0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
70 tayangan9 halaman
Presipitasi adalah pelepasan air dari atmosfer ke permukaan bumi dalam berbagai bentuk seperti hujan, salju, hujan es, dan lainnya. Dokumen ini menjelaskan pengertian dan jenis-jenis presipitasi berdasarkan proses terjadinya, ukuran butir, jumlah air, dan distribusi zona curah hujan. Terdapat beberapa teori terjadinya hujan seperti teori kristal es Bergeron dan teori penyatuan oleh gravitasi.
Presipitasi adalah pelepasan air dari atmosfer ke permukaan bumi dalam berbagai bentuk seperti hujan, salju, hujan es, dan lainnya. Dokumen ini menjelaskan pengertian dan jenis-jenis presipitasi berdasarkan proses terjadinya, ukuran butir, jumlah air, dan distribusi zona curah hujan. Terdapat beberapa teori terjadinya hujan seperti teori kristal es Bergeron dan teori penyatuan oleh gravitasi.
Presipitasi adalah pelepasan air dari atmosfer ke permukaan bumi dalam berbagai bentuk seperti hujan, salju, hujan es, dan lainnya. Dokumen ini menjelaskan pengertian dan jenis-jenis presipitasi berdasarkan proses terjadinya, ukuran butir, jumlah air, dan distribusi zona curah hujan. Terdapat beberapa teori terjadinya hujan seperti teori kristal es Bergeron dan teori penyatuan oleh gravitasi.
Presipitasi adalah pelepasan air dari atmosfer untuk mencapai permukaan bumi. Hujan' Istilah mencakup semua bentuk air yang dilepas oleh atmosfer, termasuk salju, hujan salju hujan es, dan curah hujan. Presipitasi yang mencapai permukaan bumi dapat menjadi beberapa bentuk, termasuk diantaranya hujan, hujan beku, hujan rintik, salju, sleet, and hujan es. 2. Jelaskan beberapa teori terjadinya hujan 1. Teori kristal es dari bergeron Teori ini menganggap bahwa : Paling sedikit pada puncak dari semua awan dari mana hujan jatuh, harusnya berada pada suhu di bawah titik beku (kurang dari 00c) dan terdiri dari kristal-kristal es dan butir-butir air yang sangat dingin. Teori ini juga didasarkan bahwa : tekanan uap jenuh dari atas butir-butir air yang sangat dingin lebih besar dari pada di atas es. 2. Teori penyatuan oleh gravitasi Titik-titik air yang jatuh akan saling menumbuk sehingga tumbuh menjadi besar. Makin besar butiran air tersebut akan makin efektif untuk mengikat butiran-butiran yang lebih kecil. Secara kualitatif, proses ini mampu untuk menghasilkan presipitasi yang besar. Di daerah tropis, di mana umumnya hujan jatuh dan awan yang suhunya 00c, proses ini dapat diterima. Hal ini juga disebabkan oleh karena titik-titik air yang terdapat pada awan cumulus yang sedang berkembang mempunyai ukuran besar yang bermacam-macam.
Akhirnya terjadilah butiran-butiran yang lebih besar
(yang merupakan gabungan dari butir-butir yang lebih kecil). Proses penyatuan mula-mula berjalan lambat dan sangat efektif pada awan yang kandungan butiran airnya bermacam-macam ukuran diameternya. 3. Teori findeisen Titik es dari lapisan yang lebih tinggi jatuh ke lapisan yang jenuh dengan uap air. Es tersebut dalam keadaan lewat jenuh, sehingga pada titik es itu melekat molekul-molekul uap air. Jika es tersebut meleleh, terjadilah titik-titik hujan yang sangat besar. 3. Jelaskan macam-macam hujan berdasarkan prosesnya Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang naik disertai dengan angin berputar. Hujan Senithal, yaitu hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator(garis khayal yang membagi bumi menjadi bagian utara dan selatan), akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan membentuk gumplan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan. Hujan Orografis, yaitu hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air yang bergerak horizontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan , suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar pegunungan. Hujan Frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua
massa itu disebut bidang front. Karena lebih berat,
