BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana sistem pengelolaan sampah
yang baik di suatu pemukiman penduduk atau kawasan masyarakat.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan mengoptimalkan pengelolaan sampah secara umum disuatu pemukiman
penduduk atau kawasan masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pemukiman penduduk
Pada tempat pemukiman biasanya sampah yang dihasilkan oleh suatu keluarga tunggal atau
beberapa keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama.Jenis sampah yang dihasilkan
biasanya sisa makanan,bahan-bahan sisa sari penolahan makanan atau sampah basah
(garbage),sampah kering (rubbish),abu dan sampah-sampah khusus.
Tempat umum adalah tempat yang dimungkinkan banyaknya orang berkumpul dan
melakukan kegiatan,termasuk tempat-tempat perdagangan,tempat-tempat tersebut mempunyai
potensi yang cukup besar dalam menghasilkan sampah.Jenis sampah yang dihasilkan dapat
berupa sisa makanan (sampah basah),sampah kering,abu,sisa bahan bangunan,sampah
khusus,dan kadang juga terdapat sampah bahaya.
Contoh tempat tersebut adalah : toko,rumah makan/warung,tempat-tempat penginapan dan
sebagainya.
Tempat tersebut di atas biasanya menghasilkan sampah khusus dan sampah kering.
4. Industri (berat-ringan)
Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah,sampah kering,abu,sisa-sisa
bahan bangunan,sampah khusus dan sampah berbahaya.
5. Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman atau binatang,dari daerah pertanian ini,misalnya dari
kebun,kandang,ladang/sawah.Sampah yang dihasilkan dapat berupa bahan-bahan makanan yang
membusuk,sampah pertanian,pupuk maupun bahan pembasmi serangga tanaman.
Sampah kering terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau pun yang tidak dapat
terbakar,yang dihasilkan oleh rumah tangga, kantor-kantor, perdagangan dan sebagainya, tidak
termasuk sisa makanan dan benda-benda yang sangat mudah membusuk.Jenis dari sampah
kering yang dapat terbakar misalnya: kertas,plastik,tekstil,karet,kulit kayu,daun-daun
kering.Jenis sampah kering yang tidak dapat terbakar misalnya kaca,kaleng,logam dan lain-lain.
Benda yang tertinggal dari pembakaran kayu,arang,dan benda yang lain yang dapat terbakar
Sampah yang terjadi karena penghancuran atau pembangunan suatu gedung,sering kali
diklasifikasikan dalam sampah kering,misalnya batu,beton,batu bata,papan,sisa pipa dan
sebaginya
5. Sampah Khusus
6. Sampah pertanian
Sampah dari tumbuhan tanaman atau sampah dari binatang di daerah pertanian.
7. Sampah berbahaya
Sampah yang berupa Lumpur dari perusahaan air minum atau pengolahan air kotor,dapat
diklasifikasikan dalam jenis tersendiri
2.4 Unsur-unsur dan sistem pengelolaan sampah
Unsur-unsur dalam pengelolaan sampah sebagai berikut :
1) Proses menghasilkan sampah
Pengawasan dalam tahap ini sulit dilaksanakan, karena dipengaruhi oleh individu
ataupun lokasi dimana suatu proses tersebut sewaktu menghsilkan sampah.Dari pandangan
ekonomi saat proses sampah dihasilkan adalah saat yang sangat tepat untuk memisahkan antara
berbagai jenis sampah denagn maksud agar sampah yang masih dapat dimanfaatkan kembali
dapat dipisahkan dari sampah yang harus dibuang.
2) Waktu penyimpanan (sampah sementara)
Dalam pengelolaan sampah,maka sampah ditampung sementara (biasanya pada
rumah tangga) merupakan unsur yang penting hubungannya dengan masyakat sekitar,sebab
penampungan sampah yang tidak baik pada setiap rumah akan menarik serangga,tikus dan juga
dapat menimbulkan gangguan bau dan pandangan yang kurang sedap.
Tempat penampungan/bak sampah harus memenuhi syarat antara lain :
Tidak berkarat
Kedap air
Tertutup
Mudah dibersihkan
Tidak mudah rusak
Berkualitas tinggi
Alasnya harus dijaga supaya tidak mudah berlubang
3) Pengumpulan sampah
Pengumpulan sampah yang dimaksud bukan sekedar mengumpulkan sampah saja,tetapi
juga mengangkut sampah dari rumah-rumah ketempat pengumpulan,tempat pengolahan,atau
tempat pemanfaatan kembali.dalam pengelolaan sampah,pengumpulan paling banyak memakan
biaya,kurang dari 80% dari semua dana pengelolaan.Dalam hal ini dianjurkan agar pengumpulan
sampah dapat dilakukan satu minggu dua kali,hal ini penting untuk menghindari perkembangan
lalat dan tikus.
4) Pengangkutan sampah
Pengangkutan sampah dalam pengertian ini adalh pemindahan sampah (dari tempat
sampah sementara/pengumpulan) ketempat pembuangan (biasanya pembuangan akhir) dengan
kendaraan yang relative lebih besar.Unsur pengangkutan ini penting sekali,khusus di daerah
perkotaan.
5) Pengolahan dan pemanfaatan kembali
dalam pengertian ini termasuk semua tekhnik,perlengkapan dan prasarana untuk
meningkatkan efisiensi dari semua unsure yang lain dan untuk memanfaatkan kembali semua
barang-barang yang masih dapat dimanfaatkan,serta usaha untuk memperoleh manfaat dari
sampah misalnya mendapatkan energi dari sampah.
6) Pembuangan (akhir)
Unsur terakhir dalam prengelolaan sampah adalah pembuangan.Dalam tahap ini semua
sampah dari rumah tangga atau residu dari incinerator dibuang ketempat pembuangan yang dapat
berupa sanitary land fill atau open dumping.
Selain unsur dalam pengelolaan sampah yang perlu diperhatikan adalah system
pengelolaannya sebagai berikut:
Organisasi
Keuangan
Penyusunan kegiatan operasional
Perlengkapan pengelolaan
Personalia
Pencatatan dan pelaporan
Beberapa peraturan perundangan
Aktifitas Perencanaan :
Aktifitas perencanaan dilakukan oleh staf atau penasehat ahli atas pimpinan
penguasa.Program alternatif dikembangkan untuk memecahkan masalah yang khusus
Aktifitas membuat keputusan :
Ini adalah langkah kegiatan dalam siklus pemecahan masalah.penguasa
mempertimbangkan berbagai alternatif,memilih perlengkapan,menentukan biaya,dan cara-cara
pelaksanaan.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap
menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia adalah pembuangan sampah. Sampah-sampah itu
diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan
tanpa di apa-apakan lagi. Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dimana
lingkungan menjadi kotor dan sampah yang membusuk akan menjadi bibit penyakit di kemudian hari.
Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan bila tidak dikelola dengan baik, tetapi ada sisi
manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat
diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya dan juga kesadaran dari masyarakat untuk
mengelolanya.
BAB 2
PEMBAHASAN
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan, yang salah satu contohnya
adalah sampah. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam
sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan
selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan
konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam (misal
gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh
aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan dikendalikan.
Karena kegiatan manusia, pencemaran lingkungan pasti terjadi. Pencemaran lingkungan tersebut
tidak dapat dihindari, namun yang dapat kita lakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan
pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar
tidak mencemari lingkungan.
1. Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :
A. Sampah organik - dapat diurai (degradable)
Sampah organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun
kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos
Sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya.
2. Berdasarkan Sumbernya
Menurut sumbernya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Sampah alam
2. Sampah manusia
3. Sampah konsumsi
4. Sampah nuklir
5. Sampah industri
6. Sampah pertambangan.
3. Berdasarkan Bentuknya
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut
bentuknya sampah dapat dibagi menjadi :
A. Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat
berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain.
Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah
organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti
sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-
potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya. Berdasarkan kemampuan
diurai oleh alam (biodegradability), maka sampah dapat dibagi lagi menjadi:
1. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau
anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
2. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi
menjadi:
a) Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi
seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
b) Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali
seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
B. Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke
tempat pembuangan sampah.
1. Sampah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet dan industri. Sampah ini mengandung patogen
yang berbahaya.
2. Sampah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian.
Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga
dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk
industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan
jumlah konsumsi. Untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah
sembarangan misalnya membuang ke selokan.
C. Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti
halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini
dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
D. Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil
pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi
kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit. Sampah dapat
berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan
terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
E. Limbah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan
thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir
disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang
dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).
Sampah-sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh besar terhadap lingkungan
hidup yang berada disekitarnya, dimana sampah akan menimbulkan beberapa dampak negatif dan
bencana seperti :
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol)
merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti
lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan
adalah sebagai berikut:
1. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah
dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah
(haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai.
2. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
3. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu
penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam
pencernaaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
4. Sampah beracun:
Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang
telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik
yang memproduksi baterai dan akumulator.
2. Rusaknya Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai
organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan
menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini
dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
3. Terjadinya Banjir
Banjir merupakan peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang
meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat akibat hujan
besar dan peluapan air sungai. Sampah yang dibuang ke dalam got/saluran air yang menyebabakan
manpat adalah faktor utama yang belum disentuh, berton-ton sampah masuk aliran sungai dan
memampatkan aliran dan menyebabkan polusi sampah di muara pantai,sungai dan danau.
Banjir dan sampah, keduanya dipandang oleh sebagian golongan sangat berhubungan dengan
sebab-akibat. Dimana sampah mengakibatkan banjir dan banjir mengakibatkan sampah. bukan semata
masalah perilaku, namun lebih dalam dari itu adalah masalah kesejahteraan.
Sampah sungai berasal dari sampah rumah tangga dari warga yang bertempat tinggal dipinggiran
sungai, mereka tidak mempunyai tempat pembuangan sampah resmi yang dikoordinir lingkungannya.
Ini berkaitan juga dengan kebiasaan warga/penduduk yang tidak mempunyai kesadaran artinya polusi,
tenggang rasa serta kebiasaan mau enaknya sendiri. Ini berkaitan budaya masyarakat yang kurang
pembinaan tentang artinya kebersihan lingkungan dan cara mengatasi.
1. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi
masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-
mana.
2. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
3. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal
penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan
pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas).
4. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak
bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.
5.Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti
tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau
tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu
lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
Praktek pengelolaan sampah berbeda beda satu Negara ke Negara yang lain (sesuai budaya
yang berkembang) , dan hal ini berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan , serta
rberbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak
berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh
perusahaan pengolah sampah.
Pengelolaan sampah memiliki tujuan untuk mengubah sampah menjadi material yang memiliki
nilai ekonomis dan juga untuk mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi
lingkungan hidup. Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal , diantaranya tipe
zat sampah , tanah yg digunakan untuk mengolah, dan ketersediaan area.
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah,
metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg tidak
terpakai, lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yg
dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan
murah. Sedangkan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan
menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin berbau sampah , menarik berkumpulnya
Hama , dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon
dioksida yang juga sangat berbahaya.Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern
diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis
plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup
untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem
pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan
keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar
gas untuk membangkitkan listrik.
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan
menggunakan kembali sampah yang telah dibuang contohnya kaleng minum alumunium, kaleg baja
makanan / minuman, botol bekas, kertas karton, koran, majalah dan kardus . Pengumpulan biasanya
dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah / kendaraan sampah khusus),
atau dari sampah yang sudah tercampur. Jenis sampah plastik lain yang dapat digunakan seperti (PVC,
LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau
mobil lebih susah, karena bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.
Material sampah (organik), seperti zat makanan, sisa makanan / kertas, bisa diolah dengan
menggunakan proses biologis untuk kompos atau dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya adalah
kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Metode ini menggunakan sistem dasar pendegradasian ba han-bahan organik secara terkontrol
menjadi pupuk dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Aktivitas mikroorganisme bisa
dioptimalisasi pertumbuhannya dengan pengkondisian sampah dalam keadaan basah (nitrogen), suhu
dan kelembaban udara (tidak terlalu basah dan atau kering), dan aerasi yang baik (kandungan oksigen).
Secara umum, metode ini bagus karena menghasilkan pupuk organik yang ekologis (pembenah lahan)
dan tidak merusak lingkungan. Serta sangat memungknkan melibatkan langsung masyarakat sebagai
pengelola (basis komunal) dengan pola manajemen sentralisasi desentralisasi (se-Desentralisasi) atau
metode Inti (Pemerintah/Swasta)-Plasma (kelompok usaha di masyarakat). Hal ini pula akan berdampak
pasti terhadap penanggulangan pengangguran. Metode ini yang perlu mendapat perhatian serius/penuh
oleh pemerintah daerah (kab/kota)
Proses pembuatan kompos adalah dengan menggunakan aktivator EM-4, yaitu proses
pengkomposan dengan menggunakan bahan tambahan berupa mikroorganisme dalam media cair yang
berfungsi untuk mempercepat pengkomposan dan memperkaya mikroba. Bahan-bahan yang digunakan
adalah : Bahan Baku Utama berupa sampah organik, Kotoran Ternak, EM4, Molase dan Air. Sedangkan
peralatan yang digunakan adalah : Sekop, Cakar, Gembor, Keranjang, Termometer, Alat pencacah, Mesin
giling kompos dan Ayakan.
Contoh dari pengolahan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program
(program tong hijau) di toronto, kanada dimana sampah organik rumah tangga seperti sampah dapur dn
potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.
C. Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi bahan bakar
tipe lain. Daur-ulang melalui cara “perlakuan panas” bervariasi mulai dari menggunakannya sebagai
bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan borlaer untuk
menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan Gusifikasi adalah dua bentuk perlakuan
panas yang berhubungan, dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen.
Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat
mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk
menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan
menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi busure plasma yang canggih digunakan untuk
mengonversi material organik langsung menjadi gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan
hidrogen). Gas kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.
2. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
3. Jenis-jenis sampah secara umum terbagi menjadi 2, yaitu sampah organic dan anorganik
4. Sampah menimbulkan beberapa masalah terhadap lingkungan hidup dimana sampah menyebabkan
kerusakan lingkungan, munculnya penyakit, terjadinya banjir, sampai kerugian ekonomi.
5. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari sampah ialah dengan mendaur
ulang sampah, melak.ukan penimbunan sampah, dan tentunya kesadaran dari masing-masing individu
3.2 Saran
Di harapkan kepada para mahasiswa dan pembaca makalah ini khususnya program studi
biologi untuk lebih mendalami ilmu tentang upaya-upaya pengelolaan sampah untuk kelestarian
lingkungan hidup. Karena pencemaran oleh sampah sudah sangat mengkhawatirkan dimana lingkungan
yang kita huni ini sudah tercemar oleh berbagai jenis sampah, baik yang berbahaya maupun tidak, baik
yang dapat dimanfaatkan maupun tidak.
Untuk para mahasiswa yang ingin mengetahui lebih dalam/banyak tentang makalah ini, di
sarankan untuk mencari buku yang lebih khusus di perpustakaan atau website yang relevan dan
terpercaya di internet.
DAFTAR PUSTAKA
Agung Suprihatin, S. Pd; Ir. Dwi Prihanto; Dr. Michel Gelbert. 1996. Pengelolaan Sampah. Malang : PPPGT /
VEDC Malang.
Ary Nilandari. 2006. Aku Bisa Menghemat Listrik. Jakarta : Dian Rakyat.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah
meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah.
Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi
serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga
memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan.
Meningkatnya volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang
tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain
akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu
kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungam pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan
lautan.
Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari
manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah
kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah. Berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah dapat digolongkan menjadi:
1) sampah ada yang mudah membusuk terdiri atas sampah organik seperti sisa sayuran, sisa
daging, daun dan lain-lain; 2) sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik, kertas, karet,
logam, sisa bahan bangunan dan lain-lain; 3) sampah yang berupa debu/abu; dan 4) sampah yang
berbahaya (B3) bagi kesehatan, seperti sampah berasal dari industri dan rumah sakit yang
mengandung zat-zat kimia dan agen penyakit yang berbahaya.
Apresiasi pemerintah dan masyarakat selalu dituntut untuk melakukan pengelolaan sampah
sehingga pada gilirannya sampah dapat diolah secara mandiri dan menjadi sumberdaya.
Mencermati penomena di atas maka sangat diperlukan model pengelolaan sampah yang baik dan
tepat dalam upaya mewujudkan perkotaan dan perdesaan yang bersih dan hijau.
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan diberlakukannya UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah maka diperlukan
model pengelolaan sampah yang baik dan tepat untuk dikembangkan di perkotaan dan perdesaan
sehingga kualitas kesehatan, kualitas lingkungan dapat ditingkatkan serta sampah dapat menjadi
sumberdaya yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Model hendaknya melibatkan berbagai komponen pemangku kepentingan dan memperhatikan
karakteristik sampah, karakteristik perkotaan atau perdesaan serta keberadaan sosial-budaya
masyarakat setempat.
3.2 Saran
Kita sebagai warga masyarakat harusnya lebih paham dan mengerti tentang pengolahan sampah
dan harus lebih sadar akan kebersihan lingkungan yang kita diami. Karena dampak dari
lingkungan kotor dapat mendatangkan penyakit bagi kita sendiri dan masyarakat sekitarnya.
Untuk itu mulai sekarang marilah kita menggalakan hidup sehat dengan tidak membuang sampah
sembarangan dan selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar kita.
DAFTAR PUSTAKA