Anda di halaman 1dari 21

TUGAS PENGANTAR ILMU HUKUM

(PIH)

OLEH: NAMA :

SARPIN NIM :

202130249

KELAS : C

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SULAWESI TENGGARA
KENDARI
2022
I. 1. pengertian PIH
Ilmu hukum dalam perpustakaan dikenal dengan nama Jurisprudence yang berasal dari
kata "jus" atau "juris" yang artinya hukum atau hak, dan kata "prudence" yang berarti melihat
kedepan atau mempunyai keahlian, dan arti umum dari Jurisprudence adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari ilmu hukum. Sedangkan menurut Curzon ilmu hukum dalam suatu ilmu
pengetahuan yang mencakup dan membicarakan segala hal yang berhubungan dengan hukum.
Selain itu, ilmu hukum mencakup ilmu tentang kaidah atau norma, yanitu ilmu yang menelaah
hukum sebagai kaidah dengan dokmatik hukum dan sistematika hukum.

2. Tujuan dan kegunaan Pengantar Ilmu Hukum

Tujuan Pengantar Imu Hukum adalah menjelaskan tentang keadaan, inti dan maksud tujuan
dari bagian-bagian penting dari hukum, serta pertalian antara berbagai bagian tersebut dengan ilmu
pengetahuan hukum. Menurut Sudikno Mertokusumo, tujuan pokok hukum ialah menciptakan
tatanan masyarakat yang tertib dan seimbang. Artinya hukum dijadikan sarana atau alat untuk
membentuk tatanan masyarakat yang lebih tertib.

Peran dan fungsi Ilmu Hukum antara lain sebagai berikut:

 Memperkenalkan segala masalah yang berhubungan dengan hukum.


 Memperkenalkan ilmu hukum yaitu pengetahuan yang mempelajari segala seluk beluk hukum
dalam segala bentuk dan manifestasinya.
 Berusaha untuk menjelaskan tentang keadaan, inti, maksud, dan tujuan dari bagian-bagian
yang penting dari hukum serta bertalian antara berbagai bagian tersebut dengan ilmu
pengetahuan hukum.

3. Objek dan metode mempelajari ilmu hukum


a. Objek ilmu hujum
kajian Pengantar Ilmu Hukum adalah pengertian-pengertian dasar dan teori-
teori ilmu hukum serta membahas hukum pada umumnya dan tidak terbatas
pada hukum yang berlaku di tempat atau di negara tertentu saja, tetapi juga hukum yang
berlaku di tempat atau negara lain pada waktu kapan saja

b. Metode mempelajari ilmu hukum


Didalam mempelajari ilmu hukum, setidaknya ada enam motode yang digunakan,
yaitu:
1. Metode Historis adalah metode yang mempelajari hukum dengan melihat sejarah
hukumnya.
2. Metode sistematis Metode ini melihat hukum sebagai suatu system.
3. Metode Komparatif Hukum didaerah A tentu berbeda dengan hukum di daerah B. Oleh
karena itu, tidak ada salahnya memperbadingkan hukum-hukum tersebut untuk bisa
mengetahui kelemahan-kelemahannya.
4. Metode Idealis Ini adalah metode yang lahir bertitik tolak dari pandangan bahwa hukum
sebagai perwujudan dari nilai-nilai tertentu dalam masyarakat
5. Metode Normatif Analitis metode yang melihat hukum sebagai aturan yg abstrak. Metode
ini melihat hukum sebagai lembaga otonom dan dapat dibicarakan sebagai subjek
tersendiri terlepas dari hal-hal lain yang berkaitan dengan peraturan-peraturan.
6. Metode Sosiologis metode yang bertitik tolak dari pandangan bahwa hukum sebagai alat
untuk mengatur masyarakat.
4. Macam macam Ilmu bantu dalam ilmu hukum

a. Sosiologi hukum
Sosiologi menurut racek dan arren adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia
dalam kelompok-kelompok. Definisi lainnya yaitu dari Pitirin Sorokin yang mengatakan
bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari: Hubungan dan pengaruh timbal balik
antara aneka macam gejala social, hubungan dan pengaruh timbal balik gejala sosial dan
nonsosial, ciri-ciri umum dari semua jenis gejala sosial.

b. Sejarah hukum
Sejarah hukum adalah kajian tentang bagaimana hukum tumbuh, berkembang dan berubah.
Sejarah hukum mempelajari sejarah perkembangan hukum dengan mengkaji keterkaitan
antara lembaga-lembaga hukum masa lalu dan masa sekarang. Pada umumnya studi sejarah
hukum lebih dititikberatkan kepada pengajian hukum suatu bangsa yang merupakan ungkapan
jiwa bangsa tersebut.

c. Perbandingan hukum
Menurut H.C. Guttiridge, perbandingan hukum adalah proses perbadingan peraturan-
praturan hukum yang diambil dari sistem-sistem yang berbeda. Jadi, yang dilakukan adalah
membanding-bandingkan antara peraturan-peraturan atau antara sistem-sistem hukum.

d. Antropologi hukum
Antropolog adalah ilmu tentang manusa dari sudut biologis dan budya yang terbagi atas (1)
antropologi fisik, ang berkenaan dengan evolusi biologis dan adaptasi isik manusia, dan (2)
antrpologi budaya, yang berkenaan dengan cara bagaimana, bahasa, budaya, dan kebiasaan
berkembang.

e. Psikologi hukum
Bidang psikologi ini, dulu dikenal sebagai psikologi forensk, yaitu psikologi yang
dimanfaatkan untuk kepentingan peradilan. Psikologi forensik memiliki orientasi klinis, antara
lain berkenaan dengan kesehatan mental terdakwa, kemudian di amerka serikat tahun 1960-an
berkembang suatu bidang yang dinamakn psikologi dan hukum.

II. MANUSIA, MASYARAKAT DAN KAIDAH SOSIOAL.


1. Hubungan antar manusia, masyarakat dan kaidah sosiol
Manusia selain sebagai makhluk individu (perseorangan) mempunyai kehidupan jiwa yang
menyendiri, namun manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dari masyarakat.
Masyarakat merupakan suatu kehidupan bersama yang terorganisir untuk mencapai dan merealisir
tujuan bersama.
Kaidah adalah patokan atau ukuran sebagai pedoman bagi manusia dalam bertindak.
Kaidah juga dapat dikatakan peraturan-peraturan yang mengatur mengenai perbuatan manusia.
Kaidah berisi perintah atau suruhan dan juga larangan. Masyarakat berisi manusia yang ingin
memenuhi kebutuhan atau kepentingannya. Dalam memenuhi kepentingannya, terjadi kontak
sosial antar manusia satu dengan lainnya. Dan dalam kontak sosial, bisa terjadi konflik atau
bentrokan antar manusia. Agar tercegahnya konflik, perlu adanya perlindungan kepentingan.
Sudah menjadi sifat bawaan bahwa manusia hanya dapat hidup dalam masyarakat, karena manusia
adalah makhluk sosial yang berarti manusia adalah makhluk yang bermasyarakat.

