Anda di halaman 1dari 15

Apakah Hukum Itu?

Oleh:
Taufik, SH., MPA
Apakah Hukum Itu?
 Hukum adalah seperangkat kaidah atau aturan yang
tersusun dalam satu sistem, yang menentukan apa yang
boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh manusia
sebagai warga masyarakat dalam kehidupan
bermasyarakatnya, yang bersumber baik dari masyarakat
sendiri maupun dari sumber lain, yang diakui berlakunya
oleh otoritas tertinggi dalam masyarakat tersebut, serta
benar-benar diberlakukan oleh warga masyarakat
(sebagai satu keseluruhan) dalam kehidupannya, dan
jika kidah tersebut dilanggar akan memberikan
kewenangan bagi otoritas tertinggi untuk menjatuhkan
sanksi yang sifatnya eksternal.
Unsur-Unsur Hukum
 Harus ada seperangkat kaidah atau aturan yang
tersusun dalam satu sistem
 Perangkat kaidah itu menentukan apa yang boleh dan
apa yang tidak boleh dilakukan oleh warga masyarakat
 Berlaku bagi manusia sebagai warga masyarakat, dan
bukan manusia sebagai individu
 Kaidah itu bersumber baik dari masyarakat sendiri
maupun dari sumber lain seperti otoritas negara ataupun
dari Tuhan (Hukum Agama)
 Kaidah itu secara nyata benar-benar diberlakukan oleh
warga masyarakat (sebagai satu keseluruhan) di dalam
kehidupan mereka, yakni sebagai living law
 Harus ada sanksi yang eksternal jika terjadi pelanggaran
kaidah hukum tersebut
Hukum Dapat Dilihat Dalam 2 Wujudnya, yaitu:

1. Hukum Sebagai Kaidah (Sollen)


2. Hukum Sebagai Kenyataan (Sein)
Hukum Sebagai Kaidah
 Kaidah atau norma dapat digambarkan sebagai “aturan
tingkah laku” yakni sesuatu yang seharusnya atau
sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam
keadaan tertentu.
 Kaidah hukum merupakan salah satu jenis kaidah
diantara beberapa kaidah sosial lainnya, yakni:
1. Kaidah Agama
2. Kaidah Kesusilaan/Moral
3. Kaidah Kesopanan
4. Kaidah Hukum
Hukum Sebagai Kaidah
 Proses lahirnya kaidah hukum (asal-usul kaidah hukum)
dapat dibedakan atas dua macam:
1. Kaidah hukum yang berasal dari kaidah-kaidah sosial
lainnya di dalam masyarakat (double legitimacy)
Contoh: Larangan membunuh telah dikenal sebelumnya dalam
kaidah agama dan kaidah moral, melalui proses pelembagaan
kembali dibentuk menjadi kaidah hukum yang dituangkan dalam
pasal 338 KUH Pidana.
2. Kaidah hukum yang diturunkan oleh otoritas
tertinggi, sesuai dengan kebutuhan/persoalan
masyarakat pada saat itu, dan langsung terwujud dalam
bentuk kaidah hukum tanpa berasal dari kaidah sosial
lainnya.
Contoh: UU Bencana Alam, UU Narkotika, UU Otonomi Daerah
dan UU Tindak Pidana Koupsi
Hukum Sebagai Kaidah
 Sanksi merupakan salah satu unsur esensial ketika
memandang hukum sebagai kaidah. Sanksi mengandung
unsur-unsur sebagai berikut:
1. Sanksi merupakan reaksi, akibat atau konsekuensi terhadap
pelanggaran atau penyimpangan kaidah sosial (baik kaidah hukum
maupun kaidah sosial lainnya).
2. Sanksi merupakan kekuasaan atau alat kekuasaan untuk
memaksakan ditaatinya kadah sosial tertentu.
Hukum Sebagai Kenyataan Dalam Masyarakat
 Hukum tidak otonom (tidak mandiri) yang berarti bahwa
hukum itu tidak terlepas dari pengaruh timbal balik
dengan keselurahan aspek yang ada didalam masyarakat,
seperti ekonomi, politik, sosial, budaya, agama dan
sebagainya.
Tujuan Hukum
 Teori Ajaran Konvensional
1. Ajaran Etis
2. Ajaran Utilistis
3. Ajaran Normatif-Dogmatif
 Teori Ajaran Modern
1. Ajaran Prioritas Baku
2. Ajaran Prioritas Kasuistis
Teori Ajaran Konvensional
1. Ajaran Etis
Menganggap bahwa pada asasnya tujuan hukum adalah
semata-mata untuk mencapai “keadilan”.

2. Ajaran Utilistis
Menganggap bahwa pada asasnya tujuan hukum adalah
semata-mata untuk menciptakan “kemanfaatan atau
kebahagiaan warga”.

3. Ajaran Normatif-Dogmatif
Menganggap bahwa pada asasnya tujuan hukum adalah
semata-mata untuk menciptakan “kepastian hukum”.
Teori Ajaran Modern
1. Ajaran Prioritas Baku
Tujuan hukum secara bersama-sama yaitu untuk menciptakan
keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum.
Namun dalam ajaran ini mengajarkan untuk menggunakan
asas prioritas baku, dimana prioritas pertama selalu
“keadilan” barulah “kemanfaatan” dan yang terakhir adalah
“kepastian”.
2. Ajaran Prioritas Kasuistis
Tujuan hukum disesuaikan dengan kebutuhan dalam kasus-kasus tertentu.
Sebab adakalanya untuk suatu kasus memang yang tepat adalah
“keadilan” diprioritaskan ketimbang “kemanfaatan” atau “kepastian”, dan
sebaliknya.
Fungsi Hukum
1. Fungsi hukum sebagai a tool of social
control
2. Fungsi hukum sebagai a tool of social
engineering
Hukum Sebagai a tool of social control
 Fungsi hukum sebagai sosial kontrol atau alat
pengendali sosial diartikan sebagai suatu proses,
baik yang direncanakan maupun tidak, yang
bersifat mendidik, mengajak, atau bahkan
memaksa warga masyarakat agar mematuhi sistem
kaidah dan nilai yang berlaku.
 Setiap kelompok masyarakat selalu memiliki
problem sosial dan terjadinya penyimpangan nilai-
nilai yang ideal di dalam masyarakat. Hukum hadir
untuk menerapkan mekanisme kontrol sosial atas
berbagai problem tersebut.
Hukum Sebagai a tool of social engineering
 Fungsi hukum sebagai alat untuk mengubah
masyarakat atau biasa disebut “alat rekayasa
sosial”, memberikan dasar bagi kemungkinan
digunakannya hukum secara sadar (direncanakan)
untuk mengadakan perubahan masyarakat oleh
agent of change.
 Agent of change atau pelopor perubahan adalah
seseorang atau sekelompok orang yang
mendapatkan kepercayaan dari masyarakat
sebagai pemimpin, yang memimpin masyarakat
dalam mengubah sistem sosial.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai