Anda di halaman 1dari 14

TUGAS SISTEM DRAINASE (HSKB 515)

Dosen :
Muhammad Azhari Noor, M.Eng.
NIP. 19801119 200 501 1 001

OLEH:
NAMA

: NUR AMALIA

NIN

: H1A114226

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
BANJARBARU
2016

SOAL :
1. Cari Metode Sumur Resapan
a. Pengertian dan Teori dari Sumur Resapan
b. Rumus Sumur Resapan
c. Contol Soal dari Sumur Resapan
d. Carilah Teori Sumur Resapan dengan berbagai versi baik dari Versi PU, Versi
ITB, Versi Pn.Sunyoto (UGM).
2. Carilah Teori Alih Ragam air hujan menjadi aliran dengan Metode Rasional,
Metode Der Wedumen, Metode Haspers?
JAWABAN

1.

Sumur resapan merupakan sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat

untuk menampung air hujan agar dapat meresap ke dalam tanah. Sumur resapan ini
kebalikan dari sumur air minum. Sumur resapan merupakan lubang untuk memasukkan
air ke dalam tanah, sedangkan sumur air minum berfungsi untuk menaikkan air tanah
ke permukaan. Dengan demikian, konstruksi dan kedalamannya berbeda. Sumur
resapan digali dengan kedalaman di atas muka air tanah, sedangkan sumur air minum
digali lebih dalam lagi atau di bawah muka air tanah.
Penerapan sumur resapan sangat dianjurkan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa
fungsi sumur resapan bagi kehidupan manusia adalah sebacial pengendali banjir,
melindungi dan memperbaiki (konservasi) air tanah, serta menekan laju erosi.
Sumur resapan dapat dikatakan sebagai suatu rekayasa teknik konservasi air,
berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur
galian dengan kedalaman tertentu. Fungsi utama dari sumur resapan ini adalah sebagai
tempat menampung air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah. Sementara itu,
manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan sumur resapan air di antaranya adalah :
a.

mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air sehingga


memperkecil kemungkinan terjadinya banjir dan erosi,

b. mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah,
c. mengurangi atau menahan terjadinya kenaikan air laut bagi daerah yang
berdekatan dengan wilayah pantai,

d.

mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air


tanah yang berlebihan, dan

e. mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.


Bentuk dan jenis bangunan sumur resapan dapat berupa bangunan sumur
resapan air yang dibuat segi empat atau silinder dengan kedalaman tertentu dan
dasar sumur terletak di atas permukaan air tanah. Berbagai jenis konstruksi sumur
resapan adalah:
a. Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur tanpa diisi batu belah
maupun ijuk (kosong).
b. Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur diisi dengan batu
belah dan ijuk.
c. Sumur dengan susunan batu bata, batu kali atau batako di dinding sumur,
dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk atau kosong.
d. Sumur menggunakan beton di dinding sumur.
e. Sumur menggunakan blawong (batu cadas yang dibentuk khusus untuk
dinding sumur).
Berkaitan dengan sumur resapan ini terdapat SNI No: 03- 2453-2002 tentang
Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan.
Standar ini menetapkan cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan
pekarangan termasuk persyaratan umum dan teknis mengenai batas muka air tanah
(mat), nilai permeabilitas tanah, jarak terhadap bangunan, perhitungan dan
penentuan sumur resapan air hujan. Air hujan yang ditampung dan diresapkan pada
sumur resapan dari bidang tanah.
Persyaratan umum yang harus dipenuhi antara lain sebagai berikut:
1. Sumur resapan air hujan ditempatkan pada lahan yang relative datar;
2. Air yang masuk kedalam sumur resapana dalah air hujan tidak tercemar;

3. Penetapan sumur resapan air hujan harus mempertimbangkan keamanan


bangunan sekitarnya;
4. Harus memperhatikan peraturan daerah setempat;
5. Hal-hal yang tidak memenuhi ketentuan ini harus disetujui Instansi yang
berwenang.
Persyaratan teknis yang harus dipenuhi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Ke dalam air tanah minimum 1,50 m pada musin hujan;
2. Struktur tanah yang dapat digunakan harus mempunyai nilai permebilitas
tanah 2,0 cm/jam.
3. Jarak penempatan sumur resapan air hujan terhadap bangunan adalah: (a)
terhadap sumur air bersih 3 meter, sumur resapan tangki septik 5 meter dan
terhadap pondasi bangunan 1 meter.
Konstruksi-konstruksi tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masingmasing, pemilihannya tergantung pada keadaaan batuan atau tanah (formasi batuan
dan struktur tanah). Pada tanah atau batuan yang relative stabil, konstruksi tanpa
diperkuat dinding sumur dengan dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk
tidak akan membahayakan bahkan akan memperlancar meresapnya air melalui
celah-celah bahan isian tersebut.
Bangunan pelengkap lainnya yang diperlukan adalah bak kontrol, tutup sumur
resapan dan tutup bak kontrol, saluran masuk dan keluaran / pembuangan (terbuka
atau tertutup) dan talang air (untuk rumah yang bertalang air).

