Anda di halaman 1dari 19

NAMA : MUHAMMAD RAFLI

NIM : 30302100228
DISIPLIN HUKUM
A. Ilmu Hukum

Pengertian Ilmu hukum :


Menurut Satjipto Rahardjo Ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan yang berusaha
menelaah hukum. Ilmu hukum mencakup dan membicarakan segala hal yang
berhubungan dengan hukum. Ilmu hukum objeknya hukum itu sendiri. Demikian
luasnya masalah yang dicakup oleh ilmu ini, sehingga sempat memancing pendapat
orang untuk mengatakan bahwa “batas-batasnya tidak bisa ditentukan” (Curzon, 1979:
v). Selanjutnya menurut J.B. Daliyo Ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan yang
objeknya hukum. Dengan demikian maka ilmu hukum akan mempelajari semua seluk
beluk mengenai hukum, misalnya mengenai asal mula, wujud, asas-asas, sistem,
macam pembagian, sumber-sumber, perkembangan, fungsi dan kedudukan hukum di
dalam masyarakat. Ilmu hukum sebagai ilmu yang mempunyai objek hukum menelaah
hukum sebagai suatu gejala atau fenomena kehidupan manusia dimanapun didunia ini
dari masa kapanpun. Seorang yang berkeinginan mengetahui hukum secara mendalam
sangat perlu mempelajari hukum itu dari lahir, tumbuh dan berkembangnya dari masa
ke masa sehingga sejarah hukum besar perannya dalam hal tersebut.
1. Ilmu Kaidah Hukum

Pengertian Kaidah Hukum :


Sebelum kita masuk ke pembahasan mengenai kaidah hukum, alangkah baiknya kita
kemukakan terlebih dahulu tentang pengertian kaidah hukum pada umumnya. N.E. Algra et
al. (1983 - 323) mengemukakan arti dari kaidah. Kaidah (Norma) berasal dari bahasa Latin
yaitu Norma siku - siku. Suatu siku - siku memiliki dua fungsi yakni sebagai alat pembantu
dalam mengkonstruksikan sudut 90 derajat dan sebagai alat yang dapat di gunakan untuk
memeriksa apakah suatu sudut yang telah ada benar - benar 90 derajat.
Jadi secara sederhana kaidah atau norma dapat diartikan sebagai aturan tingkah laku sesuatu
yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam keadaan tertentu. Ada pula yang mengatakan
sebagai kaidah petunjuk hidup yang mengikat. Kaidah berfungsi sebagai mengatur berbagai
kepentingan di dalam masyarakat. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa setiap anggota
masyarakat mempunyai kepentingan.
Macam-macam Kaidah Hukum :

1. Kaidah kesusilaan atau moral :

Kaidah kesusilaan menurut Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H. (1986 : 7) adalah kaidah
yang berhubungan dengan manusia sebagai individu karena menyangkut kehidupan pribadi
manusia. Salah satu ciri kaidah kesusilaan dibandingan dengan kaidah hukum ialah bersifat
kaidah kesusilaan yang otonom, berarti bahwa diikuti atau tidaknya suatu aturan tingkah laku
tersebut tergantung pada sikap batin manusianya. Sebagai contoh, Mencuri itu adalah
perbuatan yang dilarang. Kaidah kesusilaan itu dituruti oleh manusia, bukan karena manusia
tadi yang takut pada sanksi berdosa pada tuhan akan tetapi kata batinnya sendiri yang
menganggap perbuatan itu tidak patut untuk dilakukan.
2. Kaidah Agama :

Kaidah agama yakni aturan tingkah laku yang diyakini oleh penganutnya berasal dari tuhan.
Sebagai contoh, Pemeluk agama islam meyakini bahwa kewajiban menjalankan shalat lima
waktu bersumber dari perintah Allah SWT. Kaidah agama ini pun masih dibedakan menjadi
kaidah agama yang khusus mengatur hubungan manusia dengan tuhan dan kaidah agama yang
umum, mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia. Kaidah dalam agama islam
misalkan, masih dibedakan atas kaidah dengan sanksinya di dunia dan kaidah dengan
sanksinya di akhirat kelak.
3. Kaidah Kesopanan :

