah tangga yang menghuni
pengurangan beban lingkungan, dan kawasan pemukiman akan menghasilkan sampah
(4) kecukupan ketersediaan oksigen bagi fauna organik baik sampah dapur maupun sisa tanaman
tanah; dari pot dan halaman/pekarangan. Sampah
Lubang resapan sebaiknya berdiameter 10 organik merupakan sumber makanan (energi dan
cm dengan kedalaman lubang 100 cm atau tidak unsur hara) yang sangat dibutuhkan oleh
melebihi kedalaman permukaan air bawah tanah. beraneka ragam biota tanah. LRB dapat
Diameter lubang resapan yang cukup kecil dan mempermudah pemanfaatan sampah organik,
terjadinya peningkatan laju peresapan air karena dengan memasukkannya ke dalam tanah untuk
adanya proses pembentukan biopori melalui menghidupi biota dalam tanah. Fauna tanah dapat
permukaan resapan, maka teknologi peresapan air memproses sampah tersebut dengan mengunyah
demikian diperkenalkan sebagai lubang resapan (memperkecil ukuran) dan mencampurkan
biopori (LRB). ( http://www.biopori.com) dengan mikroba tanah yang secara sinergi dapat
Pengosongan pori mikro dapat mempercepat proses pengomposan secara alami.
menyebabkan keretakan tanah. Sumber makanan yang cukup dari sampah
Pengurangan cadangan air bebas dalam tanah organik sebagian fauna tanah seperti cacing
akan menyebabkan berkurangnya gerakan air tanah bekerja membentuk biopori dan
kapiler untuk mempertahankan kelembaban menghasilkan kotoran cacing (casting). Laju
tanah, dan mengakibatkan pengurangan isi pori peresapan air ke dalam tanah dapat memelihara
makro yang pada gilirannya dapat memicu kelembaban sampah organik dan tanah disekitar
terjadinya penurunan permukaan tanah LRB, sehingga proses pengomposan terjadi
(subsidence). Fenomena berkurangnya secara aerobik (cukup oksigen). Campuran
cadangan air bawah tanah yang nyata akibat kompos, casting dan bahan tanah halus yang
bertambah luasnya kawasan pemukiman telah masuk dalam lubang dapat dipanen bersamaan
dirasakan melalui makin sulitnya memperoleh dengan pemeliharaan LRB. Sampah organik yang
sumber air bersih pada musim kemarau, serta dimasukkan dalam lubang maupun kompos dan
terjadinya penurunan permukaan tanah dan casting yang dihasilkan dapat memperbaiki
intrusi air asin yang makin jauh di kawasan dan memelihara
pantai. keanekaragaman hayati tanah yang penting untuk
Peresapan air ke dalam tanah juga sangat perbaikan ekosistem tanah di kawasan
penting untuk menghindari terjadinya aliran pemukiman.
permukaan yang dapat mengangkut lapisan tanah Melalui proses pengomposan aerobik
yang subur, dan berbagai jenis limbah (cair sebagian karbon (C) menjadi organ tubuh
maupun padatan) yang dapat mencemari beraneka-ragam biota tanah, dan sebagian diubah
lingkungan. Pengumpulan aliran permukaan menjadi humus. Penentuan lokasi untuk
yang meningkat dapat merusak penempatan LRB boleh dikatakan merupakan
kunci sukses dari model resapan
ini. Lokasi harus dipilih di tempat yang sesuai, taman. Selain dapat menjaga kebersihan taman
baik dari segi fisik, artistik, maupun keamanan. sehingga tetap asri, secara tidak langsung
Segi fisik seperti diungkapkan sebelumnya, LRB juga merupakan sarana
adalah lubang untuk meresapkan air, oleh karena pengembalian unsur hara (pupuk) kedalam
itu sangat dianjurkan lokasi LRB berada di tanah yang bersangkutan sehingga
tempat dimana air akan terkumpul pada saat kesuburan tanahnya akan senantiasa terjaga
hujan berlangsung. Lokasi seperti ini biasanya (.http://www.rumah
akan berupa cekungan atau berupa alur. Secara tanah.wordpress.com/2008/03/24/helloword).
