1). akumulasi dampak terjadi dalam waktu yang relatif singkat dan
ruang yang relatif luassehingga bobot dampaknya bertambahbesar;
2). Terjadi fenomena sinegitik dan antogonistik dalam wilayah
persebaran dampak.
7. Berbalik (reversible) atau tak berbalik (irreversible)
Dampak lingkungan dapat menimbulkan perubahan yang tak
berbalik. Misalnya dampak lingkungan menyebabkan orang menjadi
cacat seumur hidup, hewan langka menjadi punah, dan tanah kritis.
Karena itu dampak lingkungan menjadi penting bila ada konponen
lingkungan yangterkena sehingga dampaknya tak berbalik.Makin
banyak komponen lingkungan yang terkena dampak oleh suatu
rencana kegiatan (yangmungkin diperlukan kembali), makin penting
dampak lingkungan tersebut.
4. Kriteria AMDAL
(1) pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;
(2) eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang
tidak terbarukan;
(3) proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup serta pemborosan dan
kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya;
(4) proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan
alam, lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya;
(5) proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian
kawasan konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar
budaya;
(6) introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik;
(7) pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati;
(8) kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau mempengaruhi
pertahanan negara; dan/atau
(9) penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar
untuk mempengaruhi lingkungan hidup.
5. Tahapan penyusunan amdal
BAGAIMANA TAHAPAN STUDI AMDAL?
1. Penyusunan Kerangka Acuan
Kerangka Acuan atau Terms of Reference (TOR) dibuat berdasarkan studi
kelayakan (feasibility study) suatu aktivitas. Kegiatan ini harus melalui
persetujuan Tim Teknis AMDAL di daerah tingkat II/propinsi/pusat.
a. Dasar dalam Pelaksanaan Studi AMDAL
1) Daerah studi.
2) Jumlah dan lokasi sampel.
3) Isu utama yang akan timbul.
b. Cara Penyusunan
1) KA telah disusun oleh komisi yang bertanggung jawab atau bersamasama dengan pemrakarsa proyek (sesuai dengan Peraturan Pemerintah)
2) KA disusun bersama antara komisi yang bertanggungjawab,
pemrakarsa proyek dan pelaksana AMDAL atau konsultan AMDAL.
3) KA disusun oleh pelaksana AMDAL kemudian diajukan kepada
pemrakarsa proyek.
c.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
2.
a.
1)
a)
b)
2)
a)
b)
3)
b.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Komponen Lingkungan
Fisika.
Kimia.
Biologi.
Sosial.
Ekonomi.
Budaya.
Kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
c.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
4. Prediksi Dampak
Berdasarkan besaran dari komponen kegiatan perkiraan besarnya dampak
terhadap lingkungan secara kualitatif dan kuantitatif. Prediksinya
menggunakan metodologi yang secara ilmiah dapat diterima seperti
dengan menggunakan model-model matematis ataupun software yang
sudah ada di pasaran.
5. Assessment Dampak
Berdasarkan rona awal dan prediksi dampak yang mengacu kepada
standar/baku mutu yang berlaku. Ukuran dampak
:
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
b. Luas wilayah sebaran.
c. Intensitas dan lamanya dampak.
d. Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak.
e. Sifat kumulatif dampak.
f.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
6. Mitigasi Dampak
Dituangkan dalam dokumen RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) untuk
seluruh komponen kegiatan yang memberikan dampak penting terhadap
komponen lingkungan. Tingkat keberhasilan upaya mitigasi dampak diukur
dengan pemantauan yang dituangkan dalam dokumen RPL (Rencana
Pemantauan Lingkungan). Pelaksanaan RKL dan RPL harus dilaporkan
secara periodik ke instansi terkait. Upaya Pengelolaan yang harus
dilakukan antara lain :
a. Penggunaan sarana WWTP.
b. Alat pengendali pencemaran udara.
c. Penggunaan peredam suara.
Tahapan Penyusunan AMDAL
A. PERENCANAAN KEGIATAN
Langkah-langkah pengerjaan AMDAL dapat dikelompokkan menjadi tahap
pelingkupan, tahap analisis, dan tahap perencanaan pengendalian. Semua
harus dilakukan berurutan karena hasil suatu langkah akan mempengaruhi
arah langkah selanjutnya. Setelah ketiga tahap itu selesai, rancangan
kegiatan akan dinilai kelayakan lingkungannya.
Ada pun tahap pengerjaan AMDAL tesebut diuraikan dalam prosedur
AMDAL yang terdiri dari:
a) Proses penapisan (screening) wajib AMDAL
b) Proses pengumuman
c) Proses pelingkupan (scoping)
d) Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL
e) Kesepakatan KA-ANDAL
f)
Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL
g) Persetujuan Kelayakan Lingkungan
a) Proses Penapisan
Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL
adalah proses untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib
menyusun AMDAL atau tidak. Di Indonesia, proses penapisan dilakukan
dengan sistem penapisan satu langkah.
Ketentuan apakah suatu rencana kegiatan perlu menyusun dokumen
AMDAL atau tidak dapat dilihat pada Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL.
b) Proses Pengumuman