2. Masyarkat dan lembaga kemasyarakatan (kaidah sosial)


Menurut CST. Kansil, SH, masyarakat adalah persatuan manusia yang timbul dari kodrat
yang sama. Jadi masyarakat itu terbentuk apabila ada dua orang atau lebih hidup bersama sehingga
dalam pergaulan hidup timbul berbagai hubungan yang mengakibatkan seorang dan orang lain
saling kenal mengenal dan pengaruh mempengaruhi. Dalam masyarakat terdapat berbagai
golongan dan aliran. Namun walaupun golongan itu beraneka ragam dan masing-masing
mempunyai kepentingan sendiri-sendiri akan tetapi kepentingan bersama mengharuskan adanya
ketertiban dalam kehidupan masyarakat itu.
Agar supaya dapat memenuhi kebutuan-kebutuhannya dengan aman dan tentram dan
damai tanpa gangguan, maka tidap manusia perlu adanya suatu tata (orde – ordnung). Tata itu
berwjud aturan yang menjadi pedoman bagi segala tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup,
sehingga kepentingan masing-masing dapat terpelihara dan terjamin. Setiap anggota masyarakat
mengetahui hak dan kewajibannya. Tata tersebut sering disebut kaidah atau norma.

3. macam macam norma yang berlaku di masyarakat, diantaranya adalah sebagai berikut

a. Kaidah Kepercayaan (Agama) Ajaran agama atau aliran kepercayaan yang ada didalam
masyarakat. Bagi orang yang beragama, perintah- perintah tuhan merupakan pedoman dalam
menentukan sikap tindak ( way of life ).

Kaidah norma keagamaan:


 Sumbernya dari Tuhan.
 Sanksinya bersifat internal, yaitu dosa
 Isinya ditujukan pada sikap batin Bertujuan demi kepentingan si pelakunya, yaitu agar
manusia bebas dari azab dunia dan akhirat.
 Daya kerjanya lebih menitikberatkan kewajiban daripada hak.

b. Norma Etika (Norma Kesusilaan) Kaidah atau norma yang bersumber pada suara batin yang
diinsyafi oleh setiap orang sebagai pedoman dalam menentukan sikap tindaknya,yang
menuntunnya ke arah kemuliaan atau insan kamil. Misalnya, jangan membunuh, jangan
mencuri, jangan menipu, jangan meminum-minuman keras dan sebagainya.

Kaidah kesusilaan:
 Sumbernya diri sendiri/otonom
 Sanksinya bersifat internal, artinya berasal dari perasaan si pelaku sendiri.
 Isinya ditujukan pada sikap batin.
c. Norma Fatsoen (Norma Sopan Santun) Dalam kehidupan sehari-hari biasanya dikenal dengan
istilah tata krama, yaitu peraturan yang timbul dari pergaulan segolongan manusia. Cntonhnya:
jangan mencela orang lain, jangan meludah didepan orang lain, jangan berbicara kasar.

Kaidah Kesopanan:
 Sumbernya dari masyarakat secara tidak terorganisir.
 Sanksinya bersifat eksternal dalam wujud celaan, teguran,dan pengucilan.
 Isinya ditujukan pada sikap lahir.
 Bertujuan untuk ketertiban masyarakat.

4. Kaidah Hukum

Kaidah hukum dalah peraturan-peraturan yang dibuat dan dilaksanakan oleh negara, dan
berlaku serta dipertahankan oleh alat-alat negara, Seperti polisi, jaksa, hakim, dan sebagainya
dengan demikian memaksa merupakan sifat khas dari kaidah atau norma hukum.
Umpamanya tidak boleh membunuh, tidak boleh mencuri, tidak boleh bersaing secara
tidak sehat, harus memenuhi perjajian yang dibuat, harus membayar pajak dan sebagainya. Norma
atau kaidah hukum bertujuan mengadakan tata tertib dalam pergaulan hidup manusia di dalam
masyarakat.
Kaidah Hukum:

 Sumbernya dari masyarakat yang diwakili oleh suatu otoritas tertinggi dan terorganisir
 Sanksinya bersifat eksternal, dalam wujud ganti rugi perdata, denda, kurungan penjara
sampai hukuman mati.
 Isinya ditujukan mutlak pada sikap lahir. Bertujuan untuk ketertiban masyarakat daya
kerjanyamengharmoniskan hak dan kewajiban.

III. PENGERTIAN NORMA DAN SIFAT-SIFAT HUKUM

1. Aneka arti hukum


Hukum dalam arti ketetuan penguasa. Hukum dalam hal ini adalah perangkat serta
peraturan-peraturan tertulis yang dibuat oleh pemerintah melalui badan-badan yang berwenang.
Hukum dalam arti para petugas. Disini hukum adalah dibayangkan dalam wujud petugas
yang berseragam dan bisa bertindak terhadap orang-orang yang melakukan tindakan-tindakan
yang membahayakan warga masyarakat, seperti petugas Polisi patroli, Jaksa dan hakim dengan
toganya
Hukum dalam arti sikap tindak hukum, sebagai perilaku yang ajeg atau sikap tindak yang
teratur. Hukum ini tidak nampak seperti dalam arti petugas yang patroli, yang memeriksa orang
yang mencuri atau hakim yang mengadili, melainkan menghidup bersama dengan perilaku
individu terhadap yang lain secara terbiasa dan senantiasa terasa wajar serta rasional. Dalam hal
ini sering disebut hukum sebagai suatu kebiasaan (hukum kebiasaan).
Hukum dalam arti sistem kaidah hukum, yang merupakan sistem kaidah-kaidah secara
hirarkis. Susunan kaidahkaidah hukum yang sangat disederhanakan dari tingkat bawah ke atas
meliputi: Kaidah-kaidah individual dari badan-badan pelaksana hukum terutama terutama
pengadilan pengadilan, Kaidah-kaidah umum didalam UU hukum atau hukum kebiasaan, Kaidah-
kaidah konstitusi.
Hukum dalam arti jalinan nilai, bertujuan mewujudkan keserasian dan kesinambungan
antar faktor nilai obyektif dan subyektif dari hukum demi terwujudnya nilai-nilai keadilan dalam
hubungan antara individu di tengah pergaulan hidupnya. Nilai objektif objektif tersebut tersebut
misalnya misalnya tentang tentang baik buruk, patut dan tidak patut (umum), sedangkan nilai
subjektif memberikan keputusan bagi keadilan sesuai keadaan pada suatu tempat , waktu dan
budaya masyarakat (khusus).
Hukum dalam arti tata hukum adalah sebagai hukum positif yaitu hukum yang berlaku
disuatu tempat, pada saat tertentu tertentu (sekarang sekarang misalnya misalnya di Indonesia).
Indonesia). Hukum positif tsb misalnya hukum publik (HTN, HAN, Pidana, internasional publik),
hukum privat (perdata, dagang, dll).

