Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air adalah saalh satu kebutuhan vital bagi manusia. Demikian pentingnya fungsi dan
kedudukannya, hingga di jaman modern ini, air menjadi salah satu produk yang diperjual
belikan. Namun akibat dari kerusakan lingkunganyang terjadi ssat ini menyebabkan
menurunnya kualitas air. Berkurangnya area resapan karena kurang terencananya
pembangunan, erosi, abrasi, banjir hingga kemarau berkepanjangan menjadi penyebab
menurunnya kualitas air, terutama yang terkandung di dalam tanah.

Kondisi tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja. Harus ada upaya untuk meningkatkan
kembali kualitas air tanah. Upaya ini bisa dimulai dari lingkungan tempat tinggal, yang salah
satu caranya adalah dengan membuat sumur resapan. Bangunan sumur resapan adalah salah
satu rekayasa teknik konservasi air berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga
menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat
menampung air hujan yang jatuh di atas atap rumah atau daerah kedap air dan meresapkannya
ke dalam tanah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan sumur resapan?
2. Apa saja menfaat dari pembuatan sumur resapan?
3. Apa saja jenis-jenis sumur resapan?
4. Apa saja jenis konstruksi sumur resapan?
5. Apa saja faktor dan persyaratan dalam membangun sumur resapan?

1.3 Tujuan
1. Untuk memahami apa itu sumur resapan.
2. Untuk mengetahui manfaat dari sumur resapan itu sendiri.
3. Unuk mengetahui jenis-jenis dari sumur resapan.
4. Untuk mengetahui jenis kontruksi untuk sumur resapan.
5. Untuk mengetahui faktor dan persyaratan apabila membuat sumur resapan.

1.4 Manfaat
1. Agar pembaca lebih mengetahui tentang sumur r.
2. Agar pembaca dapat mengetahui apa saja menfaat sumur resapan.
3. Agar pembaca lebih mengetahui jenis jenis dari sumur rsapan.
4. Agar pembaca dapat mengetahui apa saja jenis konstruksi sumur resapan.
5. Agar pembaca mengetahui bagaimana prinsip kerja sumur resapan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sumur Resapan


Sumur resapan merupakan sebuah sarana berupa sumur atau lubang pada permukaan
tanah yang dibuat untuk menampung air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah dengan
baik.Sumur resapan merupakan suatu teknik konservasi tanah dan air yang memiliki prinsip
utama untuk memperluas bidang penyerapan sehingga aliran permukaan berkurang dengan
optimal.

Sumur resapan menurut Dwi et al. (2008) merupakan sumur atau lubang pada
permukaan tanah yang digunakan untuk menampung air hujan agar dapat meresap ke dalam
tanah. Menurut Sunjoto (1989) upaya pembangunan sumur ini merupakan teknik konservasi
air yang pada hakikatnya adalah upaya manusia dalam mempertahankan, meningkatkan, dan
mengembangkan daya guna air sesuai dengan peruntukannya dan dapat dicapai dengan
memperbesar tampungan air tanah, memperkecil dimensi jaringan drainase, mempertahankan
elevasi muka air tanah, mencegah intrusi air laut untuk daerah pantai dan memperkecil tingkat
pencemaran tanah.

Konservasi air merupakan merupakan upaya memasukkan air ke dalam tanah baik
secara buatan maupun alami dengan tujuan meningkatkan besarnya laju infiltrasi pada suatu
daerah dalam rangka pengisian air tanah.

Sumur ini berbeda dengan sumur air minum. Dalam hal ini sumur resapan merupakan
lubang untuk memasukkan air ke dalam tanah, sedangkan sumur air minum adalah lubang yang
berfungsi untuk menaikkan air tanah ke permukaan. Oleh sebab itu dari segi konstruksi maupun
kedalamannya pun berbeda. Sumur resapan memiliki kedalaman di atas muka air tanah,
sedangkan sumur air minum digali lebih dalam lagi (di bawah muka air tanah) (Mulyana 1998).

