Anda di halaman 1dari 23

Korupsi Dana Swakelola Tata Air yang Dilakukan oleh

Suku Dinas Pekerjaan Umum Jakarta Utara


pada tahun 2017

Disusun Oleh :
Alya Tri Cahya (P2.31.33.1.15.001)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120
Tahun 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta

taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Korupsi Dana Swakelola Tata

Air yang Dilakukan oleh Suku Dinas Pekerjaan Umum Jakarta Utara pada tahun 2017 ini dengan

baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga sayaberterima kasih pada semua pihak

yang telah banyak membantu dalam pembuatan makalah ini.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta

pengetahuan kita mengenai penggunaan biaya hidup yang efisien dan efektif untuk kebutuhan

masyarakat. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan

dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi

perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu

yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang

membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang

berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Bekasi, November 2017

Penulis
BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Korupsi adalah tindakan seseorang yang menyalahgunakan kepercayaan dalam

suatu masalah atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan. Dewasa ini korupsi ibarat

tunas pisang, walaupun induk pisang telah ditebang, maka bibit-bibit korupsi yang

diibaratkan dengan tunas pisang tersebut akan selalu tumbuh tanpa mengenal musim.

Korupsi tidak mengenal agama apa pelakunya, suku mana mereka berasal, mereka raja atau

rakyat biasa, berpendidikan atau tidak berpendidikan. Selagi ada ruang dan kesempatan

maka korupsi akan tumbuh-subur disana. Korupsi terjadi di banyak sektor perusahaan dan

pemerintahan, salah satunya adalah sektor dibidang air.

Pemerintah Indonesia sudah selayaknya memperhatikan korupsi di sektor air.

Berbagai bentuk penyelewengan dalam pengelolaan air bersih yang dilakukan oleh

perusahaan daerah air minum (PDAM), menyebabkan tidak efisiennya sektor ini.

Akibatnya masyarakat kita menanggung biaya yang lebih tinggi untuk mendapatkan air

bersih. Contoh kasus nyata korupsi di sektor air adalah korupsi dana swakelola tata air yang

dilakukan oleh suku dina pekerjaan umum Jakarta Utara pada tahun 2017.

Menurut Kepala Pusat Penerangan Dan Hukum Kejaksaan Agung, M Rum,

kegiatan swakelola banjir di Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Utara meliputi:

refungsionalisasi sungai dan waduk, pengerukan, perbaikan saluran penghubung,

pembersihan saluran sub makro, pemeliharaan infrastruktur drainase saluran mikro dan sub

mikro. kegiatan itu menghabiskan anggaran hingga Rp116.357.789.000 yang berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2013 dan APBD

2014.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang terjadi pada kasus tersebut ?


2. Siapa saja yang terlibat didalam kasus tersebut ?
3. Dimana Kasus tersebut terjadi ?
4. Kapankah kasus tersebut terjadi dan ditindak lebih lanjut ?
5. Mengapa kasus tersebut bisa terjadi ?
6. Bagaimana cara mengatasi kasus tersebut dan cara mengatasi kasus korupsi yang
terjadi di Indonesia ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa,dimana,siapa dan kapan kasus tersebut terjadi.
2. Untuk mengetahui respon atau tindakan yang dilakukan oleh pemerintah terkait
kasus tersebut.

1.4 Sistematika Penulisan


Untuk memberikan gambaran penulisan makalah ini akan diberikan sistematika

penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian pedahuluan ini memberikan gambaran tentang isi makalah sehingga

pembaca dapat memperoleh informasi singkat dan tertarik untuk membaca lebih lanjut. Di

dalam bagian pendahuluan memaparkan tentang latar belakang,rumusan masalah,tujuan

dan sistematika penulisan

BAB II DASAR TEORI

Dasar teori merupakan gambaran secara umum tentang materi pembahasan yang

berkaitan dengan judul ini, dalam bab ini akan dijelaskan mengenai Kasus korupsi Air

minum.
BAB III LOKUS

Dalam bab ini akan menjelaskan tempat terjadinya kasus korupsi dana swakelola

tata air yang dilakukan oleh suku dina pekerjaan umum Jakarta Utara.

BAB IV PEMBAHASAN

Dalam Bab ini memaparkan pendapat penulis mengenai Bab III yang kemudian

disesuaikan dengan teori dalam Bab II.

BAB V PENUTUP

Dalam Bab ini memaparkan kesimpulan dan saran dari penulis.


BAB II DASAR TEORI
2.1 Pengertian PDAM

PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit usaha milik

daerah, yang yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum. PDAM

terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh Indonesia. PDAM

merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi dan

dimonitor oleh aparataparat eksekutif maupun legislatif daerah.

2.2 Air Minum

2.2.1 Pengertian Air Minum

Menurut Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang

SyaratSyarat dan Pengawasan Kualitas Air bersih, Air minum adalah air yang

kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan langsung dapat diminum.

2.2.2 Syarat Syarat Air Minum

1. Persyaratan Fisik

Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisik, diantaranya

adalah jernih atau tidak keruh. Syarat fisik air yang layak dikonsumsi adalah

jernih atau tidak keruh, karena air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-

butiran koloid dari tanah liat. Sehingga apabila air tersebut semakin keruh maka

kandungan koloid di dalamnya semakin banyak. Kemudian tidak berwarna, air

yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari terutama untuk minum harus jernih.

Karena apabila air tersebut berwarna itu berarti mengandung bahan-bahan lain

yang berbahaya bagi kesehatan.


Syarat fisik air layak konsumsi yang ketiga adalah rasanya tawar. Secara

fisika air dapat dirasakan oleh lidah kita, jika air yang kita minum terasa tawar

maka air tersebut baik untuk dikonsumsi. Namun, apabila air tersebut memiliki

rasa seperti asam, pahit, manis, dan asin itu menunjukkan air tersebut tidak baik.

Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air,

sedangkan rasa asam diakibatkan dari kandungan asam organic maupun

anorganik.

Persyaratan fisik lainnya adalah tidak berbau, air yang baik memiliki ciri

tidak berbau saat dicium baik dari kejauhan maupun dari dekat. Air yang berbau

busuk berarti mengandung bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi

atau penguraian oleh mikoorganisme lain. Kemudian air yang layak dikonsumsi

adalah air yang memiliki temperature yang normal. Suhu air sebaiknya sejuk

atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada

saluran atau pipa, yang dapat membahayakan kesehatan dan menghambat

pertumbuhan mikro organisme. Dan syarat fisik yang terakhir supaya air layak

dikonsumsi adalah tidak mengandung zat padatan.

2. Persyaratan Kimia

Syarat kimia yang harus dipenuhi pertama adalah kandungan pH atau

derajat keasaman. pH sangatlah penting dalam proses penjernihan air karena

keasaman air pada umumnya disebabkan gas Oksida yang larut dalam air

terutama karbondioksida. Pengaruh menyangkut aspek kesehatan dari pada

penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil dari 6,5
dan lebih besar dari 9,2 dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah

menjadi racun yang sangat mengganggu kesehatan. Yang kedua adalah

kesedahan, ada dua jenis kesedahan yaitu kesedahan sementara dan kesedahan

non karbonat atau permanen. Kesedahan sementara akibat dari keberadaan

Kalsium dan Magnesium bikarbonat yang hilang karena memanaskan air hingga

mendidih atau menambahkan kapur dalam air.

Sedangkan kesedahan non karbonat disebabkan oleh sulfat dan karbonat,

Chlorida dan Nitrat dari Magnesium dan Kalsium disamping Besi dan

Alumunium. Konsentrasi kalsium dalam air minum lebih rendah dari 75 mg/l

dapat menyebabkan penyakit tulang rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih

tinggi dari 200 mg/l dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Syarat

kimia yang lainnya adalah kandungan besi dalam air. Air yang mengandung besi

akan berwarna kuning dan menyebabkan rasa logam besi dalam air. Batas

maksimal yang terkandung dalam air adalah 0,1 mg/l. Selain besi kandungan

alumunium juga tidak boleh terdapat dalam air, batas maksimal adalah 0,2 mg/l.

Masih ada lagi unsur kimia lainnya yang tidak boleh terkandung dalam air yaitu

zat organik, sulfat, nitrat dan nitrit. Karena apabila air mengandung unsur-unsur

kimia di atas sudah dapat dipastikan bahwa air tersebut tidak layak konsumsi,

sedangkan yang layak konsumsi adalah yang tidak mengandung semua itu.
3. Persyaratan Mikrobiologi

Syarat air layak konsumsi berdasarkan mikrobioogi adalah air yang tidak

mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri

pathogen penyebab penyakit.