2. Definisi Hukum Menurut para ahli

1. Aristoteles
Aristoteles adalah seorang filsuf terkenal asal Yunani, ia mendefinisikan hukum menjadi
dua yaitu tertentu dan hukum universal.
2. Immanuel Kant “Hukum adalah keseluruhan syarat berkehendak bebas dari orang untuk
dapat menyesuaikan dengan kehendak bebas dari orang lain, dan mengikuti peraturan
tentang kemerdekaan”
3. Thomas Hobbes Dilansir dari PathLegal India, Thomas Hobbes adalah seorang filsuf asal
Inggris, dia beranggaan bahwa: “Hukum adalah perekat formal yang menyatukan
masyarakat yang pada dasarnya tidak teroganisir”
4. R. Soeroso Soeroso berpendapat, pengertian hukum adalah himpunan peraturan yang
dibuat oleh pihak berwenang dengan tujuan mengatur tata kehidupan masyarakat.
Karakteristik dari hukum adalah memerintah, melarang, serta memaksa dengan
menjatuhkan sanksi hukum yang mengikat bagi siapa pun yang melanggar.
5. J.C.T Simorangkir Hukum merupakan peraturan yang bersifat memaksa dan berfungsi
sebagai pedoman tingkah laku manusia dalam masyarakat yang disusun oleh lembaga
berwenang. Hukum memiliki konsekuensi bagi siapa saja yang melanggar.

3. Tujuan hukum
 Menciptakan kesejahteraan maupun kenyamanan dalam kehidupan.
 Menjaga supaya tidak terjadi aksi-aksi tidak terpuji di tengah masyarakat.
 Menjadi pedoman yang baik untuk perilaku masyarakat.
 Melindungi HAM (Hak Asasi Manusia) dari setiap individu untuk mewujudkan sila Keadilan
Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
 Menciptakan tatanan masyarakat yang tertib
 Menciptakan ketertiban dan keseimbangan
 Menegakkan fungsi-fungsi
4. Fungsi hukum
Hukum berfungsi sebagai perlindungan kepentingan manusia, agar kepentingan-
kepentingannya terlindungi, maka hukum seyogyanya dilaksanakan secara nyata (Sudikno
Mertokusum). Ada dua macam fungsi hukum, fungsi bersifat primer dan sekunder.

1. Fungsi langsung hukum bersifat primer


 Pencegahan perbuatan tertentu dan mendorong dilakukannya perbuatan tertentu
 Penyediaan fasilitas bagi rencana-rencana privat
 Penyediaan jasa dan pembagian kembali barang-barang
 Penyelesaian perselisihan di luar jalur reguler.
2. Fungsi langsung hukum bersifat sekunder
Prosedur bagi perubahan hukum, meliputi: Constitution making bodies, Parliaments, Local
authorities, Administrative legislation, Custom, Judicial law making, Regulation made by
independent public bodies.

IV. PENGERTIAN DASAR HUKUM

1. Subyek hukum
Subyek hukum adalah pemegang hak dan kewajiban menurut hukum. Dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam dunia hukum, subyek hukum dapat diartikan sebagai pembawa hak,
yakni manusia dan badan hukum.
1. Manusia (natuurlijk persoon). Menurut hukum, tiap-tiap seorang manusia sudah menjadi subyek
hukum secara kodrati atau secara alami. Anak-anak serta balita pun sudah dianggap sebagai
subyek hukum. Manusia dianggap sebagai hak mulai ia dilahirkan sampai dengan ia meninggal
dunia.
2. Badan Hukum (rechts persoon). Badan hukum adalah suatu badan yang terdiri dari kumpulan
orang yang diberi status "persoon" oleh hukum sehingga mempunyai hak dan kewajiban. Badan
hukum dapat menjalankan perbuatan hukum sebagai pembawa hak manusia. Seperti
melakukan perjanjian, mempunyai kekayaan yang terlepas dari para anggotanya
dan sebagainya.

2. Objek Hukum
Objek Hukum adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek hubungan hukum. Jika
masih bingung, gampangnya Objek hukum yaitu segala sesuatu yang berguna dan dapat
dimanfaatkan oleh Subjek Hukum (Manusia atau Badan Hukum). Biasanya Objek Hukum inilah
nantinya menjadi sumber masalah hukum yang terjadi antar subjek hukum. Secara umum yang
dimaksud Objek Hukum adalah Barang/Benda. Menurut pasal 499 KUHPerdata “kebendaan
adalah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milik.

3. Peristiwa hukum
Peristiwa hukum menurut Satjipto Rahardjo dalam bukunya Ilmu Hukum adalah sesuatu
yang bisa menggerakkan peraturan hukum sehingga ia secara efektif menunjukkan potensinya
untuk mengatur. Sedangkan, menurut Satjipto Rahardjo menjelaskan bahwa peristiwa hukum ini
adalah suatu kejadian dalam masyarakat yang menggerakkan suatu peraturan hukum tertentu,
sehingga ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalamnya lalu diwujudkan. Suatu peraturan
hukum yang mengatur tentang kewarisan karena kematian akan tetap merupakan rumusan kata-
kata yang diam sampai ada seorang yang meninggal dan menimbulkan masalah kewarisan.
Kematian orang itu merupakan suatu peristiwa hukum.

4. Perbuatan Hukum
Perbuatan Hukum adalah perbuatan yang memiliki akibat-akibat hukum, misalnya:
pembayaran hutang, baik berupa pemberian uang atau barang, yang memiliki
akibat hukum terpenuhinya hak kreditor dan kewajiban debitor. Peristiwa Hukum adalah
setiap peristiwa kemasyarakatan yang menimbulkan akibat yang diatur. Perbuatan Hukum adalah
perbuatan yang memiliki akibat-akibat hukum, misalnya: pembayaran hutang, baik berupa
pemberian uang atau barang, yang memiliki akibat hukum terpenuhinya hak kreditor dan
kewajiban debitor. menurut R. Soeroso dalam bukunya Pengantar Ilmu Hukum menjeaskan
bawhwa perbuatan hukum adalah setiap perbuatan manusia yang dilakukan dengan sengaja untuk
menimbulkan hak dan kewajiban. Perbuatan hukum adalah setiap perbuatan subjek hukum
(manusia atau badan hukum) yang akibatnya diatur oleh hukum, karena akibat itu bisa dianggap
sebagai kehendak dari yang melakukan hukum.

