PENGELOLAAN SAMPAH
Disusun oleh :
KELOMPOK 9
Alya Tri Cahya
( P2.31.33.1.15.001 )
Ayu Roihanah L
( P2.31.33.1.15.006 )
( P2.31.33.1.15.017 )
( P2.31.33.1.15.021 )
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud
biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam
pembuatan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau dibuang (Hendargo, 1994).
Definisi lain dikemukakan oleh Hadiwiyono (1983), sampah adalah sisa-sisa bahan yang
telah mengalami perlakuan baik telah diambil bagian utamanya, telah mengalami pengolahan,
dan sudah tidak bermanfaat, dari segi ekonomi sudah tidak ada harganya serta dari segi
lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan kelestarian alam.
sampah
padat,dimulai
dari
tahap
pengumpulan
diempat
sampah
adalah
pengumpulan,
pengangkutan,
pemrosesan
pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada
material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk
mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau keindahan. Pengelolaan
sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa
melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keahlian khusus untuk
masing-masing jenis zat.
Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara
berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga
antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya
dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya
ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Rencana pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan sumber sampah, lokasi,
pergerakan/peredaran, dan interaksi peredaran sampah dalam suatu lingkungan wilayah.
Penanganan sampah yang tepat, selain dapat menjadi jalan keluar dari masalah keterbatasan
lahan untuk penumpukan/pembuangan sampah, juga dapat memberikan manfaat atau nilai
ekonomis.
sampah
dan higienis. Akan lebih baik apabila ada pemisahan wadah untuk sampah basah dan sampah
kering
Pengosongan sampah dari wadah individual dilakukan paling lama 2 hari sekali sedangkan
untuk wadah komunal harus dilakukan setiap hari
Contoh : Pada Pemukiman
Sampah yang dihasilkan tiap anggota keluarga dalam satu rumah diletakan dalam satu rumsh
diledaksn dalam suatu wadah.
Sampah yang dihasilkan di tiap ruangan diletakan oleh penghuni ruangan ke dalamsuatu
wilayah.
Tempat pewadahan di tiap ruangan disesuaikan dengan jenis sampah yang dihasilkan.
atau
truk
pemadat
yang
selanjutnya
ke
tempat
pemusnahan
Sampah yang telah dikumpulkan dari timbulan sampah diangkutdan ditempatkan pada suatu
tempat/lokasi. Tempat ini biasanya dinamakan TPS. TPS disesuaikan berdasarkan sumber
sampah yang dihasilkan.
Di kota kecil TPA tidak terlalu jauh tidak masalah,tetapi kota yang memiliki TPA relatif
membutuhkan jarak tempuh lama,dan pengangkutan dpt menjadi masalah.
Contoh pada pemukiman
Untuk pemukiman seperti komplek/perumahan umum biasanya sampah diambil oleh petugas
untuk diletakan di TPS
Kegiatan ini dilakukan atas 2 langkah yaitu pemindahandari alat angkutyang lebih kecilke
alat angkut yang lebih besar dan jarak yang jauh ke tempat pembuangan akhir.
Setelah sampai pada TPS,sampah tersebut diangkut oleh petugas kebersihan untuk
dimusnahkan di TPA.
Indonesia
TPA yang
ada
meliatkan
para
pemulung
untukmemimalh
sampah,dimanaapabila masih terdapat barang yang memiliki nilai ekonomi akan diambil oleh
pemulung.
Pengelolaan dan pemusnahan yang dilakukan di TPA antara lain:
1. Metode Penimbunan darat
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk
membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini
biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubanglubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yang dirancang dan dikelola dengan baik akan
menjadi tempat penimbunan sampah yang higienis dan murah. Sedangkan penimbunan darat
yang tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah
lingkungan, di antaranya angin berbau sampah, menarik berkumpulnya Hama, dan adanya
genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida
yang juga sangat berbahaya.
Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern di antaranya adalah metode
pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah
biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya, dan ditutup untuk tidak
menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi
gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan
keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin
berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.
2. Metode Daur Ulang
Adalah proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk
digunakan kembali. Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan
sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk
membangkitkan listrik. Metode-metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan
dijelaskan di bawah.
3. Pengolahan kembali secara fisik
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan
menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang
dikumpulkan untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang
sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang
sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminium, kaleng baja
makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan
kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa didaur ulang. Daur ulang
dari produk yang kompleks seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagianbagiannya harus diurai dan dikelompokkan menurut jenis bahannya.