adapun yang di maksud kaidah kesopanan adalah didasarkan atas kebiasaan, kepatutan dan
kepantasan yang berlaku di dalam masyarakat. Salah satu perbedaannya dengan kaidah
kesusilaan atau moral adalah kaidah kesopanan justru ditunjukan pada sikap lahir manusia,
demi penyempurnaan dan ketertiban dalam masyarakat. Sanksi bagi pelanggaran terhadap
kaidah kesopanan berwujud teguran, celaan, cemoohan, pengucilan dan sejenisnya yang tidak
dilakukan oleh masyarakat secara terorganisasi, melainkan dilakukan sendiri - sendiri. Sebagai
contoh : jika Si A seorang gadis remaja datang ke kampusnya dengan mengenakan pakaian
yang seronok, yang dianggap oleh masyarakat kampusnya sebagai tidak sopan, maka warga
kampusnya akan memberikan sanksi si A dengan teguran, cercaan, bahkan bisa saja di kucilkan
dari pergaulan kampusnya.
2. Pengertian Umum Ilmu Hukum :

A. Pengertian Ilmu Hukum :


Menurut Satjipto Rahardjo Ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan yang berusaha menelaah
hukum. Ilmu hukum mencakup dan membicarakan segala hal yang berhubungan dengan
hukum. Ilmu hukum objeknya hukum itu sendiri. Demikian luasnya masalah yang dicakup oleh
ilmu ini, sehingga sempat memancing pendapat orang untuk mengatakan bahwa “batas-
batasnya tidak bisa ditentukan” (Curzon, 1979:v). Selanjutnya menurut J.B. Daliyo Ilmu
hukum adalah ilmu pengetahuan yang objeknya hukum. Dengan demikian maka ilmu hukum
akan mempelajari semua seluk beluk mengenai hukum, misalnya mengenai asal mula, wujud,
asas-asas, sistem, macam pembagian, sumber-sumber, perkembangan, fungsi dan kedudukan
hukum di dalam masyarakat. Ilmu hukum sebagai ilmu yang mempunyai objek hukum
menelaah hukum sebagai suatu gejala atau fenomena kehidupan manusia dimanapun didunia
ini dari masa kapanpun. Seorang yang berkeinginan mengetahui hukum secara mendalam
sangat perlu mempelajari hukum itu dari lahir, tumbuh dan berkembangnya dari masa ke masa
sehingga sejarah hukum besar perannya dalam hal tersebut.
B. Peran dan Fungsi Pengantar Ilmu Hukum :

1. Memperkenalkan segala masalah yang berhubungan dengan hukum.


2. Memperkenalkan ilmu hukum yaitu pengetahuan yang mempelajari segala seluk beluk
daripada hukum dalam segala bentuk dan manifestasinya.
3. Berusaha untuk menjelaskan tentang keadaan, inti, maksud dan tujuan dari bagian-bagian
yang penting daripada hukum serta bertalian antara berbagai bagian tersebut dengan ilmu
pengetahuan hukum.
4. Merupakan dasar dalam rangka studi hokum, tanpa mempelajari ilmu hukum secara tuntas,
tidak akan memperoleh pengertian yang baik tentang berbagai cabang ilmu hukum.
5. Mengkualifikasikan mata pelajaran, pendahuluan, pembukaan ke arah ilmu pengetahuan
hukum pada tingkat persiapan.
C. Cabang-cabang Ilmu Hukum :

1. Menurut J. Van Apeldoorn


Berpendapat bahwa sebagian ilmu hukum terdiri dari sosiologi hukum, sejarah hukum, dan
perbandingan hukum.
2. Menurut J. B.H Bolleprond
lmu hukum terdiri dari: dokmatik hukum, sejarah hukum, perbandingan hukum, politik hukum,
dan ajaran ilmu hukum umum.
3. Menurut Unoedhock
Berpendapat bahwa ilmu hukum terdiri dari: ilmu hukum positif, sosiologi hukum,
perbandingan hukum, ilmu hukum dokmatik.
4. Menurut Imanuel Kant
Sejarah Pengertian Hukum, pada 200 tahun yang lalu Immanuel Kant beserta para Yuris masih
mencari pengertian hukum sampai sekarang dalam hal kesempurnaanya. “Noch suchen die
jueshen und definden zu ihren berichte van richt”.
D. Pengertian Hukum Menurut Para Ahli :

1. Prof Utrecth
Adalah himpunan peraturan-peraturan (prenta-prenta atau larangan-larangan) yang mengurus
tata tertib dala masyarakat dan ditaati oleh masyarakat itu.
2. S.M Amin
Adalah kumpulan peraturan-peraturan yanmg terdiri dari norma-norma dan sanksi-sanksi dan
tujuan hukum adalah mengadilkan ketertiban dalam khidupan manusia, sehingga ketertiban
tercapai.
3. M.H Tirtaanidjaya, S.H
Adalah semua aturan (norma) yang harus dituruti dalam aturan tingkah laku, tindakan dalam
pergaulan hidup dengan ancaman harus membayar kerugian jika melanggar aturan tersebut
4. Prof.J.Van Kant
Adalah keseluruhan ketentuan-ketentuan penghidupan yang bersifat memaksa yang dijadikan
untuk melindungi kepentingan orang dalam masyarakat.
3. Ilmu Hukum Sebagai Ilmu Kenyataan :

Ilmu hukum sebagai ilmu kenyataan membahas hukum dari sisi sikap tindak atau perilaku.
Artinya hukum akan dilihat dari segi penerapannya yang diwujudkan dalam bentuk tingkah laku
atau sikap tindak. Yang termasuk di dalam ilmu-ilmu kenyataan tentang hukum diantaranya
adalah :
A. Sosiologi Hukum
Sosiologi hukum pertama kali diperkenalkan oleh Anzilotti pada Tahun 1882. Di lihat dari
perkembangannya, dapat dijelaskan bahwa sosiologi hukum pada hakikatnya lahir dari hasi-
hasil pemikiran para ahli filsafat hukum.
Ilmu hukum juga memiliki peran strategis untuk lahirnya sosiologi hukum. Hukum sebagai
gejala sosial yang ada dalam masyarakat sebagai kajian ilmu hukum, mendorong
perkembangan sosiologi hukum. Sementara itu ilmu hukum juga berbicara tentang nilai
seperti halnya nilai keadilan, ketertiban dan keamanan yang merupakan kebutuhan dari
masyarakat.
Ilmu sosiologi juga memiliki peran yang sangat penting untuk memecahkan berbagai persoalan
hukum yang ada dalam masyarakat. Dewasa ini banyak persoalan hukum yang diselesaikan
oleh hukum yang sifatnya normatif tidak memuaskan. Dengan demikian diperlukanlah adanya
suatu pendekatan yang lebih komprehensif melalui ilmu sosiologi yang merupakan ilmu yang
berkenaan dengan kemasyarakatan yang diharapkan dapat memecahkan segala persoalan
hukum yang dihadapi oleh masyarakat.
B. Antropologi Hukum :
Istilah Antropologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu antropos dan logos. Antropos berarti
manusia dan logos berarti ilmu atau studi. Pegertian dari Antropologi hukum itu sendiri adalah
suatu cabang ilmu pengetahuan yg mempelajari pola-pola sengketa dan penyelesaiannya pada
masyarakat-masyarakat sederhana maupun pada masyarakat yang mengalami proses
perkembangan dan pembangunan.
Antropologi hukum menggunakan pendekatan secara menyeluruh dalam menyelidiki manusia
