Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MATA KULIAH KAJIAN DAMPAK LINGKUNGAN

PRAKIRAAN DAMPAK LINGKUNGAN

OLEH

KELOMPOK 3
1. Winda Ardy Dwiastuti (1606541027)
2. I Kadek Budi Sastrawan (1606541028)
3. Aldino Ryan Fauzi (1606541061)
4. Kemal Samudra (1606541063)
5. Eduart Niko Siahaan (1606541090)
6. Made Pande Aditya (1606541091)
7. Ni Putu Ayu Krismayani (1606541111)

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan pada hakekatnya adalah bertujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Akibat dari pembangunan tersebut umumnya terjadi
perubahan lingkungan yang di luar tujuan dan sasaran pembangunan yang dikenal
dengan istilah dampak. Dampak lingkungan merupakan efek perubahan yang
terjadi sebagai akibat dari suatu aktivitas proyek pembangunan. Dampak
lingkungan .bisa terjadi pada komponen geofisik kimia, biotis, dan komponen sosial
ekonomi dan sosial budaya. Dampak lingkungan tersebut menjadi masalah karena
dapat menimbulkan perubahan kondisi lingkungan akibat pembangunan yang
mungkin dampaknya lebih luas daripada sasaran pembangunan yang direncanakan.
Lingkungan tidaklah statis melainkan selalu berubah sejalan dengan waktu.
Perubahan ini dapat bersifat daur atau pengulangan, acak ataupun perubahan
dengan kecenderungan tertentu. Perubahan yang bersifat daur dapat berjangka
pendek, musiman, dan berjangka panjang. Oleh karena itu untuk memprakirakan
dampak lingkungan yang mungkin terjadi dari suatu aktivitas pembangunan, perlu
dipelajari bagaimana perubahan lingkungan tersebut dalam waktu yang akan datang
akibat proyek atau tanpa proyek.
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat


dirumuskan beberapa masalah antara lain :

1. Apa pengertian, prinsip dan lingkup kajian prakiraan dampak lingkungan?


2. Bagaimana metode prakiraan dampak lingkungan?
3. Bagaimana menanggulangi ketidakpastian dampak yang terjadi?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian, prinsip dan lingkup kajian prakiraan
dampak lingkungan
2. Untuk mengetahui metode prakiraan dampak lingkungan
3. Untuk menanggulangi ketidakpastian dampak yang terjadi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian, Prinsip, dan Lingkup Kajian Prakiraan Dampak


