KEGIATAN BELAJAR 1
NILAI MORAL SEBAGAI SUMBER BUDAYA DAN KEBUDAYAAN
A. NILAI SEBAGAI SUMBER BUDAYA DAN KEBUDAYAAN
Bila dilihat dari definis kebudayaan yang lebih baru, kebudayaan adalah seperangkat
peraturan dan standar, yang apabila dipenuhi oleh para anggota masyarakat menghasilkan
perilaku yang dianggap layak dan dapat diterima oleh para anggotanya. Kemudian apabila
dilihat konsep kebudayaan yang berkembang kemudian, seperti definisi kebudayaan
sebagaimana yang dikemukakan oleh pakar dan pendiri ilmu antropologi Indonesia, Prof. Dr.
Koentjaraningrat, maka kebudayaan adalah keseluruhan gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar. Kemudian, menurut Koentjaraningrat, definisi tersebut juga sejalan dengan pemikiran
J.J. Honigmann (1959:11-12) yang mengatakan bahwa kebudayaan dapat dilihat dan
dibedakan atas tiga wujud, yaitu: (1) kompleks ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan dan sebagainya; (2) komoleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam
bermasyarakat; (3) kompleks benda-benda dan hasil karya manusia. Dengan demikian,
manusia dalam kehidupan bermasyarakat pada dasarnya telah mempunyai bekal dalam
berprilaku, yaitu dengan menjunjung tinggi nilai-nilai budayanya.
KEGIATAN BELAJAR 2
PENGERTIAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
A. PENGERTIAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
Dalam anggapan awal, hukum adalah unsur yang mutlak bagi semua masyarakat
manusia. Kemudian, hukum dianggap merupakan gagasan yang pokok dalam masyarakat
manusia, dan tidak dapat dipungkiri bahwa tanpa hukum maka tidak akan ada masyarakat
manusia. Hukum merupakan salah satu aspek kebudayaan, atau dapat dilakukan sebagai
suatu objek yang otonom yang terpisah dari kebudayaan. Dalam perkembangan antropologi,
di abad ke 19, sudah disadari bahwa hukum atau sistem normatif merupakan aspek dari
kebudayaan. Kebudayaan dalam hal ini mencakup hukum yang hidup di dalam ingatan
kolektif suatu masyarakat dan diturunkan secara lisan dari satu generasi ke generasi lainnya.
Hoebel dan Lwellyn dalam buku Cheyene Way mengidentifikasikan ada tiga bentuk
menifestasi hukum yaitu (1) sebagai aturan abstrak yang mencakup isi dari kodifikasi hukum
dalam masyarakat yang sudah kompleks atau berbentuk cita-cita yang terumus dalam ingatan
orang-orang arif dalam masyarakat-masyarakat sederhana, (2) sebagai pola-pola kelakuan
yang aktual dari para warga suatu masyarakat, dan (3) sebagai prinsip-prinsip yang
diabstraksikan dari keputusan para pemegang otoritas hukum, ketika menyelesaikan sengketa
dalam masyarakat.
Menurut L. Pospisil, hukum memiliki empat sifat dasar yaitu (1) keputusan hukum
didukung oleh suatu kekuasaan, (2) keputusan hukum dimaksudkan berlaku umum, (3)
keputusan hukum menetapkan hak pihak yang satu dan kewajiban pihak yang lain, dan (4)
keputusan hukum menentukan sifat dan dan beratnya sanksi. Menurut Hoebel ada tiga fungsi
pokok hukum yaitu (1) hukum menegaskan hubungan antara para anggota masyarakat
dengan menentukan perilaku yang layak dalam keadaan tertentu, (2) hukum membagi-bagi
wewenang untuk menggunakan paksaan dalam melaksanakan sanksi, (3) hukum berfungsi
untuk mengaskan hubungan-hubungan sosial dan untuk menjamin adanya fleksibilitas.