Anda di halaman 1dari 30

Fransisca Meyla Aryawati

Definisi
 Infiltrasi diartikan sebagai proses masuknya air ke
dalam tanah melalui permukaan tanah
 Infiltrasi (infiltration) adalah proses aliran air
(umumnya berasal dari curah hujan) masuk ke dalam
tanah
 Perkolasi (percolation) merupakan proses kelanjutan
aliran air yang berasal dari infiltrasi ke tanah yang
lebih dalam dan merupakan proses aliran air dalam
tanah secara vertikal akibat gaya berat
 Infiltrasi adalah peristiwa masuknya air ke dalam
tanah
 Jadi bila infiltrasi besar, dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya aliran permukaan (run off)
dan erosi
 Perkolasi adalah peristiwa bergeraknya air ke bawah
(di dalam tanah), setelah meninggalkan daerah
perakaran
Infiltrasi tanah
Infiltrasi tanah meliputi :
1. Infiltasi kumulatif, adalah jumlah air yang meresap
ke dalam tanah pada suatu periode infiltrasi
2. Laju infiltrasi, adalah jumlah air yang meresap ke
dalam tanah pada suatu periode infiltrasi
3. Kapasitas infiltrasi : laju infiltrasi maksimum air
meresap ke dalam tanah
Laju Infiltrasi
 Laju infiltrasi dipengaruhi oleh kedalaman genangan
dan tebal lapis jenuh, kelembapan tanah, pemadatan
oleh hujan, tanaman penutup, intensitas hujan dan
sifat fisik tanah
 Laju infiltrasi tertinggi dicapai saat air pertama kali
masuk ke dalam tanah dan menurun dengan
bertambahnya waktu
perkolasi

INFILTRASI

ZONE PERAKARAN

PERKOLASI
1. Horizon O, merupakan lapisan
permukaan, terdapat banyak akar
tanaman dan jasad renik tanah. Lapisan
ini gelap dan kaya akan humus
2. Horizon A (Top soil= lapisan
atas),lapisan yang telah mengalami
pelapukan sepenuhnya. Rata – rata
ketebalannya sekitar 30 cm. Bagian
paling atas terdiri dari bahan organik
yaitu humus
3. Horizon B(sub soil), yaitu lapisan di
bawah horizon A yang baru mengalami
pelapukan. Biasanya baha – bahan yang
berasal dari horizon A diendapkan di
horizon B oleh air. Peristiwa ini
mempercepat proses pelapukan
4. Horizon C (Regolith) yaitu bahan induk
tanah yang baru, sedikit mengalami
proses pelapukan. Regolith merupakan
hasil pelapukan batuan dasar
5. Horizon R, merupakan zona bahan
induk tanah (padas asli)
• Gerak air di dalam tanah melalui pori-pori tanah
dipengaruhi oleh:
1. gaya gravitasi
2. gaya kapiler
• Gaya gravitasi menyebabkan aliran selalu menuju ke
tempat yang lebih rendah,
• Gaya kapiler menyebabkan air bergerak ke segala arah.
Gaya kapiler pada tanah kering lebih besar daripada
tanah basah. Selain itu gaya kapiler bekerja lebih kuat
pada tanah dengan lapisan lebih halus seperti lempung
daripada tanah berbutir kasar seperti pasir.
PENGERTIAN UMUM
 Laju infiltrasi adalah jumlah (volume) air yang
melewati suatu luasan penampang permukaan tanah
per waktu dengan satuan m3/m2/det atau sama dengan
satuan kecepatan=m/detik.
 Bila suatu saat air mulai menggenang di permukaan
tanah, berarti laju penambah air di permukaan tanah
telah melampaui laju infiltrasi tertinggi
 Laju infiltrasi maksimum dinamakan kapasitas
infiltrasi disebut sebagai infiltrability
 Daya perkolasi (Pp) adalah laju perkolasi maksimum
yang dimungkinkan
KASUS DILAPANGAN
Besar kecilnya daya infiltrasi (fp) dan daya perkolasi (Pp)
tergantung jenis tanah, berikut gambara kondisi dilapangan :