umum hal demikian akan terlihat pada saat hujan Segi keamanan LRB berupa lubang-
berlangsung, yaitu berupa daerah-daerah lubang menganga, meskipun hanya berdiameter
genangan. 10 cm, dapat saja memicu kecelakaan berupa
Adanya daerah tergenang yang terbentuk kaki terperosok. Oleh karena itu penempatan
pada saat hujan menunjukkan bahwa tempat yang baik akan dapat menghindari kejadian
tersebut merupakan cekungan tempat air seperti ini. Tidak dianjurkan menempatkan LRB
berkumpul. Dengan demikian bila LRB dibuat di di tempat lalu lalang orang, atau di tengah
lokasi tersebut maka akan efektif. Pada lapangan bermain anak-anak. LRB sebaiknya
prakteknya LRB tidak harus dibuat di tempat- ditempatkan pada alur-alur yang sengaja dibuat
tempat dengan mengandalkan pada bentukan sebagai pengumpul air antara sebelum masuk
alam seperti di atas. Bila di lokasi yang akan kedalam LRB. Dengan ditempatkan pada alur,
diberi LRB tidak terdapat cekungan atau alur air, orang cenderung tidak akan mendatanginya,
maka perlu dibuat. Prinsip dasar pembuatannya karena pada umumnya mereka tidak suka
adalah mengarahkan air sedemikian rupa berjalan di alur. Disekitar tanaman di taman juga
sehingga air akan mengalir ke LRB yang dibuat. akan menghindari kaki terperosok, karena
Desain dari alur atau daerah tangkapan air ini tempat- tempat seperti itu bukan merupakan
sebaiknya disesuaikan dengan desain taman atau tempat lalu lalang.
lansekap yang sudah ada. Pada dasarnya membuat LRB dapat
Segi artistik Lubang Resapan Biopori dilakukan dengan peralatan apapun selama alat
tidak hanya dibuat satu buah, tapi dibuat sebagai tersebut dapat menciptakan lubang dengan
kompensasi terhadap pengerasan atau bidang diameter 10 cm dan kedalaman hingga 100 cm.
kedap yang ada. Pengerasan atau bidang kedap Bambu, linggis, potongan besi atau cangkul kecil
ini bisa berupa tapak bangunan (rumah), halaman dapat dijadikan alat untuk membuat lubang LRB.
yang diperkeras, jalan beraspal atau bentuk- Meskipun demikian, untuk membuat lubang
bentuk penutupan permukaan tanah lain yang dengan diameter kecil tapi dalam, sering
menghalangi air (hujan) untuk masuk kedalam menemui berbagai kendala. Oleh karena itu, Tim
tanah. Rata-rata untuk setiap 100 Biopori IPB telah menyiapkan alat berupa bor
𝑚2 bidang kedap atau pengerasan perlu dibuat tanah manual untuk membantu dan
hingga 30 buah LRB. Mengingat relatif mempermudah pembuatan lubang LRB . Bor ini
banyaknya LRB yang harus dibuat maka telah didisain agar mampu melakukan pekerjaan
konfigurasi penempatannya perlu disesuaikan diatas dengan mudah. Seseorang dapat membuat
dengan disain taman atau lansekap yang ada. lubang LRB dengan bor tersebut hanya dalam
Idealnya penempatan LRB ini sudah waktu 10 menit., bahkan seorang ibu rumah
diintegrasikan pada rancangan awal disain taman tanggapun dapat melakukannya dengan mudah .