Jika kesemua syarat di atas telah dipenuhi maka air tersebut layak

dikonsumsi untuk diminum. Air bersih yang diupayakan oleh pemerintah melalui

kerjasama antara BPPSPAM dan PDAM telah memenuhi syarat-syarat di atas.

Jadi anda tidak perlu khawatir untuk menggunakan air dari PDAM yang anda

langgani tersebut untuk diolah dijadikan air minum. Karena air tersebut sudah

memenuhi syarat air minum, sehingga layak dikonsumsi.

2.3 Korupsi

2.3.1 Pengertian Korupsi

Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata

kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik,

menyogok) adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri,

serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan

tidak legalmenyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka

untuk mendapatkan keuntungan sepihak.

2.3.2 Bentuk Bentuk Korupsi

Tindak pidana korupsi dalam berbagai bentuk mencakup pemerasan,

penyuapan dan gratifikasi pada dasarnya telah terjadi sejak lama dengan pelaku

mulai dari pejabat negara sampai pegawai yang paling rendah. Korupsi pada
hakekatnya berawal dari suatu kebiasaan (habit) yang tidak disadari oleh setiap

aparat, mulai dari kebiasaan menerima upeti, hadiah, suap, pemberian fasilitas

tertentu ataupun yang lain dan pada akhirnya kebiasaan tersebut lama-lama akan

menjadi bibit korupsi yang nyata dan dapat merugikan keuangan negara.

Beberapa bentuk korupsi diantaranya adalah sebagai berikut:

Penyuapan (bribery) mencakup tindakan memberi dan menerima suap, baik

berupa uang maupun barang.

Embezzlement, merupakan tindakan penipuan dan pencurian sumber daya

yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang mengelola sumber daya

tersebut, baik berupa dana publik atau sumber daya alam tertentu.

Fraud, merupakan suatu tindakan kejahatan ekonomi yang melibatkan

penipuan (trickery or swindle). Termasuk didalamnya proses manipulasi

atau mendistorsi informasi dan fakta dengan tujuan mengambil keuntungan-

keuntungan tertentu.

Extortion, tindakan meminta uang atau sumber daya lainnya dengan cara

paksa atau disertai dengan intimidasi-intimidasi tertentu oleh pihak yang

memiliki kekuasaan. Lazimnya dilakukan oleh mafia-mafia lokal dan

regional.

Favouritism, adalah mekanisme penyalahgunaan kekuasaan yang

berimplikasi pada tindakan privatisasi sumber daya.

Melanggar hukum yang berlaku dan merugikan negara.

Serba kerahasiaan, meskipun dilakukan secara kolektif atau korupsi

berjamaah.
2.3.3 Penyebab Korupsi

Penyebab korupsi dapat dikelompkkan menjadi dua yaitu :

A . Faktor Internal

1. Aspek perilaku individu

- Sifat tamak/rakus manusia


- Mempunyai hasrat besar untuk memperkaya diri dan unsur penyebab
korupsi para pelaku semacam itu datang dari dalam diri sendiri.
- Moral yang kurang kuat
- Yaitu orang-orang yang moralnya mudah lemah sehingga mudah
tergoda untuk melakukan korupsi yang biasanya terpengaruh dari
atasan,teman setingkat,bawahannya,atau pihak lain.
- Gaya hidup yang konsumtif
- Kehidupan di kota-kota besar yang menimbulkan gaya hidup seorang
konsumtif sehingga prilaku konsmtif bila tidak diimbangi dengan
pendapatan yang memadai,maka hal seperti itu akan membuka
peluang seseorang untuk melakukan tindakan korupsi.

2 . Aspek sosial

- Yaitu perilaku korupsi yang dapat terjadi karena dorongan dari


kerabat dekat atau keluarga.