Lingkungan
2.1.1. Pengertian Prakiraan Dampak Lingkungan
Dampak lingkungan dapat diartikan sebagai perubahan yang dialami
oleh suatu komponen lingkungan tertentu pada ruang dan waktu tertentu
sebagai akibat adanya kegiatan tertentu. Kegiatan ini dapat bersifat alami,
seperti letusan gunung merapi, gempa bumi, semburan gas beracun dari
kawah dan lain sebagainya, yang pada dasarnya mengakibatkan perubahan
yang cukup mendasar pada lingkungan disekitarnya (Kementerian Negara
Lingkungan Hidup, 2009). Selain itu, kegiatan yang menimbulkan dampak
juga dapat disebabkan oleh kegiatan manusia, seperti misalnya pembangunan
industri pupuk, pembangunan waduk, atau pembangunan pemukiman
transmigrasi. Dalam proses AMDAL dampak lingkungan yang dikaji adalah
dampak lingkungan yang akan timbul akibat adanya kegiatan yang
direncanakan oleh manusia, yang dalam hal ini sering diistilahkan sebagai
(proyek) pembangunan.
Prakiraan dampak lingkungan adalah suatu proses untuk menduga
atau memperkirakan perubahan suatu parameter lingkungan tertentu akibat
adanya kegiatan tertentu, pada perspektif ruang dan waktu tertentu. Prakiraan
munculnya sesuatu dampak pada hakekatnya merupakan jawaban dari
pertanyaan mengenai besar perubahan yang timbul pada setiap komponen
lingkungan sebagai akibat dari aktivitas pembangunan (UNEP, 1988). Seperti
telah dijelaskan bahwa dampak pada hakekatnya merupakan proses lebih
lanjut yang terjadi setelah ada pengaruh dari suatu kegiatan. Jadi sasaran
memprakirakan atau menduga dampak adalah mencari besar dampak
terhadap setiap komponen lingkungan.
Pendugaan dampak dilakukan terhadap setiap komponen atau
parameter lingkungan. Misalnya air limbah buangan pabrik, akan
mempengaruhi kualitas air dan menimbulkan dampak pada perairan yang
akan berdampak pula terhadap kondisi ekonomi masyarakat nelayan. Untuk
memberi gambaran kuantitatif tentang dampak terhadap parameter
lingkungan tertentu biasanya dipergunakan teknik-teknik pemodelan
matematis, model fisik, model sosial budaya, model ekonomi dan
pertimbangan keahlian atau "professional judgement" (Canter, 1977).
2.1.2. Prinsip Dasar Prakiraan Dampak Lingkungan
Soeratmo (1990), membedakan beberapa prinsip dasar prakiraan
dampak lingkungan. Dalam pengukuran dampak lingkungan yang akan
terjadi dimasa yang akan datang, besarnya akan banyak ditentukan oleh waktu
atau lamanya dampak terjadi. Perlu diperjelas untuk waktu kapan atau jangka
waktu beberapa lama dampak tersebut akan diduga. Untuk waktu yang
berbeda tentu dampaknya akan berbeda besarnya. Misalnya dampak pada
waktu 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun, 50 tahun yang akan datang atau sering
digunakan istilah jangka pendek dan jangka panjang, tentu hasilnya akan
berbeda.
Disebutkan bahwa arti dari dampak lingkungan adalah selisih antara
keadaan lingkungan tanpa proyek dengan keadaan lingkungan dengan
proyek. Sehingga prakiraan dampak lingkungan ini dibedakan berdasarkan:
a. Pendugaan keadaan lingkungan tanpa proyek
Pendugaan keadaan lingkungan tanpa proyek di masa yang akan
datang dilakukan berdasarkan keadaan lingkungan saat penelitian.
Keadaan lingkungan saat penelitian atau studi disebut sebagai Rona
Lingkungan Awal atau Environmental baseline atau Environmental
setting.
Untuk keadaan lingkungan yang belum banyak digunakan
manusia dan tidak ada atau sedikit rencana pengubahan lingkungan di
masa-masa yang akan datang maka pendugaan relatif lebih mudah.
Tetapi daerah yang sudah berkembang dan untuk waktu dekat dan waktu
lama sudah banyak rencana pembangunan lain, maka semakin sulit
melakukan pendugaan dan semakin banyak memungkinkan membuat
kesalahan. Apabila diharapkan pendugaan medetail untuk jangka
panjang akan tidak mudah, kecuali pendugaan yang dilakukan bersifat
garis besar saja.
Secara umum dan garis besar perkembangan keadaan atau
kualitas lingkungan tanpa proyek secara hipotesis dapat disajikan pada
Gambar 1.

Gambar 1. Keadaan kualitas lingkungan yang apabila tanpa proyek semakin


lama akan semakin meningkat kualitasnya.
Sumber: https://slideplayer.info/slide/12410427/

Sebenarnya di alam tidak ada perkembangan keadaan lingkungan


yang berbentuk garis lurus, tetapi lebih berbentuk gelombang. Secara
hipotesis, penggunaan data dan informasi pada saat studi sebagai keadaan
lingkungan di waktu akan datang sehingga seolah-olah lingkungan tidak
berubah, jelas tidak benar, kecuali kalau dinamika keadaan
lingkungannya relatif stabil seperti Gambar 2. Begitu pula apabila
pendugaan dampak hanya jangka pendek, misalnya tidak lebih dari 5
tahun, maka kesalahan penggunaan rona lingkungan pada saat studi
sebagai keadaan lingkungan di masa yang akan datang tanpa proyek akan
berkurang kesalahannya.

