DOSEN :
KELOMPOK 7
1
Sumber: Alviansyah, A., & HAR, R. (n.d.). Efektifitas Pemanfaatan Sumur
Resapan dan Biopori sebagai Artificial Recharge untuk Meresapkan Air
Hujan ke dalam Lapisan Akuifer Dangkal pada DAS Batang Kuranji Kota
Padang (Universitas Negeri Padang).
Dari https://ejournal.unp.ac.id/index.php/mining/article/view/111708
1) Kedalaman muka air tanah (water table) minimum 1,50 m pada musin
hujan;
2) Struktur tanah yang dapat digunakan harus mempunyai nilai permebilitas
tanah ≥ 2,0 cm/jam.
2
organik yang akan dibuang ke TPA, pembuatan biopori juga akan
membuat masyarakat terbiasa memilah antara sampah organik dan
anorganik.
2. Menyuburkan tanah
Ketika kita memasukkan sampah organik ke dalam lubang, akan
terjadi proses biologis yang akan menjadikan sampah tersebut menjadi
pupuk kompos. Dengan terbentuknya pupuk kompos di dalam lubang,
tentu akan membuat tanah menjadi lebih subur.
3. Membantu mencegah terjadinya banjir
Saat ini, banjir sering terjadi entah itu di kota atau di kampung, dan
salah satu penyebabnya adalah sistem drainase yang tidak baik.
Biasanya di daerah padat penduduk drainasenya buruk karena
kurangnya daya serap air oleh tanah.
Dengan membuat lubang resapan biopori, dapat membantu air untuk
segera masuk ke dalam tanah. Selain itu, sampah organik yang ada di
dalam lubang merupakan makanan dari cacing tanah.
Cacing yang masuk ke dalam lubang akan membuat terowongan-
terowongan kecil di dalam tanah ketika menuju ke lubang yang berisi
sampah organik. Hal ini tentu akan membuat air lebih cepat meresap ke
dalam tanah.
4. Mempengaruhi jumlah air tanah
Terowongan-terowongan kecil yang dibuat oleh cacing tanah akan
meningkatkan luas permukaan tanah. Hal ini tentu akan membuat
kapasitas tanah untuk menampung air menjadi meningkat. Bahkan,
lubang resapan biopori ini mampu meningkatkan luas bidang resapan
menjadi 40 kali lipat.
b. Sumur Resapan
Sumur Resapan adalah lubang sumur buatan yang digunakan untuk
menampung air hujan atau aliran air permukaan untuk kemudian meresap ke dalam
3
tanah dalam jumlah banyak. Sumur resapan memiliki diameter 80 hingga 100 cm
dengan kedalaman 1,5 meter namun tidak melebihi kedalaman permukaan air
tanah. Dinding sumur diperkuat dengan buis beton atau pasangan bata atau batu
kosong tanpa diplester.
Sumur resapan berfungsi untuk menampung air pembuangan dan air hujan
kedalam tanah. Air hujan yang melimpah dan tidak dapat terserap kedalam tanah
secara langsung dan sekaligus dapat menyebabkan banjir jika tidak ditampung
kedalam sumur resapan. Air yang tertampung dalam sumur resapan tersebut
kemudian akan di resapkan kedalam tanah yang ada disekitarnya.
4
Sumber: Sumur Resapan – Kebijakan Konservasi Air. (2016). Dari
https://newberkeley.wordpress.com/2016/01/23/sumur-resapan-
kebijakan-konservasi-air/
6
Kandungan air dalam tanah apabila tidak mendapat suplai yang
memadai maka semakin lama akan semakin berkurang. Banyaknya
bangunan dan infrastruktur pengerasan jalan serta sedikitnya kawasan
hijau menjadi penghalang air meresap kedalam tanah. Air dapat
langsung mengalir ke sungai yang selanjutnya akan diteruskan ke laut.
Dengan adanya sumur resapan, maka air tidak langsung ke sungai tetapi
masuk kedalam sumur yang kemudian akan diserap oleh tanah yang ada
disekitarnya. Hal ini dapat tetap mempertahankan ketinggian permukaan
air didalam tanah.
c) Mencegah penurunan tanah
Tanah yang memiliki kadar air rendah dan permukaan air tanah yang
rendah menjadikan tanah bagian atas tandus dan keropos. Tanah
kemudian akan mengalami pemampatan kebawah sehingga mengalami
penurunan. Dengan sumur resapan maka kadar air dalam tanah menjadi
terjaga.
d) Mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah
Kandungan air yang banyak didalam tanah akan dapat mengurangi
konsentrasi pencemaran air tanah. Sumur resapan membantu menjaga
kandungan air dalam tanah agar tetap banyak.
e) Mencegah erosi dan sedimentasi
Erosi terjadi karena derasnya aliran air di atas tanah. Jika air di atas
tanah tidak dapat terserap dengan cepat kedalam tanah maka air akan
mengalir ke area yang lebih rendah. Kecepatan laju aliran air ini dapat
menyebabkan erosi. Dengan adanya sumur resapan maka aliran air ini
menjadi berkurang sehingga potensi erosi juga berkurang.
7
4. Sistem Kerja Sumur Resapan
Sumur resapan agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya memerlukan
beberapa komponen tambahan berupa bak kontrol, saluran masukan dan
keluaran, dan talang air. Sistem kerja dari sumur resapan ini adalah air yang ada
diatas tanah akan masuk kedalam bak kontrol melalui talang. Talang ini
menjadi penghubung antara talang air rumah dengan bak kontrol. Bak kontrol
kemudian dihubungkan ke sumur resapan melalui saluran masuk sumur
resapan. Dari sumur resapan kemudian diberikan saluran pembuangan keluar
yang terhubung dengan tanah.
