SUMUR RESAPAN
TIK
Mampu merancang sistem drainase
sumur resapan
Latar Belakang
Perkembangan Kota
Drainage =
mengalirkan, membuang, Daerah Terbangun Semakin Meningkat
menguras, mengalihkan
air (Suripin, 2004) ??
Konsep Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan
Sumur Resapan ?
H
At .0,7.0,9.R 24 j / 4.d 2 . 179 / p / 6
dengan: / 4.d .1000
2
Q FKT
H 1 exp
R
2
FK
dengan,
H : tinggi muka air dalam sumur (m)
Q : debit air masuk (m3/j)
F : faktor geometrik (m)
K : koefisien permeabilitas tanah (m/j)
T : Durasi Dominan Hujan (j)
R : Radius sumur (m)
Faktor Geometrik Sumur
Faktor geometrik yang pertama diperkenalkan oleh Forchheimer
(1930) untuk menghitung permeabilitas tanah adalah besaran
yang mewakili keliling serta luas tampang sumur, gradien
hidraulik, keadaan perlapisan tanah serta kedudukan sumur
terhadap perlapisan tersebut serta porositas dinding sumur yang
dinyatakan dalam besaran radius sumuran
1. Berbentuk bola, seluruh lapisan tanah porus (Samsioe, 1931;
Dachler, 1936; Aravin, 1965)
F 4R
2. Dasar setengah bola, lapisan tanah bawah porus atas kedap air
(Samsioe, 1931; Dachler, 1936; Aravin, 1965)
F 2R
3. Dasar Rata, lapisan tanah bawah porus atas kedap air
(Forchheimer, 1930; Dachler, 1936; Aravin, 1965)
F 4R
Cont.
4. Dasar setengah bola, seluruh lapisan tanah porus (Sunjoto, 1996) F 2R
5. Dasar rata, seluruh lapisan tanah porus, Harza (1935) memberikan F = 4,8R s/d 5,6R,
Taylor (1948) menghasilkan F = 5,7R dan Hvorslev (1951) memberikan kesepakatan F
= 5,5R. Sedangkan menurut Sunjoto (1989)
F 2R
6. Dasar setengah bola, dinding bawah sumur porus, lapisan tanah bawah porus dan atas
kedap air (Sunjoto, 1996)
2L R ln 2
2
F
L 2R L 2
Ln 1
R R
7. Dasar rata, dinding bawah sumur porus pada lapisan tanah bawah porus dan atas kedap
air menurut Dachler (1936)
2L 2 L R ln 2
F F
2
Sedangkan menurut Sunjoto (1996) L 2R L 2
L L
ln 1 ln 1
R R
R R
8. Dasar setengah bola, dinding bawah sumur 2L 2 R ln 2
F
porus dan seluruh lapisan tanah porus menurut L 2
Sunjoto (1996) L 2 R
ln 1
R 2 R
Keterangan :
i = Intensitas hujan (m/jam)
At = Luas tadah hujan (m2),berupa atap atau
permukaan tanah yang diperkeras
K = Permeabilitas (m/jam)
L = Keliling Penampang sumur (m)
H L As As = Luas penampang sumur (m2)
D = Durasi hujan (jam)
H = Kedalaman Sumur (m)
K
Penurunan Rumus SNI
Qsumur= Qbid.tadah- Qres
Qbid.tadah=I.Abid.tadah
DINDING PORUS
Qres= K (LH+A)
I.Abid.tadah=H.Asumur+KLH+K Asumur
Dengan lama/durasi hujan, maka :
Dimensi (Volume)
dibutuhkan relatif kecil
Resapan Lebih
Besar
Saran
Untuk kebutuhan-kebutuhan
lahan yang khusus,dapat
diaplikasikan alternatif desain
sumur resapan yang lainnya :
Peluang
>5%
Gumbel Modifikasi
Log Pearson
Van Breen
Analisis
Metode Perhitungan
Intensitas Bell Tanimoto
Intensitas Hujan
Hujan
100 PUH 10
(menit) 2 5 10 25 50 100