5. Hubungan Hukum
Menurut Soeroso (hal. 269), hubungan hukum ialah hubungan antara dua atau lebih subjek
hukum. Dalam hubungan hukum ini hak dan kewajiban pihak yang satu berhadapan dengan hak
dan kewajiban pihak yang lain. Hukum sebagai himpunan peraturan-peraturan yang mengatur
hubungan sosial memberikan suatu hak kepada subjek hukum untuk berbuat sesuatu.
Hubungan hukum memiliki 3 unsur yaitu:
1) Adanya orang-orang yang hak/kewajiban saling berhadapan
2) Adanya objek yang berlaku berdasarkan hak dan kewajiban tersebut di atas (dalam contoh
di atas objeknya adalah rumah).
3) Adanya hubungan antara pemilik hak dan pengemban kewajiban atau adanya hubungan
atas objek yang bersangkutan.

V. SUMBER-SUMBER HUKUM

1. Pengertiani sumber hukum


Kamus Besar Bahasa Indonesia menerangkan bahwa sumber hukum adalah segala sesuatu
yang berupa tulisan, dokumen, naskah, dan sebagainya yang digunakan suatu bangsa sebagai
pedoman hidup pada masa tertentu. Di samping itu, Menurut ahli sejarah, sumber hukum
merupakan undang-undang atau dokumen lain yang bernilai sama dengan undang-undang.
Sementara ahli sosiologi dan antropologi mengatakan sumber hukum berasal dari masyarakat.
Sumber hukum juga segala sesuatu yang dapat menimbulkan aturan yang bersifat memaksa, yaitu
aturan-aturan yang apabila dilanggar mengakibatkan adanya sanksi yang tegas dan nyata.
Sedangkan Bagir Manan menjelaskan bahwa sumber hukum adalah sesuatu yang memerlukan
kehati-hatian dalam membuatnya, agar tidak menimbulkan kekeliruan apalagi sampai
menyesatkan.
2. Sumber hukum
a) Filosofi hukum adalah sesuatu yang tidak dapat terhindar dari segala aktifitas Sosial, Politik
dan Budaya yang dapat mempengaruhi lahirnya hukum yang terdapat pada suatu bangsa.
Dilihat dari aspek teori hukum terdapat aspek khusus terhadap lahirnya hukum, yaitu sumber
Hukum Materil dan sumber Hukum Formil. Sumber hukum materil adalah sumber hukum
yang menjadi pedoman dalam membuat peraturan atau kaidah hukum. Dan asal mula sumber
hukum materil adalah dari pendapat masyarakat/ umum, kondisi sosial ekonomi, sejarah,
sosiologi, hasil penelitian ilmiah, filsafat, tradisi, agama, moral, perkembangan internasional,
geografis, politik hukum, dan lain lain. Dan sumber hukum materil historis, sosiologis dan
filosofis adalah merupakan pondasi etis terbentuknya hukum sebagai terapan dari jiwa
bangsa.
b) Sumber hukum historis (rechtsbron in historischezin), yaitu tempat kita dapat menemukan
hukumnya dalam sejarah atau dari segi historis.
c) Sumber hukum dalam arti formil, Sumber hukum ini dapat dilihat dari segi
terjadinya hukum positif merupakan fakta yang menimbulkan hukum yang berlaku yang
mengikat hakim dan penduduk. Sumber hukum formal Sumber hukum formal yaitu sumber
suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum.
d) Sumber hukum materiil Sumber hukum materiil merupakan sumber daeri mana materi
hukum diambil. Sumber hukum ini menjadi faktor yang membantu menentukan isi atau
materi hukum.

3. Macam-macam sumber hukum


Sumber hukum dalam arti formil diantaranya :
 Hukum perundang-undangan ketatanegaraan
 Hukum adat ketatanegaraan
 Hukum kebiasaan ketatanegaraan atau konvensi ketatanegaraan
 Yurisprudensi ketatanegaraan (Putusan hakim TUN)
 Hukum perjanjian internasional ketatanegaraan (Traktat)
 Doktrin ketatanegaraan (Pendapat ahli Hukum tata negara)

Sumber hukum formil


a) Undang-undang dasar 1945 Undang-undang dasar 1945 merupakan segala induk dari
peraturan perundang-undangan di Indonesia dan merupakan hukum tertinggi di Indonesia
dan segala peraturan perundangundangan yang dibuat ,tidak boleh bertentangan dengan
UUD 1945.
b) Ketetapan MPR Istilah ketetapan MPR tidak terdapat dalam UUD 1945, namun
berdasarkan surat Presiden yang ditujukan kepada DPR no.2262/HK/1959 tanggal 20
Agustus 1959,dikenal bentuk peraturan perundang-undangan salah satunya adalah
Keputusan MPRS yaitu peraturan perundangundangan yang dibuat berdasarkan pasal 2
UUD 1945
c) Undang-undang/ PERPU
Undang-undang dalam arti materiil adalah Setiap bentuk keputusan pemerintah yang
mempunyai kekuatan mengikat tanpa memperhatikan prosedur pembuatannya dan tata cara
serta lembaga yang membuatnya. Dasar dari pembuatan Undang-undang ialah Pasal 5 ayat
(1) dan pasal 20 ayat (1) UUD 1945.
d) Peraturan pemerintah (PP) Pasal 5 ayat (2) UUD 1945,Presiden menetapkan peraturan
pemerintah untuk menjalankan Undang-undang sebagaimana mestinya.

VI. SISTEM HUKUM DAN KALISIFIKASI HUKUM

1. Konstruksi hukum
Konstruksi Hukum adalah cara mengisi kekosongan peraturan perundang- undangan
dengan asas-asas dan sendi-sendi hukum. Konstruksi terdiri dari 3 (tiga) bentuk yaitu Analogi
(Abstraksi), Determinasi (Penghalusan Hukum) dan Argumentum A Contrario. Konstruksi hukum,
dapat digunakan hakim sebagai metode penemuan hukum apabila dalam mengadili perkara tidak
ada peraturan yang mengatur secara khusus mengenai peristiwa yang terjadi. Pada analogi,
peristiwa yang berbeda namun serupa, sejenis atau mirip yang diatur dalam undang-undang
diperlakukan sama.

2. Hukum dasar
Hukum dasar adalah sebuah istliah yang memiliki makna sama dengan undang-undang
dasar karena pada dasarnya, kata hukum dan undang-undang merupakan sinonim. Selain itu,
Hukum dasar yang tidak tertulis atau sering disebut convensi, merupakan aturan-aturan dasar yang
timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara. Convensi ini merupakan pelengkap
dari aturan-aturan dasar yang belum tercantum dalam Undang-Undang Dasar dan diterima oleh
seluruh rakyat dan tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang Dasar.

