dan
PERKOLASI
Moisture Tanah :
Kandungan air yang ada di dalam lapisan tanah dimana air dapat
bergerak ke atas permukaan tanah sebagai air kapiler dan juga
dapat bergerak ke bawah sebagai air gravitasi
Yang bergerak ke atas permukaan dapat diuapkan kembali sedang
yang bergerak ke bawah menuju muka air tanah (Perkolasi)
mc = f + c d e
Dimana :
mc = perubahan moisture content
f
c
d
e
Infiltrasi :
Proses dimana air meresap masuk atau diserap tanah, yang besarnya
daya serap ini berbeda dilihat dari kondisi tanahnya. Tiap permukaan
tanah mempunyai kapasitas peresapan (kapasitas infiltrasi) yaitu
kemampuan maksimal dari tanah untuk menyerap air hujan yang
jatuh diatasnya. (fp)
Bila I < fp
Perkolasi :
Proses mengalirnya air secara gravitasi dari mc ke lapisan-lapisan
dibawahnya. Proses ini mempengaruhi keseimbangan mc yang
nantinya akan mempengaruhi besarnya kapasitas infiltrasi awal (f 0)
I
fp
m.c
- fp > p selang t
f0 < f p
- fp < p selang t
f0 > fp
min 5 cm
resapan vertikal
t
(mn)
h
(mm)
f
(mm/jam)
10
10
10
10
6.0
5.0
4.5
4.1
36
30
27
24.4
f
f0 p
f0
fp
fc fc
I < fp
fp fp1
t1 t1
00
dimana :
t2
fp2
I > fp
t
f
f0
f0
F
fc
0
fc
t1
t2
F f f c dt
t
F f0 fc e
- k t
f f c k t
dt 0
e
k
k.t
f fc
k
( f fc ) = F . K
Untuk
t = t1 f 1 f c = K . F 1
t = t2 f 2 f c = K . F 2
F2 F1 f f c dt
F2 = F1 ( I fc ) ( t2 t1 ) = F1 ( I fc ) . t
f 2 fc
f f2
1
I f c t
K
K
f2 fc = f1 fc K ( I fc ) t
F2 = f1 K ( I fc ) t
I<f
f=I
Reff
Vol . aliran
Luas C. A
Volume hujan /
Volume Run Off
index
0 t1 t 2 t3 t4
Contoh :
I
55
30
index
t (min)
Penyelesaian :
Reff
5.106 m3
0.05 m 50 mm
100.106 m 2
Hitung : index
50 mm = (30 ) . 1 + (55 ) . 1 + (25 ) . 1
50 = 110 3 3 = 60 = 20 mm/jam
Windex
Rtot Reff
t
Windex
t = 4 jam
Reff
Rtot
50
0.417
120
I
DISCHARGE
index
RECHARGE
I (mm/jam)
45
35
fc = 15 mm/jam
20
20
K = 8.10-3 menit-1
t (min)
Penyelesaian :
Untuk dapat menjawab persoalan di atas terlebih dahulu harus dapat digambarkan
lengkung kapasitas infiltrasi pada hyetograph hujan dengan menggunakan persamaan
berikut.
Untuk
t = 0 45
t = 45 75
8.10
maka : f75 = 15 + (23,2 15). e
30
= 21,45 mm/jam
I (mm/jam)
45
35
30.45
23.2
20
21.45
28.17
20
index
25.2 mm/j
t (min)
Vr.o
30
35 23,2 35 21,45 1 2 6020 45 30,45 45 28,17
60
menghitung index :
11,58
30
60
35 6020 45
11,58
0,16
72,5
menghitung Windex :
RTotal
45
60
Windex
20
20
20 30
60 35 30 45 60 20 72,5 mm
LATIHAN SOAL
Kerjakan soal masing-masing pada kertas yang sudah disediakan.
