Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MANDIRI SOSIOLOGI HUKUM

“FUNGSI HUKUM MASYARAKAT DALAM SOSISOLOGI HUKUM “

DOSEN PENGAMPU : HULAIMI, SH., MH.

YANG DISUSUN OLEH:

AZURA SYAHFIKA AYUNI

NIM: 2074201097

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM (STIH)

PERSADA BUNDA

TAHUN AJARAN 2020/2021


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peranan hukum di dalam masyarakat khususnya dalam menghadapi perubahan

masyarakat perlu dikaji dalam rangka mendorong terjadinya perubahan sosial. Pengaruh peranan

hukum ini bisa bersifat langsung dan tidak langsung. Hukum memiliki peran yang tidak langsung

dalam mendorong munculnya perubahan sosial yang berpengaruh langsung terhadap masyarakat.

di wilayah Nusantara.

Penegakan peran,fungsi serta kemanfaatan hukum akan membawa kepada suasana aman

dan tertib dalam kehidupan suatu masyarakat. Kehidupan masyarakat tersebut yang kemudian

berkembang menjadi suatu negara, tentunya lebih memerlukan suatu perangkat peraturan formal

yang akan menjadi alat pengatur kehidupan warga negara, yang pada hal ini dalam rangka

penegakan norma-norma kehidupan, memerlukan perangkat khusus guna penegakan hukumnya,

dimulai dengan penyediaan aturan yang akan dipedomani, kemudian ditetapkan penegak

hukumnya, dilengkapi dengan sarana atau fasilitas penegakan hukum, yang dengan ketiga unsur

ini, diharapkan apa yang menjadi kebutuhan dasar warga negara dalam bidang penegakan hukum

akan dapat terwujud.1

Hukum merupakan himpunan peraturan yang dibuat oleh yang berwenang dengan tujuan

untuk mengatur tata kehidupan bermasyarakat yang mempunyai ciri memerintah dan melarang

serta mempunyai sifat memaksa dengan menjatuhkan sanksi hukuman bagi yang melanggarnya.

1
Umanailo, M. Chairul Basrun. 2016. Sosiologi Hukum. FAM Publishing. Maluku. Hal.41
Hukum dirasa bisa berfungsi seutuhnya jika mampu memberikan ketenangan dan kenyamanan

pada masyarakat, serta memberikan rasa keadilan yang memang merupakan tujuan hukum.

Untuk menunjang hal tersebut, maka hukum haruslah mendekati masyarakat yang mana dalam

hal ini sebagai subjek hukum itu sendiri.

Bila diibaratkan sebagai sebuah bangunan tubuh manusia, maka hukum formal yang

berupa peraturan perundang-undangan hanyalah merupakan tulang-tulang yang menjadi

kerangka (Sketch, skeleton) saja bagi bangunan hukum itu sedangkan “masyarakat” boleh

diibaratkan dagingnya. Jadi ada kerangka dan ada dagingnya. Para ahli hukum biasanya lebih

senang menekuni kerangka bangunan itu dari pada mengkaji pula daging-dagingnya maupun

urat-uratnya yang menempel pada kerangka itu. Sebaliknya para ahli sosiologi akan merasa lebih

betah menggumuli daging-daging suatu bangunan hukum, yaitu proses-proses yang menyangkut

peri kelakuan manusia yang menjalankan hukum itu.

Menurut pendapat aristoteles bahwa manusia itu adalah Zoon Politicon, dimana dalam

hidupnya manusia selalu akan membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,

yang hal ini dapat dilihat dari interaksi antara sesama manusia. Reaksi semacam ini

menimbulkan keinginan untuk menjadi satu dengan masyarakat sekelilingnya (antar manusia)

sehingga terjadi sosial groups.

Interakasi manusia berlaku timbal balik yang artinya saling mempengaruhi satu sama lain

yang dengan demikian maka suatu kelompok sosial mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:2

 Setiap warga kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari

kelompok yang bersangkutan.

2
Ibid, Hal.54
 Ada hubungan timbal balik antara warga negara yang satu dengan warga-warga

lainnya.