massa udara dingin menjadi lebih berada di bawah. Di sekitar bidang front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal. Hujan Muson atau Hujan Musiman, yaitu hujan yang terjadi karena Angin Musim (Angin Muson). Penyebab terjadinya Angin Muson adalah karena adanya pergerakan semu tahunan Matahari antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia, hujan muson terjadi di bulan Oktober sampai April. Sementara di kawasan Asia Timur terjadi di bulan Mei sampai Agustus. Siklus inilah yang menyebabkan adanya musim penghujan dan musim kemarau. 4. Jelaskan macam-macam hujan berdasarkan ukuran butir - Hujan Gerimis , diameter butirannya kurang dari 0.5 mm. - Hujan Salju, terdiri dari kristal-kristal es yang suhunya berada di bawah 0 derajat Celcius. - Hujan Batu Es, curahan batu es yang turun dalam cuaca panas dari awan yangg suhunya dibawa 0 derajat Celcius. - Hujan Deras, curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0 derajat Celcius dengan diameter kurang lebih 7 mm. 5. Jelaskan macam-macam hujan berdasarkan jumlah air - Hujan Sedang, 20-50 mm perhari. - Hujan Lebat, 50-100 mm perhari. - Hujan Sangat Lebat, di atas 100 mm perhari. 6. Jelaskan distribusi zona curah hujan musiman A. Tropika (30lu - 30 ls) pada lintang rendah (dekat equator) yang merupakan zona pertemuan dua angin passat (timur laut dan tenggara), hujan turun hampir sepanjang tahun. Pada daerah ini, musim kering relatif terbatas (zonal). Antara lintang 5 sampai 20 (zona 2), curah hujan
lebih bersifat musiman dan jumlahnya kurang dari
zona 1. Curah hujan rendah terjadi pada musim dingin dan musim basah terjadi pada musim panas (zona 3). Pola ini berhubungan dengan pergeseran zona konvergensi ke utara dan selatan mengikuti pergeseran matahari. Pada saat matahari tinggi (posisi matahari berada di sekitar lintang yang bersangkutan) zona ini dipengaruhi oleh palung equator. pada umumnya sisi timur benua menerima hujan lebih banyak dari pada sisi barat. Musim dingin basah dan musim panas kering hampir tidak terlihat. Curah hujan di zona ini dikontrol oleh baratan antisiklon subtropis dengan udara yang tidak stabil sehingga hujan turun sepanjang tahun. Pada musim panas dipengaruhi oleh angin musim (monsoon) dari lautan yang membawa hujan lebih banyak dari pada musim dingin. b. Lintang diatas 40 Pada umumnya, lintang di atas 40 menerima hujan yang cukup pada seluruh musim. Tetapi bukan berarti perbedaan musim tidak ada. Lintang ini merupakan daerah angin baratan, gangguan (front) membawa hujan baik pada musim dingin maupun musim panas. Pada sisi barat benua yang merupakan arah datangnya angin tidak jarang daerah pantai memperlihatkan hujan maksimum pada musim dingin. Mungkin ini merupakan gambaran pengaruh lautan pada lintang menengah. Hal ini berhubungan dengan intensifnya aktivitas siklonik pada musim-musim dingin dan perbedaan suhu yang lebih besar antara darat dan laut pada saat itu. Di tengah benua yang besar, jumlah hujan tahunan kecil, cenderung lebih basah pada musim kemarau. Hal ini disebabkan suhu udara yang lebih tinggi
memungkinkan untuk menampung uap air yang lebih
banyak dan pemanasan permukaan memungkinkan aktivi-tas konvektif . Ada kecenderungan udara hangat dan lembab masuk ke daratan yang > terbawa oleh angin muson (monsoon). Pada musim dingin peluang hadirnya antisiklon lebih besar dan arus udara musiman cenderung keluar dari daratan (tekanan tinggi). Pada sisi timur benua lebih basah terutama pada musim panas. Di timur benua asia hujan maksimum pada musim panas lebih jelas, karena adanya sirkulasi- monsoon. Di amerika utara bagian timur, siklon musim dingin lebih aktif. Di lintang sangat tinggi, curah hujan maksimum mungkin terjadi pada bulan-bulan terpanas, karena pada periode ini uap air lebih banyak dan kejadian siklon dapat menembus lebih dalam. 7. Jelaskan proses dan mekanisme hujan buatan Proses tumbukan dan penggabungan (collision & coalescence) atau pembekuan (pembentukan es/ice nucleation). Mekanisme: Bahan semai (zat higroskopik) shg menarik uap air, menjadi awan (hanya awan kumulus yg potensial) 8. Jelaskan macam-macam metode rata-rata curah hujan wilayah 1.Cara rata-rata aritmatik Cara rata-rata aritamatik adalah cara yang paling mudah diantara cara Lainnya (poligon dan isohet). Digunakan khususnya untuk daerah seragam Dengan variasi CH kecil. Cara ini dilakukan dengan mengukur serempak untuk lama waktu tertentu dari semua alat penakar dan dijumlahkan seluruhnya. Kemudian hasil penjumlahannya dibagi dengan jumlah penakar hujan maka akan dihasilkan rata-rata curah hujan di daerah tersebut. 2. Cara Poligon (Thiessen polygon)