3. Asas- asas hukum


1) Asas Actio Pauliana. Hak kreditur untuk mengajukan pembatalan terhadap segala
perbuatan yang tidak perlu dilakukan oleh debitur yang merugikannya.
2) Asas Actio Pauliana. Hak kreditur untuk mengajukan pembatalan terhadap segala
perbuatan yang tidak perlu dilakukan oleh debitur yang merugikannya.
3) Asas Audit Et Alteram Partem: Asas ini mewajibkan pada hakim untuk mendengar kedua
belah pihak secara bersama-sama, termasuk dalam hal kesempatan memberikan alat-alat
bukti dan menyampaikan kesimpulan. Asas ini merupakan implementasi asas persamaan.
4) Asas Apatride. Seseorang sama sekali tidak memiliki kewarga negararaan.
5) Azas Legalitas Nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali : Tidak boleh di
hokum seseorang apabila peraturan perundang-undangan tidak mengatur tentang perbuatan
yang dia lakukan.

4. System hukum
Menurut Friedman, sistem hukum merupakan suatu sistem yang meliputi substansi, struktur,
dan budaya hukum, dengan rincian sebagai berikut:
1) Struktur Hukum: Struktur hukum (legal structure) merupakan institusionalisasi dari
entitas-entitas hukum.
2) Susbstansi Hukum: Adapun, yang dimaksud dengan substansi hukum (legal substance)
adalah aturan atau norma yang merupakan pola prilaku manusia dalam masyarakat yang
berada dalam sistem hukum tersebut.
3) Budaya Hukum: Budaya hukum (legal culture) adalah sikap dan nilai-nilai yang terkait
dengan tingkah laku bersama yang berhubungan dengan hukum dan lembaga-lembaganya.
5. Klasifikasi hukum
a. Hukum tertulis dan tidak tertulis
b. Hukum privat dan Hukum public
c. Hukum nasional dan Hukum internasional
d. Hukum subtantif dan hukum prosedural

VII. PENAFSIRAN HUKUM


1. Pengertian penafsiran hukum
Interpretasi atau penafsiran, merupakan metode penemuan hukum yang memberi
penjelasan yang gamblang mengenai teks undang-undang agar ruang lingkup kaedah dapat
ditetapkan sehubungan dengan peristiwa tertentu. Metode interpretasi ini adalah sarana atau alat
untuk mengetahui makna undang-undang.

2. Macam-macam penafsiran hukum


 Interpretasi gramatikal.
 Interpretasi teleologis atau sosiologis.
 Interpretasi sistematis atau logis.
 Interpretasi historis.
 Interpretasi komparatif atau perbandingan.
 Interpretasi futuristis.
 Penafsiran tekstual.
 Penafsiran historis (atau penafsiran originalism)

3. Kedudukan hakim didalam hukum


Hakim merupakan jabatan yang mulia di Negara Hukum, dikarenakan identitas
Negara Hukum sangat ditentukan oleh kinerja Hakim dalam memeriksa dan memutus
perkara. Kedudukan Hakim merupakan kedudukan kunci keberhasilan penegakan hukum yang
menjadi tujuan utama kehidupan masyarakat di Negara Hukum.
Hakim merupakan salah satu komponen dari ke empat komponen dalam sistem peradilan
pidanan, di samping kepolisiam, kejaksaan dan lembaga permasyarakatan. Dampak hasil kerja
hakim tidak dapat diabaikan atau dilepaskan dari komponen lainnya dalam proses peradilan
pidana. Sehingga setiap masalah yang timbul dalam salah satu komponen sistem peradilan pidana
misalnya, hakim, akan menimbulkan dampak pula kepada komponen-komponen yang lainnya.
Reaksi yang timbul sebagai akibat dari hal ini akan menimbulkan dampak kembali pada
komponen atau sub sistem awal dan demikian pula selanjutnya secara terus-menerus, yang pada
akhirnya tidak akan ada suatu kejelasan mana yang merupakan sebab dan mana yang merupakan
akibat.
Dalam rangka penegakan hukum, hakim mempunyai peranan atau pengaruhnya
yang sangat besar dalam menjatuhkan hukuman, dan diharapkan memebrikan suatu keadilan
dalam
proses pengadilan pidana, sehingga dengan demikian akan terwujud suatu kepastian hukum dan
proses pengadilan pidana itu sendiri.

VII. KODIFIKASI HUKUM


1. Pengertian kodifikasi hukum
Pengertian Kodifikasi menurut Umar Said, adalah membukukan hukum sejenis, secara
lengkap, sistematis menjadi satu dalam satu kitab Undang-Undang, hal itu
misalnya: Hukum Pidana dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, hukum perdata dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Kodifikasi Hukum adalah pembukuan jenis-
jenis hukum tertentu dalam kitab undangundang secara sistematis dan lengkap.

2. Contoh kodifikasi di Indonesia.


1) Kitab Undang-undang Hukum Sipil (1 Mei 1848)
2) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (1 Mei 1848)
3) Kitab Undang-undang Hukum Pidana (1 Jan 1918)
4) Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (31 Des 1981)

IX. BERLAKUNYA HUKUM


1. Teori-teori berlakunya hukum

Hukum pidana
W.L.G Lemaire menuliskan pengertian hukum pidana sebagai hukum yang terdiri dari
norma-norma berisi keharusan dan larangan, dibentuk oleh pembentuk undang -undang serta
telah dikaitkan dengan suatu sanksi berupa hukuman berupa penderitaan yang ber sifat khusus.
Mezger mengartikan hukum pidana dengan lebih sederhana, yakni aturan -aturan hukum
yang mengikat suatu perbuatan tertentu dan memenuhi syarat -syarat tertentu dan memiliki
suatu akibat yang berupa pidana.
Hukum perdata
Menurut Prof. Subekti, hukum perdata merupakan semua hukum private materiil berupa
segala hukum pokok mengatur kepentingan perseorangan.
Prof. Sudikno Mertokusumo, Hukum perdata yakni keseluruhan peraturan mempelajari
tentang hubungan antara orang yang satu dengan orang lainnya. Baik meliputi hubungan keluarga
dan pergaulan masyarakat.
Sri Sudewi Masjchoen Sofwan, Hukum perdata diartikan sebagai hukum yang mengatur
kepentingan warga negara perseorangan yang satu dan perseorangan lainnya.
2. syarat-syarat berlakunya hukum
 Memiliki Sanksi dan Hukuman bagi pelanggar.
 Memiliki Dasar hukum dan Pasal Pasal.
 Tersusun secara sistematis dan mendasar sesuai ketentuan yang ada.
3. Peran dan fungsi hukum dalam masyarakat
Hukum berfungsi sebagai perlindungan kepentingan manusia, agar kepentingan-
kepentingannya terlindungi, maka hukum seyogyanya dilaksanakan secara
nyata. Hukum berfungsi sebagai pengatur pergaulan hidup secara damai. Hukum menghendaki
perdamaian. Hukum diciptakan untuk mengatur serta membatasi berbagai macam
aktivitas masyarakat agar terbentuk suatu tatanan hidup yang aman, tertib, dan berkeadilan. ... Di
mana hukum menjadi keharusan dalam kehidupan bangsa dan negara karena adanya hukum dapat
menciptakan ketertiban serta keadilan pada masyarakat. Fungsi hukum juga mengatur hubungan
manusia agar tercipta ketertiban dan diharapkan mampu mencegah terjadinya gangguan
kepentingan yang berpotensi menimbulkan konflik dan untuk memberikan perlindungan terhadap
kepentingan bersama. Adanya rasa terlindungi dan berkeadilan ini dapat tercapai apabila manusia
menegakkan hukum dengan baik.

