Nim : 230710101087
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Hukum
Kelas :G
Dosen Pengampu : 1. PROF. DR. KHOIDIN, S.H., M.Hum.,CN.
2. EMI ZULAIKA, S.H., M.H.
1. Pengantar Ilmu Hukum’ secara etimologi memiliki ‘Pengantar Ilmu Hukum’ secara etimologi
memiliki beberapa susunan kata dan makna. Istilah pengantar bermakna pandangan umum secara
ringkas. Sedangkan Ilmu Hukum adalah pengetahuan yang khusus mengajarkan perihal hukum
dan segala seluk-beluk yang berkaitan di dalamnya. Jadi dapat dipahami bahwa Pengantar Ilmu
Hukum merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari hukum secara umum dan memberikan
pandangan umum secara ringkas mengenai seluruh ilmu pengetahuan hukum, dan mengenai
kedudukan ilmu hukum di samping ilmu-ilmu yang lain. Secara historis, Istilah Pengantar Ilmu
Hukum (PIH) merupakan terjemahan langsung dari mata kuliah Inleiding tot de
Rechtswetenschap, yang diberikan di rechtshoge school (RHS) atau sekolah tinggi hukum di
Batavia pada zaman Hindia-Belanda, yang didirikan pada tahun 1924. Istilah ini pun sebetulnya
terdapat juga dalam Hoger Onderwijswet 1920 atau undang-undang perguruan tinggi negeri
Belanda yang menggantikan istilah Encyclopaedie der Rechtswetenschap. Istilah ini diadopsi
dari istilah Jerman Einfuchrung in die Rechtswissenschaft di akhir abad 19 Istilah “Pengantar”
dalam PIH berarti menunjukkan jalan ke arah cabang-cabang ilmu (rechtsvakken) yang
sebenarnya. Adapun objek PIH adalah aturan tentang hukum pada umumnya, tidak terbatas pada
aturan hukum yang berlaku pada suatu tempat dan waktu tertentu (ius constitutum). Bahasan dari
PIH adalah mengenai pokok-pokok, prinsip-prinsip, keadaan, maksud dan tujuan dari bagian-
bagian hukum yang paling mendasar serta berkaitan/tata hubungan antara bagian-bagian yang
paling mendasar tersebut dengan hukum sebagai ilmu pengetahuan. Hingga saat ini, di setiap
fakultas hukum, sekolah tinggi hukum atau prodi ilmu hukum, pengantar ilmu hukum adalah
mata kuliah prasyarat bagi semua mata kuliah keahlian hukum dan termasuk ke dalam mata
kuliah dasar utama. Pengantar ilmu hukum adalah ilmu yang bertujuan untuk memperkenalkan
dan mengantarkan mahasiswa dalam memahami secara detail setiap sendi-sendi atau dasar dasar
tentang hukum. Pengantar ilmu menjadi mata kuliah wajib karena mata kuliah pengantar ilmu
hukum memberikan landasan sebagai pendukung pada mata kuliah lainnya.
2. Menurut utrecht, hukum adalah himpunan petunjuk hidup (baik perintah atau larangan) yang
mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat
dan jika dilanggar dapat menimbulkan tidnakan dari pihak pemerintah dari masyarakat itu.
Menurut J.C.T Simorangkir dan Woerjono Sastropranoto, hukum adalah peraturan yang bersifat
memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat
oleh badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan ini berakibat diambilnya
tindakan, yaitu dengan hukuman.
3. Menurut Emile Durkheim (dalam Soleman B. Taneko, 1984: 11) bahwa masyarakat
merupakan suatu kenyataan yang obyektif secara mandiri, bebas dari individu-individu yang
merupakan anggota-anggotanya. Masyarakat sebagai sekumpulan manusia didalamnya ada
beberapa unsur yang mencakup. Adapun unsur-unsur tersebut adalah
1. Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama
2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama
3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan
4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama.
Menurut Emile Durkheim (dalam Djuretnaa Imam Muhni, 1994: 29-31) keseluruhan ilmu
pengetahuan tentang masyarakat harus didasari pada prinsip-prinsip fundamental yaitu
realitas sosial dan kenyataan sosial. Kenyataan sosial diartikan sebagai gejala kekuatan sosial
didalam bermasyarakat. Masyarakat sebagai wadah yang paling sempurna bagi kehidupan
bersama antar manusia. Hukum adat memandang masyarakatsebagai suatu jenis hidup
bersama dimana manusia memandang sesamanya manusia sebagai tujuan bersama. Istilah
masyarakat sendiri berasal dari akar kata Arab, syaraka yang berarti ikut serta,
berpartisipasi”(Koentjaraningrat, 1990: 144). Istilah “masyarakat” mempunyai makna yang
sama, yang dalam bahasa Inggris disebut :
a. “Society adalah sekelompok orang yang telah menjadi satu kesatuan wilayah,
b. fungsional dan kultural.” (Soleman B. Taneko, 1990: 59). Maksudnya adalah bahwa
sebagai suatu unit (kesatuan) sosial yang menempati suatu daerah geografis yang dapat
ditentukan, juga sebagai suatu kesadaran sosial yang para anggota diikat oleh ikatan-
ikatan ketergantungan satu sama lain.
