Anda di halaman 1dari 19

A.

Pengertian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

Pada umumnya setiap negara yang sedang membangun memiliki sistem

perencanaan pembangunan sendiri-sendiri. Sistem perencanaan pembangunan ini

disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan pembangunan yang telah

ditetapkan. Di indonesia pembangunan nasional disusun atas dasar pembangunan

jangka pendek dan jangka panjang. Keduanya dilaksanakan secara sambung

menyambung untuk dapat menciptakan kondisi sosial ekonomi yang lebih baik.

Kegiatan pembangunan ini dilaksanakan dengan menggunkan apa yang disebut

proyek.

Seringkali proyek dibuat dalam porsi ruang lingkup yang sangat luas tetapi

disusun kurang cermat. Seluruh program mungkin saja dapat diananlisis sebagai

suatu proyek, tetapi pada umumnya akan lebih baik bila proyek dibuat dalam

ruang lingkup yang lebih kecil yang layak ditinjau dari segi sosial, administrasi,

teknis, ekonomis, dan lingkungan.

Pembangunan dengan proyek yang dikaji dari aspek kelayakan lingkungan

bisa disebut pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan

lingkungan pada hakekatnya dilaksanakan untuk mewujudkan pembangunan

berlanjut (sustainable development). Instrumen untuk mencapai pembangunan

berlanjut adalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

Menurut PP 29/1986, yang kemudian disempurnakan dengan PP 27/1999,

yang semula hanya memiliki satu model AMDAL, berkembang dan mempunyai

beberapa bentuk AMDAL dan mempunyai pengertian:


1. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian

mengenai dampak besar dan penting suatu usaha/kegiatan yang

direncanakan pada lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses

pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha/kegiatan. Kajian

ini menghasilkan dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak

Lingkungan, Analisis Dampak Lingkungan, Rencana Pengelolaan

Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan. Sementara itu

pengertian ANDAL adalah sebagai berikut.

2. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) adalah telaahan secara cermat

dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu kegiatan yang

direncanakan.

Dalam PP 51/1993, dikenal ada beberapa model AMDAL yaitu AMDAL

Proyek Individual (seperti PP 29/1986), AMDAL Kegiatan Terpadu, AMDAL

Kawasan, dan AMDAL Regional. Pengertian ketiga AMDAL menurut PP

51/1993 tersebut adalah:

1. Analisis mengenai dampak lingkungan kegiatan terpadu/multisektor

adalah hasil studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang

terpadu yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan

hamparan ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi

yang bertanggung jawab. Di dalam PP 27/1999 definisi di atas kata hasil

studi diganti kajian dan dampak penting menjadi dampak besar dan

penting.
2. Analisis mengenai dampak lingkungan kawasan adalah hasil studi

mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang direncanakan

terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan ha,paran ekosistem dan

menyangkut kwenangan satu instansi yang bertanggung jawab. Di dalam

PP 27/1999 definisi di atas kata hasil studi diganti kajian dan dampak

penting diganti dampak besar dan penting.

3. Analisis mengenai dampak lingkungan regional adalah hasil studi

mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang direncanakan

terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem zona

rencana pengembangan wilayah sesuai dengan rencana umum tata ruang

daerah dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang

bertanggung jawab.

Pada PP 27/1999 pengertian AMDAL adalah merupakan hasil studi

mengenai dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan terhadap

lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan. Hasil

studi ini terdiri dari beberapa dokumen. Atas dasar beberapa dokumen ini

kebijakan dipertimbangkan dan diambil.

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:

 Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen

AMDAL

 Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu

rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.


 Masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas

segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL.