Berikut beberapa fungsi hukum:


a. Menjaga Hubungan Manusia
b. Melindungi Kepentingan Bersama
c. Mewujudkan Keadilan Sosial
d. Menciptakan Ketertiban dan Keteraturan Masyarakat
e. Menyelesaikan Pertikaian

X. MAZHAB ATAU ALIRAN HUKUM

1. Mazhab Hukum Alam

Pengertian hukum alam yaitu ciptaan Tuhan terhadap segala sesuatu yang ada di dunia
serta semua isi alam semesta, dan biasanya hukum alam ini sering kita sebut dengan sunnatullah
atau (ketentuan Allah). Aliran atau Mazhab hukum alam merupakan aliran yang tertua dalam
sejarah pemikiran manusia tentang hukum. Aliran ini berpandangan bahwa selain hukum positif
(hukum yang berlaku di masyarakat) yang merupakan buatan manusia, masih ada hukum yang lain
yaitu hukum yang berasal dari Tuhan. Hukum alam adalah hukum yang ditemukan pada alam
dimana hukum itu sesuai dan bersinergi dengan alam. Hukum Alam sendiri sebenarnya bukan
merupakan jenis hukum, tetapi itu merupakan penamaan seragam untuk banyak ide yang
dikelompokan dalam satu nama, yaitu hukum alam

Dalam teori hukum alam terdapat ke khasan yaitu tidak dipisahkannya secara tegas antara
hukum dan moral. Penganut aliran ini memandang hukum dan moral sebagai pencerminan dan
pengaturan secara internal dan eksternal kehidupan manusia dan hubungan sesama manusia.
sumber hukum Alam :

1. Hukum alam yang bersumber dari Tuhan (Irrasionalisme)


2. Hukum alam yang bersumber dari rasio manusia (Rasionalisme)
3. Hukum alam yang bersumber dari panca indera manusia (Empirisme)
2. Mazhab legisme

Legisme merupakan suatu aliran hukum yang merupakan dasar dari pengaplikasian sisten
hukum eropa continental. Aliran hukum ini berpegangan kepada asas Lex Dura Sed Tamen Sripta
yang tidak mentolerir penafsiran hukum apapun selain dari sudut pandang tekstual. Mazhab
legisme menempatkan peran penting undang-undang maupun hukum tertulis sebagai alat
perubahan sosial. Mazhab ini mengidentikkan hukum dengan undang-undang. Tidak ada hukum di
luar undang-undang. Kebiasaan bukanlah merupakan hukum kecuali bila hukum menentukannya
(Rasjidi, 1990: 38-39).

3. Aliran hukum bebas

Aliran hukum bebas dapat di jabarkan sebagai penentang keras positivisme hukum. Dalam
penentangan terhadap positivisme hukum, hukum bebas sejalan dengan kaum realism AS. hanya
saja jika realisme menitikberatkan pada penganalisiaan hukum sebagai kenyataan dalam
masyarakat, maka aliran hukum bebas tidak berhenti sampai disitu. Aliran bebas berpendapat
bahwa hakim mempunyai tugas untuk menerapkan hukum. Penemu hukum yang bebas tugasnya
bukan menetapkan UU, tapi menciptakan penyelesaian yang tepat dan konkrit.

4. Sosiological jurisprudence

Sosiological jurisprudence adalah salah satu aliran dalam filsafat hukum yang tumbuh dan
berkembang di benua eropa yang di pelopori oleh Eugen Erlich. Aliran pemikiran hukum
sosiologis yang mempeljari pengaruh hukum terhadap masyarakat dengan pendekatan dari hukum
ke masyarakat.

XI. BIDANG-BIDANG STUDI HUKUM


1. Sosiologi Hukum
Sosiologi hukum terdiri dari dua istilah ilmu yang menjadi satu, yakni kata “Sosiologi”
yang memiliki arti ilmu pengetahuan tentang masyarakat dan “Hukum” yang bermakna aturan
yang terjadi karena penyesuaian terhadap berbagai bentuk gejala sosial yang ada dalam
masyarakat. Sosiologi hukum juga ilmu pengetahuan yang menitik beratkan pada kaidah dan asas
di dalam kehidupan manusia. Sehingga disiplin ilmu ini akan membawa ketentraman dan
keteraturan bersama antar masyarakat. Selain itu, hukum sebagai ilmu pengetahuan yang empiris
analitis tentang hubungan-hubungan yang karena gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat.
Oleh karena itu, sosiologi hukum dianggap sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji kehidupan
masyarakat.

2. Antropologi hukum

Antropologi hukum secara umum adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari
tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu serta perkembangannya. Penjelasan lain dari
antropogi hukum adalah suatu kajian terhadap makna sosial dari dan pentingnya hukum dengan
menelaah bagaimana hukum dibuat termasuk bagaimana konteks sosial pembuatan hukum
tersebut, bagaimana hukum mempertahankan dan mengubah institusi sosial lainnya, dan
bagaimana hukum membangun perilaku sosial.
3. Sejarah hukum

