Anda di halaman 1dari 10

Sri Widyastuti : Perbandingan Jenis Sampah Terhadap Lama Waktu Pengomposan Dalam Lubang Resapan Biopori

Perbandingan Jenis Sampah Terhadap Lama Waktu Pengomposan Dalam Lubang


Resapan Biopori

Oleh : ARDIANSA,SNAMPAR,SEMPE

Abstrak

Lubang resapan biopori "diaktifkan" dengan memberikan sampah organik. Sampah ini akan
dijadikan sebagai sumber energi bagi organisme tanah untuk melakukan kegiatannya melalui proses
dekomposisi. Sampah yang telah didekompoisi ini dikenal sebagai kompos. Dengan melalui proses seperti
itu maka lubang resapan biopori selain berfungsi sebagai bidang peresap air juga sekaligus berfungsi sebagai
"pabrik" pembuat kompos.
Jenis sampah yang dimasukkan akan mempengaruhi kecepatan proses pengomposan yang ditandai
dengan kecepatan menurunnya ketinggian sampah dalam lubang resapan biopori. Dengan semakin cepat
terjadi penurunan ketinggian sampah maka lubang resapan akan dapat digunakan setiap hari.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data: (1) lubang resapan biopori yang diisi sampah daun
akan membutuhkan waktu 1 bulan untuk membusuk

Kata Kunci : jenis sampah, pengomposan, lubang resapan biopori

hujan yang mengalir di permukaan tanah karena


PENDAHULUAN berkurangnya laju peresapan air ke dalam tanah,
akan menyebabkan banjir pada musim hujan dan
A. Latar Belakang Masalah kekeringan pada musim kemarau, serta
berkurangnya cadangan air bawah tanah.
Manusia banyak melakukan perubahan pada Teknologi konvensional yang telah
sifat permukaan lahan, diantaranya dengan diperkenalkan untuk peresapan air di kawasan
membangun lapisan kedap di atasnya berupa pemukiman adalah pembuatan sumur resapan.
tapak bangunan (rumah, dan fasilitas umum), Sayangnya, dengan teknologi seperti ini tidak
jalan dan pengerasan lain, sehingga bagian air semua orang dapat menerapkannya. Sumur
hujan yang masuk kedalam tanah semakin resapan memerlukan
banyak berkurang dan bagian air hujan yang dimensi cukup besar, sebagian dindingnya perlu
menjadi aliran permukaan semakin meningkat. dibuat penguatan serta perlu diisi dengan pasir,
Perubahan porsi bagian hujan yang menjadi kerikil, dan ijuk. Hal ini dilakukan untuk
aliran permukaan ini menjadi pemicu utama menghindari longsornya dinding resapan. Bahan
terjadinya banjir pengisi seperti itu tidak dapat digunakan oleh
Konversi penggunaan lahan menjadi biota tanah sebagai sumber energi dalam
pemukiman menyebabkan fungsi hidrologis tanah penciptaan biopori. Oleh karena itu, dalam kasus
terganggu. Sebagian permukaan lahan menjadi sumur resapan biopori boleh dikatakan tidak akan
kedap karena tertutup tapak bangunan, jalan, dan terbentuk.
pengerasan lainnya. Bagian lahan terbuka juga Penyumbatan permukaan resapan oleh
mengalami proses pemadatan, dan biopori bahan-bahan halus yang terbawa air dan tersaring
berkurang karena berkurangnya tanaman dan oleh ijuk sehingga menyumbat rongga diantara
fauna tanah sebagai pelaku pembuat biopori di ijuk sangat beresiko terjadi, hal ini akan
dalam tanah. Hal ini mengakibatkan sebagian menyebabkan laju peresapan air menjadi
besar air hujan tidak lagi meresap ke dalam tanah berkurang.
dan bahkan dibuang melalui saluran drainase.
Peningkatan jumlah air

Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412-1867 1


Sri Widyastuti : Perbandingan Jenis Sampah Terhadap Lama Waktu Pengomposan Dalam Lubang Resapan Biopori