B. Fungsi, Peran dan Manfaat AMDAL

a. Fungsi AMDAL

 Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah

 Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan

lingkungan hidup dari rencana usaha dan atau kegiatan

 Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak ditimbulkan dari

suatu rencana usaha dann atau kegiatan

 Awal dari rekomendasi tentang izin usaha

 Izin Kelayakan Lingkungan

 Menunjukkan tempat pembangunan yang layak pada suatu wilayah

beserta pengaruhnya

 Sebagai masukan dengan pertimbangan yang lebih luas bagi

perencanaan dan pengambilan keputusan sejak awal dan arahan

atau pedoman bagi pelaksanaan rencana kegiatan pembangunan

termasuk rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan

b. Peran AMDAL

Persoalan kerusakan lingkungan akibat industri dan rumah tangga,

khususnya di Negara berkembang seperti Indonesia sudah sangat

kompleks dan sudah menghawatirkan. Karena itu perlu kesadaran semua

pihak untuk turut menangai pencemaran lingkungan. Pemerintah melalui


kebijakan dan aturan harus mampu mengatur industi dalam pengolahan

limbah baik cair dan udara. Pihak industri pun harus menyadari peranan

pencemarannya yang sangat besar sehingga harus mau membangun

pengolahan limbah. Masyarakat pun harus mempunyai peranan yang

sangat besar dalam pengolahan limbah rumah tangga dan lingkungan

sekitar sehingga kelestarian lingkungan baik, udara, tanah maupun air

dapat terjaga dengan baik.Amdal dilakukan untuk menjamin tujuan

proyek-proyek pembangunan yang bertujuan untuk kesejahteraan

masyarakat tanpa merusak kualitas lingkungan hidup. Amdal bukanlah

suatu proses yang berdiri sendiri, sehingga Amdal merupakan bagian dari

beberapa hak berikut :

1. Pengelolaan lingkungan

2. Pengelolaan proyek

3. Pemantauan proyek

4. Pengambilan keputusan

5. Dokumen yang penting

AMDAL dapat dipakai untuk mengelola dan memantau proyek dan

lingkuangannya dengan menggunakan dokumen yang benar.Selanjutnya,

beberapa peran AMDAL dijelaskan sebagai berikut :

Peran AMDAL dalam pengelolaan lingkungan:

Aktivitas pengelolaan lingkungan baru dapat dilakukan apabila

rencana pengelolaan lingkungan telah disusun berdasarkan perkiraan

dampak lingkungan yang akan timbul akibat dari proyek yang akan
dibangun. Dalam kenyataannya nanti, apabila dampak lingkungan yang

telah diperkirakan jauh berbeda dengan kenyataannya, ini dapat saja

terjadi karena kesalahan-kesalahan dalam menyusun AMDAL atau

pemilik proyek tidak menjalankan proyeknya sesuai AMDAL. Agar dapat

dihindari kegagalan pengelolaan ini maka pemantauan haruslah dilakukan

sedini mungkin, sejak awal pembangunan, secara terus menerus dan

teratur.

Peran AMDAL dalam pengelolaan proyek:

AMDAL merupakan salah satu studi kelayakan lingkungan yang

disyaratkan untuk mendapatkan perizinan selain aspek-aspek studi

kelayakan yang lain seperti aspek teknis dan ekonomis. Seharusnya

AMDAL dilakukan bersama-sama, di mana masing-masing aspek dapat

memberikan masukan untuk aspek-aspek lainnya sehingga penilaian yang

optimal terhadap proyek dapat diperoleh. Kenyataan yang biasa terjadi

adalah bahwa hasil studi kelayakan untuk aspek lingkungan tidak dapat

menghasilkan kesesuaian di dalam studi kelayakan untuk aspek lainnya.

Bagian dari Amdal yang diharapkan oleh aspek teknis dan ekonomis

biasanya adalah sejauh mana keadaan lingkungan dapat menunjang

perwujudan proyek, terutama sumber daya yang diperlukan proyek

tersebut seperti air, energi, manusia, dan ancaman alam sekitar. AMDAL

sebagai dokumen penting.

Laporan AMDAL merupakan dokumen penting sumber informasi

yang detail mengenai keadaan lingkungan pada waktu penelitian proyek


dan gambaran keadaan lingkungan di masa setelah proyek dibangun.