 Terdapat beberapa faktor yang dimiliki bersama oleh warga - warga kelompok itu,

sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor yang tadi merupakan

nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang

sama, dan lain - lain.

- Ada struktur.

- Ada perangkat kaidah - kaidah.

- Menghasilkan sistem tertentu.

Mempelajari kelompok-kelompok sosial merupakan hal yang penting bagi hukum, oleh

karena hukum merupakan abstraksi daripada interaksi-interaksi sosial yang dinamis tersebut

lama kelaman karena pengalaman, menjadi nilai-nilai sosial yaitu konsepsi-konsepsi abstrak

yang hidup di dalam alam pikiran bagian terbesar warga-warga masyarakat tentang apa yang

dianggap baik dan tidak baik di dalam pergaulan hidup.

Dalam lapisan masyarakat terdapat golongan atas (Upper Class) dan golongan bawah

(Lower Class), dijelaskan bahwa kalangan Upper Class jumlahnya lebih sedikit dibandingkan

Lower Class, karena Kalangan Upper Class jelas – jelas memiliki kemampuan yang lebih

banyak dan dianggap suatu hal yang terpenting dalam kehidupan bermasyarakat.

Upper Class yang memiliki kemampuan yang lebih tadi akan berwujud kepada

kekuasaan yang tentunya dapat menentukan berjuta – juta kehihupan manusia. Dan baik

buruknya suatu kekuasaan senantiasa diukur dari kegunaanya untuk mencapai suatu

tujuan yang disadari oleh masyarakat.


B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penjelasan diatas sebagai berikut:

1. Bagaimana Fungsi Hukum Masyarakat dalam Sosiologi?

2. Fungsi Hukum Sebagai Alat Dan Cermin Perubahan Masyarakat

BAB II

PEMBAHASAN

A. Fungsi Hukum Masyarakat Dalam Sosiologi Hukum


Hukum sejatinya adalah norma/aturan yang tertulis maupun tidak tertulis berfungsi

sebagai media pengatur interaksi sosial dan sebagai petunjuk yang mana perbuatan yang boleh

dilakukan dan tidak boleh dilakukan manusia,Lawrence Friedman mengatakan fungsi hukum

yaitu:3

1. Rekayasa sosial (Social Engineering) As a tool of social engineering  (hukum

sebagai alat perubahan sosial) artinya hukum berfungsi menciptakan kondisi

social yang baru, yaitu dengan peraturan-peraturan hukum yang diciptakan dan

dilaksanakan, terjadilah social engineering, terjadilah perubahan social dari

keadaan hidup yang serba terbatas menuju di kehidupan yang sejahtera atau

keadaan hidup yang lebih baik.

2. Penyelesaian sengketa (dispute settlement) As a tool of justification ( hukum

sebagai alat mengecek benar tidaknya tingkah laku) yakni hukum sebagai alat

untuk mengecek benar tidaknya suatu tingkah laku dengan di ketahuinya ciri-ciri

kebenaran yang dikehendaki oleh hukum, maka dengan cepat akan terlihat apabila

ada sesuatu perbuatan yang menyimpang dari perbuatan itu.

3. Pengawasan atau pengendalian sosial (Social Control) As a tool of social

control (hukum sebagai kontrol sosial) yaitu mengontrol pemikiran dan langkah-

langkah kita agar kita selalu terpelihara dan tidak melakukan perbuatan yang

melanggar hukum.

Soerjono Soekantojuga memberikan pandangan mengenai fungsi hukum,menurut

Soerjono Soekanto fungsi hukum itu ialah:

3
Chandra Pratama, 1996). Muhammad Abu Zahrah, Ushul ul-Fiqhi (Kairo: Darul Fikriil ‘Achmad
Ali, Menguak Tabir Hukum, Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis, (Cet I: Jakarta: Arabi, t.th), hal.35
 Untuk memberikan pedoman kepada warga masyarakat,bagaimana mereka harus

bertingkah laku atau bersikap dalam menghadapi masalah-masalahdalam

masyarakat yang terutama menyangkut kebutuhan-kebutuhan pokok

 Untuk menjaga keutuhanmasyarakat yang bersangkutan.