B . Faktor Eksternal

1 . Aspek ekonomi

- Pendapatan yang tidak mencukupi kebutuhan ekonomi sehingga


keterdesakan itu membuka ruang bagu seseorang untuk mengambil
jalan pintas dengan cara korupsi
2 . Aspek politis

- Menurut rahardjo (1983) bahwa kontrol sosial adalah suatu proses


yang di lakukan untuk mempengaruhi orang-orang agar bertingkah
laku sesuai dengan harapan masyarakat.

3 . Aspek organisasi

- Yaitu tidak berjalannya dengan baik suatu organisasi seperti


organisasi masyarakat yang di bentuk,sehingga akan timbul kurang
adanya sikap keteladan pimpinan,tidak adanya kultur
organisasi,kurang memadainya sistem akuntabilitas,kelemahan sistim
pengendalian manajemen,dan lemahnya suatu pengawasan.

2.3.4 Dampak Dampak Korupsi

Apapun alasannya, korupsi merupakan tindakan yang tidak bisa dibenarkan

dilihat dari aspek manapun. Banyak kepentingan publik yang terbengkalai, juga

kerugian negara yang sangat besar akibat dari korupsi itu sendiri. Selain itu, korupsi

juga memberikan dampak negatif di berbagai bidang yang meliputi:

1. Bidang Demokrasi

Dampak akibat korupsi bagi negara yang utama adalah di bidang

demokrasi. Bagi Anda yang pernah menjadi Dewan Pemilih Tetap (DPT) saat pesta

demokrasi (pemilu) berlangsung pasti pernah mengetahui yang disebut serangan

fajar. Sejumlah calon tetentu memberikan imbalan uang bagi siapa saja yang

memilihnya saat pemilu, sehingga ia terpilih menduduki jabatan tertentu.

Pemberian imbalan uang tersebut sifatnya adalah sogokan. Beberapa memang tidak

memberikan uang untuk melancarkan jalannya menduduki suatu jabatan, namun ia

memberikan barang tertentu kepada masyarakat. Apapun bentuk sogokan yang


diberikan tersebut adalah salah satu bentuk korupsi. Sayangnya, masyarakat

Indonesia kebanyakan tidak cukup cerdas untuk memikirkan dampak jangka

panjang jika mereka menerima sogokan tersebut.

2. Bidang Ekonomi

Maju tidaknya suatu negara biasa diukur dengan tingkat ekonomi negara

tersebut. Dan penelitian juga telah membuktikan, makin maju suatu negara

biasanya diikuti dengan makin rendahnya tingkat korupsu negara tersebut. Korupsi

memang biasa terjadi di negara-negara berkembang. Maka tidak heran pula, jika

negara-negara berkembang memiliki perekonomian yang tidak baik dan relatif

tidak stabil. Bahkan pada beberapa kasus, sering ditemukan perusahaan-perusahaan

yang memiliki koneksi dengan pejabat mampu bertahan dan dilindungi dari segala

macam persaingan. Akibatnya, perusahaan-perusahaan yang tidak efisien bertahan

dan justru merugikan perekonomian negara.

Para ahli ekonomi juga menyebutkan bahwa buruknya perekonomian di

negara-negara Afrika ternyata disebabkan oleh tingginya tingkat korupsi negara

tersebut. Para pejabat yang korup, menyimpan uang mereka di berbagai bank di

luar negeri. Bahkan ada data yang menyebutkan bahwa besarnya uang simpanan

hasil korupsi pejabat-pejabat Afrika yang ada di luar negeri justru lebih besar

dibandingkan hutang negaranya sendiri. Maka tidak heran jika ada beberapa negara

di benua Afrika yang sangat terbelakang tingkat ekonomi dan juga pembangunan

insfrastrukturnya, padahal jika dilihat dari kekayaan alam, mereka memiliki

kekayaan sumber daya alam yang luar biasa.


3. Bidang Keselamatan dan Kesehatan Manusia

Anda mungkin masih mengingat robohnya jembatan Kutai Kertanegara. Masih ada

kasus-kasus lain mengenai kerusakan fasilitas publik yang juga menimbulkan korban jiwa.

Selain itu, ada pula pekerja-pekerja fasilitas publik yang mengalami kecelakaan kerja.