yang bersangkutan( http://www.biopori.com). Banyaknya lubang resapan yang perlu
Pembuatan LRB di taman rumah dibuat dapat dihitung dengan menggunakan
mempunyai manfaat ganda. Selain sebagai sarana persamaan sebagai berikut: Sebagai contoh untuk
peresap air, juga sebagai tempat membuang daerah dengan intensitas hujan 50 mm/jam (hujan
sampah organik asal taman rumah itu sendiri lebat), dengan laju peresapan air perlubang 3
selain yang berasal dari limbah organik rumah liter/menit (180 liter/jam) pada 100 m2 bidang
tangga lainnya. Sisa pangkasan tanaman, daun- kedap perlu dibuat sebanyak (50 x 100): 180 =
daun yang gugur, dan serasah yang terserak akan 28 lubang. Bila lubang yang dibuat berdiameter
dapat langsung dibuang ke LRB yang ada 10 cm dan kedalaman 100 cm, maka setiap
disekitar
lubang dapat menampung 7,8 liter sampah 1) Berwarna coklat tua sampai hitam
organik. 2) Rasio karbon – nitrogen rendah
Bila sampah organik rumah tangga rata- 3) Terus terjadi perubahan yang
rata dihasilkan sebanyak 3 liter per hari, berarti disebabkan adanya aktivitas
tiap lubang dapat diisi sampah organik selama 2- mikroorganisme
3 hari. Dengan demikian, 28 lubang LRB baru 4) Mempunyai kemampuan tinggi untuk
dapat dipenuhi sampah organik yang dihasilkan berubah dan menyerap air
selama 56 – 84 hari. Pada selang waktu ini
sebagian dari lubang tersebut sudah mengalami B.1. Gambaran Proses
dekomposisi secara alami, sehingga boleh Pengomposan
dikatakan lubang-lubang tersebut pada prinsipnya Pelaksanaan pengomposan pada
tidak akan pernah penuh dasarnya terdiri atas tiga langkah dasar :
(http://surabaya.go.id/gapura/laput%204.htm 1) Persiapan dari sampahnya
). 2) Dekomposisi sampah
3)Persiapan hasil dan pemasaran Langkah
B. Pengomposan persiapan termasuk
Bagian sampah yang terbesar adalah kegiatan penerimaan, pemilihan, pemisahan,
bahan-bahan organik. Dengan mengecualikan reduksi ukuran sampah dan penambahan
plastik, karet, kulit, bagian sampah organik kandungan air, dan nutrion.
sampah perkotaan dapat diklasifikasikan lagi Untuk menyempurnakan dalam langkah
sebagai berikut : berikutnya yaitu dekomposisi, beberapa teknik
1) Bahan-bahan yang larut dalam air, telah dikembangkan. Pada pengomposan yang
termasuk didalamnya gula ”pati” asam menggunakan cara ”Window”, sampah disiapkan
amino, dan berbagai asam organik dengan menempatkannya dalam alur-alur di
2) Homlulose lapangan terbuka. Alur-alur ini kemudian diaduk
3) Selulose dua kali dalam seminggu selama masa
4) Lemak, minyak, dan lilin pengomposan 5 minggu. Untuk mencapai
5) Liguin, suatu bahan senyawa kimia stabilisasi ditambahkan waktu 2-4 minggu.
yang secara pasti belum dikenali Sebagai ganti cara ini telah dikembangkan
susunannya sistem mekanik.
6) Lignoselulose, campuran dari liguin Pengembangan ini memungkinkan terbentuknya
dan selulose humus 5-7 hari. Seringkali bahan yang telah
7) Protein-protein yang disusun oleh menjadi kompos tersebut diolah lagi pada alur-
rangkaian asam-asam amino alur terbuka selama 3 minggu lagi. Setelah
Bila bahan-bahan organik ini sampah dirubah menjadi bahan humus, siap
dipisahkan dari sampah kota dan menjadi sasaran untuk dilanjutkan pada langkah berikutnya.
dekomposisi dari bakteri hasil akhir yang Persiapan hasil pemasakan termasuk
diperoleh setelah adanya aktivitas desimilasi & kegiatan penghalusan
asimilasi disebut humus. Seluruh proses baik (finegrinding), pencampuran dengan berbagai
pemisahan sampah maupun pengubahan secara bahan tambahan, granulasi (membentuk butiran-
bakteriologik dari sampah organik dikenal butiran), pengantongan, penyimpanan,
sebagai pengomposan. pengiriman, dan dalam hal-hal tertentu
Dekomposisi sampah organik dapat pemasaran langsung.