Pengumpulan volume air yang cukup besar dalam B. Tujuan Penelitian


sumur resapan menyebabkan beban resapan
relatif besar. Beban resapan adalah volume air Tujuan Penelitian ini adalah
yang masuk dalam lubang dibagi luas permukaan 1. Membandingkan kecepatan proses
resapan (dinding dan dasar lubang). Beban pengomposan berbagai jenis sampah
resapan akan meningkat sejalan dengan organik dalam biopori. Selama ini secara
peningkatan diameter lubang. Peningkatan beban teori sampah yang dimasukkan dalam
resapan mengakibatkan penurunan laju biopori adalah sampah daun kering.
peresapan air karena terlalu lebarnya zone jenuh Sehingga dalam penelitian ini akan
air di sekeliling dinding lubang, apalagi bila dibandingkan bagaimana kecepatan
sebagian permukaan resapan dikedapkan dengan proses pengomposan bila sampah yang
penguat dinding. dimasukkan dicampur dengan sampah
Mengingat kebutuhan air yang terus dari dapur
meningkat dan sumber air utama berasal dari 2. Tercapainya pemecahan masalah
curah hujan, perlu diupayakan rekayasa teknologi penanganan banjir yang dihadapi warga.
peresapan air tepat guna yang dapat efektif 3. Warga masyarakat dapat
meresapkan air hujan ke dalam tanah. Peresapan memanfaatkan lubang resapan biopori
air hujan yang efektif akan dapat memelihara untuk mengolah sampah organik menjadi
kelembaban tanah, dan menambah cadangan air pupuk kompos dan memperoleh manfaat
bawah tanah (ground water). Dengan demikian secara ekonomis.
akan dapat mencegah banjir dan keretakan tanah 4. Tanah di wilayah tersebut dapat
yang memicu terjadinya longsor, serta dapat difungsikan sesuai dengan peruntukan
mencegah penurunan permukaan tanah lahan di daerah tersebut berdasarkan
(subsidence) dan intrusi air laut karena RT/RW Kota Surabaya yaitu sebagai
kosongnya pori tanah akibat pemanenan air lahan konservasi.
bawah tanah yang berlebihan
(http://www.jatim.go.id/info). C. Urgensi Penelitian
Peresapan air ke dalam tanah dapat diperlancar
oleh adanya biopori yang diciptakan fauna tanah 1. Dari penelitian ini diharapkan dapat
dan akar tanaman. Untuk menyediakan direkomendasikan bahwa pengisian
lingkungan yang kondusif bagi penciptaan biopori tidak hanya sampah daun kering
biopori di dalam tanah perlu disediakan bahan saja yang berasal dari kebun atau
organik yang cukup di dalam tanah. Untuk halaman, tetapi juga sampah dapur.
memudahkan pemasukan bahan organik ke dalam Dengan demikian hasil penelitian akan
tanah perlu dibuat lubang silindris ke dalam memberikan pemecahan masalah bagi
tanah. Pembuatan lubang silindris akan menjadi sampah dapur. Selama ini para ibu
simpanan depresi yang dapat menahan sementara rumah tangga keberatan apabila harus
aliran permukaan untuk memberi kesempatan memasukkan sampah ke kerajang
meresap ke dalam tanah. Dinding lubang silindris takakura atau ke komposter karena
menyediakan tambahan permukaan resapan air prosesnya yang panjang. Sedangkan
seluas dinding lubang yang dibuat. Bila lubang dengan biopori, langkahnya lebih
silindris diisi sampah organik, maka permukaan praktis, yaitu sampah dapur tinggal di
resapan tidak akan mengalami kerusakan atau masukkan tanpa perlu proses
penyumbatan karena dilindungi oleh sampah pengadukan dan kemungkinan timbul
organik ( Kamir R.Brata & Anne Nelistya , ulat/ belatung tidak akan terjadi
2008). 2. Warga masyarakat dapat mengatasi
Agar bagian air yang meresap kedalam masalah banjir .
tanah dapat ditingkatkan, terutama di area dimana 3. Menambah pendapatan warga
pengerasan sudah dilakukan, perlu dilakukan masyarakat karena memperoleh manfaat
kompensasi terhadap lapisan kedap tersebut secara ekonomis dengan kompos yang
dengan membuat resapan air buatan dihasilkan dari biopori
menggunakan teknik lubang resapan biopori 4. Lingkungan sekitar dapat terjaga
kebersihannya karena sampah organik
yang dihasilkan

2 Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412-1867


Sri Widyastuti : Perbandingan Jenis Sampah Terhadap Lama Waktu Pengomposan Dalam Lubang Resapan Biopori

dimasukkkan ke dalam lubang resapan bertambah karena adanya dinding lubang yang
biopori akan meresapkan air ke samping melalui
5. Terjadi perubahan paradigma pada permukaan dinding lubang tersebut. Pada kondisi
warga masyarakat untuk memilah dan tanah tertentu, perbandingan antara volume air
mengolah sampah menjadi bahan yang yang harus meresap melalui permukaan resapan
lebih berguna dan bernilai ekonomis. dapat menentukan besarnya laju resapan.
Secara fisik peningkatan volume air yang
KAJIAN PUSTAKA masuk melalui permukaan resapan akan
menurunkan laju resapan karena meningkatnya
A. Lubang Resapan Biopori (LRB) beban resapan. Hal ini ditandai dengan lebarnya
zone jenuh air di sekitar permukaan resapan yang
Setiap bidang lahan secara alami mengakibatkan laju pergerakan air minimum.
mempunyai fungsi hidrologis yaitu meresapkan Keadaan jenuh air pada lubang yang terlalu lama
air hujan yang jatuh di permukaan lahan. Air tidak mendukung berkembangnya
hujan yang meresap kedalam tanah akan menjadi keanekaragaman hayati dalam tanah, terutama
cadangan air di daerah perakaran tanaman fauna tanah yang memerlukan oksigen, air, dan
(ditahan dalam pori mikro) dan kelebihannya makanan yang cukup. Berkurangnya populasi dan
akan bergerak ke bawah melalui pori makro aktivitas fauna tanah menyebabkan biopori di
mengisi cadangan air bawah tanah. Fungsi dalam tanah berkurang.
hidrologis ini secara alamiah dapat dipertahankan Kondisi ini terjadi pada teknologi
secara terus menerus karena adanya vegetasi peresapan air konvensional yang umumnya
yang tumbuh menutupi permukaan tanah serta didesain untuk meresapkan air hujan dengan
aktivitas beraneka ragam biota yang hidup di bidang tampungan yang relatif besar, seperti
dalam tanah. kolam, dan sumur resapan. Dengan demikian
Bagian atas (tajuk) tanaman dapat teknologi peresapan air konvensional hanya
menahan sebagian air hujan melalui proses mengandalkan proses fisik saja, karena proses
intersepsi. Tajuk tanaman dan serasah organik biologis menjadi terhambat akibat kelebihan air,
yang dihasilkan akan dapat melindungi kekurangan oksigen, dan bahan organik sebagai
permukaan tanah dari tumbukan langsung butir sumber energi dan unsur hara mereka.
hujan, sehingga agregat dan pori tanah tidak Teknologi lubang resapan biopori
rusak. Air yang sampai ke permukaan tanah dapat (LRB), dikembangkan berdasarkan prinsip
meresap ke dalam tanah melalui pori makro menjaga kesehatan ekosistem tanah untuk
diantara agregat tanah dan terowongan- mendukung adanya keanekaragaman hayati
terowongan kecil yang dikenal dengan biopori dalam tanah oleh tersedianya cukup air, udara,
(biopore). Akar tanaman dan fauna tanah (seperti dan sumber makanan (bahan
cacing tanah, rayap, semut, dan sebagainya) organik). LRB dibuat dengan menggali
mampu menciptakan biopori berupa lubang lubang kecil ke dalam tanah diameter 10 cm.
silindris yang sangat efektif menyalurkan air dan Fauna tanah akan masuk ke dalam
udara ke dan di dalam tanah. LRB yang berisi sampah organik untuk
Dibandingkan dengan pori makro di berlindung dari ancaman pemangsanya. Mereka
antara agregat tanah, biopori bersifat lebih berkembangbiak dan bekerja membuat biopori
mantap karena diperkuat oleh senyawa organik, yang dapat memperlancar peresapan air dan
serta tidak mudah menutup karena proses oksigen dalam lubang melalui permukaan resapan
pengembangan tanah akibat pembasahan. Karena yang diperluas oleh adanya dinding LRB.
dibentuk secara aktif oleh biota tanah maka Sampah organik dikunyah, dimakan, dicampur-
jumlah biopori akan terus bertambah mengikuti adukkan dengan mikroba yang secara sinergi
perkembangan akar tanaman serta peningkatan dapat mempercepat terjadinya proses
populasi dan aktivitas fauna tanah. pengomposan. Dengan demikian LRB
Air meresap ke dalam tanah melalui mempunyai kelebihan, selain secara fisik dapat
permukaan resapan. Permukaan resapan dapat mengurangi beban resapan, secara biologis dapat
diperluas dengan membuat lubang secara vertikal memperbaiki laju peresapan air dan sekaligus
ke dalam tanah. Adanya lubang ini maka dapat mempermudah
permukaan resapan menjadi

Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412-1867 7


Sri Widyastuti : Perbandingan Jenis Sampah Terhadap Lama Waktu Pengomposan Dalam Lubang Resapan Biopori

pemanfaatan sampah organik untuk memperbaiki saluran drainase alami maupun buatan, dan bila
ekosistem tanah dan mengurangi resiko melebihi daya tampungnya akan meluap menjadi
pencemaran tanah, air, dan udara. banjir yang meluas.
Kumpulan sampah organik yang tidak LRB dapat dibuat untuk meresapkan air ke
terlalu besar dalam lubang silindris akan menjadi dalam tanah dengan penambahan luas
habitat yang baik bagi fauna tanah terutama permukaan resapan vertikal, dan pembentukan
cacing tanah yang memerlukan perlindungan dari biopori di dalam tanah. Dengan demikian tidak
panas matahari dan kejaran pemangsanya, serta menyebabkan pengurangan permukaan lahan
memperoleh makanan, kelembaban, dan oksigen yang diperlukan untuk tapak bangunan dan
yang cukup. Untuk meminimalkan beban prasarana lainnya di kawasan pemukiman.
lingkungan oleh adanya pengumpulan volume air Melibatkan terjadinya proses fisik dan biologis
dan sampah organik di dalam lubang, maka pada kondisi yang tidak menimbulkan
dimensi lubang tidak boleh terlalu besar, atas peningkatan beban
beberapa pertimbangan teknis seperti: lingkungan, maka air yang meresap ke dalam
(1) kemudahan pembuatan dan LRB akan mengalami proses pengolahan menjadi
pemeliharaan lubang, sumber air bersih secara alami
(2) pengurangan beban resapan, (http://www.biopori.com).
(3) kemudahan penyebaran guna Setiap rumah tangga yang menghuni
pengurangan beban lingkungan, dan kawasan pemukiman akan menghasilkan sampah
(4) kecukupan ketersediaan oksigen bagi fauna organik baik sampah dapur maupun sisa tanaman
tanah; dari pot dan halaman/pekarangan. Sampah
Lubang resapan sebaiknya berdiameter 10 organik merupakan sumber makanan (energi dan
cm dengan kedalaman lubang 100 cm atau tidak unsur hara) yang sangat dibutuhkan oleh
melebihi kedalaman permukaan air bawah tanah. beraneka ragam biota tanah. LRB dapat
Diameter lubang resapan yang cukup kecil dan mempermudah pemanfaatan sampah organik,
terjadinya peningkatan laju peresapan air karena dengan memasukkannya ke dalam tanah untuk
adanya proses pembentukan biopori melalui menghidupi biota dalam tanah. Fauna tanah dapat
permukaan resapan, maka teknologi peresapan air memproses sampah tersebut dengan mengunyah
demikian diperkenalkan sebagai lubang resapan (memperkecil ukuran) dan mencampurkan
biopori (LRB). ( http://www.biopori.com) dengan mikroba tanah yang secara sinergi dapat
Pengosongan pori mikro dapat mempercepat proses pengomposan secara alami.
menyebabkan keretakan tanah. Sumber makanan yang cukup dari sampah
Pengurangan cadangan air bebas dalam tanah organik sebagian fauna tanah seperti cacing
akan menyebabkan berkurangnya gerakan air tanah bekerja membentuk biopori dan
kapiler untuk mempertahankan kelembaban menghasilkan kotoran cacing (casting). Laju
tanah, dan mengakibatkan pengurangan isi pori peresapan air ke dalam tanah dapat memelihara
makro yang pada gilirannya dapat memicu kelembaban sampah organik dan tanah disekitar
terjadinya penurunan permukaan tanah LRB, sehingga proses pengomposan terjadi
(subsidence). Fenomena berkurangnya secara aerobik (cukup oksigen). Campuran
cadangan air bawah tanah yang nyata akibat kompos, casting dan bahan tanah halus yang
bertambah luasnya kawasan pemukiman telah masuk dalam lubang dapat dipanen bersamaan
dirasakan melalui makin sulitnya memperoleh dengan pemeliharaan LRB. Sampah organik yang
sumber air bersih pada musim kemarau, serta dimasukkan dalam lubang maupun kompos dan
terjadinya penurunan permukaan tanah dan casting yang dihasilkan dapat memperbaiki
intrusi air asin yang makin jauh di kawasan dan memelihara
pantai. keanekaragaman hayati tanah yang penting untuk
Peresapan air ke dalam tanah juga sangat perbaikan ekosistem tanah di kawasan
penting untuk menghindari terjadinya aliran pemukiman.
permukaan yang dapat mengangkut lapisan tanah Melalui proses pengomposan aerobik
yang subur, dan berbagai jenis limbah (cair sebagian karbon (C) menjadi organ tubuh
maupun padatan) yang dapat mencemari beraneka-ragam biota tanah, dan sebagian diubah
lingkungan. Pengumpulan aliran permukaan menjadi humus. Penentuan lokasi untuk
yang meningkat dapat merusak penempatan LRB boleh dikatakan merupakan
kunci sukses dari model resapan