 Memberikan pegangan kepada masyarakat yang bersangkutan untuk mengadakan

pengendalian sosial (Sosial kontrol)

1. Hukum Sebagai Alat Kontrol Sosial

Dalam memandang hukum sebagai alat kontrol sosial manusia, maka hukum merupakan

salah satu alat pengendali sosial,Kontrol sosial merupakan aspek normatif kehidupan sosial. Hal

itu bahkan dapat dinyatakan sebagai pemberi defenisi tingkah laku yang menyimpang dan

akibat-akibat yang ditimbulkannya, seperti berbagai larangan, tuntutan, dan pemberian ganti

rugi.Hukum sebagai alat kontrol sosial memberikan arti bahwa ia merupakan sesuatu yang dapat

mengatur tingkah laku manusia. Tingkah laku ini dapat didefenisikan sebagai sesuatu yang tidak

menyimpang terhadap aturan hukum.Sebagai akibatnya, hukum dapat memberikan sangsi atau

tindakan terhadap si pelanggar.Karena itu, hukum pun menetapkan sanksi yang harus diterima

oleh pelakunya. 4

Ini sekaligus berarti bahwa hukum mengarahkan agar masyarakat berbuat secara benar

menurut aturan sehingga ketentraman dan ketertiban terwujud, Perwujudan sosial control berupa

sebuah pemidanaan, kompensasi, terapi, maupun konsoliasi. Standar atau patokan pemidanaan

adalah suatu larangan,yang apabila dilanggar akan mengakibatkan penderitaan bagi

pelanggarnya.dalam hal ini apabila kepentingan-kepentingan dari suatu kelompok

dilaanggar.inisiatif datang dari seluruh warga kelompok.padakompensasi,standar atau patokanya

adalah kewajiban,dimana inisiatif untuk memprosesnya ada pada pihak yang dirugikan.pihak
4
http://www.duniapelajar.com/2010/06/05/kaidah-kaidah-sosial-dan-hukum/
yang dirugikan ini akan meminta ganti rugi,sedangkan terapi maupun konsoliasi sifatnya

“remedial”,artinya mengembalikan situasi(interaksi sosial) pada keadaan yang semula.Oleh

karna itu,yang pokok bukanlah siapa yang kalah dan siapa yang menang melainkan yang penting

adalah menghilangkan keadaan yang tidak menyenangkan bagi para pihak. Hal itu tampak

bahwa konsoliasi,standarnya adalah normalitas,keserasian,dan kesepadanan yang bisa disebut

keharmonisan.

2. Hukum Sebagai Alat Pengubah Masyarakat

Hukum mungkin dipergunakan sebagai suatu alat oleh agent of change atau pelopor

perubahan adalah seseorang atau kelompok orang yang mendapatkan kepercayaan dari

masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan.Suatu

perubahan sosial yang dikehendaki atau direncanakan, selalu berada di bawah pengendalian serta

pengawasan pelopor perubahan tersebut.

Cara-cara untuk mempengaruhi masyarakat dengan system yang teratur dan direncanakan

terlebih dahulu, dinamakan sosial engineering atau sosial planning.Hukum mepunyai pengaruh

langsung atau pengaruh yang tidak langsung di dalam mendorong terjadinya perubahan

sosial.Misalnya, suatu peraturan yang menentukan system pendidikan tertentu bagi warga

Negara mepunyai pengaruh secara tidak langsung yang sangat penting bagi terjadinya

perubahan-perubahan sosial.didalam berbagai hal, hukum mempunyai pengaruh yang langsung

terhadap lembaga-lembaga kemasyarakatan yang artinya adalah bahwa terdapat hubungan yang

langsung antara hukum dengan perubahan-perubahan sosial.5

Suatu kaidah hukum yang menetapkan bahwa janda dan anak-anak tanpa memperhatikan

jenisnya dapat menjadi ahliwaris mempunyai pengaruh langsung terhadapat terjadinya

5
Zainuddin Ali, Sosiologi Hukum, Jakarta:Snar Grafika,2010
perubahan-perubahan sosial, sebab tujuan utamanya adalah untuk mengubah pola-

polaperikelakuan dan hubungan-hubungan antara warga masyarakat.Pengalaman-pengalaman di

Negara-negara lain dapat membuktikan bahwa hokum, sebagiamana halnya dengan bidang-

bidang kehidupan lainnya dipergunakan sebagai alat untuk mengadakan perubahan sosial.