dan masyarakatnya, menemukan bahwa melalui manifestasinya sendiri yang khas, akan melihat
bahwa hukum itu selalu hadir dalam masyarakat.
C. Perbandingan Hukum :
alam bukunya Comparative Law, Rudolf D. Schleringer mengemukakan bahwa perbandingan
hukum merupakan metoda penyelidikan dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan yg
lebih mendalam tentang bahan hukum tertentu.
Perbandingan hukum bukan merupakan suatu perangkat peraturan dan azas-azas hukum, bukan
suatu cabang hukum, melainkan suatu cara menggarap suatu unsur hukum asing yang aktual
dalam suatu masalah hukum.
Tujuan mempelajari perbandingan hukum dapat dibedakan berdasarkan asal usul dan
perkembangannya. Jika kita bertitik tolak pada teori hukum alam maka tujuan perbandingan
hukum adalah membandingkan sistem-sistem hukum guna dapat mengembangkan hukum alam
itu sendiri, sehingga tampak adanya persamaan dan perbedaan. Apabila kita bertitik tolak pada
jalur orientasi yang bersifat pragmatism maka tujuan perbandingan hukum adalah untuk
mengadakan perbaruan hukum dan tidak semata-mata melihat perbedaan dan persamaan antara
dua sistem hukum atau lebih.
D. Sejarah Hukum :
sejarah hukum adalah suatu bidang studi hukum yang mempelajari perkembangan dan asal-usul
sistem hukum dalam suatu masyarakat tertentu dan membandingkan dengan hukum yang
berbeda karena dibatasi oleh waktu. Yang ditekankan dalam studi sejarah hukum adalah hukum
suatu bangsa merupakan ekspresi jiwa dari bangsa yang bersangkutan dan oleh karenanya
senantiasa selalu berbeda dengan yang lainnya. Perbedaan ini terletak pada karakteristik
pertumbuhan yang dialami masing-masing sistem hukum.
Sejarah hukum ini tidak dapat dilepaskan dari aliran Historical Juriprudence yang di pelopori
oleh Friedrich Carl von Savigny. Aliran muncul sebagai suatu reaksi terhadap Rasionalisme
abad ke-18 dan Semangat Revolusi Perancis yang menentang wewenang dan tradisi.
Menurut Lemaire, apabila dilihat dari sudut bentuknya sejarah hukum terdiri atas sejarah hukum
ekstern ruang lingkupnya yaitu perkembangan secara menyeluruh dari suatu hukum positif
tertentu dan sejarah hukum intern ruang lingkupnya yaitu lembaga dan pengertian hukum dari
suatu bidang tata hukum tertentu.
Apabila hukum itu dikatakan tumbuh dan berkembang maka dapat diartikan bahwa ada
hubungan antara sistem hukum yang sekarang dengan yang lalu. Karenanya untuk memahami
fenomena hukum dalam masyarakat, perlu dikenal dan dipahami secara sistematis tentang
proses-proses terbentuknya hukum, faktor-faktor penyebab keberadaannya, dan sebagainya.
5. Psikologi Hukum :

Psikologi apabila di tinjau dari segi ilmu bahasa berasal dari


kata psycho dan logos. Psycho sering diartikan jiwa dan logos yang berarti ilmu. Dengan
demikian psikologi sering di artikan dengan ilmu pengetahuan tentang jiwa.
Psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang prilaku manusia (human behavior), maka dengan
kaitannya dengan studi hukum, ia akan melihat hukum sebagai salah satu pencerminan perilaku
manusia. Di dalam masyarakat modern, perilaku manusia ini merupakan sesuatu yang sangat
menonjol pada hukum, yang akan menggunakan hukum sebagai alat tujuan tujuan yang di
kehendaki. Karenanya dimaksud dengan psikologi hukum adalah suatu cabang pengetahun
yang mempelajari hukum sebagai perwujudan dari perkembangan jiwa manusia.
Secara sadar ataupun tidak, hukum ternyata telah memasuki bidang psikologi, terutama
psikologi sosial, hal ini dapat dilihat contohnya pada hukum pidana, dimana peranan sanksi
pidana dengan kriminalis menunjukan hubungan hukum dengan psikologi. Contohnya lain
misalnya bila kita mempersoalkan tentang hak hak itu tercantum di dalam peraturan, melainkan
karena ada keyakinan pada diri sendiri bahwa kita harus berbuat seperti itu.
B. Filasat dan Ethik Hukum :
Pengertian Filasafat dan Ethik Hukum :
Filasat hukum adalah cabang filasafat yakni, filasafat tingkah laku atau etika yang mempelajari
hakikat hukum. Filasafat hukum adalah ilmu yang mempelajari hukum secara filasafat. Jadi,
objek filasafat hukum adalah hukum yang diikaji secara mendalam. Filasafat hukum adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari pertanyaan-pertanyaa mendasar tentang hukum. Filasafat
hukum juga dikatakan sebagai ilmu pengetahuan tentang hakikat hukum.
Letak Filasafat Hukum Dalam Ranah Ilmu Hukum :
Sebagaimana telah diketahui bahwa hukum terkait dengan tingkah laku/perilaku manusia,
terutama mengatur perilaku manusia agar tidak terjadi kekacauan. Dapat disimpulkan bahwa
filasafat hukum adalah sub dari cabang filasafat manusia yang disebut etika atau filasafat
tingkah laku. Tepat dikatakan bahwa filasafat manusia berkedudukan sebagai genius, etika
sebagai species, dan filasafat hukum sebagai subspecies.
Dalam ranah Ilmu Hukum, Meuwissen dalam “ menyatakan bahwa filasafat hukum adalah
tataran abstraksi teoretikal yang peringkat keabstrakanya berada pada tataran tertinggi”.
C. Politik Hukum :
Setiap masyarakat yang teratur, yang menentukan pola-pola hubungan yang bersifat tetap antara
para anggotanya adalah masyarakat yang mempunyai tujuan yang jelas. Politik adalah bidang
yang berhubungan dengan tujuan masyarakat tersebut. Struktur politik menaruh perhatian pada
pengorganisasian kegiatan kolektif untuk mencapai tujuan tujuan bersama tersebut. Politik
hukum merupakan salah satu factor yang menyebabkan terjadinya dinamika yang demikian itu,
karena ia diarahkan pada ius constituendum, hukum yang dicita-citakan. Politik hukum adalah
suatu bidang studi hukum yang kegiatannya memilih atau menentukan hukum mana yang
sesuai dengan tujuan yang henndak dicapai oleh masyarakat.
Disebutkan bahwa politik hukum sebagai disiplin hukum yang mengkhususkan dirinya, pada
usaha memerankan hukum dalam mencapai tujuan-tujuan yang dicita-citakan oleh masyarakat
tertentu. Politik hukum sebagai pernyataan penghendak penguasa negara mengenai hendak
diperkembangkan. Dikatakan, kata politik dalam perkataan politik hukum dapat berarti
kebijaksanaan atau disebut dengan policy atau penguasa.
Politik hukum artinya melaksanakan hukum, memengaruhi perkembangan hukumm, dan
menciptakan hukum. Politik hukum juga merupakan perhatian negara terhadap hukum
dinamakan politik hukum negara. Politik hukum Negara ini dapat ditunjukan kepada bentuk
yang akan diberikan pada hukum,dibiarkan tidak tertulis sebagai kebiasaan dalam masyarakat
atau ditulis di peraturan perundang-undangan atau kodifikasi. Politik hukum negara dapat pula
ditujukan pada isi suatu kaidah hukum yang harus disandarkan pada kesadaran hukum
masyarakat dan dapat ditujukan pada perbaikan kesadaran hukum masyarakat.
Suatu ketentuan umum mengharuskan agar politik hukum suatu negara berdasarkan
kepentingan rakyatnya. Dan itulah dasar pokok bagi politik hukum. Tujuan akhir yang hendak
dicapai adalah menjadikan masyarakatnya menjadi masyarakat yang adil dan Makmur. Kalau
setiap Langkah kegatan penyiapan, penyusunan, dan perumusan peraturan serta ketentuan
untuk masyarakat telah mengarah terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur. Politik
hukum mencakup kegiatan memilih nilai-nilai dab menerapkan nilai-nilai. Filasafat hukum
adalah perenungan dan perumusan nilai-nilai. Kecuali itu filasafat hukum juga mencakup
penyerasian nilai-nilai, misalnya penyerasian antara ketertiban dan ketentraman antara
kebendaan dan keakhlakan antara kelanggengan nilai-nilai lama dan pembaruan. Dapat
ditambahlan pula bahwa politik hukum selalu berbicara tentang hukum yang dicita citakan dan
SUMBER :
http://bloggermahasiswahukum.blogspot.com/2016/12/ilm
u-hukum-sebagai-ilmu-kenyataan.html
https://www.hukum96.com/2020/04/jenis-jenis-kaidah-
hukum.html
https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2020/
01/3dd38_Modul_2_Pengantar_Hukum_Kontrak_Kerja_K
onstruksi_edit.docx

Anda mungkin juga menyukai