8 Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412-1867


Sri Widyastuti : Perbandingan Jenis Sampah Terhadap Lama Waktu Pengomposan Dalam Lubang Resapan Biopori

ini. Lokasi harus dipilih di tempat yang sesuai, taman. Selain dapat menjaga kebersihan taman
baik dari segi fisik, artistik, maupun keamanan. sehingga tetap asri, secara tidak langsung
Segi fisik seperti diungkapkan sebelumnya, LRB juga merupakan sarana
adalah lubang untuk meresapkan air, oleh karena pengembalian unsur hara (pupuk) kedalam
itu sangat dianjurkan lokasi LRB berada di tanah yang bersangkutan sehingga
tempat dimana air akan terkumpul pada saat kesuburan tanahnya akan senantiasa terjaga
hujan berlangsung. Lokasi seperti ini biasanya (.http://www.rumah
akan berupa cekungan atau berupa alur. Secara tanah.wordpress.com/2008/03/24/helloword).
umum hal demikian akan terlihat pada saat hujan Segi keamanan LRB berupa lubang-
berlangsung, yaitu berupa daerah-daerah lubang menganga, meskipun hanya berdiameter
genangan. 10 cm, dapat saja memicu kecelakaan berupa
Adanya daerah tergenang yang terbentuk kaki terperosok. Oleh karena itu penempatan
pada saat hujan menunjukkan bahwa tempat yang baik akan dapat menghindari kejadian
tersebut merupakan cekungan tempat air seperti ini. Tidak dianjurkan menempatkan LRB
berkumpul. Dengan demikian bila LRB dibuat di di tempat lalu lalang orang, atau di tengah
lokasi tersebut maka akan efektif. Pada lapangan bermain anak-anak. LRB sebaiknya
prakteknya LRB tidak harus dibuat di tempat- ditempatkan pada alur-alur yang sengaja dibuat
tempat dengan mengandalkan pada bentukan sebagai pengumpul air antara sebelum masuk
alam seperti di atas. Bila di lokasi yang akan kedalam LRB. Dengan ditempatkan pada alur,
diberi LRB tidak terdapat cekungan atau alur air, orang cenderung tidak akan mendatanginya,
maka perlu dibuat. Prinsip dasar pembuatannya karena pada umumnya mereka tidak suka
adalah mengarahkan air sedemikian rupa berjalan di alur. Disekitar tanaman di taman juga
sehingga air akan mengalir ke LRB yang dibuat. akan menghindari kaki terperosok, karena
Desain dari alur atau daerah tangkapan air ini tempat- tempat seperti itu bukan merupakan
sebaiknya disesuaikan dengan desain taman atau tempat lalu lalang.
lansekap yang sudah ada. Pada dasarnya membuat LRB dapat
Segi artistik Lubang Resapan Biopori dilakukan dengan peralatan apapun selama alat
tidak hanya dibuat satu buah, tapi dibuat sebagai tersebut dapat menciptakan lubang dengan
kompensasi terhadap pengerasan atau bidang diameter 10 cm dan kedalaman hingga 100 cm.
kedap yang ada. Pengerasan atau bidang kedap Bambu, linggis, potongan besi atau cangkul kecil
ini bisa berupa tapak bangunan (rumah), halaman dapat dijadikan alat untuk membuat lubang LRB.
yang diperkeras, jalan beraspal atau bentuk- Meskipun demikian, untuk membuat lubang
bentuk penutupan permukaan tanah lain yang dengan diameter kecil tapi dalam, sering
menghalangi air (hujan) untuk masuk kedalam menemui berbagai kendala. Oleh karena itu, Tim
tanah. Rata-rata untuk setiap 100 Biopori IPB telah menyiapkan alat berupa bor
𝑚2 bidang kedap atau pengerasan perlu dibuat tanah manual untuk membantu dan
hingga 30 buah LRB. Mengingat relatif mempermudah pembuatan lubang LRB . Bor ini
banyaknya LRB yang harus dibuat maka telah didisain agar mampu melakukan pekerjaan
konfigurasi penempatannya perlu disesuaikan diatas dengan mudah. Seseorang dapat membuat
dengan disain taman atau lansekap yang ada. lubang LRB dengan bor tersebut hanya dalam
Idealnya penempatan LRB ini sudah waktu 10 menit., bahkan seorang ibu rumah
diintegrasikan pada rancangan awal disain taman tanggapun dapat melakukannya dengan mudah .
yang bersangkutan( http://www.biopori.com). Banyaknya lubang resapan yang perlu
Pembuatan LRB di taman rumah dibuat dapat dihitung dengan menggunakan
mempunyai manfaat ganda. Selain sebagai sarana persamaan sebagai berikut: Sebagai contoh untuk
peresap air, juga sebagai tempat membuang daerah dengan intensitas hujan 50 mm/jam (hujan
sampah organik asal taman rumah itu sendiri lebat), dengan laju peresapan air perlubang 3
selain yang berasal dari limbah organik rumah liter/menit (180 liter/jam) pada 100 m2 bidang
tangga lainnya. Sisa pangkasan tanaman, daun- kedap perlu dibuat sebanyak (50 x 100): 180 =
daun yang gugur, dan serasah yang terserak akan 28 lubang. Bila lubang yang dibuat berdiameter
dapat langsung dibuang ke LRB yang ada 10 cm dan kedalaman 100 cm, maka setiap
disekitar

Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412-1867 9


Sri Widyastuti : Perbandingan Jenis Sampah Terhadap Lama Waktu Pengomposan Dalam Lubang Resapan Biopori

lubang dapat menampung 7,8 liter sampah 1) Berwarna coklat tua sampai hitam
organik. 2) Rasio karbon – nitrogen rendah
Bila sampah organik rumah tangga rata- 3) Terus terjadi perubahan yang
rata dihasilkan sebanyak 3 liter per hari, berarti disebabkan adanya aktivitas
tiap lubang dapat diisi sampah organik selama 2- mikroorganisme
3 hari. Dengan demikian, 28 lubang LRB baru 4) Mempunyai kemampuan tinggi untuk
dapat dipenuhi sampah organik yang dihasilkan berubah dan menyerap air
selama 56 – 84 hari. Pada selang waktu ini
sebagian dari lubang tersebut sudah mengalami B.1. Gambaran Proses
dekomposisi secara alami, sehingga boleh Pengomposan
dikatakan lubang-lubang tersebut pada prinsipnya Pelaksanaan pengomposan pada
tidak akan pernah penuh dasarnya terdiri atas tiga langkah dasar :
(http://surabaya.go.id/gapura/laput%204.htm 1) Persiapan dari sampahnya
). 2) Dekomposisi sampah
3)Persiapan hasil dan pemasaran Langkah
B. Pengomposan persiapan termasuk
Bagian sampah yang terbesar adalah kegiatan penerimaan, pemilihan, pemisahan,
bahan-bahan organik. Dengan mengecualikan reduksi ukuran sampah dan penambahan
plastik, karet, kulit, bagian sampah organik kandungan air, dan nutrion.
sampah perkotaan dapat diklasifikasikan lagi Untuk menyempurnakan dalam langkah
sebagai berikut : berikutnya yaitu dekomposisi, beberapa teknik
1) Bahan-bahan yang larut dalam air, telah dikembangkan. Pada pengomposan yang
termasuk didalamnya gula ”pati” asam menggunakan cara ”Window”, sampah disiapkan
amino, dan berbagai asam organik dengan menempatkannya dalam alur-alur di
2) Homlulose lapangan terbuka. Alur-alur ini kemudian diaduk
3) Selulose dua kali dalam seminggu selama masa
4) Lemak, minyak, dan lilin pengomposan 5 minggu. Untuk mencapai
5) Liguin, suatu bahan senyawa kimia stabilisasi ditambahkan waktu 2-4 minggu.
yang secara pasti belum dikenali Sebagai ganti cara ini telah dikembangkan
susunannya sistem mekanik.
6) Lignoselulose, campuran dari liguin Pengembangan ini memungkinkan terbentuknya
dan selulose humus 5-7 hari. Seringkali bahan yang telah
7) Protein-protein yang disusun oleh menjadi kompos tersebut diolah lagi pada alur-
rangkaian asam-asam amino alur terbuka selama 3 minggu lagi. Setelah
Bila bahan-bahan organik ini sampah dirubah menjadi bahan humus, siap
dipisahkan dari sampah kota dan menjadi sasaran untuk dilanjutkan pada langkah berikutnya.
dekomposisi dari bakteri hasil akhir yang Persiapan hasil pemasakan termasuk
diperoleh setelah adanya aktivitas desimilasi & kegiatan penghalusan
asimilasi disebut humus. Seluruh proses baik (finegrinding), pencampuran dengan berbagai
pemisahan sampah maupun pengubahan secara bahan tambahan, granulasi (membentuk butiran-
bakteriologik dari sampah organik dikenal butiran), pengantongan, penyimpanan,
sebagai pengomposan. pengiriman, dan dalam hal-hal tertentu
Dekomposisi sampah organik dapat pemasaran langsung.
berlangsung baik secara aerobik atau anaerobik,
tergantung tersedianya oksigen. Proses anaerobik B.2. Proses Mikrobiologi
berjalan sangat lambat dan menimbulkan bau,
maka kebanyakan pengomposan dilakukan secara Meskipun bermacam-macam
aerobik. mikroorganisme terlibat, namun pada
Umumya, karakteristik kimiawi dan prinsipnya mikroorganisme yang berperan
fisik dari humus berbeda-beda sesuai dengan dalam dekomposisi aerobik adalah bakteri,
sifat bahan yang diolah, keadaan pada waktu fungi, yeast, dan actinomycetes. Semua
penyelenggaraan pengomposan dan besarnya grop dapat mendekomposisi semua bahan
dekomposisi. Beberapa sifat humus yang mentah yang berbeda. Misalnya grop
dihasilkan yang membedakannya dengan bahan- bakteri lebih menyukai gula yang larut
bahan alami (humus alam) adalah : dalam ari, sementara fungi yeast &
B.3. Proses Mikrobiologi