Misalnya di Tunisia, maka sejak diperlakukannya Code of Personal Status pada tahun 1957,

seorang wanita yang telah dewasa, mempunyai kemampuan hukum untuk menikah tanpa harus

di dampingi oleh seorang wali.Kiranya dapat dikatakan bahwa kaidah-kaidah hukum sebagai alat

untuk mengubah masyarakat mempunyai peranan penting terutama dalam perubahan-perubahan

yang dikehendaki atau perubahan-perubahan yang direncanakan.

Dengan perubahan-perubahan yang dikehendaki dan direncanakan dimaksudkan sebagai

suatu perubahan yang dikehendaki dan direncanakan oleh warga masyarakat yang berperan

sebagai pelopor masyarakat.Dan dalam masyarakat yang sudah kompleks di mana birokrasi

memegang peranan penting tindakan-tindakan sosial, mau tak mau harus mempunyai dasar

hukum untuk sahnya.Oleh sebab itu, apabila pemerintah ingin membentuk badan-badan yang

berfungsi untuk mengubah masyarakat (secara Terencana), maka hukum diperlukan untuk

membentuk badan tadi serta untuk menentukan dan membatasi kekuasaannya.Dalam hal ini

kaidah hukum mendorong terjadinya perubahan-perubahan sosial dengan membentuk badan-

badan yang secara langsung berpengaruh terhadap perkembangan-perkembangan di bidang-

bidang sosial, ekonomi, dan politik.

B. Fungsi Hukum Sebagai Alat Dan Cermin Perubahan Masyarakat

Perubahan hukum (legal change) dan perubahan sosial (social change) merupakan dua hal

yang selalu menjadi perhatian dan kajian para ahli hukum maupun ahli ilmuilmu sosial lainnya,
bagaimana keterkaitan antara hukum dan perubahan sosial. Perhatian pertama dalam pengertian

hubungan antara hukum dan perubahan sosial adalah pada pengertian atau masalah definisi, apa

yang dimaksud dengan perubahan sosial tersebut. Secara sederhana perubahan sosial dapat

diartikan sebagai sebuah restrukturisasi pola-pola dasar di mana orang dalam tatanan masyarakat

tertentu terlibat satu dengan lainnya dalam bidang pemerintahan, politik, hukum, ekonomi,

pendidikan, agama, kehidupan keluarga, dan aktivitas-aktivitas lainnya.Perubahan sosial yang

terjadi secara terstruktur dalam bentuk perubahan-perubahan masyarakat yang teratur dan

tersistematisir merupakan bentuk pembangunan masyarakat.6

Pembangunan masyarakat atau perubahan sosial merupakan masalah pembaharuan cara

berpikir dan sikap hidup, tanpa sikap dan cara berpikir yang berubah, pengenalan lembaga-

lembaga baru dalam kehidupan tentu tidak akan berhasil, Mengaitkan secara sistematis antara

hukum dan pembangunan berarti meningkatkan pula intensitas pertukaran antara hukum dan

politik. Posisi hukum sebagai sarana untuk melakukan perubahan atau rekayasa sosial menjadi

semakin besar, dalam kontek ini, maka hubungan ketegangan antara kemandirian asas, doktrin,

dan institusi hukum berhadapan dengan politik menjadi lebih intensif.

Peranan hukum dalam pembangunan dapat kita katakan sebagai satu instrumen untuk

menjamin bahwa perubahan sosial yang terjadi akan berjalan secara teratur. Perubahan sosial

yang teratur melalui prosedur hukum, baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan atau

keputusan badan-badan peradilan akan lebih baik daripada perubahan yang tidak teratur, lebih-

lebih melalui cara-cara kekerasan, perubahan maupun ketertiban (keteraturan) merupakan tujuan

kembar dari masyarakat yang sedang mengalami perubahan

1. Hukum Sebagai Mekanisme Integrasi Sosial

6
Soekanto, Soerjono. 2015. Pokok-Pokok SosiologiHukum. Rajawali Pers cet-5, Jakarta. Hal.62
Menurut Harry C. Bredemeiersuatu analisis terhadap fungsi-fungsi hukum dan

hubungannya dengan sub sistem fungsional lain dari masyarakat. Ia kemudian membahas

beberapa garis penting dalam sosiologi hukum yang menjadi penekanan analisis itu dan

kedudukan sosiologi dalam hukum. Bredemeier juga menggunakan teori yang didasarkan pada

teori Sibernetica Talcott Parsons yang menggunakan empat proses fungsional dari suatu sistem

socialantara lain:7

- Goal Persuance adalah proses politik

- Pattern maintenance secara sederhana dapat diartikan sebagai proses sosialisasi

Integation adalah proses hukum 

Jadi pada dasarnya inti ajaran Bredemeier adalah sebagai berikut:

a) Sistem Hukum (badan peradilan maksudnya) merupakan suatu mekanisme yang

berfungsi untuk menciptakan integrasi yang menghasilkan koordinasi dalam masyarakat

dan mendapat masukkan.

b) Sistem politik, berupa penetapan tujuan dan dasar kekuasaan penegakkan hukum sebagai

imbalan dari penafsiran dan legitimasi yang diberikan oleh sistem hukum.

c) Sistem adaptif, berupa pengetahuan dan permasalahan-permasalahan sebagai patokan

penelitian sebagai imbalan terhadap organisasi serta kebutuhan akan pengetahuan.

d) sistem pattern maintenance berupa konflik dan penghargaan sebagai imbalan dari

pemecahan konflik dan keadilan yang diberikan oleh sistem hukum.  

Didalam fungsinya untuk menciptakan integrasi maka efektifitasnya tergantung dari

berhasilnya sistem hukum untuk menciptakan derajat stabilitas tertentu dalam proses hubungan

7
http://aepcitystudio.blogspot.com/2014/09/ruang-lingkup-sosiologi-hukum.html?m=1.
antara sistem hukum dengan sektor-sektor lainnya. Beberapa faktor yang dapat mengganggu

stabilitas tersebut antara lain:8

1. kemungkinan timbulnya konsepsi-konsepsi tujuan dalam hukum yang tidak konsisten

dengan kebijaksanaan dengan sistem politik.

2. tanggapan dari kekuasaan legislatif terhadap fluktuasi jangka pendek kepentingan-

kepentingan pribadi.

3. tidak adanya komunikasi perihal pengetahuan yang akurat dengan pengadilan.

4. tidak adanya fasilitas untuk melembagakan fungsi peradilan dalam diri warga

masyarakat.

5. adanya perkembangan nilai-nilai dalam sistem pattern-maintenance yang berlawanan

dengan konsepsi keadilan.

6. tidak adanya atau kurangnya saluran-saluran melalui mana kebutuhan peradilan

dapatdipenuhi.

Hukum disini ditekankan pada fungsinya untuk menyelesaikan konflik-konflik yang

timbul dalam masyarakat secara teratur, atau seperti yang sudah disebutkan diatas sebagai

mekanisme intgerasi.pada waktu timbul sengketa dalam masyarakat, maka ia memberikan tanda

bahwa diperlukan suatu tindakan agar sengketa itu diselesaikan. Pembiaran terhadap sengketa-

sengketa itu tanpa penyelesaian akan menghambat terciptanya suatu kerjasama yang produktif

dalam masyarakat. pada itulah dibutuhkan mekanisme yang mampu mengintegrasikan kekuatan-

kekuatan dalam masyarakat, sehingga dapat diciptakan atau dipulihkan suatu proses kerjasama

yang produktif. Pada saat hukum itu mulai bekerja, maka pada saat itu pula mulai dilihat betapa

8
Soekanto, Soerjono.Mengenal Sosiologi Hukum. Citra Aditya Bakti.Bandung. hal.23
bekerjanya hukum itu sebagai mekanisme pengintegrasi melibatkan pula ketiga proses yang lain,

berupa pemberian masukan-masukan yang nantinya diubah menjadi keluaran-keluaran.9

1) Masukan Dari Bidang Ekonomi; Fungsi adaptif atau proses ekonomi memberikan bahan

informasi kepada hukum mengenai bagaimana penyelesaaian sengketa itu dilihat sebagai

proses untuk mempertahankan kerjasama yang produktif. Untuk dapat menyelesaikan

sengketa tersebut, hukum membutuhkan keterangan mengenai latar belakang sengketa

dan bagaimana kemungkinannya diwaktu yang akan datang apabila sesuatu keputusan

dijatuhkan. Pertukaran antara proses integrasi dan adaptasi atau antara proses hukum dan

ekonomi ini akan menghasilkan keluaran yang berupa pengorganisasian atau

penstrukturan masyarakat. Melalui keputusan-keputusan hukum itu ditegaskan apa yang

merupakan hak-hak dan kewajiban-kewajiban, pertanggungjawaban dan lain-lain.

Keluaran yang berupa pengaruh yang datang dari pengorganisasian kembali oleh

keputusan hukum ini tampak dalam keputusan-keputusan yang benar-benar menimbulkan

perubahan dalam struktur atau organisasi bidang ekonomi tersebut.

2) MasukanDari Bidang Politik:Proses politik ini menggarap masalah penentuan tujuan-

tujuan yang harus dicapai oleh masyarakat dan negara serta bagaimana mengorganisasi

dan memobilisasi sumber-sumber daya yang ada untuk mencapainya. Hukum dalam hal

ini pengadilan, menerima masukkan dari sektor politik dalam benruk petunjuk tentang

apa dan bagaimana menjalankan fungsinya. Petunjuk-petunjuk tersebut secara konkrit

dan eksplisit tercantum dalam hukum positif dan menjadi pegangan pengadilan untuk

menyelesaikan perkara-perkara yang dihadapkan kepadanya. Akan ganti masukan

tersebut, pengadilan memutuskan untuk memberikan legitimasinya ( atau tidak ) kepada

9
Ibid, Hal.36
peraturan-peraturan hukum, yang di Indonesia dikenal sebagai masalah hak menguji

undang-undang.

Masukan Bidang Budaya: Pertukaran yang terjadi disini bisa dikatakan sebagai yang

terjadi antara proses sosialisasi dengan hukum. Hukum sebagai mekanisme pengintegrasi hanya

dapat menjalankan pekerjaannya tersebut dengan seksama apabila memang dari pihak rakyat

memang ada kesediaan untuk menggunakan jasa pengadilan. Keadaan tersebut bisa diciptakan

melalui masukan yang datang dari proses sosialisasi tersebut diatas. proses ini akan bekerjan

dengan cara mendorong rakyat untuk menerima pengadilan sebagai tempat untuk menyelesaikan

sengketa. Sebagai pertukaran bagi masukan yang datang dari bidang budaya tersebut, maka

keluaran yang datang dari pengadilan berupa keadilan.

Kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara tak dapat lepas dari peranan hukum.

Ketertiban, keamanan, dan keserasian hidup serta keberlangsungan pembangunan dalam upaya

mencapai tujuan hidup berbangsa dan bernegara amat ditentukan oleh hukum. Mengapa

demikian? Hal ini karena hukum berperan mengatur tingkah laku seluruh warga negara,

termasuk mengatur interaksi atau hubungan antarwarga negara serta antara warga negara dan

pemerintah. Tentang pentingnya peranan hukum, kita dapat merasakan sendiri dalam kehidupan

sehari-hari: bergaul dengan sesama, dalam mendapatkan layanan pendidikan dan kesehatan,

menjalankan usaha, menekuni pekerjaan atau profesi, dan dalam kegiatan-kegiatan lain di tengah

masyarakat. Ketertiban, keamanan, dan ketenangan yang kita nikmati selama ini jelas tidaklah

lepas dari peranan hukum. Peranan hukum lebih terperinci dalam kehidupan kita dapat kita

ketahui dalam pemaparan berikut ini. 10

10
Achmad Ali. 2012. Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicialprudence) Termasuk Interpretasi Undang-Undang (Legisprudence). Jakarta: Kencana. Cet 4 .
1. Hukum berperan menciptakan keamanan dan ketertiban. Hukum akan mencegah

warga masyarakat untuk melakukan tindakan-tindakan yang melanggar kepentingan

bersama,dimana hal ini akan mendorong terwujudnya suasana aman dan tertib dalam

kehidupan masyarakat.

