Anda di halaman 1dari 12

Mata Kuliah Penyehatan Tanah dan Penelolaan Sampah

PENGELOLAAN SAMPAH

Disusun oleh :
KELOMPOK 9
Alya Tri Cahya

( P2.31.33.1.15.001 )

Ayu Roihanah L

( P2.31.33.1.15.006 )

Galuh Pangesti Handayani

( P2.31.33.1.15.017 )

Inanda Putika Sari

( P2.31.33.1.15.021 )

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


JAKARTA II
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI DIV TINGKAT II
Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120
Telp.(021)7397641, 7397643.Fax (021) 7397769
2016
1. Pengertian Sampah

Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud
biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam
pembuatan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau dibuang (Hendargo, 1994).
Definisi lain dikemukakan oleh Hadiwiyono (1983), sampah adalah sisa-sisa bahan yang
telah mengalami perlakuan baik telah diambil bagian utamanya, telah mengalami pengolahan,
dan sudah tidak bermanfaat, dari segi ekonomi sudah tidak ada harganya serta dari segi
lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan kelestarian alam.

2. Pengertian Pengelolaan Sampah


Pengelolaan adalah pengendalian dan pemanfaatan semua faktor dan sumber daya,
yang menurut suatu perencanaan diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu tujuan
kerja yang tertentu (Prajudi, 1980). Pengelolaan sampah adalah tindakan yang dilakuakan
terhadap

sampah

padat,dimulai

dari

tahap

pengumpulan

diempat

sumber,pengangkutan,penyimpanan,pengelolaan,pendahuluan serta tahap pengelolaan akhir


yanag berarti pembuangan atau pemusnahan sampah (Kusnoputranto,2000)
Menurut UU Pengelolaan Sampah (UU RI No.18/2008) yang dimaksud pengelolaan
sampah adalah kegiatan yang sistematis,menyeluruh,dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penganganan sampah. Menurut UU RI No.18/2008 tentang pengelolaan
sampah,pengelolaan sampah rumah tangga atas pengurangan sampah dan penanganan
sampah.
Pengelolaan

sampah

adalah

pengumpulan,

pengangkutan,

pemrosesan

pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada
material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk
mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau keindahan. Pengelolaan
sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa
melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keahlian khusus untuk
masing-masing jenis zat.
Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara
berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga
antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya
dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya
ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.

Rencana pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan sumber sampah, lokasi,
pergerakan/peredaran, dan interaksi peredaran sampah dalam suatu lingkungan wilayah.
Penanganan sampah yang tepat, selain dapat menjadi jalan keluar dari masalah keterbatasan
lahan untuk penumpukan/pembuangan sampah, juga dapat memberikan manfaat atau nilai
ekonomis.

3. Tahapan Pengelolaan Sampah


Hierarki pengelolaan sampah merujuk kepada " 3 M " mengurangi sampah,
menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan
sampah sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah. Hierarki limbah yang tetap
menjadi dasar dari sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan limbah hierarki
adalah untuk mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk praktis dan untuk
menghasilkan jumlah minimum limbah. Selain itu, juga ada prinsip pengotor membayar.
Prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana pihak pencemar membayar dampak
akibatnya ke lingkungan. Sehubungan dengan pengelolaan limbah, ini umumnya merujuk
kepada penghasil sampah untuk membayar sesuai dari pembuangan
Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:
1. Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis.
2. Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi
lingkungan hidup.
Saat ini pengelolaan persampahan menghadapi banyak tekanan terutama akibat
semakin besarnya timbulan sampah yang dihasilkan masyarakat baik produsen maupun
konsumen. Hal ini menjadi semakin berat dengan masih dimilikinya paradigma lama
pengelolaan yang mengandalkan kegiatan pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan;
yang kesemuanya membutuhkan anggaran yang semakin besar dari waktu ke waktu; yang
bila tidak tersedia akan menimbulkan banyak masalah operasional seperti sampah yang tidak
terangkut, fasilitas yang tidak memenuhi syarat, cara pengoperasian fasilitas yang tidak
mengikuti ketentuan teknis.

Berikut merupakan tahapan pengelolaan sampah:

Phase Storage (TahapPewadahan)

Phase Collection (Tahap Pengumpulan

Transport dan Transfer

Phase Disposal (Tahap Pembuangan Akhir/Pemusnahan)

A. Phase Storage (Tahap Pewadahan)


Proses pengelolaan sampah,dimulai dari sampah yang dihasilkan diletakan pada tempat
perwadahan sampah.
Tempat pewadahan sampah harus memenuhi persyaratan yang berlaku (bebas vektor dan
kuat,serta kedap air)
Pada tahap ini sebaliknya telah dilakukan pemilihan berdasarkan jenis sampahnya.
Proses yang dilakukan pada tahap ini sesuai dengan sumber sampahnya:

sampah

pemukiman,sampah perkantoran,sampah TTU.


Wadah sampah individual (disumber) disediakan oleh setiap penghasil sampah sendiri
sedangkan wadah komunal dan pejalan kaki disediakan oleh pengelola dan atau swasta.
spesifikasi wadah sedemikian rupa sehingga memudahkan operasionalnya, tidak permanen

dan higienis. Akan lebih baik apabila ada pemisahan wadah untuk sampah basah dan sampah
kering
Pengosongan sampah dari wadah individual dilakukan paling lama 2 hari sekali sedangkan
untuk wadah komunal harus dilakukan setiap hari
Contoh : Pada Pemukiman

Sampah yang dihasilkan tiap anggota keluarga dalam satu rumah diletakan dalam satu rumsh
diledaksn dalam suatu wadah.

Tempat perwadahan sesuai dengan kemampuan rumah tangga,bisa terbentuk tong,emer


kuningan dll.

Syarat perwadahan harus terturup da kedap air

Tempat sampah dapat ditempatkan di dalam maupun di luar.


Contoh : Pada Perkantoran

Sampah yang dihasilkan di tiap ruangan diletakan oleh penghuni ruangan ke dalamsuatu
wilayah.

Tempat pewadahan harus terpisah/dilakukan pemilahan berdasarkan jenisnya.

Biasanya tempat pewadahan diletakan di dalamruangan

Tempat pewadahan di tiap ruangan disesuaikan dengan jenis sampah yang dihasilkan.

B. Phase Collection (Tahap Pengumpulan)


Mengumpulkan dan menempatkan sampah ke tempat pengumpulan sehingga diangkut ke
tempat pengolahan atau langsung diolah. Pengumpulan sampah dimulai di tempat sumber
dimana sampah dihasilkan. dari sanalah,sampah diangkut dengan alat angkut berupa
gerobak,truk

atau

truk

pemadat

yang

selanjutnya

ke

tempat

pemusnahan

KegiatanPengumpulan sampah dilakukan oleh pengelola kawasan permukiman, kawasan


komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas
lainnya serta pemerintah kabupaten/kota.
Pada saat pengumpulan, sampah yang sudah terpilah tidak diperkenankan dicampur
kembali.. Pengumpulan didasarkan atas jenis sampah yang dipilah dapat dilakukan melalui
1) Pengaturan jadwal pengumpulan sesuai dengan jenis sampah terpilah dan
sumber sampah.

2) Penyediaan sarana pengumpul sampah terpilah.

Berikut merupakan proses pengumpulan sampah secara umum:

Sampah yang telah dikumpulkan dari timbulan sampah diangkutdan ditempatkan pada suatu
tempat/lokasi. Tempat ini biasanya dinamakan TPS. TPS disesuaikan berdasarkan sumber
sampah yang dihasilkan.

Pengumpulan tidak hanya pengumpulan sampah saja,tetapi termasuk juga pengangkutannya


setelah sampah dikumpulkan untuk selanjutnya dibawa ke suatu tempat sampai alat
pengangkut kosong.

Di kota kecil TPA tidak terlalu jauh tidak masalah,tetapi kota yang memiliki TPA relatif
membutuhkan jarak tempuh lama,dan pengangkutan dpt menjadi masalah.
Contoh pada pemukiman

Sampah yang telah dihasilkan oleh tiap-tiap rumah dikumpulkan

TPS sebaiknya dipisahkan berdasarkan jenis sampah.

Untuk pemukiman seperti komplek/perumahan umum biasanya sampah diambil oleh petugas
untuk diletakan di TPS

Di permukiman ,TPS biasanyan ada di satu lokasi RT/RW

Untuk rusun/apartment biasanya penghuni sendiri yang meletakan sampah di TPS

C. Transport dan Transfer

Kegiatan ini dilakukan atas 2 langkah yaitu pemindahandari alat angkutyang lebih kecilke
alat angkut yang lebih besar dan jarak yang jauh ke tempat pembuangan akhir.