Pada Gambar A akan menghasilkan daya infiltrasi yang besar,


tetapi daya perkolasinya kecil, karena lapisan atasnya terdiri
dari lapisan kerikil yang mempunyai permeabilitas tinggi dan
lapisan bawahnya terdiri dari lapisan tanah liat yang relatif
kedap air. Demikian juga sebaliknya pada Gambar B akan
menghasilkan daya infiltrasi yang kecil, tetapi daya
perkolasinya besar, karena lapisan atasnya terdiri dari lapisan
kedap air dan lapisan bawahnya tiris.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
INFILTRASI
1. Kedalaman genangan dan tebal lapis jenuh
2. Kelembaban Tanah
3. Pemampatan oleh hujan
4. Penyumbatan oleh butir halus
5. Tanaman penutup
6. Topografi
7. Intensitas hujan
 Kedalaman genangan dan tebal lapis jenuh
• Genangan air yang tergenang di atas permukaan tanah
terinfiltrasi ke dalam tanah, yang menyebabkan suatu
lapisan di bawah permukaan tanah menjadi jenuh air.
Apabila tebal dari lapisan jenuh air adalah L, dapat
dianggap bahwa air mengalir ke bawah melalui
sejumlah tabung kecil. ALiran melalui lapisan tersebut
serupa dengan aliran melalui pipa. Kedalaman
genangan di atas permukaan tanah (D) memberikan
tinggi tekanan pada ujung atas tabung, sehingga tinggi
tekanan total yang menyebabkan aliran adalah D+L.
Ketika air jatuh pada tanah kering, permukaan
atas dari tanah tersebut menjadi basah, sedang
bagian bawahnya relatif masih kering. Dengan
demikian terdapat perbedaan yang besar dari gaya
kapiler antara permukaan atas tanah dan yang ada
di bawahnya sehingga air bergerak ke bawah
(infiltrasi) dengan cepat. Dengan bertambahnya
waktu, permukaan bawah tanah menjadi basah,
sehingga perbedaan daya kapiler berkurang dan
infiltrasipun berkurang.
 Pemampatan oleh hujan
• Ketika hujan jatuh di atas tanah, butir tanah
mengalami pemadatan oleh butiran air hujan.
Pemadatan tersebut mengurangi pori-pori tanah yang
berbutir halus (seperti lempung), sehingga dapat
mengurangi kapasitas infiltrasi. Untuk tanah pasir,
pengaruh tersebut sangat kecil.
 Penyumbatan oleh butir halus

• Ketika tanah sangat kering, permukaannya sering


terdapat butiran halus. Ketika hujan turun dan infiltrasi
terjadi, butiran halus tersebut terbawa masuk ke dalam
tanah, dan mengisi pori-pori tanah, sehingga
mengurangi kapasitas infiltrasi.
 Tanaman penutup
• Dengan adanya tanaman penutup, air hujan tidak dapat
memampatkan tanah, dan juga akan terbentuk lapisan
humus yang dapat menjadi sarang/tempat hidup
serangga. Apabila terjadi hujan lapisan humus
mengembang dan lobang-lobang (sarang) yang dibuat
serangga akan menjadi sangat permeabel. Kapasitas
infiltrasi bisa jauh lebih besar daripada tanah yang
tanpa penutup tanaman.
 Topografi

 Pada lahan dengan kemiringan besar, aliran permukaan


mempunyai kecepatan besar sehingga air kekurangan
waktu infiltrasi. Akibatnya sebagian besar air hujan
menjadi aliran permukaan. Sebaliknya, pada lahan yang
datar air menggenang sehingga mempunyai waktu
cukup banyak untuk infiltrasi.
 Intensitas hujan

