Anda di halaman 1dari 2

Tugas.

Selayaknya sistem hukum pada umumnya, terdapat keterkaitan komponen-komponen


sistem penegakan hukum dalam sistem hukum media massa.

1. Uraikan komponen-komponen sistem penegakan hukum tersebut!


2. Identifikasilah bagaimana sistem hukum bekerja melalui komponen-komponen
tersebut!
3. Berikan contoh sederhana yang menggambarkan bagaimana sistem hukum
media massa bekerja melalui komponen-komponen sistem penegakan hukum!

/1/ KOMPONEN SISTEM PENEGAKAN HUKUM

1. STRUKTUR HUKUM
Struktur hukum adalah perwujudan hukum menjadi institusi penegak hukum
beserta para penegak hukum yang terdapat di dalam institusi tersebut. Penekanan
struktur hukum ini adalah pada bagaimana institusi penegak hukum seperti
peradilan, kejaksaan, kepolisian dan advokat serta para individu-individu di dalam
institusi tersebut menjalankan hukum dan berjalan atas hukum, apakah telah
sesuai ataukah ada penyimpangan dari ketentuan-ketentuan.

2. SUBSTANSI HUKUM
Subtansi hukum terdiri dari aturan, norma dan pola perilaku manusia dalam suatu
sistem hukum. Dapat dikatakan substansi hukum adalah peraturan-peraturan
yang diciptakan oleh legislator dan akan diterapkan pada kehidupan masyarakat.
Maka dari itu suatu peraturan perundang-undangan sebaiknya disusun secara
demokratis karena menyangkut harkat hidup masyarakat sebagai living law.
Peraturan perundang-undangan tersebut diharapkan dapat diterapkan dengan
mudah dan menjadi solusi atau pencegah terjadinya krisis dalam kehidupan
masyarakat.

3. BUDAYA ATAU KULTUR HUKUM


Budaya Hukum menggambarkan bagaimana respon, keyakinan, sikap dan
perilaku masyarakat di dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan
hukum, yang disebut dengan masyarakat di atas termasuk juga dengan para
penegak hukum.
/2&3/ GAMBARAN
Sebagaimana Teori Lawrence M. Friedman bahwa berhasil atau tidaknya penegakan
hukum tergantung dari tiga komponen yang telah diuraikan di atas maka berikut adalah
gambaran atau contoh sederhana bagaimana sistem hukum tersebut bekerja.

Analisa kasus: adanya suatu berita yang merugikan individu, kelompok tertentu atau
bahkan pemerintah. Timbulah delik pers. Maka korban atau yang merasa dirugikan dapat
menempuh atau memilih beberapa proses penyelesaian sengketa: pengadilan, yaitu
tuntutan pidana dan gugatan perdata (berkaitan dengan struktur hukum atau Lembaga
pengadilan dan penegak hukum) atau non-pengadilan, yaitu penggunaan hak jawab dan
hak koreksi sebagaimana tercantum dalam Pasal 5 ayat (2) dan (3) UU Pers (berkaitan
dengan substansi hukum, atau aturan-aturan hukum). Hak jawab adalah hak seseorang
atau sekelompok orang untuk memberikan tangggapan atau sanggahan terhadap
pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya. Hak koreksi adalah hak setiap
orang untuk mengoreksi atau memberitahukan kekeliruan informasi yang diberitakan
oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain. Kesadaran penggunaan hak
jawab dan hak korekasi adalah berdasar pada karakteristik sosial dan pengetahuan
masyarakat. Lalu, munculnya delik pers yang menyoal keterhinaan seseorang atua
sekelompok orang sangatlah relative, suatu berita bisa jadi sangat menghibur untuk
kelompok tertentu dan sekaligus dapat pula sangat menghina untuk kelompok lain. Maka
dari itu penggunaan hak jawab dan hak koreksi atau proses penyelesaian delik pers bisa
sangat tergantung pada kultur dan kondisi sosial masyarakat (hal ini berkaitan dengan
kultur hukum).

Sumber:

BMP SKOM4439/Modul 2, 3 dan 9


UU Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers
https://lbh-ri.com/sistem-hukum-di-indonesia/
https://owntalk.co.id/2020/11/23/komponen-sistem-hukum-menurut-lawrence-m-
friedman/
https://www.kai.or.id/berita/20228/mengenal-3-elemen-hukum-substansi-struktur-dan-
kultur.html

Anda mungkin juga menyukai