Disusun Oleh
KELOMPOK 8 :
2017
A. PENGERTIAN, METODE DAN MANFAAT SISTEM KOMPOSTING
Komposting adalah proses pengendalian penguraian secara biologi dari bahan
organik, menjadi produk seperti humus yang dikenal sebagai kompos. Komposting
merupakan upaya mengolah sampah organik melalui proses pembusukan yang terkontrol
atau terkendali . Produk utama komposting adalah kebersihan lingkungan, karena jumlah
sampah organik yang dibuang ke TPA menjadi berkurang. Adapun kompos sebagai
produk komposting adalah hasil tambahan atau bonus yang dapat kita gunakan untuk
tanaman sendiri ataupun untuk dijual. Penguraian bahan organik itu (disebut juga
dekomposisi) dilakukan oleh mikro-organisme menghasilkan senyawa yang lebih
sederhana. Pada saat komposting terjadi proses-proses perubahan secara kimia, fisika dan
biologi. Untuk wilayah perkotaan, metoda komposting aerobik adalah yang banyak
disarankan karena beberapa keunggulan.
Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan
organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan
kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan
meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk
menyerap unsur hara dari tanah. Aktivitas mikroba tanah juga d iketahui dapat membantu
tanaman menghadapi serangan penyakit.
Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya
daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, seperti menjadikan hasil panen lebih
tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek, antara lain:
1. Aspek Ekonomi :
a. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
b. Mengurangi volume/ukuran limbah
c. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi daripada bahan asalnya
2. Aspek Lingkungan :
a. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana
dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat
pembuangan sampah
b. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
3. Aspek bagi tanah/tanaman:
a. Meningkatkan kesuburan tanah
b. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
c. Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah
d. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
e. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
f. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
g. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
h. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah
4. Aspek bagi kesehatan :
a. Pengurangan tumpukan sampah akan menciptakan lingkungan yang bersih dan
sehat.
b. Proses pengkomposan berjalan pada suhu yang tinggi sehingga dapat mematikan
berbagai macam sumber bibit penyakit yang ada pada sampah.
c. Secara teoritis apabila program daur ulang sampah dengan sistem terpadu dapat
dilakukan, maka sampah yang tersisa hanya tinggal 15 – 20% saja, sehingga akan
mengurangi ritasi transportasi sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan
umur TPA akan semakin panjang. Pada akhirnya aspek peran serta masyarakat
merupakan hal yang sangat penting dalam pengelolaan persampahan. Dalam
strategi jangka panjang peran aktif masyarakat menjadi tumpuan bagi suksesnya
pengelolaan sampah kota, dan dalam program jangka panjang setiap rumah tangga
disarankan mengelola sendiri sampahnya melalui program 3 R (Reduce, reuse dan
recycle).
Metode pembuatan kompos, antara lain:
1. Secaraalami
Proses pembuatan kompos secara alami dapat dilakukan baik secara tradisional
(anaerobic) maupun secara sederhana (aerobic). Metode tradisional banyak digunakan
oleh petani. Pada metode ini, bahan organic dihancurkan tanpa bantuan udara, yaitu
dengan melakukan tumpukan sampah di dalam lubang tanpa udara di tanah dan
dibiarkan beberapa saat. Pembuatan kompos dengan metode ini memerlukan waktu
lama untuk mendapatkan kompos selain dapat menimbulkan bau akibat pembentukan
gas H2S dan NH3. Pembuatan kompos dengan metode sederhana dilakukan dengan
cara mengaduk atau menbola-balokan sampah atau dengan menambahkan nutrient
yang berupa lumpur atau kotoran binatang kedalam sampah.
2. Mekanis
Pembuatan kompos secara mekanis dilakukan di pabrik untuk menghasilkan kompos
dalam waktu singkat. Sampah organic yang telah dipisahkan dari sampahan organik
(karet, plasyik, logam) dipotong kecil-kecil dengan alat pemotong. Potongan sampah
tersebut kemudian dimasukan kedalam digester stabilizator agar terjadi dekomposisi.
Dalam digester ini perlu dilakukan pengaturan suhu, udara dan pengadukan sampah.
Setelah 3-5 hari, kompos udah dapat dihasilkan dan kedalamnya dapat pula dialiri
zat kimia tertentu untuk keperluan tanaman (missal Karbon, nitrogen, fosfor, sulfur
dan sebagainya).
http://oryza-sativa135rsh.blogspot.co.id/2011/07/kegiatan-vermikomposting.html
http://www.pengertianpakar.com/2015/01/pengertian-dan-manfaat-pupuk-kompos.html
http://sriwahyono.blogspot.co.id/2010/07/tata-cara-vermicomposting.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kompos#Jenis-jenis_kompos
http://olahsampahsederhana.blogspot.co.id/2016/06/metode-pembuatan-kompos.html
http://dpmenv.blogspot.co.id/2008/11/prosedur-pembuatan-kompos-dari-sampah.html