Gambar 2. Keadaan kualitas lingkungan yang tidak berubah dari waktu ke


waktu apabila tidak ada proyek dibangun.
Sumber: https://slideplayer.info/slide/12410427/
Gambar 3. Keadaan lingkungan yang sekalipun tidak ada proyek yang
dibangun semakin lama akan semakin buruk.
Sumber: https://slideplayer.info/slide/12410427/
b. Pendugaan keadaan lingkungan dengan proyek
Untuk mempermudah gambaran dampak suatu proyek pada
lingkungan, dapat diambil keadaan lingkungan yang relatif stabil tanpa
banyak perubahan dari waktu ke waktu, sehingga secara hipotesis akan
terjadi keadaan sebagai Gambar 4.

Gambar 4. Keadaan lingkungan yang semakin merosot setelah dibangun proyek


pada waktu t1
Sumber: https://slideplayer.info/slide/12410427/

Gambar 5. Keadaan lingkungan yang semakin baik setelah dibangun proyek pada
waktu t1
Sumber: https://slideplayer.info/slide/12410427/
Gambar 6. Keadaan lingkungan yang relatif tidak berubah sekalipun dibangun
proyek pada waktu t1
Sumber: https://slideplayer.info/slide/12410427/

Gambaran hipotesis tersebut tampak sederhana, sebenarnya


dalam kenyataannya lebih kompleks. Misalnya ada proyek yang pada
jangka pendek memberikan dampak negatif atau hampir tak berubah
tetapi dalam jangka panjang memberikan dampak positif yang besar atau
keadaan yang sebaliknya. Kenyataan ini dapat dilihat dalam proyek-
proyek rehabilitasi seperti proyek penghijauan dan proyek reboisasi,
sehingga grafiknya menjadi sebagai berikut:

Gambar 7. Dampak negatif dalam jangka pendek tetapi memberikan dampak positif
untuk jangka panjang.
Sumber: https://slideplayer.info/slide/12410427/
Gambar 8. Dampak positif dalam jangka pendek tetapi memberikan dampak negatif
untuk jangka panjang.
Sumber: https://slideplayer.info/slide/12410427/

Keadaan inilah yang menyebabkan diperlukan pendugaan dampak suatu


proyek untuk jangka pendek dan jangka panjang.

Selain itu, menurut Beanlands dan Duinker (1983) menjuluki


prakiraan dampak sebagai urat Achilles dari studi ANDAL dan menjelaskan
ada tiga prinsip dasar yang perlu diketahui dalam melakukan prakiraan
dampak lingkungan, termasuk dalam hal ini prakiraan dampak aspek sosial
yaitu:
1. Merujuk pada batasan tentang dampak lingkungan yang digunakan
dalam AMDAL, maka prakiraan dampak lingkungan harus dilakukan
pendekatan dengan dan tanpa proyek. Dengan pendekatan ini pakar ilmu
sosial yang terlibat dalam penyusunan AMDAL tidak hanya
memprakirakan kondisi sosial, ekonomi dan budaya yang akan terjadi
bila ada proyek pembangunan, tetapi juga harus memprakirakan kondisi
sosial, ekonomi dan budaya bila tanpa ada proyek pembangunan.
2. Keterkaitan dengan dokumen Kerangka Acuan (KA). Prakiraan dampak
lingkungan yang tertuang di dalam dokumen ANDAL harus difokuskan
pada setiap komponen lingkungan yang menurut dokumen KA
berpotensi mengalami perubahan mendasar. Misalnya dalam dokumen
KA teridentifikasi bahwa ada 5 komponen aspek fisik dan kimia, 3
komponen aspek biota, dan 6 komponen aspek sosial yang diduga akan
terkena dampak penting (berubah mendasar) maka prakiraan dampak
harus difokuskan ke setiap komponen dari 14 komponen lingkungan
yang tercantum di dalam dokumen KA. Apabila dalam studi ANDAL
ternyata dijumpai bahwa hanya 12 komponen lingkungan yang
berpotensi terkena dampak penting, sehingga berbeda dengan yang
tercantum dalam dokumen KA, maka perbedaan tersebut perlu dibahas
di dalam dokumen ANDAL.
3. Keterkaitan antar komponen lingkungan yang terkena dampak
mengingat dampak lingkungan pada dasarnya saling terkait dan
mempengaruhi satu sama lain maka dalam melakukan prakiraan dampak
ini harus diperhatikan dengan benar karena analisa yang dilakukan oleh
tenaga ahli yang bidangnya berbeda-beda, sehingga dalam hal ini
peranan Ketua Tim Studi AMDAL senantiasa dapat menjaga keterkaitan
antar dampak lingkungan yang ditelaah.
2.1.3. Lingkup Kajian Prakiraan Dampak Lingkungan
Dalam prakiraan dampak lingkungan terkandung dua macam kajian,
yakni: a. Prakiraan atas seberapa besar perubahan atau dampak lingkungan
(magnitude of impact) yang akan timbul sebagai akibat adanya proyek, dan
b. Evaluasi atas mendasar tidaknya atau penting tidaknya dampak lingkungan
yang akan timbul bagi kehidupan sosial, ekonomi, budaya, kesehatan dan
ekologi.
Kajian yang pertama pada dasarnya bertujuan untuk menjawab
pertanyaan: apakah dampak yang akan timbul berskala besar atau kecil (big
or little magnitude of impact), dan bersifat positif atau negatif? Sedangkan
kajian yang kedua berkenaan dengan seberapa jauh perubahan atau dampak
lingkungan yang akan timbul itu bersifat penting atau mengubah secara
mendasar aspek-aspek tertentu dari kehidupan sosial, ekonomi, budaya,
kesehatan dan ekologi. Dengan perkataan lain kajian tentang penting dampak
berkenaan dengan sejauh mana kepentingan manusia dan kepentingan
kehidupan ekologi berubah mendasar sebagai akibat adanya proyek.

2.2. Metode dan Contoh Prakiraan Dampak Lingkungan


Secara garis besar terdapat dua metode prakiraan besar dampak lingkungan,
yakni metode prakiraan dampak secara formal, dan metode prakiraan dampak
secara non-formal. Dua metode ini dapat digunakan untuk memprakirakan besar
dampak sosial, termasuk aspek sosial yang memiliki nilai moneter. Berikut
diutarakan macam metode formal dan non-formal untuk memprakiraan dampak
sosial.
2.2.1. Metode Formal
Metode formal merupakan penerapan formula dan perhitungan
matematis yang baku, digunakan dalam memprakirakan besaran dampak
penting pada parameter lingkungan, kemudian hasil perhitungan matematis
tersebut dibandingkan dengan nilai ambang batas atau baku mutu lingkungan
yang relevan. Metode formal akan digunakan bila tersedia cukup data
kuantitatif yang diperlukan. Bila persyaratan data kuantitatif tersebut tidak
terpenuhi maka prakiraan dampak akan dilakukan dengan metode yang
bersifat non-formal.
Metode formal terdiri dari model fisik, model eksperimen, model
matematik, dan model analisis statistika (Soeryo Adiwibowo, 2004).
a. Model fisik terbagi menjadi dua diantaranya model ilustrasi dan model
miniatur. Model ilustrasi (sketsa, foto, dan film) yaitu tentang kondisi
lingkungan tanpa proyek dan kondisi lingkungan dengan proyek. Model
miniatur yaitu simulasi kondisi lingkungan dengan proyek melalui model
miniatur sering digunakan untuk aspek fisik dan kimia, sehingga
memperoleh asumsi antara model miniatur yang diamati terdapat
kesamaan proses atau dinamika.
b. Model Eksperimen, banyak digunakan oleh aspek biologi. Model
eksperimen terbagi menjadi dua yaitu Eksperimen Laboratorium dan
Eksperimen di Calon Lokasi Proyek. Eksperimen Laboratorium
digunakan sesuai dengan kondisi lingkungan yang akan terjadi karena
proyek diuji coba di laboratorium. Eksperimen di Calon Lokasi Proyek
yaitu eksperimen dengan melakukan pengujian langsung di calon lokasi
kegiatan proyek.
c. Model Matematik terbagi menjadi dua yaitu model proyeksi dan model
empirik (black box). Model proyeksi merupakan model prakiraan
dampak yang dibangun berdasarkan model matematik yang
dikonstruksikan dari teori dan asumsi bekerjanya suatu kondisi social
tertentu, misalnya model proyeksi pertambahan penduduk. Sedangkan
model empirik (black box) merupakan model yang dibangun berdasarkan
hasil pengamatan secara empiris terhadap perilaku input-output obyek
yang diteliti tanpa melihat perilaku proses. Misalnya model efek
pengganda (Multiplier Effect).
d. Model analisis statistika diantaranya bentuk data kualitatif dan
kuantitatif. Kualitatif merupakan jenis penelitian yang tidak diperoleh
melalui prosedur statistik atau bentuk hitung lainnya. Data kualitatif
adalah data yang disajikan dalam bentuk kata atau kalimat yang direkam
ke dalam catatan-catatan lapangan (field Notes). Sedangkan data
kuantitatif adalah data yang dikumpulkan tentang variabel objek berupa
angka-angka, yaitu variable numerical dan variable kategorikal.
2.2.2. Metode Non-Formal
Pada situasi tertentu seringkali dijumpai hambatan untuk
memprakirakan dampak sosial secara formal, baik melalui model statistik
maupun matematik. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya metode formal
yang secara representatif dapat menggambarkan dinamika sistem yang ditelit,
dan metode yang tersedia mensyaratkan kebutuhan data dan informasi
tertentu yang tidak dapat dipenuhi oleh peneliti yang bersangkutan.
Jalan keluar untuk mengatasi hal ini adalah menggunakan metode
yang bersifat non-formal. Beberapa metode non-formal yang dapat digunakan
antara lain adalah:
a. Penilaian profesional dari pakar (professional judgement)
Melalui teknik ini prakiraan dampak lingkungan didasarkan pada
penilaian para ahli. Penilaian yang dilakukan oleh seorang ahli dapat
dikatakan merupakan pendekatan yang paling bersifat non-formal. Secara
bertahap penilaian para ahli dapat bersifat semakin formal bila ditempuh hal-
hal sebagai berikut:
 Meminta kepada “(seorang) ahli” yang bersangkutan agar melakukan
justifikasi atas ungkapan atau deskripsi matematis yang dikembangkan-
nya, dengan mengacu pada fakta-fakta historis yang didukung oleh
bukti-bukti ilmiah.
 Meminta kepada “lebih dari seorang ahli” (sebagai contoh grup para
ahli di bidang tertentu), bagaimana pendapat mereka masing-masing
secara individual, dan selanjutnya berdasarkan pendapat para ahli ini
dirumuskan kesimpulan.
 Meminta kepada grup para ahli untuk menyepakati pandangan-
pandangan mereka atas dampak yang akan terjadi. Cara ini misalnya
dapat ditempuh melalui lokakarya atau seminar.
 Meminta kepada grup para ahli untuk secara formal menyepakati
konsensus yang telah dicapai (sebagai contoh dengan menggunakan
metode Delphi), dan menyetujui pandangan-pandangan tentang
prakiraan dampak yang akan terjadi.
b. Metode ad-hoc
Model ad-hoc yang digunakan untuk analisis dampak sosial
umumnya diterapkan dengan cara menganalisis hubungan sebab-akibat yang
timbul secara verbal. Dalam upaya memprakirakan respon atau perubahan
lingkungan yang akan terjadi, metode analisis verbal ini digunakan dengan
memanfaatkan pengalamanpengalaman empiris, kejadian-kejadian historis,
fakta-fakta ilmiah, serta kekuatan intuisi dari peneliti yang bersangkutan.
Dapat dikatakan metode deskritif-verbal ini banyak digunakan oleh para
penyusun ANDAL di Indonesia. Salah satu faktor penyebabnya adalah
terbatasnya data dan informasi yang tersedia yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan penerapan metode-metode yang bersifat formal.
c. Teknik analogi
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk memprakirakan
(besar) dampak sosial adalah dengan penggunaan teknik analogi. Melalui
metode ini masalah-masalah lingkungan yang muncul sebagai akibat adanya
aktivitas sejenis di daerah lain, dikaji guna dijadikan basis dan atau bahan
pertimbangan untuk memprakirakan dampak lingkungan yang akan timbul
di daerah studi. Sudah barang tentu diperlukan kewaspadaan dalam memilih
aktivitas yang sejenis yang digunakan sebagai analogi bagi rencana kegiatan
yang diteliti, mengingat adanya perbedaan ruang, waktu dan kondisi
lingkungan sosial.
Melalui pendekatan ini besar dampak suatu rencana usaha atau