Ironisnya, kejadian tersebut diakibatkan oleh korupsi. Bukan rahasia jika dana untuk

membangun insfrastruktur publik merupakan dana yang sangat besar jika dilihat dalam

catatan. Nyatanya, saat dana tersebut melewati para pejabat-pejabat pemerintahan, dana

tersebut mengalami pangkas sana-sini sehingga dalam pengerjaan insfrastruktur tersebut

menjadi minim keselamatan. Hal tersebut terjadi karena tingginya resiko yang timbul

ketika korupsi tersebut memangkas dana menjadi sangat minim pada akhirnya.

Keselamatan para pekerja dipertaruhkan ketika berbagai bahan insfrstruktur tidak

memenuhi standar keselamatan karena minimnya dana.

4. Bidang Kesejahteraan Umum

Dampak korupsi dalam bidang ekonomi lainnya adalah tidak adanya kesejahteraan

umum. Anda pasti sering memperhatikan tayangan televisi tentang pembuatan peraturan-

peraturan baru oleh pemerintah. Dan tidak jarang pula, ketika dicermati, peraturan-

peraturan tersebut ternyata justru lebih memihak pada perusahaan-perusahaan besar yang

mampu memberikan keuntungan untuk para pejabat. Akibatnya, perusahaan-perusahaan

kecil dan juga industri menengah tidak mampu bertahan dan membuat kesejahteraan

masyarakat umum terganggu. Tingkat pengangguran makin tinggi, diikuti dengan tingkat

kemiskinan yang juga semakin tinggi.


5. Pengikisan Budaya

Dampak ini bisa terjadi pada pelaku korupsi juga pada masyarakat umum. Bagi

pelaku korupsi, ia akan dikuasai oleh rasa tak pernah cukup. Ia akan terus-menerus

melakukan upaya untuk menguntungkan diri sendiri sehingga lambat laun ia akan

menuhankan materi. Bagi masyarakat umum, tingginya tingkat korupsi, lemahnya

penegakan hukum, akan membuat masyarakat meninggalkan budaya kejujuran dengan

sendirinya. Pengaruh dari luar akan membentuk kepribadian yang tamak, hanya peduli

pada materi, dan tidak takut pada hukum.

6. Terjadinya Krisis Kepercayaan

Dampak korupsi bagi negara yang paling penting adalah tidak adanya kepercayaan

terhadap lembaga pemerintah. Sebagai pengamat, masyarakat Indonesia saat ini sudah

semakin cerdas untuk menilai sebuah kasus. Berdasarkan pengamatan, saat ini masyarakat

Indonesia tidak pernah merasa puas dengan tindakan hukum kepada para koruptor. Banyak

koruptor yang menyelewengkan materi dalam jumlah yang tidak sedikit, namun hanya

memperoleh hukuman tidak seberapa. Akibatnya, rakyat tidak lagi percaya pada proses

hukum yang berlaku. Tidak jarang pula masyarakat lebih senang main hakim sendiri untuk

menyelesaikan sebuah kasus. Hal tersebut sebenarnya merupakan salah satu tanda bahwa

masyarakat Indonesia sudah tidak percaya dengan jalannya hukum, terutama dengan

berbagai tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam menangani kasus korupsi.
BAB III LOKUS

Jaksa Agung Muda Pidana Khusus menemukan adanya dugaan korupsi dalam kegiatan

swakelola berupa refungsionalisasi sungai dan waduk, pengerukan, perbaikan saluran

penghubung, pembersihan saluran sub makro, pemeliharaan infrastruktur drainase saluran mikro

dan sub mikro pada Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Utara.

Tiga mantan Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Utara berturut-turut

menjadi tersangka. Mereka adalah JS, mantan Kepala Suku Dinas PU Tata Air Jakut tahun 2013;

SH, mantan Kepala Suku Dinas PU Tata Air Jakut periode Januari 2013-17 April 2013; dan W,

mantan Kepala Suku Dinas PU Tata Air Jakut periode Juni 2013-Desember 2014.

Menurut Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Muhammad Rum, Penyidik

telah melakukan pemanggilan secara patut, selanjutnya dilakukan pemeriksaan dan menetapkan

tersangka pada 19 Oktober 2017.

Selain itu, penyidik Kejaksaan juga menetapkan dua tersangka lain, yaitu SR yang

merupakan mantan Kepala Sub Bagian Tata Usaha Suku Dinas PU Tata Air Jakut tahun 2013 dan

pensiunan PNS Dinas Tata Air Provinsi DKI Jakarta bernama SK.