Hitunglah nilai :
a.f pada masing-masing rentang waktu
b.Volume run off (aliran langsung)
c. index
d.W index
e.Koefisien aliran ()
f.Kurva akhir Hyetograph Hujan
HIDROMETRI
Hidrometri adalah ilmu pengukuran air. Di dalam hidrologi
ditekankan ke masalah pengukuran debit pada suatu sungai
atau saluran
Pengukuran debit aliran sungai mempunyai banyak cara, tetapi
pada prinsipnya yang diukur adalah :
1. Luas penampang melintang aliran sungai di suatu titik
pengukuran
2. Kecepatan aliran pada titik pengukuran tersebut.
Dari prinsip tersebut maka dapat dilakukan 3 cara untuk
mendapatkan besarnya debit dari suatu aliran pada suatu
penampang sungai :
1. Dengan pengukuran langsung
2. Dengan perumusan (Chezy, Manning, Strickler)
3. Dengan Bangunan Ukur
2. Perumusan
Debit : Q = A . V
Chezy
V c RI
Manning
1
V R 2/3I1/2
n
Strickler
V kR 2/3I1/2
3. Bangunan Ukur
Flumes
1.
Pengukuran Langsung
Cara Manual
Tegak
Bertingkat
Miring
t (jam)
6.00
9.00
12.00
15.00
18.00
h (cm)
128
143
135
186
194
Cara Otomatis :
Pengukuran dengan cara ini memakai alat Automatic Water Level Recorder
(AWLR) yang dipasang pada stasiun Hidrometri. Cara kerjanya dapat secara
otomatis mencatat setiap perubahan tinggi muka air sepanjang waktu pada
kertas grafik pencatat. Kertas grafik dapat diganti 1 minggu sekali atau 2
minggu sekali.
AWLR
PEIL SCHAL
t1
t 2 t3
t4 t5
t6
Dengan pelampung
Di pilih pada bagian sungai yang lurus dan ditentukan tiga tempat
profil sungai.
l
Vp
t
C
V = k . Vp
Pengukuran
1x
2x
3x
5x
Tempat kedalaman
0.6 h
0.2 h ; 0.8 h
0.2 h ; 0.6 h ; 0.8 h
permukaan ; 0.2 h ; 0.6 h ; 0.8 h ; dasar
v v0.6
b. 2x pengukuran
1
v0.2 v0.8
2
c. 3x pengukuran
1
v0.2 v0.6 v0.8
3
1
v0.2 2 v0.6 v0.8
4
1
v p 3 v0.2 2 v0.6 3 v0.8 vd
10
atau
d. 5x pengukuran
hA
vB
hB
E
hE
hC
hD
q = vB . b . h B
Debit sungai :
q = vi . b . hi
b
B
hB
b
C
vB
q
D
hE
vC
hC
hD
1
1
v B v C b hB hC
2
2
atau :
1
1
v i v i 1 b hi hi 1
2
2
Debit sungai :
1
Q q b v i v i 1 hi hi 1
4
Rating Curve
Yaitu kurva yang
menunjukkan hubungan
antara tinggi muka air di
sungai dengan debit.
t1 t2
tn
t1 t2
tn
DISCHARGE HYD
STAGE HYD
h
Rating Curve
h1
h1 h1
t1
t2
t3
Q3 Q1
Q2
6.00
9.00
1.85
1.67
43.2
36.4
O
Q
h=0
Q=0
h
h0
Q=0
h
O
h=0
Q0
ada hujan
m . a.t
Intermitten
Q
musim
m.a.t
hujan
musim
m.a.t
kemarau
t
musim
hujan
musim
kemarau
Perennial
Q
musim
hujan
musim
kemarau
Discharge
index
Recharge
Hydrograp
Qmax
C.A
direct run off
d.r.o
base flow
b.f
b
d
d.r.o
e
d.r.o
Tc
Tb
t
Tc
Tb
= kurva naik
= kurva puncak
= kurva turun
= debit puncak
= titik balik
(inflection point)
e
= akhir dari aliran
langsung (direct run of)
Tc
= waktu konsentrasi
(time of
concentration)
Tb
= waktu dasar aliran
(time base)
ALIRAN BASEFLOW
Bila tidak ada hujan aliran di dalam sungai merupakan aliran base
flow yaitu suplesi air tanah terhadap sungai.