Sejarah hukum adalah suatu metode dan ilmu yang merupakan cabang dari ilmu sejarah
(bukan cabang dari ilmu hukum), yang mempelajari (studying), menganalisa (analising),
memverifikasi (verifiying), menginterpretasi (interpreting), menyusun dalil (setting the clausule),
dan kecenderungan (tendention), menarik kesimpulan tertentu (hipoteting), tentang setiap fakta,
konsep, kaidah, dan aturan yang berkenaan dengan hukum yang pernah berlaku. Baik yang secara
kronologis dan sistematis.
Selain itu, sejarah hukum adalah salah satu bidang studi hukum, yang mempelajari
perkembangan dari asal usul sistem hukum dalam suatu masyarakat tertentu, dan membandingkan
antara hukum yang berbeda karena dibatasi oleh perbedaan waktu. Sejarah hukum ini terutama
berkait dengan bangkitnya suatu pemikiran dalam hukum yang dipelopori oleh Savigny (1779-
1861). Dalam studi sejarah hukum ditekankan mengenai hukum suatu bangsa merupakan suatu
ekspresi jiwa yang bersangkutan dan oleh karenanya senantiasa yang satu berbeda dengan yang
lain, bahwa hukum yang sekarang dibentuk oleh proses-proses yang berlangsung pada masa
lampau (Soedjono Dirdjosisworo).
Sejarah mempelajari perjalanan waktu masyarakat di dalam totalitasnya, sedangkan sejarah
hukum satu aspek tertentu dalam hal itu, yakni hukum. Apa yang berlaku untuk seluruh, betapapun
juga berlaku untuk bagian, serta maksud dan tujuan sejarah hukum “dalil-dalil atau hukum-hukum
perkembangan kemasyarakatan”. Jadi, dengan demikian permasalahan yang dihadapi sejarawan
hukum tidak kurang “imposible” daripada setiap penyelidik dalam bidang apapun.

4. Psikologi hukum

Psikologi hukum adalah teori penelitian, dan praktik psikologi yang berkaitan
dengan hukum dan permasalahan hukum. Psikologi hukum mengkaji pola pikir dan perilaku aparat
penegak hukum seperti hakim dan jaksa, hukum acara, dan sistem peradilan sementara psikologi
forensik terfokus pada kasus tindak pidana dan hal-hal terkaitnya seperti tersangka, terdakwa,
dan pengacara. Psikologi hukum berkontribusi dalam penegakan hukum pidana dalam bentuk
memberikan pengetahuan yang berguna dalam proses penegakan hukum. Digunakan untuk
menjelaskan perilaku terdakwa maupun korban yang dapat digunakan dalam proses persidangan.

Psikologi hukum mempelajari perilaku atau sikap psikis/jiwa individu maupun kelompok.
Psikologi hukum hadir dan memiliki fungsi dan bagiannya dalam berbagai proses hukum seperti
dalam proses penyidikan, pengadilan maupun dalam Lembaga Permasyarakatan. Dalam proses
penyidikan, membantu penyidik dalam melakukan penyidikan pada korban, saksi dan pelaku..
Psikologi hukum berkontribusi dalam penegakan hukum pidana dalam bentuk memberikan
pengetahuan yang berguna dalam proses penegakan hukum. Digunakan untuk menjelaskan
perilaku terdakwa maupun korban yang dapat digunakan dalam proses persidangan..

5. Filsafat hukum

filsafat adalah sebuah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok pangkal dan puncak segala
pengetahuan yang tercakup di dalamnya empat persoalan, yaitu apa yang dapat diketahui
(metafisika), apa yang seharusnya dilakukan (etika), sampai di mana harapan kita (agama),
dan apa hakikat manusia (antropologi).
Filsafat hukum adalah cabang filsafat yang membicarakan apa hakikat hukum itu, apa
tujuannya, mengapa dia ada dan mengapa orang harus tunduk kepada hukum. Disamping
menjawab pertanyaan masalah-masalah umum abstrak tersebut, filsafat hukum juga membahas
soal-soal konkret mengenai hubungan antara hukum dan moral (etika) dan masalah keabsahan
berbagai macam lembaga hukum.

6. Politik Hukum

Politik hukum sebagai aktivitas memilih dan cara yang hendak dipakai untuk mencapai
suatu tujuan sosial dan hukum tertentu dalam masyarakat.Hal ini dapat dijelaskan kembali bahwa
politik hukum merupakan aktifitas atau perilaku untuk memilih hukum dan cara yang hendak
dipakai negara untuk memilih hukum guna mencapai tujuan sosial dan hukum tertentu dalam
masyarakat. Namun pendapat lain menjelaskan bahwa, politik hukum sebagai legal policy
(kebijakan hukum) yang akan atau telah dilaksanakan oleh pemerintah. Politik hukum ini
mencakup pembuatan hukum yang berintikan pembuatan dan pembaharuan terhadap materi-materi
hukum agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dan pelaksanaan ketentuan hukum yang sudah
ada, termasuk penegakan fungsi lembaga dan pembinaan para penegak hukum.

Dengan demikian, politik hukum merupakan pilihan tentang hukum-hukum yang


diberlakukan sekaligus pilihan tentang hukum-hukum yang akan dicabut atau tidak diberlakukan
yang kesemuanya dimaksud untuk mencapai tujuan Negara seperti yang tercantum di dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
PILIHLAH JAWABAN YANG PALING BENAR A,B,C,D