Setelah sampai pada TPS,sampah tersebut diangkut oleh petugas kebersihan untuk
dimusnahkan di TPA.

Ada beberapa kota(kota besar)yang memiliki transferstation /tempat peralihan sementara.

Transfer station, merupakan temapt semntara sampah diletakan sebelumdimusnahkan


diTPA.Tapi,pada tempat ini diberikan perlakuan seperti pemilahan kembali sampah-sampah
yang dapat digunakan kembali/sampah dikompres/dipadatkan untuk menguangi kadar air.

D. Phase Disposal (Tahap Pembuangan Akhir/Pemusnahan)


Sampah yang berasal dari TPS/transfer station dikumpulkandalamasatu lokasi yang
diseput Tempat PembuanganAkhir (TPA). padaTPA ini kegiatan yang dilakukan adalah
pengolahan sampah dan pemusnahan sampah yang tergantung jenis sampah.
Pengelolaan TPAaalah tanggung jawab pemda,oleh karena itu setiap daerah memiliki
TPA. TPA harus jauh dari permukiman penduduk dan memiliki izin resmi sebagai tempat
pemusnahan sampah. Sebelum dilakukan pemusnahan,biasanya sampah dipilah sesuai
jenisnya kemudian dimusnahkan.
Di

Indonesia

TPA yang

ada

meliatkan

para

pemulung

untukmemimalh

sampah,dimanaapabila masih terdapat barang yang memiliki nilai ekonomi akan diambil oleh
pemulung.
Pengelolaan dan pemusnahan yang dilakukan di TPA antara lain:
1. Metode Penimbunan darat
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk
membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini
biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubanglubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yang dirancang dan dikelola dengan baik akan
menjadi tempat penimbunan sampah yang higienis dan murah. Sedangkan penimbunan darat
yang tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah
lingkungan, di antaranya angin berbau sampah, menarik berkumpulnya Hama, dan adanya
genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida
yang juga sangat berbahaya.
Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern di antaranya adalah metode
pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah
biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya, dan ditutup untuk tidak
menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi
gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan
keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin
berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.
2. Metode Daur Ulang
Adalah proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk
digunakan kembali. Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan

sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk
membangkitkan listrik. Metode-metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan
dijelaskan di bawah.
3. Pengolahan kembali secara fisik
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan
menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang
dikumpulkan untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang
sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang
sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminium, kaleng baja
makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan
kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa didaur ulang. Daur ulang
dari produk yang kompleks seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagianbagiannya harus diurai dan dikelompokkan menurut jenis bahannya.
4. Pengolahan biologis
Metode pengolahan biologis yaitu melakukan pengolahan sampah untuk dijadikan
kompos. Material sampah ((organik)), seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa
diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah
pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas
methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green
Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, di mana sampah organik rumah
tangga, seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk
dikomposkan.
5. Pemulihan energy
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi
bahan bakar tipe lain. Daur ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari
menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya
untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa
dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakuan panas yang berhubungan, ketika sampah
dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen.
Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari
sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan

gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan
sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan
Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik
langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini
kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.
6. Metode penghindaran dan pengurangan
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah
terbentuk, atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk
penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk
supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan
tas plastik), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai
(contohnya kertas tisu), dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit
untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).
Kelebihan dan Kekurangan Teknologi Pengolahan Sampah
No

Jenis

Mekanisme

Kelebihan

Kelemahan

Risiko Teknis

Teknologi
Inceneration

Pengolahan
Sampah dibakar Sampah terbakar Biaya investasi sangat mahal.

Pengolahan sampah

pada suhu yang habis.