Sumur Resapan, Sumber: PU Cipta Karya

Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaaan Umum menetapkan data teknis


sumur resapan air sebagai berikut : (1) Ukuran maksimum diameter 1,4 meter, (2)
Ukuran pipa masuk diameter 110 mm, (3) Ukuran pipa pelimpah diameter 110
mm, (4) Ukuran kedalaman 1,5 sampai dengan 3 meter, (5) Dinding dibuat dari
pasangan bata atau batako dari campuran 1 semen : 4 pasir tanpa plester, (6)
Rongga sumur resapan diisi dengan batu kosong 20/20 setebal 40 cm, (7) Penutup
sumur resapan dari plat beton tebal 10 cm dengan campuran 1 semen : 2 pasir : 3
kerikil.

Contoh Perhitungan Sumur Resapan

Untuk membangun sumur resapan agar dapat memberikan kontribusi yang


optimum diperlukan metode perhitungan sebagai berikut (Sunyoto,1992) :
1. Menghitung debit masuk sebagai fungsi karakteristik luas atap bangunan dengan
formula rasional.
Q=C . I . A

Keterangan :
Q = debit masuk

= intensitas hujan

C = koefisien aliran (jenis atap rumah)

= luas atap

2. Menghitung ke dalaman sumur optimum diformulakan sebagai berikut:


FKT
)
R
1exp
Q
H=

FK
(

Keterangan :
H = Kedalaman air (m)
Q = Debit masuk (m3/dt)
F = Faktor geometrik (m)
K = Permeabilitas tanah (m/dt)
R = Radius sumur.

T = Durasi aliran (dt).

Contoh Perhitungan Perencanaan Sumur Resapan

Suatu kawasan perumahan di kota A seluas 50 ha (500 x 100 0m 2) dihuni oleh 2000 KK
(dianggap luasan per KK sama besar). Koefisien permeabilitas daerah tersebut k = 1,5.104 m/dtk. Komposisi luas halaman per KK = 40% dengan C = 0,10, luas atap per KK = 40
% dengan c = 0,95, Luas jalan aspal per KK= 20 % dengan C = 0,95. Kecepatan aliran di
seluruh kapling = 1 m/det sedangkan Tc air dari atap masuk sumur resapan = 2 jam.
Diketahui rumus intensitas hujan kala ulang 2 tahun adalah 7724/(t+41).
a. Berapa debit yang keluar kompleks (kapling) tersebut jika tanpa sumur
resapan?
b. Berapa ukuran sumur resapan jika F=5,5 R?
c. Berapa Besarnya Debit setelah ada sumur resapan
Penyelesaian :
a. Debit yang keluar kompleks (kapling) tersebut jika tanpa sumur resapan.

Luas kapling per KK = 500000/2000 = 250 m2


Komposisi :
Halaman

= 40% . 250 m2

= 100 m2

C = 0,10

Atap

= 40% . 250 m2

= 100 m2

C = 0,95

Jalan aspal

= 20% . 250 m2

= 50 m2

C = 0,95

C komposit=

( 100 x 0,10 ) + ( 100 x 0,95 )+ (100 x 0,95 )


=0,61
250

Panjang Lintasan terjauh =

10002+500 2=1,118 m

Waktu Konsentrasi, ambil V= 1 m/dtk, Tc =18,6 menit Nilai Intensitas hujan adalah
I=

7224
7224
mm
mm
=
=129,6
=130
jam
jam
(t+ 41,0) 18,6+ 41,0

Drainase tanpa sumuran


Q=0,00278 C . I . A=0,00278 x 0,61 x 130 x 50=11,01 m3 /detik

b. Ukuran sumur resapan (tiap KK)


Jika F = 5,5 R
Ambil diameter sumur 1 m

Jari jari sumur = R = 0,5 m

F = 5,5.0,5 = 2,75 m
Maka, kedalaman optimal sumur = H

c. Besarnya debit setelah ada sumur resapan


Karena aliran dari atap seluruhnya masuk ke sumur resapan, maka Aliran yang
dibuang ke saluran drainase adalah air dari halaman (40%) dan jalan (20%), jadi debit
aliran menjadi : (60% x 50 ha=30 ha).

C komposit =

( 100 x 0,10 ) + ( 50 x 0,95 )


=0,383
150

Q=0,00278 C . I . A=0,00278 x 0,383 x 130 x 30=4,16 m3 / detik


Jadi terjadi pengurangan debit sebesar 11,01 4,16 = 6, 85 m3/det atau 62,25 %
1. Teori Sumur Resapan Versi PU
Disamping danau resapan untuk penanganan pengurangan debit
limpasan adalah dengan membuat sumur resapan. Pelaksanannnya dapat
dilakukan dengan mengharuskan setiap perumahan menyediakan sumursumur resapan, dan ini akan bisa terlaksana apabila didukung dengan Perda
(Peraturan Daerah).
Fungsi sumur resapan adalah sebagai berikut :
a. Menambah jumlah air yang masuk ke dalam tanah.
b. Untuk menjaga keseimbangan hidrologi air tanah sehingga mencegah
c.
d.
e.
f.

intrusi air laut.