Rum mengatakan, para tersangka menyelewengkan anggaran yang bersumber dari APBD

dan APBD-P tahun anggaran 2013-2014 sebesar Rp 116.357.789.000. Dalam pelaksanaannya,

pengelolaan tata air tersebut tidak sesuai dengan pertanggungjawaban laporan kegiatan maupun

laporan keuangan. Terdapat pemotongan uang pencairan anggaran kegiatan swakelola. Selain itu,

terdapat pemalsuan sejumlah dokumen dalam laporan yang seolah-olah telah dilaksanakan
seluruhnya sesuai dengan anggaran yang dicairkan. Hingga saat ini, penyidik telah memeriksa 26

saksi terkait kasus tersebut.


BAB IV PEMBAHASAN

Kasus dugaan korupsi dalam kegiatan swakelola berupa refungsionalisasi sungai dan

waduk, pengerukan, perbaikan saluran penghubung, pembersihan saluran sub makro,

pemeliharaan infrastruktur drainase saluran mikro dan sub mikro pada Suku Dinas Pekerjaan

Umum Tata Air Jakarta Utara ini terjadi pada tahun 2013-2015 namun kasusnya baru diangkat ke

pengadilan pada tahun 2017.

Kasus ini melibatkan Tiga mantan Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta

Utara berturut-turut menjadi tersangka. Mereka adalah JS, mantan Kepala Suku Dinas PU Tata

Air Jakut tahun 2013; SH, mantan Kepala Suku Dinas PU Tata Air Jakut periode Januari 2013-17

April 2013; dan W, mantan Kepala Suku Dinas PU Tata Air Jakut periode Juni 2013-Desember

2014.

Dana swakelola ini menjadi bancakan para pejabat di wilayah DKI. Modus korupsinya

hampir sama. Dana proyek dipotong dan dibagi-bagi. Modus korupsinya, tersangka

memerintahkan anak buahnya untuk mengajukan proposal kegiatan normalisasi fungsi sungai, kali

serta saluran penghubung, agar bisa mengeluarkan dana. Setelah anggaran cair sebagian uangnya

dibagi-bagi.

Menurut saya, kasus ini dapat terjadi karena ketidakefektifan sistem pengawasan yang

dilakukan pemerintah kepada badan yang terkait. Sehingga menyebabkan terjadinya

penyelewangan dana. Selain karena ketidakefektifan pengawasan, alas an lain kasus ini terjadi

adalah keserakahan para pejabat, karena memiliki pola hidup yang konsumtif, timbul keinginan

dalam diri pejabat untuk memperkaya diri secara instan. Kemudian lahirlah sikap serakah dimana
pejabat menyalahgunakan wewenang dan jabatannya dan menjadi penyebab terciptaanya

masyarakat majemuk dan multikultural. Kompensasi PNS yang rendah juga ikut berpengaruh

dalam kasus ini, buktinya anak buah tersangka langsung melaksanakan yang diperintahkan oleh

atasannya ketika mengetahui terdapat keuntungan yang lumayan besar didalamnya.

Penegakan hukum yang tidak berjalan serta ringannya hukuman bagi para koruptor juga

menjadi penyebab banyak terjadinya kasus korupsi di Indonesia. Penegakkan hukum di Indonesia

sangatlah bobrok. penegakkan hukum tidak berjalan hampir di seluruh lini kehidupan, baik di

instasi pemerintahan maupun di lembaga kemasyarakatan karena segala sesuatu diukur dengan

uang. Dan ringannya hukuman bagi para koruptor,menyebabkan tidak menimbulkan efek jera bagi

mereka yang melakukan korupsi. Bahkan tidak menimbulkan rasa takut dalam masyarakat,

sehingga para pejabat tetap melakukan KKN.