2. Hukum berperan menegakkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Merupakan hal

yang biasa bahwa konflik dan kejahatan terjadi dalam kehidupan masyarakat akan

tetapi selama hukum dapat ditegakkan, pihak-pihak yang terlibat konflik serta para

pelaku kejahatan akan mendapatkan ganjarannya masing-masing dengan setimpal.

Selama hukum dilaksanakan dengan semestinya, kebenaran dan keadilan akan tetap

muncul dan dinikmati masyarakat.

3. Hukum berperan mengatur tingkah laku individu dan masyarakat. Masyarakat terdiri

atas banyak pribadi atau individu yang mempunyai karakter yang bermacam-

macam,dengan hukum karakter individu akan terpelihara dalam kebaikan serta

berusaha mengatur tingkah lakunya agar senantiasa tidak merugikan kepentingan

orang lain dan kepentingan umum..

4. Hukum berperan mendorong terwujudnya kerekatan sosial. Melalui hukum,

kedekatan antarwarga masyarakat akan terjalin. Berkat hukum, akan tumbuh sikap

saling menghormati, saling menghargai, dan saling tolong sehingga relatif akan

mudah pula terwujud persatuan dan kerukunan antarwarga masyarakat.

5. Hukum berperan membantu masyarakat untuk meraih kesejahteraan. Terwujudnya

ketertiban, keamanan, ketenangan, dan kestabilan berkat hukum akan menciptakan

iklim kehidupan yang kondusif, hal ini menjadikan masyarakat dapat bebas atau
leluasa mengembangkan potensinya dalam usaha meraih kesuksesan-kesuksesan

hidup.

Kesuksesan merupakan salah satu kunci dalam usaha mencapai kesejahteraan hidup.

Adapun peran-peran hukum yang lain : a).Peranan Hukum Dalam Masyarakat Hukum Sebagai

Sosial Kontrol, dimana setiap kelompok masyarakat selalu ada problem sebagai akibat adanya

perbedaan antara yang ideal dan yang aktual, antara yang standard dan yang parktis.

Penyimpangan nilai-nilai yang ideal dalam masyarakat dapat dicontohkan : pencurian,

perzinahan, hutang, pembunuhan dan lain-lain. Semua contoh ini adalah bentuk prilaku yang

menyimpang yang menimbulkan persoalan didalam masyarakat, baik pada masyarakat yang

sederhana maupun pada masyarakat yang modern,dalam situasi yang demikian,setiap kelompok

berhadapan dengan problem untuk menjamin ketertiban bila kelompok itu menginginkan dan

mempertahankan eksistensinya. Peran Hukum dalam kelompok masyarakat adalah menerapkan

mekanisme kontrol sosial yang akan membersihkan masyarakat dari sampah-sampah masyarakat

yang tidak dikehendaki, sehingga hukum mempunyai suatu peran yakni untuk mempertahankan

eksistensi kelompok masyarakat tersebut. 11

Hukum yang berperan demikian adalah merupakan instrument pengendalian social.

Hukum sebagai alat untuk mengubah masyarakat, adalah hukum sebagai sosial control, dan

sebagai alat untuk mengubah masyarakat atau biasa disebut social enginnering, sebagai alat

pengubah masyarakat adalah dianalogikan sebagai suatu proses mekanik. Terlihat akibat

perkembangan Industri dan transaksi-transaksi bisnis yang memperkenalkan nilai-nilai baru,

dengan melakukan "interprestasi", ditegaskan dengan temuan-temuan tentang keadaan social

masyarakat melalui bantuan ilmu sosilogi, maka akan terlihat adanya nilai-nilai atau norma-
11
Ibid hal.45
norma tentang hak individu yang harus dilindungi, dan unsur tersebut kemudian dipegang oleh

masyarakat dalam mempertahankan kepada apa yang disebut dengan hukum alam (natural

law),oleh karena itu sekalipun hukum itu mempunyai otonomi tertentu, tetapi hukum juga harus

fungsional dan menempatkan peranan dari keadilan dalam konteks kehidupan hukum secara

lebih seksama.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara tak dapat lepas dari peranan hukum.

Ketertiban, keamanan, dan keserasian hidup serta keberlangsungan pembangunan dalam upaya

mencapai tujuan hidup berbangsa dan bernegara amat ditentukan oleh hukum. Mengapa

demikian? Hal ini karena hukum berperan mengatur tingkah laku seluruh warga negara,

termasuk mengatur interaksi atau hubungan antarwarga negara serta antara warga negara dan

pemerintah. Tentang pentingnya peranan hukum, kita dapat merasakan sendiri dalam kehidupan

sehari-hari: bergaul dengan sesama, dalam mendapatkan layanan pendidikan dan kesehatan,

menjalankan usaha, menekuni pekerjaan atau profesi, dan dalam kegiatan-kegiatan lain di tengah

masyarakat. Ketertiban, keamanan, dan ketenangan yang kita nikmati selama ini jelas tidaklah

lepas dari peranan hukum. Peranan hukum lebih terperinci dalam kehidupan kita dapat kita

ketahui dalam pemaparan berikut ini.

1. Hukum berperan menciptakan keamanan dan ketertiban. Hukum akan mencegah warga

masyarakat untuk melakukan tindakan-tindakan yang melanggar kepentingan

bersama,dimana hal ini akan mendorong terwujudnya suasana aman dan tertib dalam

kehidupan masyarakat.

2. Hukum berperan menegakkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Merupakan hal yang

biasa bahwa konflik dan kejahatan terjadi dalam kehidupan masyarakat akan tetapi

selama hukum dapat ditegakkan, pihak-pihak yang terlibat konflik serta para pelaku

kejahatan akan mendapatkan ganjarannya masing-masing dengan setimpal. Selama

hukum dilaksanakan dengan semestinya, kebenaran dan keadilan akan tetap muncul dan

dinikmati masyarakat.

3. Hukum berperan mengatur tingkah laku individu dan masyarakat. Masyarakat terdiri atas

banyak pribadi atau individu yang mempunyai karakter yang bermacam-macam,dengan


hukum karakter individu akan terpelihara dalam kebaikan serta berusaha mengatur

tingkah lakunya agar senantiasa tidak merugikan kepentingan orang lain dan kepentingan

umum.

4. Hukum berperan mendorong terwujudnya kerekatan sosial. Melalui hukum, kedekatan

antarwarga masyarakat akan terjalin. Berkat hukum, akan tumbuh sikap saling

menghormati, saling menghargai, dan saling tolong sehingga relatif akan mudah pula

terwujud persatuan dan kerukunan antarwarga masyarakat.

5. Hukum berperan membantu masyarakat untuk meraih kesejahteraan. Terwujudnya

ketertiban, keamanan, ketenangan, dan kestabilan berkat hukum akan menciptakan iklim

kehidupan yang kondusif, hal ini menjadikan masyarakat dapat bebas atau leluasa

mengembangkan potensinya dalam usaha meraih kesuksesan-kesuksesan hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono. Pokok-Pokok SosiologiHukum. Rajawali Pers cet-5, Jakarta.

Umanailo, M. Chairul Basrun. 2016. Sosiologi Hukum. FAM Publishing. Maluku.

Soekanto, Soerjono.Mengenal Sosiologi Hukum. Citra Aditya Bakti.Bandung.

Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, Jakarta:Rajawali Pers,2010

Zainuddin Ali, Sosiologi Hukum, Jakarta:Snar Grafika,2010


Chandra Pratama, 1996). Muhammad Abu Zahrah, Ushul ul-Fiqhi (Kairo: Darul Fikriil ‘Achmad

Ali, Menguak Tabir Hukum, Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis, (Cet I:

Jakarta: Arabi, t.th)

Soerjono, soekanto. Sosiologi, suatu pengantar. Cetakan VI. Jakarta ; yayasan penerbit U.I 1978

Achmad Ali. 2012. Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan

(Judicialprudence) Termasuk Interpretasi Undang-Undang (Legisprudence).

Jakarta: Kencana. Cet 4.

Anda mungkin juga menyukai