Dapat mereduksi dimensi saluran drainase.
Menurunkan konsentrasi pencemaran air tanah.
Mempetahankan tinggi muka air tanah.
Mengurangi debit limpasan sehingga mencegah banjir.
Sebagai acuan dasar untuk menentukan volume air resapan dalam
pekerjaan ini dengan kondisi permeabilitas tanah rendah dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel Volume Resapan Pada Kondisi Permeabilitas Rendah

Luas Kav
No.

(m2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

50
100
150
200
300
400
500
600
700
800

Volume resapan
Ada saluran drainase
pelimpahan
(m3)
1,3-2,1
2,6-4,1
3,9-6,2
5,2-8,2
7,8-12,3
10,4-16,4
13-20,5
15,6-24,6
18,2-28,7
20,8-32,8

Volume resapan
tidak ada saluran drainase
pelimpahan
(m3)
2,1-4
4,1-7,9
6,2-11,9
8,2-15,8
12,3-23,4
16,4-31,6
20,5-39,6
24,6-47,4
28,7-55,3
32,8-63,2

11
12

900
1000

23,4-36,8
26-41

36,8-71,1
41-79

2. Metode Alih Ragam :


a. Metode Rasional
Salah satu metode yang umum digunakan untuk memperkirakan laju aliran
puncak (debit banjir atau debit rencana) yaitu Metode Rnasional USSCS (1973).
Metode ini digunakan untuk daerah yang luas pengalirannya kurang dari 300 ha
(Goldman et.al., 1986, dalam Suripin, 2004). Metode Rasional dikembangkan
berdasarkan asumsi bahwa curah hujan yang terjadi mempunyai intensitas seragam
dan merata di seluruh daerah pengaliran selama paling sedikit sama dengan waktu
konsentrasi (tc). Persamaan matematik Metode Rasional adalah sebagai berikut :

Q=0,278.C.I.A
dimana :
Q

Debit (m3/detik)

0,278

Konstanta, digunakan jika satuan luas daerah menggunakan km2

Koefisien aliran

Intensitas curah hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)

Luas daerah aliran (km2)

b. Metode Mononobe

dimana :
I

Intensitas curah hujan (mm/jam)


Lamanya curah hujan / durasi curah hujan (jam)
Curah hujan rencana dalam suatu periode ulang, yang nilainya didapat

R24

dari tahapan sebelumnya (tahapan analisis frekuensi)

Keterangan :
R24 , dapat diartikan sebagai curah hujan dalam 24 jam (mm/hari)
Contoh kasusnya seperti ini, jika anda ingin mengetahui intensitas curah hujan dari data
curah hujan harian selama 5 menit, pengerjaannya adalah sebagai berikut (jika diketahui
curah hujan selama satu hari bernilai 56 mm/hari) :

_
Ket :
Ubah satuan waktu dari menit menjadi jam. Contoh durasi selama 5 menit menjadi durasi
selama 5/60 atau selama 0,833 jam.

c.

Metode Van Breen


Berdasarkan penelitian Ir. Van Breen di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, curah
hujan terkonsentrasi selama 4 jam dengan jumlah curah hujan sebesar 90% dari jumlah
curah hujan selama 24 jam (Anonim dalam Melinda, 2007).
Perhitungan intensitas curah hujan dengan menggunakan Metode Van Breen adalah
sebagai berikut :

dimana :
IT

Intensitas curah hujan pada suatu periode ulang (T tahun)

RT

Tinggi curah hujan pada periode ulang T tahun (mm/hari)

Oke, dengan nilai yang sama dengan nilai yang digunakan dalam Metode Mononobe,
maka perhitungan intensitas curah hujan dengan Metode Van Breen, menghasilkan nilai
sebagai berikut :

_
Udah liat kan, ternyata nilai intensitas curah hujan selama 5 menit dengan nilai curah
hujan harian mencapai 56 mm/hari dengan menggunakan Metode Van Breen, nilainya
lebih besar dibandingkan dengan perhitungan intensitas curah hujan menggunakan Metode
Mononobe.
d. Metode Haspers dan Der Weduwen
Metode ini berasal dari kecenderungan curah hujan harian yang dikelompokkan atas
dasar anggapan bahwa curah hujan memiliki distribusi yang simetris dengan durasi curah
hujan lebih kecil dari 1 jam dan durasi curah hujan lebih kecil dari 1 sampai 24 jam (
Melinda, 2007 )
Perhitungan intensitas curah hujan dengan menggunakan Metode Haspers & der Weduwen
adalah sebagai berikut :

_
dimana :
I

Intensitas curah hujan (mm/jam)

R, Rt

Curah hujan menurut Haspers dan Der Weduwen

Durasi curah hujan (jam)

Xt

Curah hujan harian maksimum yang terpilih (mm/hari)

Dengan nilai contoh yang sama, akan tetapi dengan ditambah dengan durasi 60 menit :

Anda mungkin juga menyukai