OLEH
FERDINANDUS OSKAR SAWA
NIM : 022180040
PROGRAM STUDI : TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA NIPA
MAUMERE
Latar Belakang
Peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan ekonomi di Indonesia, telah
menyebabkan peningkatan kebutuhan terhadap permukiman. Hal tersebut mengakibatkan
terjadinya perubahan fungsi tata guna lahan. Semakin meningkat pengalihan fungsi dari lahan
terbuka menjadi lahan permukiman menyebabkan berkurangnya daerah resapan air hujan.
Perubahan tata guna lahan juga mempengaruhi sistem hidrologi sehingga dapat menyebabkan
terjadinya banjir pada musim hujan dan kekeringan di musim kemarau.
Daerah permukiman sebenarnya sangat tergantung dengan sumber daya alam berupa
air yang diperlukan untuk kelangsungan hidup orang banyak, bahkan semua makhluk hidup
yang berada di suatu kawasan tersebut. Keperluan air di daerah permukiman semakin lama
akan semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Namun, air permukaan
secara kuantitatif semakin lama ketersediaannya semakin terbatas dan secara kualitatif
semakin lama semakin menurun.
Salah satu sistem drainase berwawasan lingkungan untuk pengendalian air, baik
mengatasi banjir dan kekeringan adalah sumur resapan. Sumur resapan merupakan upaya
memperbesar resapan air hujan ke dalam tanah dan memperkecil aliran permukaan sebagai
penyebab banjir. dengan pengaliran air yang terkendali dan semakin bertambahnya air hujan
yang dapat meresap ke dalam tanah, maka kondisi air tanah akan semakin baik. Kondisi air
tanah yang semakin baik dapat memberikan banyak manfaat kepada penduduk daerah
permukiman
Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk pertimbangan dalam pengadaan
pola pengaturan air tanah yang didasarkan atas asas kemanfaatan, keseimbangan,
dan kelestarian alam. Sedangkan tujuannya adalah untuk memberikan alternatif penggunaan
sumur resapan guna menggantikan daerah resapan yang telah beralih fungsi menjadi
area yang tertutup perkerasan sebagai upaya untuk menambah kandungan air tanah.
Manfaat Pembuatan Sumur Resapan
Manfaat yang dapat diperoleh dengan pembuatan sumur resapan air, antara lain :
• Menahan dan mengurangi volume air larian (run-off)
Mengurangi (mencegah) banjir dan genangan air di hilir
Mengurangi kemungkinan tanah longsor
• Meresapkan air permukaan (run-off) ke dalam tanah
Cadangan air tanah-mata air meningkat
Menjaga aliran sungai diwaktu kemarau
• Menaikkan permukaan/volume air tanah secara cepat
Muka air sumur gali/timba menjadi lebih dekat permukaan (mudah di timba)
Mengatasi konflik antar pemakai air di musim kemarau
• Menjaga kualitas sumberdaya air tanah
Penyaringan oleh tanah/batuan
• Melindungi lahan/tanah oleh erosi air permukaan (run-off)
Tanah pucuk dan unsur hara/pupuk terjaga
• Melindungi kesuburan tanah
Mengurangi penggunaan pupuk
• Menjaga keseimbangan cadangan air tanah di saat kemarau
Debit mata air, sungai dan sumur gali penduduk meningkat konstan
• Mengurangi konsentrasi polutan air tanah
Mengurangi air kotor masuk kedalam tanah
Terjadinya pengenceran sumber pencemar
• Menjaga kualitas air sungai dan sumberdaya air permukaan
Menjaga tingkat kekeruhan air sungai
Mengurangi material sedimen di sungai, danau, laur, dll
• Menjaga habitat air dan biota air permukaan
Menjaga habitat biota air sungai, laut, danau, dll
• Sumur resapan dapat menambah jumlah air yang masuk kedalam tanah sehingga dapat
menjaga kesetimbangan hidrologi air tanah sehingga dapat mencegah intrusi air laut.
• Sumur resapan dapat menambah jumlah air yang masuk kedalam tanah dan mengisi pori-
pori tanah hal ini akan mencegah terjadinya penurunan tanah.
Pengertian Sumur Resapan
Sumur resapan adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air berupa bangunan
yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman
tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh di atas atap rumah
atau daerah kedap air dan meresapkannya ke dalam tanah. Sumur resapan berfungsi
memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara menginjeksikan air hujan ke dalam
tanah. Sasaran lokasi adalah daerah peresapan air di kawasan budidaya, permukiman,
perkantoran, pertokoan, industri, sarana dan prasarana olah raga serta fasilitas umum lainnya.