4. Pengolahan biologis
Metode pengolahan biologis yaitu melakukan pengolahan sampah untuk dijadikan
kompos. Material sampah ((organik)), seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa
diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah
pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas
methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green
Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, di mana sampah organik rumah
tangga, seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk
dikomposkan.
5. Pemulihan energy
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi
bahan bakar tipe lain. Daur ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari
menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya
untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa
dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakuan panas yang berhubungan, ketika sampah
dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen.
Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari
sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan
gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan
sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan
Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik
langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini
kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.
6. Metode penghindaran dan pengurangan
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah
terbentuk, atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk
penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk
supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan
tas plastik), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai
(contohnya kertas tisu), dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit
untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).
Kelebihan dan Kekurangan Teknologi Pengolahan Sampah
No
Jenis
Mekanisme
Kelebihan
Kelemahan
Risiko Teknis
Teknologi
Inceneration
Pengolahan
Sampah dibakar Sampah terbakar Biaya investasi sangat mahal.
Pengolahan sampah
sangat tinggi.
cara
ini
dapat
mengandung
menyebabkan
kerusakan mesin.
Suhu
minimal
agar
sampah
Kompos
menghasilkan
pencemaran.
Memerlukan waktu yang cukup Karena butuh waktu
biokimia
yang
lama,
ada
dari sampah
yang
kemungkinan terjadi
zat
organic bersifat
zero
dalam
sampah waste
dan
ini
dapat
yang
dapat menghasilkan
mempengaruhi
menyebabkan
pupuk kompos.
polusi.
karakteristik
tanah.
Proses
pemecahan
kompos
disebabkan oleh
mikroorganisme
dan
tipe
mikroflora pada
suhu yang sama
dengan
suhu
sampah
3
ATAD
tersebut.
Tekonologi
Merupakan
(Autogenera ATAD
pengolahan
tor
menggunakan
sampah
Thermophili
Digestion)
pada
suhu mengolah
tertentu
air
untuk limbah.
memproses
sampah organic
menjadi pupuk
dalam
bentuk
ini
sebenarnya
adalah
untuk
pengolahan
4
air
Open
limbah
Sampah dibuang Tidak
dumping
pada
lembah
daerah membutuhkan
atau biaya
sampah
menumpuk
terus
polusi
Sanitary
lebih lanjut.
Pada metode ini Merupakan cara Memerlukan tanah yang luas, Jika
landfill
memungkinkan.
Tidak
cekungan
daerah
tidak
ada Pengoperasian
atau pemisahan
harus
secara
periodic
akan
sesuai berubah
menjadi
dengan standard.
lereng, sampah.
ada
open dumping.
kemudian
ditimbun
rendah.
dengan lapisan
tanah
dan
dipadatkan.
Metode
ini
mempunyai tiga
cara,
yaitu
metode
area,
metode
trench,
dan
metode
Pengepakan
depression.
Berbagai jenis Sampah
(boling
sampah
digunakan
method)
dikumpulkan
sebagai
dan
atau
daerah
sehingga terkontrol.
menyerupai
balok.
Pemusnahan yang dilakukan di TPA antara lainsaniari landfill,insenerasi,dan biogas.
Tetapi kenyataannya TPA di Indonesia tidak ada yang menerapkan sistem Sanitary Landfill
dengan tepat.
saat
dengan
psi
Daftar Pustaka
Undang-Undang no 18.tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
Puspawati,Catur dkk. 2011. Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah (A). Jakarta:
Poltekkes Kemenkes Jakarta II.
Dasar
Pengelolaan
Sampah
(http://pplp-
dinciptakaru.jatengprov.go.id/sampah/file/920227051_dasar_pengelolaan_persampaha
n.pdf)
Buku ajar Pengelolaan Sampah Terpadu UGM Yogyajakrta ( http://kp4.ugm.ac.id/wpcontent/uploads/2014/06/PENGELOLAAN-SAMPAH-TERPADU.pdf )
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121BAGJA_WALUYA/Pengelolaan_Lingkungan_Hidup_untuk_Tk_SMA/BAB_6_PEN
GELOLAAN_SAMPAH.pdf
http://lpbi-nu.org/pengelolaan-sampah-berwawasan-lingkungan/?print=pdf