Cara ini untuk daerah yang tidak seragam dan variasi
CH besar. Menurut Shaw (1985) cara ini tidak cocok untuk daerah bergunung dengan intensitas CH tinggi. Dilakukan dengan membagi suatu wilayah (luasnya A) ke dalam beberapa daerah-daerah membentuk poligon (luas masing-masing daerah) 3. Cara Isohet (Isohyetal) Cara ini dipandang paling baik, tetapi bersifat subyektif dan tergantung Pada keahlian, pengalaman, pengetahuan pemakai terhadap sifat curah hujan pada daerah setempat. Isohet adalah garis pada peta yang menunjukkan tempat -tempat dengan Curah hujan yang sama. Rata-rata CH = R1(a1/A) + R2(a2/A) + R3(a3/A) + . . . + Rn(ai/A) Dimana R = jumlah curah hujan pada penakar/stasiun di daerah a Dalam metode isohet ini Wilayah dibagi dalam daerah -daerah yang Masing-masing dibatasi oleh dua garis isohet yang berdekatan, misalnya Isohet 1 dan 2 atau (I1 I2). Oleh karena itu, dalam Gambar 2, curah hujan rata rata untuk daerah I1 I2 adalah (7 cm + 6,5 cm)/2 = 6,75 cm. Untuk menghitung luas darah ( I1 I2) dalam suatu peta kita bisa menggunakan Planimeter. Sercara sederhana bisa juga menggunakan kertas milimeter block dengan cara menghitung kotak yang masu k dalam batas daerah yang diukur. Metode isohet bergunan terutama berguna untuk mempelajari p engaruh hujan terhadap perilaku aliran air sungai terutama untuk daerah dengan tipe curah hujan orografik (daerah pegunungan). 4. Metode rata-rata berbobot (thiessen) Salah satu metode rata-rata berbobot adalah metode thiessen. Sebagai pembobot adalah luas poligon yang mengelilingi satu stasiun penakar hujan. Cara membuat poligon adalah dengan menghubungkan suatu stasiun dengan stasiun
terdekat dan membuat garis berat pada setiap garis
penghubung antar stasiun. Garis-garis berat tersebut akan saling bertemu membentuk poligon yang mengelilingi setiap stasiun. 5. Jelaskan klasifikasi presipitasi berdasarkan bentuknya 1.bentuk cair Sering disebut hujan atau rain. Butir-butir air hujan diameternya antara 0.5-4 mm (ada juga yang menulis 0.08-6 mm). Karena geseran udara, tidak semua butiran air dapat jatuh ke permukaan bumi. Menurut findeisen : Jarak jauh yang dapat dicapai oleh suatu butiran air jika melalui udara yang belum jenuh (rh nya kurang dari 100%) akan bertambah besar sebanding dengan pangkat 4 dari bertambah besarnya diameter butiran air. Contoh : Suatu butiran air diameternya 0.1 mm melayang melalui udara dng rh 90%. Mk setelah menempuh jarak sejauh 3.3 meter butiran air tsb akan habis menguap. Jika diameternya 0.5 mm, idem seperti di atas, mk setelah menempuh jarak sebesar = (6250) : 3 = 2083.3 mm. 2. Salju (snow) Salju terjadi karena sublimasi uap air pada suhu di bawah titik beku (kurang dari 00c). Bentuk kristal salju adlh hexagonal, tetapi hal ini masih tgt kpd suhu & cepatnya sublimasi. Presipitasi bentuk salju ini dapat terjadi jika dari tempat terjadinya awan sampai dengan permukaan tanah temperaturnya kurang dari 00 c. Sebab jika ada lapisan udara yang suhunya lebih tinggi dari titik beku, maka salju tersebut akan mencair dan jatuh sebagai hujan. 3. Hujan es (hail stone)
Terdiri dari bongkah-bongkah es yang diameternya
5-50 mm. Hujan es terjadi pada waktu hujan guntur dari awan cumulonimbus. Di dalam awan terdapat konveksi (udara kena panas, mengembang dan naik ke atas) dari udara panas dan lembab. Dalam udara ini (yang panas dan lembab dan naik secara konvektif) terjadi kondensasi dan hujan. Tetapi butir-butir air hujan tersebut terangkat ke atas oleh gerakan udara vertikal sehingga sampai ke tempat di mana temperatur kurang dari 00 c. Maka terjadilah bongkah-bongkah es. 4. Hujan salju (sleet) Presipitasi yang mula-mula berupa titik-titik air hujan biasa di atas udara bagian atas. Kemudian berubah menjadi butir-butir es karena lapisan udara dibawahnya dingin (suhunya kurang dari 00c). Sleet ini terjadi pada musim dingin, bentuknya bulat, transparasi dan keras.
AGROKLIMATOLOGI
Di susun oleh : Umi Salamah H0415061
JURUSAN PENYULUHAN DAN
KOMUNIKASI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2015