Pengisisan Air Tanah (Ground Water Recharge)


Untuk menanggulangi defisit air tanah, banyak pemikir mengajukan konsep pengisian
buatan (artificial recharge), genangan buatan dengan sumber air sungai (Todd, 1980); membuat
kolam-kolam di sekitar rumah (Seaburn, 1970); pemanfaatan pipa jarring-jaring drainase porus
guna meresapkan air hujan di sekitar rumah (Dune dan Leopold, 1978); menyebarkan air pada
lahan yang luas, sekaligus mengairi daerah pertanian (Mac Donald, 1969 dalam Sunjoto, 1988).
Cara terakhir yaitu cara lama yang sering dilakukan di Bali dan Jawa yaitu pada lahan pertanian
basah (Padi Sawah).

Pengisian air tanah buatan ke dalam waduk bawah tanah mempunyai kegunaan sebagai berikut.
1) Menyimpan kelebihan air permukaan di dalam waduk bawah tanah.
2) Memperbaiki kualitas air tanah lokal melalui pencampuran dengan pengisian air
tanah dengan air hujan.
3) Pembentukan tabir tekanan (pressure barriers) untuk mencegah intrusi air asin.
4) Meningkatkan produksi air tanah.
5) Pengurangan biaya oprasi pompa dengan meningginya muka air tanah.
6) Mencegah terjadinya penurunan muka tanah (land subsidence).
Pengisian air tanah buatan tidak dapat diterapkan di sembarang tempat. Beberapa
persyaratan fisik yang harus dipenuhi dalam pembuatannya antara lain :

 Tersedia kapasitas yang memadai. Lokasi dengan muka air tanah dekat dengan
muka tanah tidak cocok untuk pembuatan pengisian air tanah buatan,
demikian juga lokasi dengan tekanan piezometrik yang tinggi.
 Tersedia air yang cukup dengan kualitas memadai (lebih baik dari kualitas air
tanah lokal)
 Tanah atau batuan pada lokasi mempunyai transmisibilitas atau permeabilitas
cukup.

1. Sumur Resapan Daangkal


Sumur ini telah banyak digunakan nenek moyang kita, dengan membuat
lubang-lubang galian di kebun halaman serta memanfaatkan sumur-sumur yang tidak
terpakai sebagai penampung air hujan.

Konsep dasar sumur resapan adalah memberi kesempatan dan jalan pada air
hujan yang jatuh di atap atau lahan kedap air untuk meresap ke tanah dengan jalan
menampung air tersebut pada suatu system resapan.
Sumur resapan ini merupakan sumur kosong dengan kapasitas tampungan yang cukup
besar sebelum air meresap ke dalam tanah. Dengan adanya tampungan, maka air hujan
mempunyai cukup waktu untuk meresap ke dalam tanah, sehingga pengisian tanah
menjadi optimal.

Berdasarkan konsep tersebut, maka ukuran atau dimensi sumur yang dibutuhkan suatu
lahan sangan bergantung beberapa faktor berikut.
1) Luas permukaan penutupan, yaitu lahan yang artinya lahan yang airnya akan di
tampung dalam sumur resapan, meliputi lias atap, lapangan parkir, dan
perkerasan-perkerasan lainnya.
2) Karakteristik hujan, meliputi intensitas hujan, lama hujan, selang waktu hujan.
Makin tinggi curah hujan , makin lama berlangsungnya memerlukan volume
sumur resapan yang makin besar. Sementara selang waktu hujan yang besar dapat
mengurangi sumur yang diperlukan.
3) Koefisien permeabilitas tanah, yaitu kemampuan tanah dalam melewatkan air per
satuan waktu. Tanah berpasir memiliki permeabilitas lebih tinggi dibandingkan
tanah berlempung.
4) Tinggi muka air tanah. Pada kondisi muka air tanah yang dalam, sumur resapan
perlu dibuat secara besar karena tanah benar-benar memerlukan pengisian air
melalui sumur sumur resapan.

Beberapa metode untuk mendimensi sumur resapan, sebagai berikut.