c. Community merupakan “a group of people having in a contiguous geographic area,
having common center interests and activities, and functioning together in the chief
concern of life ” (Osborn dan Neumeyer dalam Soleman B. Taneko. 1990: 60). Dengan
demikian komunitas merupakan suatu kelompok sosial yang dapat dinyatakan sebagai
“masyarakat setempat”. Suatu kelompok yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah
tertentu dengan batas-batas tertentu pula, di mana kelompok itu dapat memenuhi
kebutuhan hidup dan dilengkapi oleh perasaan kelompok serta interaksi yang lebih besar
di antara
d. para anggotanya.
4. Kaidah adalah suatu aturan yang harus dipatuhi atau diikuti oleh semua orang, dan memiliki
kekuatan hukum. Kaidah yang berlaku di masyarakat ada kaidah hukum dan kaidah sosial.
Kaidah hukum adalah aturan atau norma yang diatur oleh negara dalam bentuk peraturan atau
undang undang yang memiliki sanksi atau hukuman jika dilanggar. Kaidah sosial adalah aturan
atau norma yang tidak diatur oleh negara, namun lebih berkaitan dengan nilai-nilai atau norma
yang ada dalam masyarakat. Perbedaan antara kaidah hukum dan kaidah sosial :
Kaidah Hukum Kaidah Sosial
Diatur oleh negara Tidak diatur oleh negara
Mempunyai sanksi dan hukuman jika Mempunyai sanksi sosial jika dilanggal
dilanggar
Berlaku untuk seluruh rakyat Indonesia Berlaku dalam masyarakat tertentu
Ditegakkan dengan kekuasaan negara Ditegakkan dengan kekuatan sosial atau
dan aparat hukum adat istiadat
Bersifat formal Bersifat informal
Bertujuan untuk menjaga ketertiban Bertujuan untuk menjaga nilai dan norma
dan keadilan di masyarakat dalam bermasyarakat
Biasanya dituangkan dalam bentuk Biasanya diturunkan dari generasi ke
peraturan atau undang-undang generasi sebagai adat istiadat.
Unsur unsur hukum :
- hukum berfungsi untuk mengatur tingkah laku manusia dalam kehidupan yang
dilaksankan pada lingkungannya.
- hukum tidak boleh diibuat oleh rakyat biasa, tanpa tujuan atau persetujuan tertentu..
- peraturan yang sudah dibuat bukan untuk dilanggar, melainkan dipatuhi oleh masyarakat
luas. Itulah mengapa penegakannya bersifat memaksa dan benar benar harus dihormati.
Ciri ciri hukum :
- Berisi peraturan yang dapat mengatur tingkah laku masyarakat dalam bergaul atua
berinteraksi dengan sesamanya.
- Peraturan dibuat oleh badan resmi atau pihak yang memang diminta untuk membuat
hukum
- Pertturan tersebut bersifat memaksa dan mengharuskan masyarakat untuk mengikutinya
- Sanksi untuk orang yang melanggarnya bersifat tetap dan tegas
- Perintah perintah yang ada haruslah dipatuhi oleh setiap orang di suatu negara
Sifat hukum :
- Sifat kepastian : hukum harus pasti
- Sifat kejelasan : huum harus jelas
- Sifat keadilan : hukum harus adil
- Sifat kesucian dan kelengkapan : hurum harus suci dan lengkap
- Sifat ketertiban sosial : hukum harus memerinth dengan ketertiban sosial
- Sifat transparansi : hukum harus transparan
- Sifat kebebasan : hukum harus berikan kebebasan individual
6. Theo Huijbers menyatakan bahwa fungsi hukum ialah memelhara kepentingan umum dalam
masyarakat, menjaga hak-hak manusia, mewujudkan keadlian dalam hidup bersama. Menurut
peters bahwa fungsi hukumdapat ditinjau dari 3 perspektif. Yakni, perspektif social control
(kontrol sosial), perspektif social engineering (pemacu sosial), dan perspektif emansipasi
masyarakat. Joeph Raz melihat fungsi hukum sebagai fungsi sosial yang dibedakan ke dalam
fungsi langsung dan fungsi tidak langsung. Yakni pencegahan perbuatan tertentu dan mendorong
dilakukannya perbuatan tertentu, penyediaan fasilitas bagi rencana-rencana privat, penyediaan
service dan pembagian kembali barang-barang, penyelesaian perselisihan di luar regular.