1. Menurut J.B Daliyo Ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan yang objeknya hukum.
Ilmu hukum akan mempelajari semua seluk beluk mengenai hukum, yaitu…..
a. Misalnya mengenai asal perwujudan, wujud, manfaat, sistem, macam
pembagian, jumlah, perkembangan, fungsi dan kedudukan hukum di dalam
Negara
b. Misalnya mengenai asal mula, wujud, manfaat, sistem, macam pembagian,
jumlah, perkembangan, fungsi dan kedudukan hukum di alam masyarakat.
c. Misalnya mengenai tempat, wujud, ragam, sistem, macam pembagian, sumber-
sumber, statistic,fungsi dan kedudukan hukum didalam pemerintahan.
d. Misalnya mengenai asal usulnya, wujud, manfaat, sistem, macam pembagian
waris, jumlah, perkembangan, fungsi dan kedudukan hukum di dalam
pemerintahan.
2. Peran dan fungsi pengantar ilmu hukum adalah…..
a. Memperkenalkan segala masalah yang berhubungan dengan hukum
b. Memperkenalkan ilmu hukum yaitu pengetahuan yang mempelajari segala seluk
beluk daripada hukum dalam segala bentuk dan manifestasinya.
c. Berusaha untuk menjelaskan tentang keadaan, inti, maksud dan tujuan dari
bagian-bagian yang penting daripada hukum serta bertalian antara berbagai
bagian tersebut dengan ilmu pengetahuan hukum.
d. Jawaban a, b dan c benar
3. Pengertian hukum menurut Prof. Dr. kusumaatmadja, adalah…..
a. Keseluruhan proses-proses serta unsur-unsur yang mengatur pergaulan hidup
dalam pemerintahan yang bertujuan memelihara ketertiban juga meliputi
lembaga-lembaga, dan proses-proses guna mewujudkan berlakunya kaidah itu
dalam Negara.
b. Keseluruhan momentum serta peristiwa yang mengatur pergaulan hidup dalam
Negara yang bertujuan memelihara ketertiban juga meliputi lembaga-lembaga,
dan proses-proses guna mewujudkan berlakunya kaidah itu dalam pemerintaha
c. Keseluruhan kaidah-kaidah serta azas-azas yang mengatur pergaulan
hidup dalam masyarakat yang bertujuan memelihara ketertiban juga meliputi
lembaga- lembaga, dan proses-proses guna mewujudkan berlakunya kaidah itu
dalam pemerintah daerah
d. Keseluruhan proses-proses serta unsur-unsur yang mengatur pergaulan hidup
dalam pemerintah daerah yang bertujuan memelihara ketertiban juga meliputi
lembaga-lembaga, dan proses-proses guna mewujudkan berlakunya kaidah itu
dalam pemerintah daerah.
4. Unsur-unsur hukum meliputi, kecuali….
a. Peraturan pemerintah daerah
b. Peraturan diadakan oleh lembaga resmi dan berwajib
c. Peraturan itu bersifat memaksa
d. Sanksi bagi para pelanggar peraturan itu adalah tegas.
5. Salah satu ciri-ciri hukum adalah….
a. Adanya keadilan yang diajarkan
b. Adanya peranta-peranta atau larangan-larangan
c. Larangan tidak perlu disebar luaskan
d. Sanksi hukum untuk pelapor dengan hukuman yang berat
6. Menurut teori theokrasi, hukum adalah…..
a. Hukum harus diberlakukan seperti perintah tuhan. Teori ini berlaku bagi
orang yang tidak tahu agama dan tunduk kepada hukum
b. Hukum harus diatur karena mejadikan hukum adalah bukan perintah tuhan.
Teori ini berlaku bagi orang yang tidak patuh kepada agama dan tunduk kepada
pemerintah
c. Hukum harus ditaati karena menganggap bahwa hukum adalah perintah tuhan.
Teori ini berlaku bagi orang yang fanatik dengan agama dan tunduk kepada
hukum
d. Hukum harus diberlakukan seperti perintah tuhan. Teori ini berlaku bagi
orang yang tidak tahu agama dan tunduk kepada pemerintah
7. Aliran-aliran hukum dalam masyarakat, meliputi….
a. Aliran Legisme, Aliran Rechtslehre, dan Aliran Rechtvinding
b. Aliran Legisme, Aliran Rechtstate, dan Aliran Rechtvinding
c. Aliran Lexis, Aliran Rechtstate, dan Aliran Rechtvinding
d. Aliran Lexis, Aliran Rechtslehre, dan Aliran Rechtvindin

8. Pendapat para sarjana tentang tujuan hukum adalahh……

a. Untuk keamanan, keindahan, dan untuk kebaikan, dan untuk kepastian hakim
b. Untuk kedamaian, keindahan, dan untuk keaneha, dan untuk kepastian hukum
c. Untuk keamanan, keadilan, dan untuk kebaikan, dan untuk kepastian hakim
d. Untuk kedamaian, keadilan, dan untuk kebaikan, dan untuk kepastian hukum
9. Pandangan modern terbentuknya hukum adalah……

a. Hukum terbentuk dengan berbagai macam cara;


b. Hukum oleh pembentuk UU dan hakim menerapkan UU;
c. Penerapan UU tidak dapat mekanis tapi perlu penafsiran;
d. Jawaban a, b, dan c benar
10. Sumber-sumber hukum formal antara lain yaitu…..
a. Undang-undang;
b. Keberuntungan;
c. Jawab a dan b benar
d. Keputusan-keputusan hakim

11. Lahirnya tata hukum di Indonesia pada tanggal……


a. Tanggal 22 Desember 1950:
b. Tanggal 17 Agustus 1945;
c. Tanggal 21 April 1928;
d. Tanggal 20 Oktober 1945
12. Hukum tertulis (Statute Law = Written Law), adalah…….
a. Hukum yang dicantumkan dalam berbagai peraturan perundangan satu Negara
b. Bagian yang dicantumkan dalam berbagai peraturan-perundangan satu Daerah c.
Hukum yang diuraikan dalam berbagai peraturan menteri satu Negra
d. Bagian yang diuraikan dalam berbagai peraturan menteri daerah satu Negara
13. Hukum tak tertulis (Unstatutery Law = Unwritten Law) adalah……
a. Aliran hukum yang masih hidup dalam perubahan masyarakat, tetapi tidak
tertulis namun berlakunya dipatuhi seperti suatu peraturan gubernur
b. Aliran hukum yang masih terjadi dalam perubahan masyarakat local, tetapi tidak
tertulis namun berlakunya dipatuhi seperti suatu peraturan bupati
c. Hukum yang masih diberlakukan dalam keyakinan masyarakat luas, tetapi
tidak tertulis namun berlakunya ditaati seperti suatu peraturan perundangan
dasar

d. Hukum yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat, tetapi tidak tertulis
namun berlakunya ditaati seperti suatu peraturan perundangan
14. Yang dimaksud dengan lembaga Negara adalah…..
a. Satu lempengan (tembaga) tempat mengundangkan (mengumumkan) semua
peraturan-peraturan daerah dan pemerintah agar sah berlaku
b. Suatu lembaran (kertas) tempat mengundangkan (mengumumkan) semua
peraturan-peraturan Negara dan pemerintah agar sah berlaku
c. Suatu lempengan (tembaga) tempat mengumandangkan (menyuarakan) semua
peraturan-peraturan Negara dan pemerintah agar sah berlaku
d. Suatu lembaran (kertas) tempat mengumandangkan (menyuarakan) semua
peraturan-peraturan Negara dan pemerintah agar sah berlaku
15. Hukum pidana adalah……..

a. Apabila dari peraturan-peraturan yang menetukan perbuatan apa yang diikuti


dan termasuk kedalam bukan tindakan pidana, serta membuat hukuman
yang dapat dijatuhkan terhadap yang membuatnya
b. Keseluruhan dari peraturan-peraturan yang mencari perbuatan apa yang dilarang
dan termasuk kedalam tindakan pidana, serta memberikan hukum rodi
yang dapat dijatuhkan terhadap yang melakukannya
c. Keseluruhan dari peraturan-peraturan daerah yang menentukan perbuatan apa
yang dilarang dan termasuk kedalam tindak pidana, serta menetukan hukum
apa yang dapat dijatuhkan terhadap yang melakukannya
d. Sebagian dari peraturan-peraturan yang menentukan perbuatan tercela
yang dilarang dan termasuk kedalam tindak pidana, serta menetukan
hukuman apa yang dapat dijatuhkan terhadap yang melakukannya
1. Apa persamaan PIH dan PHI.?

Jawab : Persamaannya yakni keduanya sama-sama berobyekan tentang hukum

Anda mungkin juga menyukai