1) Sunjoto (1988)
Secara teoritis, volume dan efisiensi sumur resapan dapat dihitung berdasarkan
keseimbangan air yang masuk ke dalam sumur dan air yang meresap ke dalam tanah dan dapat
dituliskan sebagai berikut :

𝑄 𝐹𝐾𝑇
𝐻 = (1 − 𝑒 𝜋𝑅2 )
𝐹𝐾

Dimana :
H = tinggi muka air dalam sumur (m)
F = adalah faktor geometric (m)
Q = debit air masuk (m3/dt)
T = waktu pengaliran (detik)
K = koefisien permeabilitas tanah (m/dt)
R = jari-jari sumur (m)
Faktor geometrik tergabung pada berbagai keadaan sebagaimana dapat dilihat pada gambar,
dan secara umum dapat dinyatakan dalam persamaan :

Q0 = F.K.H

Kedalaman efektif sumur resapan dihitung dari tinggi muka air tanah apabila dasar
sumur berada di bawah muka air tanah tersebut, dan diukur dari dasar sumur bila muka air
tanah berada di bawah dasar sumur. Sebaiknya dasar sumur berada pada lapisan tanah dengan
permeabilitas tinggi.

Contoh :

Suatu kawasan perumahan di kota Semarang seluas 50 ha (500 x 1000 m2) dihuni oleh
2.000 KK. Tanah pada kawasan tersebut mempunyai koefisien permeabilitas K = 1,5 x 10 -4
m/detik.

Berapa debit yang keluar dari kompleks tersebut jikatanpa sumur resapan?

Rencanakan sumur resapan yang mungkin!


Kapasitas sumur resapan dalam dapat didekati dengan persamaan dasar yang
dikembangkan dari percobaan Darcy, yang menyatakan bahwa kapasitas akifer untuk
meloloskan air tergantung pada permeabilitas lapisan akifer ,tebal akifer , dan beda
potensiometric head . Secara matematis kapasitas sumur dalam dapat ditulis dalam bentuk :

2𝜋KB(ℎ2 −ℎ1 )
Q= 𝑟
ln( 2 )
𝑟1

Dimana

Q = debit (𝑚3 /dt)


K = permeabilitas akifer (m/dt)
B = tebal confined akuifer (m)
ℎ1 ,ℎ2 = ketinggian potentiometric surfacesumur pantau (m)
𝑟1 ,𝑟2 = jarak sumur pantau terhadap pusat sumur pengisian (m)

Jika tidak menggunakan sumur pantau, persamaan (4.18) dapat ditulis dalam bentuk lain
menjadi

2𝜋.K.B.H
Q= 𝐵
ln( )
𝑟

dimana

Q = debit (𝑚3 /dt)

K = permeabilitas akifer (m/dt)

B = tebal confined akuifer (m)

r = Jari-jari pipa (m)


2.2 Manfaat Sumur Resapan
Sumur resapan ini memiliki banyak manfaat diantaranya, sebagai pengendali banjir,
melindungi serta memperbaiki kualitas air tanah, menekan laju erosi dan dalam jangka waktu
lama dapat memberi cadangan air tanah yang cukup. Secara sederhana, prinsip kerja sebuah
sumur resapan yaitu menyimpan (untuk sementara) air hujan dalam lubang yang sengaja
dibuat, selanjutnya air tampungan akan masuk ke dalam tanah sebagai air resapan (infiltrasi).
Air resapan ini selanjutnya menjadi cadangan air tanah.

Sumur resapan berfungsi memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara
menginjeksikan air hujan ke dalam tanah. Sasaran lokasi adalah daerah peresapan air di
kawasan budidaya, permukiman, perkantoran, pertokoan, industri, sarana dan prasarana olah
raga serta fasilitas umum lainnya.

Manfaat sumur resapan adalah:

1. Mengurangi aliran permukaan sehingga dapat mencegah / mengurangi terjadinya banjir dan
genangan air (Pengendali banjir).

Banjir sering kali menggenangi kawasan pemukiman ketika musim hujan tiba.Terjadinya
banjir pada kawasan pemukiman dapat disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya:

 Pengembangan rumah yang melewati batas garis sempadan bangunan (GSB),


 Sistem drainase yang tidak terencana dengan baik, dan
 Masih kurangnya kesadaran para penghuni kawasan permukiman terhadap pengelolaan
sampah.