Penggunaan mesin yang sesuai dengan

sangat tinggi.

standard (tidak boleh melebihi menimbulkan polusi


kapasitas).
Sampah
cairan

cara

ini

udara yang tinggi.


yang

dapat

mengandung
menyebabkan

kerusakan mesin.
Suhu

minimal

agar

sampah

dapat terbakar habis seringkali


tidak dapat dicapai sehingga
pembakaran
2

Kompos

menghasilkan

Kompos adalah Merupakan

pencemaran.
Memerlukan waktu yang cukup Karena butuh waktu

hasil pemecahan pengolahan

lama untuk menjadi kompos.

biokimia

yang

lama,

ada

dari sampah

yang

kemungkinan terjadi

zat

organic bersifat

zero

antrian sampah hal

dalam

sampah waste

dan

ini

dapat

yang

dapat menghasilkan

mempengaruhi

menyebabkan

pupuk kompos.

polusi.

karakteristik
tanah.

Proses

pemecahan
kompos
disebabkan oleh
mikroorganisme
dan

tipe

mikroflora pada
suhu yang sama
dengan

suhu

sampah
3

ATAD

tersebut.
Tekonologi

Merupakan

Investasi yang dilakukan cukup Belum diketahui.

(Autogenera ATAD

pengolahan

tinggi dan perlu ada uji coba

tor

menggunakan

sampah

Thermophili

bakteri aerobic bersifat

yang dahulu karena belum pernah


zero dilakukan di Indonesia.

aerobic yang responsive waste sekaligus

Digestion)

pada

suhu mengolah

tertentu

air

untuk limbah.

memproses
sampah organic
menjadi pupuk
dalam

bentuk

padat dan cair.


Teknologi

ini

sebenarnya
adalah

untuk

pengolahan
4

air

Open

limbah
Sampah dibuang Tidak

Sampah menumpuk dan tidak Menyebabkan

dumping

pada

terurai sebagaimana mestinya.

lembah

daerah membutuhkan
atau biaya

sampah
menumpuk

terus
polusi

cekungan tanpa pengolahan

udara, air, dan tanah.

ada pengolahan sampah.


5

Sanitary

lebih lanjut.
Pada metode ini Merupakan cara Memerlukan tanah yang luas, Jika

landfill

sampah dibuang yang

paling sehingga untuk kota besar tidak perawatan

ke daerah parit, murah.


daerah

memungkinkan.

Tidak

cekungan
daerah

tidak

ada Pengoperasian

atau pemisahan

harus

secara

periodic

akan

sesuai berubah

menjadi

dengan standard.

lereng, sampah.

ada

open dumping.

Menimbulkan gas methane yang

kemudian

Investasi masih berbahaya.

ditimbun

rendah.

dengan lapisan
tanah

dan

dipadatkan.
Metode

ini

mempunyai tiga

cara,

yaitu

metode

area,

metode

trench,

dan

metode

Pengepakan

depression.
Berbagai jenis Sampah

(boling

sampah

digunakan

Jika tidak digunakan sebagai keluar

method)

dikumpulkan

sebagai

penimbun akan menyebabkan pengepakan

dan

Cairan sampah yang


pada

atau

penimbun sudah dilakukan pengepakan).

kekuatan 2000 lembah

mencemari air tanah.

daerah

sehingga terkontrol.

menyerupai
balok.
Pemusnahan yang dilakukan di TPA antara lainsaniari landfill,insenerasi,dan biogas.
Tetapi kenyataannya TPA di Indonesia tidak ada yang menerapkan sistem Sanitary Landfill
dengan tepat.

saat

ditekan penimbun jalan penumpukan sampah (walaupun kemungkinan dapat

dengan
psi

dapat Biaya investasi cukup mahal.

Daftar Pustaka
Undang-Undang no 18.tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
Puspawati,Catur dkk. 2011. Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah (A). Jakarta:
Poltekkes Kemenkes Jakarta II.
Dasar

Pengelolaan

Sampah

(http://pplp-

dinciptakaru.jatengprov.go.id/sampah/file/920227051_dasar_pengelolaan_persampaha
n.pdf)
Buku ajar Pengelolaan Sampah Terpadu UGM Yogyajakrta ( http://kp4.ugm.ac.id/wpcontent/uploads/2014/06/PENGELOLAAN-SAMPAH-TERPADU.pdf )
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121BAGJA_WALUYA/Pengelolaan_Lingkungan_Hidup_untuk_Tk_SMA/BAB_6_PEN
GELOLAAN_SAMPAH.pdf
http://lpbi-nu.org/pengelolaan-sampah-berwawasan-lingkungan/?print=pdf

Anda mungkin juga menyukai