Dokumen ini juga penting untuk evaluasi, untuk membangun proyek yang

lokasinya berdekatan dan dapat digunakan sebagai alat legalitas.

c. Manfaat AMDAL

Manfaat amdal bagi masyarakat, yaitu:

 Masyarakat dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya,

sehingga dapat mempersiapkan diri di dalam penyesuaian

kehidupannya apabila diperlukan;

 Masyarakat dapat mengetahui perubahan lingkungan di masa

sesudah proyek dibangun sehingga dapat memanfaatkan

kesempatan yang dapat menguntungkan dirinya dan

menghindarkan diri dari kerugian-kerugian yang dapat diderita

akibat adanya proyek tersebut;

 Masyarakat dapat ikut berpartisipasi di dalam pembangunan di

daerahnya sejak dari awal, khususnya di dalam memberikan

informasi-informasi ataupun ikut langsung di dalam membangun

dan menjalankan proyek;

Manfaat amdal bagi pemilik proyek, yaitu:

 Proyek terhindar dari perlanggaran terhadap undang-undang atau

peraturan yang berlaku;

 Proyek terhindar dari tuduhan pelanggaran pencemaran atau

perusakan lingkungan;
 Pemilik proyek dapat melihat masalah-masalah lingkungan yang

akan dihadapi di masa yang akan datang;

 Analisis dampak lingkungan merupakan bahan penguji secara

komprehensif dari perencanaan proyeknya, sehingga dapat

diketahui kelemahan-kelemahannya untuk segera dapat dilakukan

penyempurnaannya;

 Dengan adanya analisis dampak lingkungan, pemilik proyek dapat

mengetahui keadaan lingkungan yang membahayakan (misalnya

banjir, tanah longsor, gempa bumi dan lain-lain) sehingga dapat

dicari keadaan lingkungan yang aman bagi proyek.

Manfaat amdal bagi pemerintah, yaitu:

 Untuk mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola

tersebur tidak rusak (khusus untuk sumberdaya alam yang dapat

diperbaharui);

 Untuk mencegah rusaknya sumberdaya alam lainnya yang berada

di luar lokasi proyek baik yang dioleh olrh proyek lain, diolah

masyarakat atau yang belum diolah;

 Untuk menghindari perusakan lingkungan hidup seperti timbulnya

pencemaran air, pencemaran udara, kebisingan dan lain

sebagainya, sehingga tidak mengganggu kesehatan, kenyamanan

dan keselamatan masyarakat;


 Untuk menjamin agar proyek yang dibangun sesuai dengan rencana

pembangunan daerah, nasional ataupun internasional serta tidak

mengganggu proyek lain;

 Untuk menjamin agar proyek tersebut mempunyai manfaat yang

jelas bagi negara dan masyarakat;

 Analisis dampak lingkungan diperlukan bagi pemerintah sebagai

alat pengambil keputusan.

C. Tahapan Penyusuna AMDAL

Prosedur pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan:

Menurut Hardjasoemantri (1988), garis besar prosedur AMDAL

sebagaimana tercantum pada Tata Laksana Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun

1986 Mengenai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan adalah sebagai berikut

ini:

a. Pemrakarsa rencana kegiatan mengajukan Penyajian Informasi

Lingkungan (PIL) kepada instansi yang bertanggung jawab. PIL tersebut

dibuatkan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri yang

ditugaskan mengelola lingkungan hidup. Dalam uraian dibawah ini, yang

dimaksud degan menteri KLH adalah “Menteri yang di tugasi mengelola

lingkungan hidup” instansi yang bertanggung jawab adalah yang

berwenang memberi keputusan tentnag pelaksanaan rencana kegiatan,

dengan pengertian bahwa kewenangan berada pad menteri atau Pimpinan

Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang membidangi kegiatan yang


bersangkutan dan pada Gubernur Daerah Tingkat I untuk kegiatan yang

berada di bawah wewenangnya

b. Apabila lokasi sebagaimana tercantum dalam PIL dinilai tidak tepat,

maka instansi yang bertanggung jawab menolak lokasi tersebut dan

memberikan petunjuk tentang kemungkinan lokasi lain dengan kewajiban

bagi pemrakarsa untuk membuat PIL yang baru. Apabila suatu lokasi

dapat menimbulkan perbenturan kepentingan antar sektor maka instansi

yang bertanggung jawab mengadakan konsultasi dengan menteri KLH

dan Menteri atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang

bersangkutan.

c. Apabila hasil penelitian PIL menentukan bahwa perlu dibuatkan

ANDAL, berhubung dengan adanya dampak penting rencana kegiatan

terhadap lingkungan, baik lingkungan geobiofisik maupun sosial budaya,

maka pemrakarsa bersama instansi yang bertanggung jawab membuat

Kerangka Acuan (KA) bagi penyusunan ANDAL.

d. Apibila ANDAL tidak perlu dibuat untuk suatu rencana kegiatan,

berhubung tidak ada dampak penting, maka pemrakarsa diwajibkan

untuk membuat Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana

Pemantauan Lingkungan (RPL) bagi kegiatan tersebut.

e. Apabila dari semula sudah diketahui bahwa akan ada dampak penting,

maka tidak perlu dibuat PIL lebih dahulu akan tetapi dapat langsung

menyusun KA bagi pembuat ANDAL.


f. ANDAL merupakan komponen studi kelayakan rencana kegiatan

sehingga dengan demikian terdapat tiga studi kelayakan dalam

perencanaan pembangunan, yaitu: teknis, ekonomis dan lingkungan

(TEL). biaya rencana kegiatan sebagaimana tercantum dalam studi

kelayakan rencana kegiatan tersebut meliputi pula biaya penanggulangan

dampak negatif dan pengembangan dampak positifnya.

g. Pedoman umum penyusunan ANDAL ditetapkan oleh Menteri KLH.

Pedoman teknis penyusunan ANDAL ditetapkan oleh Menteri atau

Pimpinan Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang membidangi

kegiatan yang bersangkutan berdasarkan pedoman umum penyusunan

ANDAL yang dibuat oleh Menteri KLH.

h. Apabila ANDAL menyimpulkan bahwa dampak negatif yang tidak dapat

ditanggulangi berdasarkan ilmu dan teknologi lebih besar dibanding

dengan dampak positifnya, maka instansi yang bertanggung jawab

memutuskan menolak rencana kegiatan yang bersangkutan. Terhadap

penolakan ini, pemrakarsa dapat mengajukan keberatan kepada pejabat

yang lebih tinggi dari instansi yang bertanggung jawab selambat-

lambatnya 14 (empat belas) hari. Sejak diterimanya keputusan

penolakan. Pejabat yang lebih tinggi tersebut memberi keputusan atas

keberatan tersebut selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak

diterimanya pernyataan keberatan, setelah mendapat pertimbangan dari

menteri KLH. Keputusan tersebut merupakan keputusan terakhir.


i. Apabila ANDAL disetujui, maka pemrakarsa menyusun RKL dan RPL

dengan menggunakan pedoman penyusunan RKL dan RPL yang dibuat

oleh Menteri KLH atau Departemen yang bertanggung jawab.

j. Keputusan persetujuan ANDAL dinyatakan kadaluwarsa apabila rencana

kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak

ditetapkannya keputusan tersebut. Pemrakarsa wajib mengajukan

kembali permohonan persetujuan atas ANDAL. Terhadap permohonan

ini instansi yang bertanggung jawab memutuskan dapat digunakan

kembali ANDAL, RKL dan RPL yang telah dibuat atau wajib

diperbaharuinya dokumen-dokumen tersebut.

k. Keputusan persetujuan ANDAL dinyatakan gugur, apabila terjadi

perubahan lingkungan yang sangat mendasar akibat peristiwa alam atau

karena kegiatan lain, sebelum rencana kegiatan dilaksanakan. Pemrakarsa

perlu membuat ANDAL baru berdasarkan rona lingkungan baru.

D. Pihak-pihak dalam AMDAL

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:

1. Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen

AMDAL.

2. Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu

rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.

3. Masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas

segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL.


E. Metode Yang Digunakan Dalam Penyusunan AMDAL

Bagian yang cukup sulit dalam tahapan andal adalah metode pendugaan

dampak yaitu metode yang digunakan untuk menelaah atau mengkaji dan meneliti

dampak yang mungkin terjadi dari suatu kegiatan. Satu metode tidak mungkin

cocok untuk semua jenis kegiatan atau proyek. Berikut beberapa diantaranya:

A. Metode Matriks

Metode matrik dibuat dengan model tabel yang terdiri dari dua

daftar. Daftar rencana disusun secara tegak lurus (vertical) sedangkan

daftar rona awal lingkungan disusun mendatar (horizontal). Pada tiap-tiap

titik pertemuan antara daftar rencana dan rona awal lingkungan diisi

dengan dampak yang mungkin terjadi.

B. Metode Penumpukan Peta

Metode penumpukan peta ini menganalisis berbagai komponen

rona awal dan rencana kegiatan dalam bentuk peta yang dapat diubah dan

dipindahkan. Dari penumpukan itu terlihat dampak satu komponen

terhadap komponen lainnya. Metode ini disebut juga Overlay.

C. Metode Analisis Jaringan

Metode analisis jaringan pada dasarnya merupakan analisis sebab

akibat dan dampak.

D. Metode Analisis Perolehan

Metode ini merupakan metode yang menganalisis siapa yang

memperoleh dan menerima resiko suatau kegiatan.

E. Metode Analisis dan Pengelolaan Kualitas Lingkungan.


Metode ini dilakukan dengan duatahapan yang penting. Yang

pertama adalah dengan melakukan pendugaan/perkiraan perubahan

kualitas lingkungan komponen system yang penting. Setelah ini seluruh

bagian yang mengalami perubahan disintesis sebagai dampak kegiatan

yang direncanakan. Dengan demikian perubahan kualitas komponen yang

penting yang mengarah ke arah yang lebih buruk dapat dipertimbangkan,

apakah hal itu merupakan kompensasi atau akibat dari perubahan

komponen lain yang lebih baik ataukah inimemangakibatburuk yang

tidakdiikutiperubahanpositif di komponenlain.

F. Pentingnya AMDAL Bagi Pembagunan

Dalam rangka pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup maka

nampak gambaran bagi proyek-proyek yang akan dibangun atau yang telah

berjalan, perlu diteliti sampai seberapa besar dapat meningkatkan kulitas

lingkungan hidup setempat. Selain itu terkandung pula pengertian seberapa besar

dapat memaksimumkan manfaat (dampak positif) terhadap lingkungan yang

mengandung makna harus dapat menciptakan kegiatan ekonomi baru dan

penyedian fasilitas sosial ekonomi bagi masyarakat setempat atau sebaliknya

malah menurunkan kualitas ligkungan hidup dalam arti lebih banyak memberikan

kerugian (dampak negatif) bagi masyarakat sekitar.

Untuk mengatasi semua itu, analisa dampak lingkungan adalah salah satu

cara pengendalian yang efektif untuk dikembangkan. AMDAL bertujuan untuk

mengurangi atau meniadakan pengaruh-pengaruh buruk (negatif) terhadap


lingkungan dan bukan menghambat ektifitas ekonomi. AMDAL pada hakekatnya

merupakan penyempurnaan suatu proses perencanaan proyek pembangunan

dimana tidak saja diperhatikan aspek sosial proyek itu, melainkan juga aspek

pengaruh proyek itu terhadap sosial budaya, fisika, kimia dan lain-lain, Hadi

dalam Daniah (2007: 49).

Tujuan dan sasaran utama AMDAL adalah untuk menjamin agar suatu

usaha atau kegiatan pembangunan dapat beroperasi secara berkelanjutan tanpa

merusak dan mengorbankan lingkungan atau dengan kata lain usaha tau kegiatan

tersebut layak dari segi aspek liongkungan. Sedangkan kegunaan AMDAL adalah

sebagai bahan untuk mengambil kebijaksanaan (misalnya perizinan) maupun

sebagai pedoman dalam membuat berbagai perlakuan penanggulangan dampak

negatif. Dalam usaha menjaga kualitas lingkungan, secara khusus AMDAL

berguna dalam hal:

1. Mencegah agar potensi sumber daya alam yang dikelola tidak rusak,

terutama sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.

2. Menghindari efek samping dari pengolahan sumber daya terhadap sumber

daya alam lainnya, proyek-proyek lain dan masyarakat agar tidak timbul

pertentangan-pertentangan.

3. Mencegah terjadinya perusakan lingkungan akibat pencemaran sehingga

tidak mengganggu kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan masyarakat.

4. Agar diketahui manfaatnya yang berdaya guna dan berhasil guna bagi

bangsa, negara dan masyarakat.


Melalui pengkajian AMDAL, kelayakan lingkungan sebuah rencana usaha

atau kegiatan pembangunan diharapkan mampu optimal meminimalkan

kemungkinan dampak lingkungan yang negatif serta dapat memanfaatkan dan

mengelola sumber daya alam secara efesien.

Membangun sebuah proyek, sebelumnya tentu harus dilakukan identifikasi

masalah mengapa suatu proyek pembangunan ingin dilaksanakan dan tentu saja

harus jelas tujuan dan keguaannya. Selanjutnya diadakan studi kelayakan secara

teknik, ekonomis, dan lingkungan sebelum melangkah ke perencanaan dari

pembangunan proyek. Pelaksanaan pembangunan proyek sebaiknya dimulai

setelah hasil AMDAL diketahui sehingga dapat dilakukan optimasi untuk

mendapatkan keadaan yang optimum bagi proyek tersebut. Dalam hal ini dampak

lingkungan dapat dikendalikan melalui pendekatan teknik dan pengendalian

limbah sehingga dapat menghasilkan biaya pengeluaran dampak yang murah dan

kelestarian lingkungan dapat dipertahankan.

Hasil AMDAL dapat diketahui apakah proyek pembangunan berpotensi

menimbulkan dampak atau tidak. Bila berdampak besar terutama yang negatif,

tentu saja proyek tersebut tidak boleh dibangun atau boleh dibangun dengan

persyaratan tertentu agar dampak negatif tersebut dapat dikurangi sampai tidak

membahayakan lingkungan.

Bila berdasarkan AMDAL tidak akan menimbulkan dampak yang berarti,

maka proyek pembangunan dapat dilaksanakan sesuai usulan dengan tetap

berpedoman agar tetap memperhatikan dampak-dampak negatif yang mungkin

timbul diluar perkiraan semula. Dalam hal ini, sebelum proyek dilaksanakan harus
ditentukan dulu pedoman pengelolaan dan pemantauan lingkungan sebagai usaha

menjaga kelestariannya. Perlu kiranya ditekankan AMDAL sebagai alat dalam

perencanaan harus mempunyai peranan dalam pengambilan keputusan tentang

proyek yang sedang direncanakan. Artinya AMDAL tidak banyak artinya apabila

dilakukan setelah diambil keputusan untuk melaksanakan proyek tersebut.


Daftar Pusataka

http://muntasircivil.blogspot.com/2013/11/analisis-mengenai-dampak-lingkunagn-

hidup.html

http://adityaus.blogspot.com/2014/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://nadia-nadianadia.blogspot.com/2013/07/amdal.html
Tugas Makalah:

ADMISTRASI LINGKUNGAN

“Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup”

OLEH :

Hasvinar : C1A1 14 363 Sitti Rahma Amnan : C1A1 14 371

Miftahul Jannah : C1A1 14 369 Yeri Timang : C1A1 14 373

Ema Sukmawati : C1A1 14 361 Ratna Puspita Sari : C1A1 14 041

Juharni : C1A1 14 365

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2017

Anda mungkin juga menyukai