Pada dasarnya pengembangan rumah merupakan suatu kebutuhan dari setiap penghuni
kawasan pemukiman sejalan dengan penambahan jumlah anggota keluarga atau untuk
kebutuhan lain. Proses pengembangan rumah-rumah pada suatu kawasan pemukiman biasanya
berkisar 5-15 tahun atau dapat lebih cepat, tergantung dari lokasi perumahan serta fasilitas
umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) yang dimiliki perumahan tersebut.

Pengembangan rumah atau penambahan jumlah ruangan terjadi hampir pada semua
lokasi pemukiman. Rumah-rumah cenderung dikembangkan ke arah horisontal dengan
pertimbangan biaya konstruksi akan lebih murah jika dibandingkan dengan pengembangan ke
arah vertikal. Namun, hal tersebut justru sering mengakibatkan pengembangan rumah yang
melewati batas garis sempadan bangunan (antara 3-4 m dari tepi jalan). Dengan demikian pada
musim hujan, volume aliran air permukaan menjadi besar dan volume air yang meresap ke
dalam tanah sangat sedikit sehingga mengakibatkan genangan banjir.

Banjir yang sering melanda beberapa kawasan perumahan telah berlangsung cukup
lama, bahkan telah dianggap sebagai rutinitas yang terjadi setiap tahun. Upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan membangun sumur resapan air pada
setiap rumah dalam suatu kawasan perumahan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
sumur resapan mampu memperkecil aliran permukaan sehingga dapat menghindari terjadinya
genangan aliran permukaan secara berlebihan yang menyebabkan banjir.
Banyaknya aliran permukaan yang dapat dikurangi melalui sumur resapan tergantung
pada volume dan jumlah sumur resapan. Misalnya, sebuah kawasan yang jumlah rumahnya
1.000 buah, jika masingmasing membuat sumur resapan dengan volume 2 kubik berarti dapat
mengurangi aliran permukaan sebesar 2.000 kubik air.

Sementara itu, jika dibangun sebanyak 265 ribu sumur resapan (berukuran 1 m x 1 m
dengan kedalaman 3 m) di Kota Jakarta maka fungsinya dapat disetarakan dengan Banjir Kanal
Timur. Sumur resapan ini mampu mengalihkan air yang biasanya dikirim ke Jakarta melalui
13 sungai.

2. Konservasi air tanah

Fungsi lain dari sumur resapan ini adalah memperbaiki kondisi air tanah atau
mendangkalkan permukaan air sumur. Di sini diharapkan air hujan lebih banyak yang
diresapkan ke dalam tanah menjadi air cadangan dalam tanah. Air yang tersimpan dalam tanah
tersebut akan dapat dimanfaatkan melalui sumur-sumur atau mata air.

Peresapan air melalui sumur resapan ke dalam tanah sangat penting mengingat adanya
perubahan tata guna tanah di permukaan bumi sebagai konsekuensi dari perkembangan
penduduk dan perekonomian masyarakat. Dengan adanya perubahan tata guna tanah tersebut
akan menurunkan kemampuan tanah untuk meresapkan air. Hal ini mengingat semakin
banyaknya tanah yang tertutupi tembok, beton, aspal, dan bangunan lainnya yang tidak
meresapkan air. Penurunan daya resap tanah terhadap air dapat juga terjadi karena hilangnya
vegetasi penutup permukaan tanah.

Penutupan permukaan tanah oleh pemukiman dan fasilitas umum berdampak besar
terhadap kondisi air tanah. Seandainya di kawasan pemukiman seluas 1.000 hektar dan
tertutupi 3/4 bagiannya, berarti setiap kali turun hujan yang curah hujannya 1.000 mm akan
ada 750.000 kubik air hujan yang tidak dapat meresap ke dalam tanah. Jumlah sekian akan
berkumpul dengan aliran permukaan dari kawasan lain pada lahan yang rendah sehingga dapat
mengakibatkan banjir.

Banjir yang sering melanda beberapa kawasan perumahan telah berlangsung cukup
lama, bahkan telah dianggap sebagai rutinitas yang terjadi setiap tahun. Upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan membangun sumur resapan air pada
setiap rumah dalam suatu kawasan perumahan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
sumur resapan mampu memperkecil aliran permukaan sehingga dapat menghindari terjadinya
genangan aliran permukaan secara berlebihan yang menyebabkan banjir.

3. Mengurangi erosi dan sedimentasi

Dengan adanya penurunan aliran permukaan maka laju erosi pun akan menurun. Bila
aliran permukaan menurun, tanah-tanah yang tergerus dan terhanyut pun akan berkurang.
Dampaknya, aliran permukaan air hujan kecil dan erosi pun akan kecil. Dengan demikian,
adanya sumur resapan yang mampu menekan besarnya aliran permukaan berarti dapat
menekan laju erosi.
4. Mengurangi / menahan intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan kawasan pantai

6. Mencegah penurunan tanah (land subsidance)

7. Mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.

2.3 Jenis-Jenis Sumur Resapan


Pembuatan sumur resapan di lingkungan tempat tinggal menjadi salah satu solusi
memperbaiki kualitas air tanah. Penerapan sumur resapan pada lingkungan tempat tinggal
(terutama di wilayah perkotaan) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1.Sumur resapan individu

Sesuai dengan namanya, semur resapan individu merupakan sumur resapan yang dibuat
pada masing-masing rumah tinggal. Dampak sumur resapan akan maksimal jika masing-
masing rumah ikut membuatnya. Peletakkan sumur resapan dapat memanfaatkan lahan sisa
maupun pekarangan yang ada. Langkah-langkah untuk membuat sumur resapan individu ini
yaitu :

- Memeriksa tinggi muka air tanah, tinggi muka air tanah yang dipersyaratkan adalah >3 meter

- Memeriksa permeabilitas tanah, permeabilitas tanah yang baik adalah lebih besar atau sama
dengan 2 cm/jam

- Memperhatikan persyaratan jarak Jumlah sumur resapan pada sebuah lahan pekarangan
ditentukan berdasarkan curah hujan maksimum, permeabilitas tanah serta luas bidang tadah
dan dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

H = (D x I x A tadah – D x k x A sumur)/(A sumur + D x k x L)

Keterangan dimana :

H = Kedalaman sumur (m)

D = Durasi hujan (jam)

A sumur = Luas penampang sumur (m2)

L = Keliling penampang sumur (m)

k = Permeabilitas tanah (m/jam)

A tadah = Luas tadah hujan (m2), berupa atap rumah dan atau permukaan tanah yang
diperkeras

I = Intensitas hujan (m/jam)

2. Sumur resapan kolektif


Jenis sumur resapan ini dibuat secara kolektif (bersama) dalam sebuah komunitas warga
masyarakat dengan skala besar dan membutuhkan lahan cukup luas. Sumur resapan kolektif
dapat berupa kolam resapan, sumur resapan dalam maupun resapan parit berorak. Tidak jarang
area sumur resapan kolektif bisa dijadikan tempat rekreasi bersama di dalam sebuah kompleks
perumahan.

Spesifikasi Pembuatan Sumur Resapan

Untuk membuat sumur resapan yang baik ada beberapa hal teknis yang harus diperhatikan,
yaitu :

1. Penutup Sumur

Untuk penutup sumur dapat dipilih beragam bahan diantaranya :

 Pelat beton bertulang tebal 10 cm dicampur dengan satu bagian semen, dua bagian
pasir, dan tiga bagian kerikil (1pc : 2ps : 3kr)
 Pelat beton tidak bertulang tebal 10 cm dengan campuran perbandingan yang sama,
berbentuk cubung dan tidak di beri beban di atasnya atau,
 Ferocement (setebal 10 cm).

2. Dinding sumur bagian atas dan bawah

Pembuatan dinding sumur dapat memanfaatkan buis beton. Dinding sumur bagian atas
dapat menggunakan batu bata merah, batako, campuran satu bagian semen, empat bagian pasir
(1pc : 4ps), diplester dan di aci semen.

3. Pengisi Sumur

Pengisi sumur dapat berupa batu pecah ukuran 10-20 cm, pecahan bata merah ukuran
5-10 cm, ijuk, serta arang. Pecahan batu tersebut disusun berongga.

4. Saluran air hujan

Dapat menggunakan pipa PVC berdiameter 110 mm, pipa beton berdiameter 200 mm
maupun pipa beton setengah lingkaran berdiameter 200 mm.

Perawatan

Untuk menjaga agar kondisi sumur resapan tetap berfungsi dengan baik maka perlu
diadakan pemeriksaan secara periodik, setidaknya setiap 6 bulan sekali. Pemeriksaan itu
meliputi :

 Aliran masuk
 Bak control
 Kondisi sumur resapan
Pembuatan sumur resapan air hujan merupakan salah satu solusi untuk menjaga
cadangan dan kualitas air agar terjaga dengan baik. Dalam skala yang lebih luas dapat pula
memperbaiki kualitas lingkungan sekitar.

2.4 Jenis Kontruksi Sumur Resapan


Kontruksi sumur resapan dalam harus mampu menahan tekanan tanah yang cukup besar
mengingat kedalamannya . sumur bagian atas ( lapisan tanah dengan muka air bebas ) dibuat
kontruksi kedap air untuk menghindari resapan air tanah ke dalam sumur . pada bagian ini
kontruksi sumur terbuat dari casing metal dengan diameter 36” pada bagian luar dan casing
fibrocement diameter 12” pada dinding dalam . Ruang diantara kedua pipa tersebut diisi dengan
adukan semen (grouting). Pada bagian bawah (pada lapisan tertekan) kontruksi sumur terdiri
dari pipa fibrocement yang berlubang-lubang sebagai dinding dalam ,dinding luarnya berupa
tanah . Ruang antaranya diisi dengan koral atau pasir kasar (Gambar 4.36). Sumur resapan
dalam dapat dibuat tunggal maupun ganda . Sumur resapan tunggal hanya menembus satu
lapisan akifer tertekan (Gambar 3.36 a), sedangkan sumur resapan ganda menembus dua
lapisan tertekan (Gambar 3.36 b). Dalam hal yang kedua , pengisian juga terdiri dari dua pipa
, masing-masing untuk akifer tertekan atas dan akifer tertekan bawah , keduanya dibatasi oleh
pneumatic packer yang rapat air.

Untuk menghindari terjadinya pencemaran air tanah, maka air yang dimasukkan ke
dalam sumur harus air yang bersih saja. Untuk itu kontruksi sumur perlu dilengkapi dengan
kolam penyaring air . Air yang masuk kolam saringan khusus air hujan , tidak boleh bercampur
dengan air limbah , karena kolam saringan hanya menyaring kotoran padat dan sedimen .Hal
ini perlu mendapat perhatian , mengingat pencemaran air tanah dalam akan sangat sulit dan
mahal untuk pemulihannya.
Bentuk dan jenis bangunan sumur resapan dapat berupa bangunan sumur resapan air
yang dibuat segiempat atau silinder dengan kedalaman tertentu dan dasar sumur terletak di atas
permukaan air tanah. Berbagai jenis konstruksi sumur resapan adalah:

 Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur tanpa diisi batu belah maupun
ijuk (kosong)
 Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk.
 Sumur dengan susunan batu bata, batu kali atau bataki di dinding sumur, dasar sumur
diisi dengan batu belah dan ijuk atau kosong.
 Sumur menggunakan buis beton di dinding sumurSumur menggunakan blawong (batu
cadas yang dibentuk khusus untuk dinding sumur).

Berbagai konstruksi tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing.


Pemilihannya dapat disesuaikan dengan kondisi batuan/tanah (formasi batuan dan struktur
tanah). Selain itu, disesuaikan juga dengan kebutuhan dan anggaran dana yang dimiliki.

Pada tanah / batuan yang relatif stabil, konstruksi tanpa diperkuat dinding sumur dengan
dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk tidak akan membahayakan bahkan akan
memperlancar meresapnya air melalui celah-celah bahan isian tersebut.

Pada tanah / batuan yang relatif labil, konstruksi dengan susunan batu bata / batu kali /
batako untuk memperkuat dinding sumur dengan dasar sumur diisi batu belah dan ijuk akan
lebih baik dan dapat direkomendasikan.
Pada tanah dengan / batuan yang sangat labil, konstruksi dengan menggunakan buis
beton atau blawong dianjurkan meskipun resapan air hanya berlangsung pada dasar sumur saja.
Bangunan pelengkap lainnya yang diperlukan adalah bak kontrol, tutup sumur resapan dan
tutup bak kontrol, saluran masuklan dan keluaran / pembuangan (terbuka atau tertutup) dan
talang air (untuk rumah yang bertalang air).

Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaaan Umum menetapkan data teknis sumur
resapan air y sebagai berikut :

1) Ukuran maksimum diameter 1,4 meter


2) Ukuran pipa masuk diameter 110 mm
3) Ukuran pipa pelimpah diameter 110 mm
4) Ukuran kedalaman 1,5 sampai dengan 3 meter
5) Dinding dibuat dari pasangan bata atau batako dari campuran 1 semen : 4 pasir tanpa
plester
6) Rongga sumur resapan diisi dengan batu kosong 20/20 setebal 40 cm
7) Penutup sumur resapan dari plat beton tebal 10 cm dengan campuran 1 semen : 2 pasir
: 3 kerikil.

Selain berbagai jenis konstruksi di atas, saat ini juga telah ditemukan alternatif jenis sumur
resapan yang relatif sederhana bern,iupa lubang resapan biopori (LRB). Secara teknis, LRB
merupakan lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10-30
cm. Kedalamannya tidak melebihi kedalaman muka air tanah yaitu sekitar 100 cm. Pembuatan
LRB yang relatif sederhana sangat cocok untuk kawasan pemukiman, balk di kota maupun di
desa.

Prinsip kerja lubang resapan biopori (LRB) hampir sama dengan sumur resapan yaitu
meresapkan air ke dalam tanah. Air tersebut meresap melalui biopori yang menembus
permukaan dinding LRB ke dalam tanah di sekitar lubang. Biopori sendiri merupakan ruangan
atau pori dalam tanah yang terbentuk akibat adanya aktivitas makhluk hidup seperti fauna tanah
dan akar tanaman.

Jumlah dan ukuran biopori akan terus bertambah mengikuti pertumbuhan akar tanaman
serta peningkatan populasi dan aktivitas mikroorganisme tanah. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan populasi dan mikroorganisme tanah maka LRB diisi dengan bahan organik
seperti dedaunan kering dan sampah organik lainnya.

Prinsip kerja sumur resapan adalah menyalurkan dan menampung air hujan ke dalam
lubang atau sumur agar air dapat memiliki waktu tinggal di permukaan tanah lebih lama
sehingga sedikit demi sedikit air dapat meresap ke dalam tanah.Tujuan utama dari sumur
resapan adalah memperbesar masuknya air ke dalam akuifer tanah sebagai air resapan
(infiltrasi). Dengan demikian, air akan lebih banyak masuk ke dalam tanah dan sedikit yang
mengalir sebagai aliran permukaan (run off). Pada Gambar 1 dan Gambar 2 dapat dilihat proses
masuknya air ke dalam akuifer bebas dan tertekan.
Gambar 1. Proses masuknya air ke dalam Akuiver Bebas.

Gambar 2. Proses masuknya air ke dalam Akuiver Tertekan.

Keterangan :

Q = Debit aliran

K = Koefisien permeabilitas tanah

rw = Jari-jari sumuran

ro = Jari-jari pengaruh aliran

ho = Tinggi muka air tanah

hw = Tinggi muka air setelah imbuhan


ln = Logaritma natural

π = 3,14

Gambar 3. Prinsip kerja sumur resapan penampungan air hujan

Semakin banyak air yang mengalir ke dalam tanah berarti akan banyak tersimpan air
tanah di bawah permukaan bumi. Air tersebut dapat dimanfaatkan kembali melalui sumur-
sumur atau mata air yang dapat dieksplorasi setiap saat.Jumlah aliran permukaan akan menurun
karena adanya sumur resapan. Pengaruh positifnya bahaya banjir dapat dihindari karena
terkumpulnya air permukaan yang berlebihan di suatu tempat dapat dihindarkan. Menurunnya
aliran permukaan ini juga akan menurunkan tingkat erosi tanah.

2.5 Faktor dan Persyaratan Pembuatan Sumur Resapan


Untuk membuat sumur resapan ada beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan,
diantaranya:

a. Sumur resapan air hujan ditempatkan pada lahan yang relatif datar, Dibuat pada lahan
yang lulus air dan tahan longsor
b. Air yang masuk ke dalam sumur resapan adalah air hujan tidak tercemar, Harus bebas
dari pencemaran maupun kontaminasi limbah
c. Air yang masuk ke dalam sumur resapan adalah air hujan
d. Penetapan sumur resapan air hujan harus mempertimbangkan keamanan bangunan
sekitarnya;
e. Untuk daerah bersanitasi lingkungan buruk, yaitu daerah dengan kondisi sarana air
limbah, air hujan dan system pembuangan sampahnya tidak memenuhi persyaratan
sanitasi, sumur resapan hanya menampung air hujan langsung dari atap yang disalurkan
melalui talang atau saluran khusus menunu sumur resapan.
f. Mempertimbangkan aspek hidrogeologi, geologi dan hidrologi
g. Harus memperhatikan peraturan daerah setempat;
h. Hal-hal yang tidak memenuhi ketentuan ini harus disetujui Instansi yang berwenang.
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan untuk memilih lokasi pembuatan sumur
resapan (menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata Cara Perencanaan Sumur
Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan) adalah:

1. Keadaan muka air tanah

Untuk mengetahu keadaan muka air tanah dapat ditentukan dengan cara mengukur
kedalamannya permukaan air tanah terhadap permukaan tanah dari sumur di sekitarnya pada
musim hujan.

2. Permeabilitas tanah

Permeabilitas tanah merupakan kemampuan tanah untuk dapat dilalui air. Permeabilitas
tanah yang dapat dipergunakan untuk sumur resapan terbagi dalam tiga kelas,yaitu :

- permeabilitas tanah sedang (jenis tanah berupa geluh/lanau, memiliki daya serap 2,0 – 6,5
cm/jam)

- permeabilitas tanah agak cepat (jenis tanah berupa pasir halus, memiliki daya serap 6,5 –
12,5 cm/jam)

- permeabilitas tanah cepat (jenis tanah berupa pasir kasar, memiliki daya serap 12,5 cm/jam)

Persyaratan teknis yang harus dipenuhi antara lain adalah sebagai berikut :

 Ke dalam air tanah minimum 1,50 m pada musin hujan;


 Struktur tanah yang dapat digunakan harus mempunyai nilai permebilitas tanah ≥ 2,0
cm/jam.
 Jarak penempatan sumur resapan air hujan terhadap bangunan adalah: (a) terhadap
sumur air bersih 3 meter, sumur resapan tangki septik 5 meter dan terhadap pondasi
bangunan 1 meter.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sumur resapan dapat
meningkatkan kualitas air tanah dan juga dapat mencegah terjadinya banjir. Karena dengan
meresapnya air di permukaan ke dalam tanah melalui sumur resapan, maka air di permukaan
akan berkurang.

3.2 Saran
Saran dari penulis adalah, buatlah sumur resapan di masihg-masing rumah tinggal,
terutama di daerah perkotaan atau tempat yang rawan banjir. Karen dengan adanya sumur
resapan maka air permukaan di daerah tersebut dapat di minimalisir. Tapi uga harus
memperhatikan faktor-faktor, persyaratan dan juga jenis-jenis konstruksi sumur resapan agar
dalam pembuatannya sesuai dengan lingkungan di sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://hendra-nugroho-artikel.blogspot.com/2014/10/sumur-resapan.html?m=1

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sumur_resapan

https://foresteract.com/sumur-resapan/

Anda mungkin juga menyukai