Pemerintah Indonesia sudah selayaknya memperhatikan korupsi di sektor air. Berbagai

bentuk penyelewengan dalam pengelolaan air bersih yang dilakukan oleh perusahaan daerah air

minum (PDAM), menyebabkan tidak efisiennya sektor ini. Akibatnya masyarakat kita

menanggung biaya yang lebih tinggi untuk mendapatkan air baik air bersih maupun air minum.
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kasus korupsi dana swakelola tata air yang dilakukan oleh suku dinas pekerjaan

umum Jakarta Utara pada tahun 2017 melibatkan tiga mantan Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum

Tata Air Jakarta Utara berturut-turut menjadi tersangka. Mereka adalah JS, mantan Kepala Suku

Dinas PU Tata Air Jakut tahun 2013; SH, mantan Kepala Suku Dinas PU Tata Air Jakut periode

Januari 2013-17 April 2013; dan W, mantan Kepala Suku Dinas PU Tata Air Jakut periode Juni

2013-Desember 2014.

Para tersangka menyelewengkan anggaran yang bersumber dari APBD dan APBD-P tahun

anggaran 2013-2014 sebesar Rp 116.357.789.000. Kasus ini sudah diselesaikan oleh kejaksaan

Agung Jakarta.

5.2 Saran

Berikut beberapa saran yang dapat saya berikan untuk dapat memberantas korupsi. Mulai

dari hal yang paling kecil yaitu diri sendiri, sampai ke tingkat Negara.

Membangun Supremasi Hukum dengan Kuat

Hukum adalah pilar keadilan. Ketika hukum tak sanggup lagi menegakkan sendi-sendi

keadilan, maka runtuhlah kepercayaan publik pada institusi ini. Ketidak jelasan kinerja

para pelaku hukum akan memberi ruang pada tipikor untuk berkembang dengan leluasa.

Untuk itu sangat oerlu dilakukan membangun supremasi hukum yang kuat. Tidak ada

manusia yang kebal hukum, serta penegak hukum tidak tebang pilih dalam mengadili.

Menciptakan Kondisifitas Nyata di Semua Daerah

Salah satu rangsangan tumbuhnya tipikor dengan subur adalah kondisifitas semu di suatu

wilayah otonom. Kondusifitas yang selama ini dielu-elukan adalah kondusifitas semu
belaka. kejahatan korup terus tumbuh dengan subur tanpa ada yang menghentikannya.

bagaimana suatu otonomi daerah semestinya dikatakan kondusif? yakni daerah yang

terbebas dari penyakit tipikor , bersih penyelewengan serta tidak ada lagi tindak kejahatan

yang merugikan bangsa dan negara.

Perlunya reformasi kelembagaan dalam pengelolaan sektor air yang menjamin prinsip

transparansi dan partisipasi publik, serta adanya kepastian persaingan yang fair dalam

melaksanakan proyek air.

Perlunya pembenahan terhadap perusahaan publik PDAM, kalaupun privatisasi dijadikan

sebagai solusi, harus dilakukan dalam pola PPP (private-public-partnership) dan dibawah

pengawasan ketat agar tetap terjamin prinsip pemerataan dan keadilan.

Perlunya mengkaji ulang proyek infrastruktur raksasa yang menelan dana besar dari hutang

luar negeri, seperti dalam pembangunan bendungan, karena sangat berpotensi terjadinya

korupsi.
DAFTAR PUSTAKA

https://jundul.wordpress.com/2008/08/24/waspadai-korupsi-di-sektor-air/

http://nasional.kompas.com/read/2017/11/01/08022451/korupsi-dana-swakelola-tata-air-

tiga-eks-kepala-suku-dinas-pu-jakut-jadi

http://www.rmol.co/read/2017/11/01/313411/Tiga-Bekas-Kasudin-Tata-Air-Jakut-

Ditetapkan-Tersangka-

https://www.kompasiana.com/andimuhammadasbar/korupsi-hukum-dan-

kekuasaan_5975565da5ae78358e274242

https://kriminologi.id/hard-news/korupsi/korupsi-dana-swakelola-dua-eks-pejabat-

pemkot-jakut-ditahan

https://id.wikipedia.org/wiki/PDAM

https://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi

https://guruppkn.com/dampak-korupsi-bagi-negara

https://www.kompasiana.com/setiayuanggraini/dampak-korupsi-di-berbagai-

bidang_581c5ebd307a61b1711ac4c3

https://guruppkn.com/penyebab-korupsi-dan-cara-mengatasinya

http://www.kajianpustaka.com/2013/08/pengertian-model-bentuk-jenis-korupsi.html

http://pu.bantulkab.go.id/berita/204-syarat-air-minum

Anda mungkin juga menyukai