8
Tabel 4.1 Klasifikasi Infiltrasi Tanah
Sangat Lambat 1
Lambat 1–5
Sedang Lambat 5 – 20
Sedang 20 – 65
Sangat cepat 25
9
Gambar 4.3 Ilustrasi Infiltrasi Tanah
11
Gambar 4.4 Permeabilitas Tanah
12
3. Distibusi ukuran butiran, semakin merata distribusi ukuran
butirannya, koefisien permeabilitasnya cenderung semakin
kecil.
4. Rasio kekosongan (void), semakin besar rasio
kekosongannya, koefisien permeabilitas tanahnya akan
semakin besar.
5. Kekasaran partikel mineral, semakin kasar partikel
mineralnya, koefisien permeabilitas tanahnya akan semakin
tinggi.
6. Derajat kejenuhan tanah, semakin jenuh tanahnya, koefisien
permeabilitas tanahnya akan semakin tinggi.
13
- k > 10-4 cm/s ; Drainase baik (good drainage)
- 10-6 < k < 10-4 cm/s ; Drainase buruk (poor drainage)
- k < 10-6 cm/s ; Rapat air (impervious)
Hukum Darcy menjelaskan tentang kemampuan air mengalir pada
rongga-rongga (pori) dalam tanah dan sifat-sifat yang
memengaruhinya. Ada dua asumsi utama yang digunakan dalam
penetapan hukum Darcy ini. Asumsi pertama menyatakan bahwa
aliran fluida/cairan dalam tanah bersifat laminar. Sedangkan asumsi
kedua menyatakan bahwa tanah berada dalam keadaan jenuh.
v=k x i .....................................................................................(4.1.1)
Q
v= .......................................................................................(4.1.2)
At
∆h
i= .......................................................................................(4.1.3)
L
(k x A x t x ∆ h)
Q= .................................................................(4.1.4)
L
dimana:
k = Koefisien permeabilitas
I = Gradien hidrolik
14
Pengujian permeabilitas tanah dilakukan di laboratorium
menggunakan metode Constant Head Permeameter dan Variable/
Falling Head Permeameter
1. Constant Head Permeameter
Uji ini digunakan untuk tanah yang memiliki butiran kasar
dan memiliki koefisien permeabilitas yang tinggi.
Rumus:
Q=k x A x i x t ....................................................................(4.1.5)
(Q x L)
k= .....................................................................(4.1.6)
(h x A x t)
dimana:
Q = Debit (cm3)
h
i = Koefisien hidrolik =
L
t = Waktu (detik)
Contoh soal:
Penyelesaian:
15
Qx L 105 x 20 −3
k= = =4 x 10 cm/detik
h x A x t 50 x 35 x (5 x 60)
Rumus:
(a x L) (h1 )
k =2,303 x x log ............................................(4.1.7)
( A x L) (h2 )
dimana:
16
tanah yang berstruktur lemah, mempunyai pori besar sehingga
permeabilitanya tinggi.
3. Porositas
Permeabilitas tergantung pada ukuran pori-pori yang
dipengaruhi oleh ukuran partikel, bentuk partikel, dan struktur
tanah. Semakin kecil ukuran partikel, maka semakin rendah
permeabilitas.
4. Viskositas cairan
Viskositas merupakan kekentalan dari suatu cairan. Semakin
tinggi viskositas, maka koefisien permeabilitas tanahnya akan
semakin kecil.
5. Gravitasi
Gaya gravitasi berpengaruh pada kemampuan tanah untuk
mengikat air. Semakin kuat gaya gravitasinya, maka semakin
tinggi permeabilitasnya.
17
Konduktifitas didapat ketika menghitung kejenuhan tanah
dalam air (satuan nilai), untuk membuktikan permeabilitas cepat
atau tidak. Konduktifitas tinggi maka permeabilitas tinggi.
5. Run off
Run off merupakan air yang mengalir di atas permukaan
tanah. Sehingga, apabila run off tinggi maka permeabilitas
rendah.
6. Perkolasi
Perkolasi merupakan pergerakan air di dalam tanah. Pada
tanah yang kandungan litany tinggi, maka perkolasi rendah.
Sehingga, apabila perkolasi rendah maka permeabilitasnya pun
rendah.
DAFTAR PUSTAKA
KLHK, Direktor Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim. (2017). Peresapan Air Biopori.
Dari http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/inovasi/198-peresapan-air-dan-
bangunan-terjunan-air-bta pada 27 September 2023 dikakses pukul 13.50 WITA
Geografi, Ilmu. (2016). Sumur Resapan: Pengertian, Jenis dan Manfaatnya. Dari
Sumur Resapan: Pengertian, Jenis dan Manfaatnya - IlmuGeografi.com Pada 27
September 2023 diakses pukul 14.10 WITA
18
Hadiman, Benny. (2016). Tinjauan Pustaka. Infiltrasi Adalah Gerakan Air Permukaan
Tanah Masuk Ke Dalam. dari https://adoc.pub/tinjauan-pustaka-infiltrasi-adalah-
gerakan-air-permukaan-tan.html Pada 27 September 2023 diakses pukul 14.30
WITA
Putra, Adhe Mareta. (2017). Kajian Empiris Terhadap Lubang Resapan Pada
Beberapa Jenis Tanah. Tugas Akhir. Semarang: Universitas Semarang., dari
https://repository.usm.ac.id/files/skripsi/C11A/2014/C.131.14.0011/
C.131.14.0011-05-BAB-II-20180726030218-Kajian-Empiris-Terhadap-
Lubang-Resapan-Pada-Beberapa-Jenis-Tanah-.pdf Pada 27 September 2023
diakses pukul 14.50 WITA
19