Persamaan debit baseflow adalah sebagai berikut :
Q = Q0 . e-.t
Dimana :
Contoh :
Pada suatu daerah aliran mengalami periode tanpa hujan
- Setelah 10 hari tanpa hujan, debit aliran permukaan = 100 m3/dt
- setelah 40 hari tanpa hujan, debit aliran permukaan = 50 m3/dt
1. Bagaimana persamaan dari kurva deplesi ?
2. Berapa debit aliran setelah 120 hari tiada hujan ?
Penyelesaian :
Karena daerah aliran lama tanpa hujan maka debit aliran adalah debit
aliran dasar.
Persamaan kurva deplesi : Q = Q0 . e-.t
Untuk
Q0 = 100 m3/dt
Maka
Q = 50 m3/dt
t = 40 10 = 30 hari
50 = 100 . e-.30 = 0.023
Q (m 3 /dt)
C
A
a
B
b
a1
c
a2
t (jam)
Daerah aliran yang mempunyai bentuk berbeda tapi luas sama dan hujan yang
mempunyai intensitas sama besar jatuh di daerah tersebut, maka aliran yang
dihasilkan didalam titik pengamatan (a, b, & c) akan berbeda pula bentuk
hidrograpnya.
Bila hujan jatuh didaerah A dari titik a ke arah hulu maka aliran yang didapat
adalah kurva a1 , bila hujan bergerak dari hulu ke hilir didapat kurva a 2.
Hydrograph Segitiga
Qp
sro
hst
Qp
bf
t
t
Tb
Tb
R tot
tr
Qp
Reff
Tc
Tb
Tb
Vol. aliran
Rtot
Luas DAS
Vol. Aliran = . Qp . Tb
Ref = I . tr
1
Q p Tb
Maka : 2
.I .t r
A
Sehingga :Q p 2 I
tr
A
Tb
Anggapan :
Tr = Tc
tr
Tb = 2 Tc
Sedang : Reff = . Rtot = . I . Tc
Qp
Untuk :
Tc
Qp 2 I
tr
A
Tb
Qp 2 I
maka :
Tc
A
2Tc
Tb
Jadi :
Qp = . I . A
dimana : Qp
Rumus RATIONAL
Rtot
Tc
Rtot
Tc
A
= hujan total
= waktu debit maksimum (= waktu hujan)= waktu konsentrasi
= Luas daerah (m3)
Sistem satuan :
Untuk : Qp = m3/dt ; I = mm/jam
Q p 2
; A = km
1
I A
3,6
10.3 m
1
1 m3
6
2
6 m
6
2
Konversi satuan :
10
m
10
10
m
det
det
3,6.103 det
3,6
3,6
Bila tr > Tc
I
Reff = . I . Tr
Vol. aliran = Qp (tr Tc + tr + Tc) = Qp . Tr
tr
Reff
Qp
Vol. aliran
A
I tr
Qp = . I . A
Tc
tr-Tc
Tc
Qp
Satuan metrik :
tr
Q p tr
A
1
I A
3,6
Reff = . I . Tr
Vol. aliran = Qp . 2,67 Tc = 1,335 Qp . Tc
tr
1/2tr
Reff
Vol. aliran
Q p 0,75 I A
Qp
t
Tc
1.67Tc
I tr
tr
Tc
Satuan metrik :
(L = time lag)
1,335 Q p tc
atau
Qp
Q p 0,75 I A
1
tr
0,75 I A
3,6
1 / 2t r L
Q p 0,417 I A
tr
tr 2 L
tr
1 / 2t r L