1 Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412-1867


0
Sri Widyastuti : Perbandingan Jenis Sampah Terhadap Lama Waktu Pengomposan Dalam Lubang Resapan Biopori

Meskipun bermacam-macam Kelurahan Gunungsari, Kecamatan


mikroorganisme terlibat, namun pada Dukuh Pakis, Kota Surabaya sejumlah
prinsipnya mikroorganisme yang 240 lubang
berperan dalam dekomposisi aerobik
adalah bakteri, fungi, yeast, dan 2. Penentuan Sampel.
actinomycetes. Semua grop dapat Sampel dalam penelitian ini
mendekomposisi semua bahan mentah sejumlah 30 buah yang berada di posisi
yang berbeda. Misalnya grop bakteri 1. Halaman balai RW IV (SAMPEL A)
lebih menyukai gula yang larut dalam Akan di isi oleh sampah daun,
ari, sementara fungi yeast & rumput saja
actinomycetes, khususnya efektif dalam 2. Halaman rumah warga bernomor urut
dekomposisi selulose & hemiselulose. genap (SAMPEL B)
Disamping keperluan- Akan diisi dengan sampah
keperluan metabolik, mikroorganisme campuran sampah dapur dan
utama menjadi banyak sekali selama sampah daun dan rumput
proses pengomposan. Satu diantara faktor- 3. Halaman rumah warga bernomor urut
faktor yang dipertimbangkan atas kejadian ganjil (SAMPEL C)
ini adalah timbulnya panas sebagai hasil Akan di isi dengan hanya sampah
desimilasi & asimilasi mikroorganisme dapur saja
dalam pengubahan sampah menjadi humus
yang stabil. Mula-mula bahan yang C. Metode Pengumpulan Data
dikomposkan naik suhunya sebagai akibat
dilepaskannya energi serta degredasi Pemberian perlakuan
sampah organik dan gula yang dapat Treatment 1. Lubang Resapan Biopori di isi
dirubah menjadi humus. Bila suhu naik oleh sampah daun dan rumput saja
diatas 45- 500C, organisme mesofilik akan Treatment 2. Yang akan diisi dengan
mulai berkuasa. Organisme-organisme ini sampah campuran sampah dapur dan
akan berkuasa pada 550C yang menjadi sampah daun dan rumput
suhu optimum bagi organisme ini. Bakteri- Treatment 3. Yang akan di isi dengan hanya
bakteri dan octinomycetes tertentu biasa sampah dapur saja
dijumpai pada suhu- suhu ini. Dalam
keadaan normal, stabilisasi lebih cepat 1. Prosedur Pengumpulan data.
pada susunan thermofilik dibanding pada
keadaan mesofilik. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
penelitian adalah sebagai berikut:
METODE PENELITIAN a. Kegiatan
percobaan/eksperimen
A. Rancangan Penelitian dalam penelitian
Setelah diberi perlakuan, dilakukan
Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengamatan setiap hari dan dilihat
eksperimen. Metode yang digunakan dalam kecepatan penurunan sampah yang
penelitian ini adalah metode pendekatan identik dengan pengubahan menjadi
Eksperimen, yaitu mengadakan kegiatan kompos
percobaan untuk melihat suatu hasil yang b. Alat dan bahan yang digunakan untuk
akan menegaskan bagaimana hubungan penelitian.
kausal antara variabel yang satu dengan yang Seperangkat lubang resapan biopori
lainnya. Adapun tahapan yang dilakukan
sebagai berikut:

B. Deskripsi Populasi dan Penentuan


Sampel.

1. Deskripsi Populasi
Dalam penelitian ini, populasi
adalah seluruh lubang resapan biopori
yang ada di RW IV

Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412-1867 11


Sri Widyastuti : Perbandingan Jenis Sampah Terhadap Lama Waktu Pengomposan Dalam Lubang Resapan Biopori

PENYAJIAN DATA

1. Halaman Balai RW IV (SAMPEL A)


LRB di isi oleh sampah daun/ rumput saja

No NOMOR HARI HARI HARI HARI HARI HARI HARI HARI


SAMPEL KE 1 KE2 KE3 KE4 KE5 KE6 KE7 KE8
1 *** *** *** *** *** *** *** ***
2 *** *** *** *** *** *** *** ***
3 *** *** *** *** *** *** *** ***
4 *** *** *** *** *** *** *** ***
5 *** *** *** *** *** *** *** ***
6 *** *** *** *** *** *** *** ***
7 *** *** *** *** *** *** *** ***
8 *** *** *** *** *** *** *** ***
9 *** *** *** *** *** *** *** ***

2. Halaman rumah warga bernomor urut genap (SAMPEL B)


LRB diisi dengan sampah campuran sampah dapur dan sampah daun dan rumput

No NOMOR HARI HARI HARI HARI HARI HARI HARI HARI


SAMPEL KE 1 KE2 KE3 KE4 KE5 KE6 KE7 KE8
1 *** *** *** *** * * * *
2 *** *** *** *** * * * *
3 *** *** *** *** * * * *
4 *** *** *** *** * * * *
5 *** *** *** */** */** */** */** */**
6 *** *** *** */** */** */** */** */**
7 *** *** *** */** */** */* * */* * */**
8 *** *** *** */** ** * *** ** * ** *
9 *** *** *** */** */* * */** */* * */* *

3.Halaman rumah warga bernomor urut ganjil (SAMPEL C)


LRB di isi dengan hanya sampah dapur saja

No NOMOR HARI HARI HARI HARI HARI HARI HARI HARI


SAMPEL KE 1 KE2 KE3 KE4 KE5 KE6 KE7 KE8
1 */** */* * */** */* * */* * */** */* * */**
2 */** */* * */** */* * */* * */** */* * */**
3 */** */* * */** */* * */* * */** */* * */**
4 */** */* * */** */* * */* * */** */* * */**
5 */** */* * */** */* * */* * */** */* * */**
6 */** */* * */** */* * */* * */** */* * */**
7 */** */* * */** */* * */* * */** */* * */**
8 */** */* * */** */* * */* * */** */* * */**
9 */** */* * */** */* * */* * */** */* * */**

KETERANGAN :
* PENGURANGAN VOLUME
** PERUBAHAN FISIK / PEMBUSUKAN
*** TIDAK TERJADI PERUBAHAN APAPUN
*/* * PENGURANGAN VOLUME dan PERUBAHAN FISIK / PEMBUSUKAN

12 Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412-1867


Sri Widyastuti : Perbandingan Jenis Sampah Terhadap Lama Waktu Pengomposan Dalam Lubang Resapan Biopori

PEMBAHASAN untuk operasi pengomposan dan 0,25 acre


untuk tambahan gedung dan jalan.
Lubang Resapan Biopori diaktifkan oleh Keperluan tanah yang menggunakan sistem
organisme tanah, khususnya fauna tanah dan mekanik tergantung prosesnya. Suatu
perakaran tanaman. Aktivitas merekalah yang perkiraan 1,5 – 2,0 acre tanah yang
selanjutnya akan menciptakan rongga-rongga dipergunakan untuk pabrik kompos sistem
atau liang-liang di dalam tanah yang akan mekanik berkapasitas 50 ton/ hari telah cukup
dijadikan saluran air untuk meresap ke dalam Perhatian terhadap lingkungan yang
tubuh tanah. Dengan memanfaatkan aktivitas terpenting adalah yang berhubungan dengan
mereka maka rongga-rongga atau liang-liang timbulnya bau, beterbangannya bahan- bahan,
tersebut akan senantiasa terpelihara dan terjaga dan kemungkinan terjadinya keracunan logam
keberadaannya, sehingga kemampuan berat pada tanah. Jika pengawasan dilakukan
peresapannya akan tetap terjaga tanpa campur tidak sebagaimana mestinya, terbentuknya bau
tangan langsung dari manusia untuk akan menjadi suatu masalah, khususnya
pemeliharaannya. Hal ini tentunya akan sangat pengomposan pada alur terbuka.
menghemat tenaga dan biaya. Kewajiban faktor Suatu kecenderungan yang dapat
manusia dalam hal ini adalah memberikan pakan berakibat pada semua pelaksanaan pengomposan,
kepada mereka berupa sampah organik pada khususnya bila
periode tertentu. Sampah organik yang menggunakan penghancur mekanik, adalah
dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi termasuk kemungkinan timbulnya peracunan
humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat logam berat. Bila logam dalam sampah
diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca, dihancurkan, partikel debu logam ditimbulkan
berarti mengurangi pemanasan global dan oleh aktivitas penghancur. Partikel-partikel ini
memelihara biodiversitas dalam tanah. dapat menempel pada benda-benda ringan
Hadirnya lubang-lubang resapan biopori sebagai hasil penghancuran sampah. Akhirnya,
dapat dicegah adanya genangan air, sehingga setelah pengomposan logam-logam ini akan
berbagai masalah yang diakibatkannya seperti dibuang ke tanah. Beberapa diantaranya tidak
mewabahnya penyakit malaria, demam berdarah, mempunyai pengaruh, tetapi logam-logam seperti
dan kaki gajah (filariasis) akan dapat dihindari. cadurium (karena sifat racunnya) betul-betul
Pertimbangan perancangan secara prinsip yang perlu mendapat prehatian.
berhubungan dengan dekomposisi Percobaan yang lebih banyak perlu
biologik dari sampah dapat disimpulkan bahwa dikerjakan untuk mengukur pengaruh
persiapan proses pengomposan pelaksanaan proses secara mekanik pada susunan
bukanlah tugas yang sederhana, khususnya bila kompos.
akan mencapai hasil yang optimum. Oleh
karena itu, pelaksanaan dari sebagian besar Sampah organik berupa sampah dapur, sisa
pengomposan komersial yang telah pangkasan tanaman atau daun yang berjatuhan
dikembangkan adalah dimekanisasi benar- benar merupakan bahan utama agar LRB berfungsi.
dan dikerjakan dengan fasilitas- Bahan-bahan ini secara rutin perlu ditambahkan
fasilitas yang dirancang khusus ke dalam LRB. Penambahan diperlukan karena
sampah yang sebelumnya dimasukkan ke dalam
Faktor-faktor dalam tabel tersebut dapat LRB akan mengalami pelapukan dan dikonsumsi
dikontrol secara efektif. Sekalipun persyaratan oleh biota tanah, sehingga dengan bertambahnya
mengenai area tanah yang digunakan tak waktu sampah organik di dalam LRB akan
tercantum dalam tabel, persyaratan itu juga harus berkurang.
dipertimbangkan. Sebagai contoh pengomposan
yang menggunakan alur-alur pada tanah terbuka Bahan organik yang dimasukkan ke
yang mempunyai kapasitas 0 ton/ hari, diperlukan dalam LRB selain dikonsumsi biota tanah juga
2,5 acre. Tanah seluas 1,5 acre diperuntukkan secara alami mengalami proses
untuk gedung, peralatan, dan jalan. Setiap pelapukan/dekomposisi. Hasil akhir dari proses
penambahan 50 ton diperkirakan memerlukan ini berupa kompos. Kompos yang dihasilkan
tambahan 1,0 acre secara periodik dapat dipanen. Pemanenan dapat
dilakukan dengan menggunakan bor LRB, atau
cara lain yang dianggap mudah. Meskipun
demikian karena
Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412-1867 13
Sri Widyastuti : Perbandingan Jenis Sampah Terhadap Lama Waktu Pengomposan Dalam Lubang Resapan Biopori