Sumur resapan merupakan suatu upaya untuk meresapkan air hujan dalam rangka
menambah cadangan air tanah. hal ini mengingat persediaan air di negara ini sudah sangat
menipis, ditambah lagi dengan masalah air lainnya seperti kelebihan air di saat musim hujan
yang mengakibatkan masalah banjir dan musim kemarau sering kekurangan air, sehingga
seluruh masyarakat harus segera mungkin menyadari dan menyelamatkan air. Sumur resapan
dapat berfungsi untuk mencegah penurunan tanah, mengurangi genangan banjir dan aliran air
di permukaan tanah, mengurangi meluasnya penyusupan/instrusi laut ke arah daratan,
menambah potensi air tanah. Sumur resapan merupakan sistem resapan buatan, yang dapat
menampung air hujan akibat dari adanya penutupan tanah oleh bangunan berupa lantai
bangunan maupun dari halaman yang di-plester. Selain itu, sumur resapan berfungsi untuk
menampung, menyimpan dan menambah cadangan air tanah serta dapat mengurangi
limpasan air hujan ke saluran pembuangan dan badan air lainnya sehingga dapat
dimanfaatkan pada musim kemarau dan sekaligus mengurangi timbulnya banjir.
Bentuk dan jenis bangunan sumur resapan dapat berupa bangunan sumur resapan air
yang dibuat segiempat atau silinderdengan kedalaman tertentu dan dasar sumur terletak di
atas permukaan air tanah. Berbagai jenis konstruksi sumur resapan adalah:
1. Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur tanpa diisi batu belah
maupun ijuk (kosong)
2. Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur diisi dengan batu belah dan
ijuk
3. Sumur dengan susunan batu bata, batu kali atau bataki di dinding sumur, dasar
sumur diisi dengan batu belah dan ijuk atau kosong.
4. Sumur menggunakan buis beton di dinding sumur
5. Sumur menggunakan blawong (batu cadas yang dibentuk khusus untuk dinding
sumur).
Alternatif menerapkan teknologi sumur resapan yang ramah lingkungan, melalui ”penetapan
luas permukaan sumur resapan per hektar”, dengan pertimbangan:
(a) kriteria daerah resapan, dan
(b) besaran suplai air kedalam tanah,
atas dasar luasan sumur resapan per hektar, menurut kriteria daerah resapan. Hal ini
mengingat bahwa daerah resapan, dipengaruhi oleh besaran curah hujan, kedalaman efektif
tanah, porositas dan premabilitas tanah, kemampuan infiltrasi air kedalam tanah, perbedaan
muka air tanah pada musim hujan dan kemarau. Sedangkan besaran suplai air, diperhitungkan
atas dasar: kemampuan tubuh tanah dalam meresapkan air kedalam tanah (perkolasi),
intensitas pemanfaatan ruang (ratio luas lantai bangunan dengan ruang terbuka hijau),
pemanfaatan air tanah dangkal, dan tingkat kepedulian masyarakat terhadap sumber daya air
tanah dangkal.Untuk menetapan luas sumur resapan, atas dasar kriteria daerah resapan dan
besaran suplai air kedalam tanah, untuk selanjutnya disusun dalam bentuk “Kriteria Baku
Nalar Wilayah Resapan.
Persyaratan Umum untuk pembuatan sumur resapan
Bagaimana sebaiknya Sumur Resapan di Pekarangan Rumah Kita Dibuat? Standar Nasional
Indonesia (SNI) tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan
Pekarangan, menetapkan beberapa persyaratan umum yang harus dipenuhi sebuah sumur
resapan yaitu :
1. Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam
atau labil.
2. Sumur resapan harus dijauhklan dari tempat penimbunan sampah, jauh dari septic
tank (minimum lima meter diukur dari tepi), dan berjarak minimum satu meter dari
fondasi bangunan.
3. Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua meter di
bawah permukaan air tanah. Kedalaman muka air (water table) tanah minimum 1,50
meter pada musim hujan.
4. Struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah (kemampuan tanah menyerap
air) lebih besar atau sama dengan 2,0 cm per jam (artinya, genagan air setinggi 2 cm
akan teresap habis dalam 1 jam), dengan tiga klasifikasi, yaitu :
• Permeabilitas sedang, yaitu 2,0-3,6 cm per jam.
• Permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus), yaitu 3,6-36 cm per jam.
• Permeabilitas tanah cepat (pasir kasar), yaitu lebih besar dari 36 cm per jam.
7 Beton bertulang pracetak Ø 100 cm, Dinding sumur bagian atas dan
dinding porous dinding sumur bagian bawah
Kostruksi jalan raya sebagai sarana transportasi adalah merupakan unsur yang sangat
penting dalam usaha meningkatkan kehidupan manusia untuk mencapai kesejahteraannya.
Dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai mahluk sosial manusia tidak dapat hidup tanpa
bantuan orang lain, maka dengan adanya prasarana jalan ini, maka hubungan antara suatu
daerah dengan daerah lain dalam suatu negara akan terjalin dengan baik. Sarana yang
dimaksud disini adalah rana penghubung yang melalui ndarat, laut dan udarah. Dari ketiga
sarana tersebut, akan ditinjau prasarana yang melalui darat.
Dalam perencanaan geometrik termasuk juga perencanaan tebal perkerasan jalan, karena
dimensi dari perkerasan merupakan bagian dari perencanaan geometrik sebagai suatu
perencanaan jalan seutuhnya. Bertambahnya jumlah dan kualitas kendaraan dan
berkembangnya pengetahuan tentang kelakukan pengendara serta meningkatnya jumlah
kecelakaan, menuntut perencanaan geometrik supaya memberikan pelayanan maksimum
dengan keadaan bahaya minimum dan biaya yang wajar.
Perancangan geometrik jalan tentunya akan berdampak terhadap lingkungan sekitar. Dampak
yang ditimbulkan tentunya ada yang baik tapi juga ada yang buruk. Yang akan dibahas dalam
tulisan ini ialah rencana drainase jalan, dampak pemotongan bukit terhadap lingkungan,
dampak pengurugan lembah terhadap lingkungan, pembangunan jalan yang melalui jalan
terhadap lingkungan, dan rancangan jalan yang akrab lingkungan dan berkelanjutan.
Tujuan
4. Dapat mengetahui tentang dampak pembangunan jalan yang melalui hutan terhadap
lingkungan
5. Dapat mengetahui tentang perancangan jalan yang akrab lingkungan dan berkelanjutan
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna
memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota
(perencanaan infrastruktur khususnya).
Pengertian Drainase
Drainase saluran terbuka adalah sistem saluran yang permukaan airnyaterpengaruh dengan
udara luar (atmosfir). Drainase saluran terbuka biasanya mempunyai luasan yang cukup dan
digunakan untuk mengalirkan air hujan atau air limbah yang tidak membahayakan kesehatan
lingkungan dan tidak mengganggu keindahan.saluran ini yang lebih cocok untuk drainase air
hujan yang terletak didaerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air
non-hujan yang tidak membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.Drainase
merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi
kebutuhan masyarakat dan merupakan kompenen penting dalam perencanaan
kota(perencanaan infrastruktur khususnya).Drainase secara umum didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu
konteks pemanfaatan tertentu. Drainase berasal dari bahasa Inggris drainage yang
mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum,
sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk
mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan
dapat difungsikan secara optimal.
Drainase juga dapat diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam
kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan salah satu cara pembuangan
kelebihan air yang tidak di inginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penaggulangan akibat
yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah
salah satu unsur dari perasana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju
kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Saluran terbuka berfungsi untuk
menyalurkan air yang belum tercemar atau kualitasnya tidak membahayakan. Lokasinya
terletak pada daearh yang masih tersedia lahan seta tidak pada daerah yang
Drainase Permukaan
Drainase Permukaan ialah sistem drainase yang berkaitan dengan pengendalian air
permukaan. Sistem drainase permukaan pada konstruksi jalan raya pada umumnya berfungsi
sebagai berikut:
2) Menampung air tanah (dari subdrain) dan air permukaan yang mengalir menuju jalan
Dua fungsi yang pertama dikendalikan oleh komponen drainase memanjang, sementara
fungsi ketiga memerlukan bangunan drainase melintang, seperti culvert, gorong-gorong, dan
jembatan.
Drainase permukaan : ditujukan untuk menghilangkan air hujan dari permukaan jalan
sehingga lalu lintas dapat melaju dengan aman dan efisien serta untuk meminimalkan
penetrasi air hujan ke dalam struktur jalan.
Drainase bawah permukaan : berfungsi untuk mencegah masuknya air dalam struktur jalan
dan/atau menangkap dan mengeluarkan air dari struktur jalan.
Drainase permukaan
Fungsi utama:
2. Menampung air tanah (dari subdrain) dan air permukaan yang mengalir menuju jalan 3.
Membawa air menyeberang alinemen jalan secara terkendali
Drainase Memanjang
Permukaan jalan harus dibuat dengan kemiringan melintang yang cukup untuk membuang air
hujan secepatnya, dan permukaan jalan harus berada di atas permukaan air tanah setempat.
Bangunan drainase memanjang :
1. Parit/selokan ( ditch )
2. Talang ( gutters )
3. Saluran menikung keluar ( turnouts )
4. Saluran curam ( chutes )
5. Parit intersepsi ( intercepting ditch )
Drainase Melintang
1. Fords
2. Drivt
3. Gorong gorong ( culvert )
4. jembatan