berlangsung baik secara aerobik atau anaerobik,
tergantung tersedianya oksigen. Proses anaerobik B.2. Proses Mikrobiologi
berjalan sangat lambat dan menimbulkan bau,
maka kebanyakan pengomposan dilakukan secara Meskipun bermacam-macam
aerobik. mikroorganisme terlibat, namun pada
Umumya, karakteristik kimiawi dan prinsipnya mikroorganisme yang berperan
fisik dari humus berbeda-beda sesuai dengan dalam dekomposisi aerobik adalah bakteri,
sifat bahan yang diolah, keadaan pada waktu fungi, yeast, dan actinomycetes. Semua
penyelenggaraan pengomposan dan besarnya grop dapat mendekomposisi semua bahan
dekomposisi. Beberapa sifat humus yang mentah yang berbeda. Misalnya grop
dihasilkan yang membedakannya dengan bahan- bakteri lebih menyukai gula yang larut
bahan alami (humus alam) adalah : dalam ari, sementara fungi yeast &
B.3. Proses Mikrobiologi
1. Deskripsi Populasi
Dalam penelitian ini, populasi
adalah seluruh lubang resapan biopori
yang ada di RW IV
PENYAJIAN DATA
KETERANGAN :
* PENGURANGAN VOLUME
** PERUBAHAN FISIK / PEMBUSUKAN
*** TIDAK TERJADI PERUBAHAN APAPUN
*/* * PENGURANGAN VOLUME dan PERUBAHAN FISIK / PEMBUSUKAN
tujuan utama dari LRB adalah sebagai peresap Adanya aktivitas fauna tanah pada
air, maka pemanenan kompos sebaiknya lubang resapan maka biopori akan terbentuk dan
dilakukan pada musim kemarau, di saat LRB senantiasa terpelihara keberadaannya. Oleh
tidak begitu aktif meresapkan air. Hal ini karena itu, bidang resapan ini akan selalu terjaga
dilakukan agar tidak mengganggu aktifitas biota kemampuannya dalam meresapkan air. Dengan
tanah di dalam LRB pada saat diperlukan. demikian kombinasi antara luas bidang resapan
Dengan tersedianya teknik sederhana yang dengan kehadiran biopori secara bersama-sama
mudah dan murah seperti LRB seyogyanya tidak akan meningkatkan kemampuan dalam
ada lagi alasan bagi warga masyarakat meresapkan air.
dimanapun untuk tidak membuat resapan air
buatan di halaman rumahnya. Pembuatan resapan KESIMPULAN
air buatan ini adalah sebagai kompensasi
terhadap bidang kedap yang telah dibuat di
permukaan lahan yang telah menghalangi Jenis sampah yang dimasukkan akan
kesempatan air hujan untuk masuk kedalam tanah mempengaruhi kecepatan proses pengkomposan
dan menjadi cadangan air tanah. yang di tandai dengan kecepatan menurunnya
. ketinggian sampah dalam lubang resapan biopori.
Kehadiran lubang resapan biopori secara Dengan semakin cepat terjadi penurunan
langsung akan menambah bidang resapan air, ketinggian sampah maka lubang resapan akan
setidaknya sebesar luas kolom/dinding lubang. dapat digunakan setiap hari.
Sebagai contoh bila lubang dibuat dengan Manfaat ganda dari LRB sebagai
diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas tempat “pembuangan” sampah organik rumah
bidang resapan akan bertambah sebanyak 3140 tangga, diharapkan pada suatu saat nanti tidak
cm2 atau hampir 1/3 m2. Dengan kata lain suatu akan ada lagi sampah organik yang keluar dari
permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan lingkungan rumah. Dengan demikian akan dapat
diamater 10 cm, yang semula mempunyai bidang mengurangi beban pada tempat pembuangan
resapan 78.5 cm2 setelah dibuat lubang resapan sampah sementara (TPS) atau pembuangan akhir
biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang (TPA). Kompos yang dihasilkan dari LRB dan
resapannya menjadi 3218 cm2 pilahan sampah anorganik dapat saja dijadikan
sumber penghasilan tambahan bagi
perekonomian rumah tangga.
DAFTAR PUSTAKA
Kamir R.Brata & Anne Nelistya, Lubang Resapan Biopori, Penebar Swadaya 2008
http://www.jatim.go.id/info cuaca/index.php?ip=det.bencana (diunduh tanggal 6 Pebruari 2009)
http://www.surya.co.id (diunduh tanggal 7 Pebruari 2009)
http://www.bakosurtanal.go.id/multihazard/View.php?ID=11&ID2=5&ID3 = (diunduh tanggal 18
Pebruari 200)
http://www.biopori.com (diunduh tanggal 6 Pebruari 2009)
http://www.rumah tanah.wordpress.com/2008/03/24/helloword. (diunduh tanggal 11 Februari 2009)
http://www.penataan ruang.pu.go.id/ta/lapak 04/p1/lahan tol/bab 3 (diunduh tanggal 1 Pebruari 2009)
http://surabaya.go.id/gapura/laput%204.html (diunduh tanggal 9 pebruari 2009)
http://www.ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/jatim/surabaya.pdf (diunduh tanggal 3 Januari
2009)
www.indah-bri.blogspot.com (diunduh tanggal 13 januari 2009)
http:///www.bappeko.surabaya.go.id/bappeko/index.php