tujuan utama dari LRB adalah sebagai peresap Adanya aktivitas fauna tanah pada
air, maka pemanenan kompos sebaiknya lubang resapan maka biopori akan terbentuk dan
dilakukan pada musim kemarau, di saat LRB senantiasa terpelihara keberadaannya. Oleh
tidak begitu aktif meresapkan air. Hal ini karena itu, bidang resapan ini akan selalu terjaga
dilakukan agar tidak mengganggu aktifitas biota kemampuannya dalam meresapkan air. Dengan
tanah di dalam LRB pada saat diperlukan. demikian kombinasi antara luas bidang resapan
Dengan tersedianya teknik sederhana yang dengan kehadiran biopori secara bersama-sama
mudah dan murah seperti LRB seyogyanya tidak akan meningkatkan kemampuan dalam
ada lagi alasan bagi warga masyarakat meresapkan air.
dimanapun untuk tidak membuat resapan air
buatan di halaman rumahnya. Pembuatan resapan KESIMPULAN
air buatan ini adalah sebagai kompensasi
terhadap bidang kedap yang telah dibuat di
permukaan lahan yang telah menghalangi Jenis sampah yang dimasukkan akan
kesempatan air hujan untuk masuk kedalam tanah mempengaruhi kecepatan proses pengkomposan
dan menjadi cadangan air tanah. yang di tandai dengan kecepatan menurunnya
. ketinggian sampah dalam lubang resapan biopori.
Kehadiran lubang resapan biopori secara Dengan semakin cepat terjadi penurunan
langsung akan menambah bidang resapan air, ketinggian sampah maka lubang resapan akan
setidaknya sebesar luas kolom/dinding lubang. dapat digunakan setiap hari.
Sebagai contoh bila lubang dibuat dengan Manfaat ganda dari LRB sebagai
diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas tempat “pembuangan” sampah organik rumah
bidang resapan akan bertambah sebanyak 3140 tangga, diharapkan pada suatu saat nanti tidak
cm2 atau hampir 1/3 m2. Dengan kata lain suatu akan ada lagi sampah organik yang keluar dari
permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan lingkungan rumah. Dengan demikian akan dapat
diamater 10 cm, yang semula mempunyai bidang mengurangi beban pada tempat pembuangan
resapan 78.5 cm2 setelah dibuat lubang resapan sampah sementara (TPS) atau pembuangan akhir
biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang (TPA). Kompos yang dihasilkan dari LRB dan
resapannya menjadi 3218 cm2 pilahan sampah anorganik dapat saja dijadikan
sumber penghasilan tambahan bagi
perekonomian rumah tangga.
DAFTAR PUSTAKA

Kamir R.Brata & Anne Nelistya, Lubang Resapan Biopori, Penebar Swadaya 2008
http://www.jatim.go.id/info cuaca/index.php?ip=det.bencana (diunduh tanggal 6 Pebruari 2009)
http://www.surya.co.id (diunduh tanggal 7 Pebruari 2009)
http://www.bakosurtanal.go.id/multihazard/View.php?ID=11&ID2=5&ID3 = (diunduh tanggal 18
Pebruari 200)
http://www.biopori.com (diunduh tanggal 6 Pebruari 2009)
http://www.rumah tanah.wordpress.com/2008/03/24/helloword. (diunduh tanggal 11 Februari 2009)
http://www.penataan ruang.pu.go.id/ta/lapak 04/p1/lahan tol/bab 3 (diunduh tanggal 1 Pebruari 2009)
http://surabaya.go.id/gapura/laput%204.html (diunduh tanggal 9 pebruari 2009)
http://www.ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/jatim/surabaya.pdf (diunduh tanggal 3 Januari
2009)
www.indah-bri.blogspot.com (diunduh tanggal 13 januari 2009)
http:///www.bappeko.surabaya.go.id/bappeko/index.php

14 Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412-1867

Anda mungkin juga menyukai