kegiatan (disimbolkan P) terhadap suatu kelompok masyarakat (disimbolkan
Xp), diukur dengan cara mengukur dampak yang telah terjadi pada kelompok
masyarakat yang berciri sama dengan masyarakat Xp (disimbolkan sebagai
masyarakat Xp*), yang terkena proyek serupa (disimbolkan P*) yang telah
beroperasi di lokasi lain. Besar dampak proyek P* terhadap masyarakat Xp*
digunakan sebagai dasar analogi bagi penyusun ANDAL untuk
memprakirakan dampak proyek P terhadap masyarakat Xp. Ilustrasi berikut
memperjelas hal dimasud.
2.2.3. Contoh Prakiraan Dampak Lingkungan
Berikut selanjutnya diutarakan beberapa contoh prakiraan dampak
aspek sosial dengan menggunakan metode formal antara lain:
 Prakiraan dampak terhadap demografi
Pemindahan penduduk adalah dampak langsung dari suatu proyek
pembangunan. Beberapa dampak lanjutan yang akan timbul diantaranya
kehilangan pekerjaan, menurunnya keterikatan sosial, keterikatan
keluarga dan juga stress, kecemasan akan adanya perubahan cara hidup
(disruption of way of life). Menurut Armour (1986) tingkat kesulitan
(hardship) yang dialami penduduk karena perpindahan ini sangat
tergantung pada karakteristik penduduk (tingkat pendidikan, tingkat
sosial-ekonomi, jenis pekerjaan, kerentanan sosial) dan juga karakteristik
individu seperti usia, keterikatan terhadap tempat tinggal, lama tinggal di
daerah yang bersangkutan. Intensitas dampak tidak akan segera dapat
diprediksi. Hal ini sangat dipengaruhi oleh seberapa jauh penduduk akan
pindah (apakah penduduk bisa pindah disekitar daerah proyek atau daerah
lain yang tidak jauh atau harus transmigrasi), kecukupan kompensasi
(fairness and equity) dan ketepatan waktu relokasi dan pemberian
kompensasi.
Potensi dampak yang berhubungan dengan pemindahan penduduk
dapat berupa:
a. Waktu, tenaga dan uang yang dikeluarkan untuk mencari pemukiman
baru.
b. Disrupsi (gangguan) keterikatan sosial (tetangga, keluarga dan
masyarakat).
c. Disrupsi pola hubungan sosial, karena harus berpindah ketempat lain
dan memulai lagi dengan ikatan sosial yang baru.
d. Stress psikologis, karena merasa “insecured” atau rasa tidak aman.
e. Perubahan dalam akses ketempat kerja, tempat perbelanjaan, rekreasi,
transportasi.
f. Perubahan kondisi rumah.
g. Merasa teraliniasi di pemukiman baru.
h. Kesulitan ekonomi (hilangnya pekerjaan utama, dan menurunnya
pendapatan).
Contoh: Prakiraan Dampak Penggusuran Penduduk
Jumlah kepala keluarga (KK) dan jiwa yang tergusur oleh proyek dapat
dihitung dengan melakukan survei di dalam batas daerah proyek. Akan
tetapi yang terkena proyek sebenarnya tidak terbatas pada keluarga yang
tinggal di dalam daerah proyek saja, melainkan juga sejumlah keluarga
diluar daerah tersebut. Contoh ialah buruh tani, pedagang hasil bumi dan
buruh pengangkut hasil bumi yang tinggal di luar daerah proyek, tetapi
bekerja di dalam daerah proyek. Mereka tidak tergusur secara fisik,
melainkan secara ekonomi. Mengingat hal tersebut orang yang terkena
dampak ialah:
y = Pf + Pe
dimana:
y = jumlah total orang yang tergusur
Pf = jumlah orang yang tergusur secara fisik dari daerah proyek
Pe = jumlah orang yang tergusur secara ekonomi pada waktu ti

