PAPER AGROKLIMATOLOGI
Oleh :
MUHAMMAD REZA HARAHAP
1206112169
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSIRTAS RIAU
PEKANBARU
2013
1.1. Pendahuluan
Dalam makalah ini terdapat penjelasan dan materi yang berhubungan dengan
agroklimatologi dengan bidang pertaniaan, seperti suhu, kelembapan, curah hujan,
iklim, atmosfer serta kegunaannya bagi kehidupan.
Makalah ini ditujukan untuk membuat mahasiswa lebih mudah dalam memahami
wacana tentang agroklimatologi dan materi materi yang ada didalamnya. Dalam
makalah ini berisikan tentang pengertian atmosfer yang ada dibumi kita, pengertian
iklim, cuaca dan unsur unsur cuaca. Makalah ini sangat membantu untuk menperoleh
pemahaman tentang manfaat mempelajari agroklimatologi.
2. Stratosfer
Lapisan di atas tropopause adalah lapisan stratosfer. Di lapisan ini tidak berlaku hukum
gradien geothermis karena semakin tinggi posisi di tempat ini, suhu akan semakin naik.
Hal ini disebabkan kandungan uap air dan debu hampir tidak ada. Pada lapisan ini
terdapat lapisan ozon.
gas
Keberadaan ozon sekarang ini semakin menipis karena adanya pencemaran dari
CFCs (Chloroflourocarbons). Ozon berguna untuk menyerap radiasi yang
3. Mesosfer
Lapisan ini merupakan tempat terbakarnya meteor dari luar angkasa menuju Bumi
sehingga lapisan ini merupakan lapisan pelindung Bumi terhadap benturan benda atau
batuan meteor. Di atas lapisan mesosfer terdapat lapisan mesopause yang merupakan
lapisan peralihan antara mesosfer dan termosfer.
4. Termosfer
Lapisan di atas mesopause adalah lapisan termosfer. Pada lapisan ini terdapat aurora
yang muncul kala fajar atau petang. Lapisan ini penting bagi komunikasi manusia
karena memantulkan gelombang radio ke Bumi sehingga gelombang radio pendek
yang dipancarkan dari suatu tempat dapat diterima di bagian Bumi yang jauh.
5. Ionosfer
Ionosfer berada 100 - 800 km dari muka bumi (1) Seluruh atom dan molekul udara
mengalami ionisasi di dalam lapisan ini. (2) Daerah ionosfer berkisar mengandung
muatan listrik. (3) Terdapat tiga lapisan pada ionosfer, yaitu: (i) lapisan Kennelly
Heavyside (lapisan E), pada ketinggian antara 100200 km; (ii) lapisan Appleton
(lapisan F), pada ketinggian 200400 km; (iii) gelombang radio mengalami pemantulan
(gelombang panjang dan pendek) pada kedua lapisan di atas; (iv) lapisan atom, berada
pada ketinggian 400800 km.
6. Eksosfer
Lapisan ini merupakan lapisan terluar yang mengandung gas hidrogen dan
kerapatannya makin tipis sampai hampir habis di ambang angkasa luar. Cahaya redup
yaitu cahaya zodiakal dan gegenschein muncul pada lapisan eksosfer yang sebenarnya
merupakan pantulan sinar matahari oleh partikel debu meteor yang banyak jumlahnya
dan bergelantungan di angkasa.
a) Sebagai pedoman dalam membuat ramalan cuaca (prakiraan cuaca) jangka pendek
ataupun jangka panjang. Ramalan cuaca sangat penting bagi kepentingan pertanian,
penerbangan, pelayaran, peternakan, dan lainnya.
b) Ssebagai dasar untuk menyelidiki syarat-syarat
kemungkinan hidup di lapisan udara bagian atas.
hidup
dan
ada
tidaknya
Dari contoh diatas dapat dikatakan bahwa pada hari Senin cuaca antara
Pontianak dan Yogyakarta berbeda. Yogyakarta dan Pontianak merupakan dua kota
yang terdapat di wilayah Indonesia. Keduanya memiliki iklim yang sama, yaitu iklim
tropis. Dengan iklim tropis, wilayah Indonesia sepanjang tahun terkena sinar matahari.
Berbeda dengan daerah kutub yang beriklim dingin, sinar matahari selama setahun
tidak selamanya menyinari daerah tersebut.
Perbedaan tekanan udara di satu tempat dengan tempat yang lain menimbulkan aliran
udara. Pada dasarnya angin terjadi disebabkan oleh perbedaan penyinaran matahari
pada tempat-tempat yang berlainan di muka bumi.
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu
udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya pengukuran dinyatakan dalam
skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi di muka bumi
adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan semakin ke kutub maka akan semakin
dingin.
Untuk mengetahui temperatur rata-rata suatu tempat digunakan rumus :
4. Awan (Clouds)
Awan ialah kumpulan titik-titik air atau kristal-kristal es yang halus dalam udara di
atmosfer yang terjadi karena adanya pengembunan dan pemadatan uap air yang
terdapat di udara setelah melampaui keadaan jenuh. Kondisi awan dapat berupa cair,
gas, atau padat karena sangat dipengaruhi oleh keadaan suhu. Awan yang menempel di
permukaan bumi disebut kabut.
a.
Awan
Commulus
yaitu
awan
(bunar-bundar) dan dasarnya horizontal.
yang
bentuknya
bergumpal-gumpal
b. Awan Stratus yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehingga dapat menutupi langit
secara merata. Dalam arti khusus awan stratus adalah awan yang rendah dan luas.
c. Awan Cirrus yaitu awan yang berdiri sendiri yang halus dan berserat, berbentuk
seperti bulu burung. Sering terdapat kristal es tapi tidak dapat menimbulkan hujan
Berdasarkan ketinggiannya, awan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Awan tinggi (lebih dari 6000 m 9000 m), karena tingginya selalu terdiri dari kristalkristal es.
a. Cirrus (Ci) : awan tipis seperti bulu burung.
b. Cirro stratus (Ci-St) : awan putih merata seperti tabir.
c. Cirro Cumulus (Ci-Cu) : seperti sisik ikan.
2. Awan sedang (2000 m 6000 m) a) Alto Comulus (A-Cu) : awan bergumpal
gumpal tebal. b) Alto Stratus (A- St) : awan berlapis-lapis tebal.
3. Awan rendah (di bawah 200 m)
a) Strato Comulus (St-Cu) : awan yang tebal luas dan bergumpalgumpal.
b) Stratus (St) : awan merata rendah dan berlapis-lapis.
c) Nimbo Stratus (No-St) : lapisan awan yang luas, sebagian telah merupakan hujan.
Contoh : Dalam 1 m udara yang suhunya 20 o C terdapat 14 gram uap air (basah absolut = 14
gram),
sedangkan
uap
o
pada suhu 20 C = 20 gram.
air
maksimum
yang
dapat
dikandungnya
Curah hujan atau presipitasi adalah banyaknya air hujan atau kristal es yang
jatuh hingga permukaan bumi. Banyaknya hujan yang jatuh pada suatu tempat di bumi
dapat diketahui dengan mengukur besarnya curah hujan tersebut menggunakan alat
penakar hujan. Ada pula beberapa sebutan untuk alat penakar hujan yaitu sering
disebut fluviometer ataupun ombrometer.
Klasifikasi Hujan
a. Berdasarkan ukuran butirannya, hujan dibedakan menjadi:
1. Hujan gerimis/drizzle, diameter butir-butirannya kurang dari 0,5 mm
2. Hujan salju/snow, terdiri dari kristal-kristal es yang temperatur udaranya berada di
bawah titik beku
3. Hujan batu es, merupakan curahan batu es yang turun di dalam cuaca panas dari
awan yang temperaturnya di bawah titik beku
4. Hujan deras/rain, yaitu curahan air yang turun dari awan yang temperaturnya di atas
titik beku dan diameter butirannya kurang lebih 7 mm
b. Berdasarkan proses terjadinya, hujan dibedakan atas:
1. Hujan Frontal, adalah hujan yang terjadi di daerah front, yang disebabkan oleh
pertemuan dua massa udara yang berbeda temperaturnya
2. Hujan Zenithal/ Ekuatorial/ Konveksi/ Naik Tropis, hujan yang terjadi karena udara
naik disebabkan adanya pemanasan tinggi.