 Jika intensitas hujan lebih kecil dari kapasitas infiltrasi,


maka laju infiltrasi aktual adalah sama dengan
intensitas hujan. Apabila intensitas hujan lebih besar
dari kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi aktual sama
dengan kapasitas infiltrasi.
PENGUKURAN INFILTRASI
1. Dengan infiltrometer
2. Dengan testplot
3. Lysimeter
1. Dengan infiltrometer
 Infiltrometer dalam bentuk yang paling sederhana
terdiri atas tabung baja yang ditekankan kedalam
tanah.Permukaan tanah di dalam tabung diisi
air.Tinggi air dalam tabung akan menurun, karena
proses infiltrasi. Kemudian banyaknya air yang
ditambahkan untuk mempertahankan tinggi air
dalam tabung tersebut harus diukur. Makin kecil
diameter tabung makin besar gangguan akibat
aliran ke samping di bawah tabung. Dengan cara
ini infiltrasinya dapat dihitung dari banyaknya air
yang ditambahkan kedalam tabung sebelah dalam
per satuan waktu.
2. Dengan testplot
 Pengukuran infiltrasi dengan infiltrometer hanya
dapat dilakukan terhadap luasan yang kecil saja,
sehingga sukar untuk mengambil kesimpulan
terhadap besarnya infiltrasi bagi daerah yang lebih
luas.
 Untuk mengatasi hal ini dipilih tanah datar yang
dikelilingi tanggul dan digenangi air. Daya
infiltrasinya didapat dari banyaknya air yang
ditambahkan agar permukaannya konstan. Jadi
testplot sebenarnya adalah infiltrometer yang
berskala besar.
3. Lysimeter
 Lysimeter merupakan alat pengukur berupa tangki
beton yang ditanam dalam tanah diisi tanah dan
tanaman yang sama dengan sekelilingnya, dilengkapi
dengan fasilitas drainage dan pemberian air
 Untuk mencapai tujuan ini lebih baik digunakan
lysimeter timbang, dengan lysimeter timbang besarnya
infiltrasi dengan kondisi curah hujan yang sebenarnya
dapat dipelajari. Curah hujan harus diukur dengan alat
pencatat hujan (recording rain gauge) yang harus
ditemptkan di dekat lysimeter tersebut.
PERHITUNGAN INFILTRASI
RUMUS HORTON
 Laju infiltrasi sebagai fungsi waktu diberikan dalam
persamaan
 k .t
f (t )  fc  ( fo  fc).e
 dengan :
f(t) = laju infiltrasi pada saat t diukur dari awal percobaan,
fc = laju infiltrasi konstan,
f0 = laju infiltrasi pada saat awal pengukuran,
k = konstanta penurunan laju infiltrasi.
e = 2,718
t = waktu
PENENTUAN PERKOLASI
Untuk menentukan besarnya perkolasi, belum ada cara
empiris yang ditemukan. Namun di Indonesia diperkirakan
sebesar 2 sd 5 mm/hari
CONTOH PERHITUNGAN
 Diketahui laju infiltrasi awal (f0) dari suatu luas
tangkapan hujan adalah 4,5 mm/jam, konstanta waktu
K adalah 0,35/jam, dan laju infiltrasi konstan (fc)
sebesar 0,4 mm/jam. Gunakan persamaan Horton
untuk menentukan laju infiltrasi pada t = 10 menit, 30
menit, 1 jam, 2 jam, dan 6 jam
 Penyelesaian:
Dari persamaan Horton:
f(t) = fc + (fo – fc).e-k.t
f(t) = 0,4 + (4,5 – 0,4).2,718-0,35t
 f(1/6) = 0,4 + (4,5 – 0,4).2,718-0,35(1/6)
f(1/6) = 4,27 mm/jam
 Dengan demikian, kapasitas infiltrasi untuk setiap
waktu (t) adalah:

t (jam) 1/6 1/2 1 2 6


f(t) (mm/jam) 4,27 3,84 3,29 2,44 0,90
Cara – cara memperbesar infiltrasi
 Pengolahan tanah
 Pembuatan galengan/ pengolahan menurut kontur
 Mengurangi evaporasi
 Menutup tanah dengan tanaman
 Menambahkan bahan organik ke dalam tanah
 Drainase dan transpirasi

Anda mungkin juga menyukai