Pf dan Pe dapat dihitung dari rumus umum pertumbuhan penduduk:


Pt = Po (1 + r)t
Aplikasi contoh
Dengan menelaah peta proyek dan melakukan survei lapang diketahui,
pada tahun 1985 penduduk yang tinggal di dalam daerah proyek
berjumlah 200 KK yang terdiri atas 1.000 jiwa. Di samping itu dari
survei diketahui 150 KK terdiri atas 750 jiwa yang berada di luar daerah
proyek menggantungkan kehidupannya dari lahan pertanian yang terkena
proyek.
Karena pengambilan alih lahan oleh industri dilakukan pada tahun 1990
pada waktu konstruksi akan dimulai, maka dampak dihitung untuk tahun
1990. Walaupun konstruksi baru akan dimulai, namun kegiatan survei
dan perencanaan proyek diprakirakan telah meningkatkan laju
pertumbuhan penduduk dari 2,5 % menjadi 4,5 %.

Pt = Po (1 + r)5 = 1.000 (1 + 0,045)5 = 1.246 orang


Pt = Po (1 + r)5 = 750 (1 + 0,045)5 = 935 orang
Jumlah = 2.181 orang

2.3. Ketidakpastian Dampak


Memprakirakan suatu dampak dalam studi ANDAL memiliki tingkat
kesulitan yang cukup tinggi. Penguasaan dari anggota tim dan perkembangan ilmu
pengetahuan di bidang yang akan diprakirakan dampaknya memegang peranan
yang sangat penting. Disamping itu faktor-faktor lingkungan juga perlu diketahui,
karena dalam memprakirakan dampak harus memenuhi dinamika dari lingkungan
tempat studi diadakan.
Informasi mengenai sejarah dan perkembangan lingkungan didaerah studi
juga mempermudah dalam memprakirakan dampak. Oleh karena itu diperlukan
pengumpulan data dan informasi keadaan lingkungan dimasa lalu dan sekarang
secara lengkap (data runtutan) di semua aspek (fisika-kimia, biologi dan sosial
ekonomi).
Bidang sosial ekonomi dan sosial budaya adalah bidang yang paling sulit
diprakirakan dampaknya. Hal ini disebabkan karena belum banyaknya teknik-
teknik prakiraan dampak yang dikembangkan sehingga sepenuhnya bergantung
pada professional judgement atau pertimbangan dari keahlian anggota tim.
Besar dampak yang terjadi di masa yang akan datang tergantung dari waktu
dan berapa lama dampak terjadi. Perlu diperjelas dalam jangka waktu berapa lama
dampak tersebut akan diprakirakan. Prakiraan dampak untuk jangka waktu yang
lebih lama atau makin panjang akan makin sulit dan makin terbuka untuk
melakukan kesalahan yang lebih besar. Oleh karena itu, maka pada saat
memprakirakan dampak harus dipertimbangkan adanya ketidakpastian
(uncertainty).
Untuk menjamin presisi pendugaan besaran dampak dan menanggulangi
ketidakpastian ini maka perlu diketahui adanya kesalahan yang berasal dari
beberapa sumber ketidakpastian. Sumber kesalahan dimungkinkan dapat berasal
dari salah satu sumber-sumber ketidakpastian berikut ini.
1. Type of One Error atau Alpha Error
Tipe Alpha Error adalah tipe kesalahan yang terjadi pada saat dilakukan
penarikan kesimpulan. Dari pendugaan terhadap dampak seluruh komponen
lingkungan yang telah dilakukan harus disimpulkan komponen apa saja yang
terkena dampak yang cukup besar.
2. Type of Two Error atau Betha Error
Tipe kesalahan ini terjadi pada saat menentukan hipotesis yang diajukan.
Dalam pemikiran setiap pakar mengenai suatu komponen lingkungan tertentu
pasti telah ada hipotesis tentang dampak yang mungkin akan timbul. Dalam
memutuskan dampak yang sesuai dengan hipotesis, biasanya akan terjadi
kesalahan.
3. Type of S Error atau Subject Error
Kesalahan dalam pendugaan dampak tipe ini disebabkan oleh karena tidak
baiknya dalam menentukan unit cuplikan (unit sampel). Dengan unit cuplikan
yang salah maka data dan informasi tentang kondisi lingkungan dan deskripsi
tentang rona lingkungan juga salah. Akibatnya dalam pendugaan dampak,
juga terjadi kesalahan.
4. Type of G Error atau Grup Error
Tipe kesalahan ini biasanya pada pendugaan dampak sosial ekonomi. Pada
hakekatnya pendapat suatu kelompok masyarakat sering berbeda dengan
pendapat individu. Apabila dilaksanakan pengamatan dalam kelompok saja,
kemungkinan terjadi kesalahan karena sifat-sifat individual tidak diketahui.
Sementara itu apabila diamati sifat dan persepsi individual seringkali tidak
sesuai dengan persepsi berdasarkan kelompok. Oleh karena itu perlu
didapatkan informasi secara kelompok dan informasi individual. Setelah data
dan informasi ini dinilai telah memenuhi syarat, baru kemudian dilakukan
prakiraan dampak.
5. Type of R Error atau Replication Error
Tipe kesalahan ini terjadi karena keterangan atau data diperoleh berdasarkan
pada pengamatan yang ulangan cuplikannya tidak memenuhi syarat. Pada
studi AMDAL hal ini sering terjadi, karena metode penelitian secara ilmiah
diabaikan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dampak lingkungan merupakan efek perubahan yang terjadi sebagai akibat
dari suatu aktivitas proyek pembangunan. Besar perubahan yang timbul pada setiap
komponen lingkungan dapat diprakirakann dengan menggunakan metode prakiraan
dampak lingkungan secara formal dan metode prakiraan secara non-formal.
Dalam memprakirakan dampak untuk jangka waktu yang lebih akan semakin
sulit dan makin terbuka untuk melakukan kesalahan yang lebih besar. Oleh karena
itu, maka pada saat memprakirakan dampak harus dipertimbangkan adanya
ketidakpastian. Untuk menjamin presisi pendugaan besaran dampak dan
menanggulangi ketidakpastian ini maka perlu diketahui adanya kesalahan yang
berasal dari beberapa sumber ketidakpastian antaralain Type of One Error atau
Alpha Error, Type of Two Error atau Betha Error. Type of S Error atau Subject
Error, Type of G Error atau Grup Error dan Type of R Error atau Replication Error

3.2. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang paper di atas dengan
sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunyaa dapat di pertanggung
jawabkan.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai