Anda di halaman 1dari 16

 INFILTRASI

proses masuknya lapisan air kedalam tanah lewat


permukaan tanah, oleh sebab itu besarnya infiltrasi
ini dipengaruhi oleh keadaan lapisan permukaan
permukaan tanah. LAJU INFILTRASI (f)  mm/jam
atau mm/hari
 PERKOLASI
proses mengalirnya air ke bawah secara gravitasi dari
suatu lapisan tanah kelapisan di bawahnya,
sehingga mencapai permukaan air tanah pada
lapisan jenuh air.
DANAYANTI AZMI DEWI NUSANTARA, ST., MT. 2
 Moisture Tanah :
Kandungan air yang ada di dalam lapisan tanah
dimana air dapat bergerak ke atas permukaan
tanah sebagai air kapiler dan juga dapat bergerak
ke bawah sebagai air gravitasi
Yang bergerak ke atas permukaan dapat diuapkan
kembali sedang yang bergerak ke bawah menuju
muka air tanah (Perkolasi)

DANAYANTI AZMI DEWI NUSANTARA, ST., MT. 3


 Keseimbangan Moisture Tanah :

mc = f + c – d – e
Dimana :
mc = perubahan moisture content
f = kapasitas infiltrasi (besarnya peresapan dari permukaan tanah)
c = besarnya volume air yang merembes dari daerah kapiler
d = kapasitas perkolasi (besarnya perembesan ke lapisan tanah dibawahnya)
e = besarnya evapotranspirasi permukaan tanah terbuka atau tertutup
tumbuhan

o Yang penting untuk moisture content didalam


hidrologi adalah :
1. Kemampuan tanah untuk meresap air permukaan (kapasitas infiltrasi)
2. Kemampuan tanah untuk menyimpan moisture dan banyaknya yang
disimpan
3. Pengaliran air dari permukaan tanah kepermukaan air tanah dan
sebaliknya (gerak moisture tanah).

DANAYANTI AZMI DEWI NUSANTARA, ST., MT. 4


Proses dimana air meresap masuk atau diserap tanah, yang besarnya
daya serap ini berbeda dilihat dari kondisi tanahnya.
Tiap permukaan tanah mempunyai kapasitas peresapan (kapasitas
infiltrasi) yaitu kemampuan maksimal dari tanah untuk menyerap air
hujan yang jatuh diatasnya. (fp)

Bila I < fp  seluruh hujan akan meresap ke dalam tanah (f0 = I),
tidak terjadi aliran permukaan.
Bila I > fp  sebagian hujan akan meresap ke dalam tanah (f0 = fp),
terjadi aliran permukaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi :


 ketinggian lapisan air di atas permukaan tanah
 macam tanah (tanah liat, tanah berpasir dan lain sebagainya)
 banyaknya moisture tanah yang sudah ada dalam lapisan tanah
 keadaan permukaan dan penutup tanah
 transmisibiliti massa tanah.
DANAYANTI AZMI DEWI NUSANTARA, ST., MT. 5
Proses mengalirnya air secara gravitasi dari mc ke lapisan-
lapisan dibawahnya. Proses ini mempengaruhi keseimbangan
mc yang nantinya akan mempengaruhi besarnya kapasitas
infiltrasi awal (f0)
- fp > p  selang t
I
f0 < fp

fp - fp < p  selang t
f0 > fp
m.c

DANAYANTI AZMI DEWI NUSANTARA, ST., MT. 6


Dalam suatu daerah aliran besarnya fp berubah-ubah karena
musim. Selain itu juga dapat berubah-ubah karena penutup
tanahnya.

Pengukuran f :
Dengan infiltrometer

ring infiltrometer t h f
(menit) (mm) (mm/jam)
10 6.0 36
10 5.0 30
min 5 cm 10 4.5 27
10 4.1 24.4

resapan vertikal

DANAYANTI AZMI DEWI NUSANTARA, ST., MT. 7


dimana :
f0 fp = kapasitas infiltrasi pada saat setelah t (mm/jam
fp I < fp fc = kapasitas infiltrasi konstan (mm/jam)
fo = kapasitas infiltrasi pada saat t = 0 (mm/jam)
fp I > fp e = bilangan natural ( 2,71828…..)
fc k = konstanta tanah dan permukaan (menit -1)
t
0 t1 t = waktu dari mulai terjadi hujan (menit)

Persamaan Lengkung fp dari HORTON : fp


Bila I > fp f0

fp = fc + (f0 - fc) e-k.t


fp1
Bila I < fp
fc fp2
fp2 = fp1 – k (f – fc) t 0 t1 t2 t
Disini f = I t
index : adalah harga rata-rata dari intensitas
hujan dikurangi volume hujan yang ekivalen I
Volume hujan /
dengan volume aliran permukaan. Volume Volume Run Off
hujan ini disebut juga sebagai hujan efektif
yaitu besarnya hujan yang menyebabkan
aliran permukaan secara langsung. Øindex
Vol . aliran t
Reff  0 t1 t2 t3 t4
Luas C. A
Volume aliran dapat dilihat dari luas lengkung Hydrographnya.
Contoh :
Hyetograph seperti pada gambar di
I
55 samping
30
25
Luas C. A = 100 km2
10
Øindex Vol. aliran = 5 juta m3
0 60 120 150 240
t (min) Hitung : index

Penyelesaian :
50 mm = (30 – ) . 1 + (55 – ) . 1 + (25 – ) . 1
5.106 m3
Reff   0.05 m  50 mm
100.106 m2 50 = 110 – 3  3 = 60   = 20 mm/jam
f f
f0 f0
f f
F
fc fc
t t
0 t 0 t1 t2

F    f  f c  dt
t

f = fc + (f0 – fc) e-k.t  (f – fc) = (f0 – fc) e –k.t


f 0  f c k t  f  fc
F    f 0  f c  e -kt dt  e 
t
k t k
( f – fc ) = F . K 

Untuk t = t1  f1 – fc = K . F1 F2  F1    f  f c  dt I<f  f=I


t
t = t2  f2 – fc = K . F2
F2 = F1 – ( I – fc ) ( t2 – t1 ) = F1 – ( I – fc ) . t
f 2  f c f1  f 2
  I  f c   t
K K
f2 – fc = f1 – fc – K ( I – fc ) t
F2 = f1 – K ( I – fc ) t
Besarnya index tergantung dari model hyetographnya. Walaupun
besarnya hujan sama, tetapi bila distribusi hujannya berbeda, akan
menghasilkan index yang berbeda.

Windex = adalah harga kapasitas infiltrasi rata-rata selama hujan.

Rtot  Reff
Windex 
t

Dalam contoh diatas :


Rtot = 120 mm Reff = 50 mm t = 4 jam

Windex 
120  50 mm  17.5 mm / jam
4 jam

Pada hujan yang uniform, besarnya Windex = index


Koefisien aliran () : adalah harga perbandingan antara hujan effektif
dengan hujan totalnya.

Reff
  Atau dengan kata lain bahwa : Reff =  . Rtot
Rtot

Dalam contoh di atas :

50
  0.417
120

I
DISCHARGE Bagian hujan yang menyebabkan
aliran permukaan secara langsung
adalah merupakan discharge, sedang
Øindex bagian hujan yang tidak merupakan
aliran disebut recharge
RECHARGE t
I (mm/jam) Dengan data hujan seperti pada
45 gambar di samping, diketahui
data lapangan sebagai berikut :
35
f0 = 25 mm/jam
20 20
fc = 15 mm/jam
K = 8.10-3 menit-1
45 75 150 170 200 t (min) Diminta untuk menghitung :
Gambar Hyetograph hujan index dan Windex

Penyelesaian :
Untuk dapat menjawab persoalan di atas terlebih dahulu harus dapat digambarkan lengkung
kapasitas infiltrasi pada hyetograph hujan dengan menggunakan persamaan berikut.
Untuk
t = 0 – 45 , I = 20 mm/jam  maka : f45 = 25 – 8.10-3 (20 – 15) . 45 = 23,2 mm/jam
t = 45–75 , I = 35 mm/jam  maka : f75 = 15 + (23,2 – 15). e 8.103 30 = 21,45 mm/jam
t =75-150 , I = 0 mm/jam  maka : f150 = 21,45 – 8.10-3 (0 – 15) . 75 = 30,45 mm/jam
3
t =150-170,I = 45 mm/jam  maka : f170 = 15 + (30,45 – 15). e 8.10 20
= 28,17 mm/jam
I (mm/jam)
45 Bagian hyetograph yang di
35 arsir adalah besarnya
23.2
30.45
28.17 volume aliran langsung/
20
21.45
20
volume hujan efektif 
Øindex
25.2 mm/j Reff
45 75 150170 200
t (min)
Lengkung Kapasitas infiltrasi

R eff  1
2  30     1 20   
60 35  23,2  35  21,45  2  60 45  30,45  45  28,17

 0,2511,8  13,55  0,16714,55  16,83  11,58 mm

menghitung Øindex : menghitung Windex :


11,58  30
60
35     6020 45    R 45
60
 20  30
60
 35  30
20
 45  60
20
 20  72,5 mm
11,58  17,5  0,5  15  0,33
Windex 
72,5  11,58 mm  18,28 mm/jam
0,83  32,5  11,58 3,33 jam
  25,2 mm/jam

menghitung koefisien aliran :


11,58
  0,16
72,5
Dengan data hujan seperti pada gambar di samping, diketahui
data lapangan sebagai berikut :
f0 = 20 mm/jam
fc = 17,5 mm/jam
K = 7,5.10-3 menit-1
Diminta untuk menghitung :
index dan Windex
DANAYANTI AZMI DEWI NUSANTARA, ST., MT. 15
DANAYANTI AZMI DEWI NUSANTARA, ST., MT. 16

Anda mungkin juga menyukai