7. Tujuan hukum adalah tujuan yang diinginkan oleh pembuat hukum dalam memformulasikan
suatu peraturan hukum. Tujuan hukum terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Tujuan instrumental : diharapkan dapat dicapai oleh suatu peraturan hukum. Misalnya,
tujuan peraturan hukum adalah untuk melindungi kepentingan umum, menjaga
keseimbangan sosial, atau menegakkan keadilan.
2. Tujuan idealistik : bertujuan yang tidak dapat dicapai secara langsung oleh suatu
peraturan hukum. Misalnya, tujuan peraturan hukum adalah untuk menjaga mertabat
manusia, menegakkan kebebasan, atau menciptakan rasa keadilan secara universal.
Unsur unsur tujuan hukum :
Kaidah kesucian dan kelengkapan : tujuan sosial harus memenuhi kesucian dan
kelengkapan.
Kaidah pengawalan tata beracara : tujuan sosial harus dikejar secara tegas dan
transparan.
Kaidah kepastian hukum : tujuan sosial harus memenuhi persyaratan yang jelas dan
pasti, sehingga semua orang dapat memahaminya dengan mudah dan jelas.
Kaidah keadilan : tujuan sosial harus bersifat adil, menjaga martabat manusia, dan
mengakui hak hak dasar manusia.
Kaidah kemanusiaan : tujuan sosial harus menjunjung tinggi martabat manusia dan
menghormati nilai nilai kemanusiaan.
Kaidah kebebasan : tujuan sosial harus menghargai kebebasan individu dan menjamin
hak hak individu
8. Asas hukum menurut Satjipto Rahardjo (Rachmadi Usman, 2000:7) menyatakan bahwa, Asas
hukum merupakan “jantung” peraturan hukum. Ia merupakan landasan yang paling luas bagi
lahirnya suatu peraturan hukum. Peraturan-peraturan hukum itu pada akhirnya bisa
dikembalikan kepada asas asas hukum tersebut. Kecuali disebut landasan, asas hukum ini layak
disebut sebagai alasan bagi lahirnya peraturan hukum atau merupakan ratio legis dari
peraturan hukum. Kalau demikian dengan adanya asas hukum, hukum itu bukan sekedar
sekumpulan peraturan-peraturan, karena azaz itu mengandung nilai nilai dan tuntutan tuntutan
etis, merupakan jembatan antara peraturan-peraturan hukum dengan cita-cita sosial dan
pandangan etis masyarakatnya.
9. Azaz dan norma itu berbda, Secara sifat norma hukum datangnya dari luar seseorang
(misalnya oleh negara) yang berfungsi mengatur dan memiliki sanksi yang memaksa yang dapat
langsung diterapkan (oleh aparat negara), sedangkan asas hukum bekerja secara tidak langsung
yang berfungsi memberi pengaruh pada interpretasi terhadap aturan hukum.
10. Azaz hukum adalah “alas, dasar, pedoman, seperti batu yang kokoh untuk alas rumah. Azaz
juga dapat diartikan sebagai sebuah kebenaran yang menjadi tumpuan atau pokok berpikir,
berpendapat, dan sebagainya.”
azaz merupakan dasar pemikiran yang umum dan abstrak, sedangkan norma merupakan
peraturan yang riil.
azaz hukum merupakan suatu ide atau konsep,
azaz hukum tidak mempunyai sanksi
Norma hukum aadalah suatu rangkaian aturan yang ditunjukkan kepada anggota masyarakat yang
berisi ketentuan, perintah, kewajiban, dan larangan, agar dalam masyarakat tercipta suatu
ketertiban dan keadilan aturan sosial yang dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu,
misalnya pemerintah, sehingga dengan tegas dapat melarang serta memaksa orang untuk dapat
berperilaku sesuai dengan keinginan pembuat peraturan itu sendiri. Pelanggaran terhadap norma
ini berupa sanksi denda sampai hukuman fisik (dipenjara, hukuman mati).Norma hukum
memiliki sifat memaksa untuk melindungi kepentingan dalam pergaulan hidup di masyarakat.
Norma hukum juga sebagai pelengkap norma-norma lain dengan sanksi tegas dan nyata.