Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud sosiologi hukum
adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala sosial
dalam masyarakat. Maksudnya sosiologi hukum merupakan cabang ilmu pengetahuan yang
mengkaji adanya keterkaitan antara hukum dengan gejala sosial atau pola perilaku masyarakat
ataupun sebaliknya.
Contoh :
Sumber:
Sosiologi hukum sebagai bagian dari ilmu hukum mengkaji hukum secara empiris, objeknya
ialah segala permasalahan hukum yang terjadi di masyarakat, setelah terlebih dahulu
mempelajari hukum secara tekstual (sebagaimana tercantum di dalam peraturan). Oleh karena
itu, sosiologi hukum merupakan law in action. Objek utama sosiologi hukum adalah adalah :
1. Mengkaji hukum dalam wujudnya. Dalam hal ini yang dikaji adalah hukum sebagai
perangkat kaidah yang berlaku dan dibutuhkan sebagai kontrol sosial. Artinya, hukum
sebagai norma yang berisi perintah/larangan yang disertai sanksi yang dibutuhkan dalam
memberikan penjelasan dan mengatur perilaku masyarakat agar dapat membedakan mana
perbuatan yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan.
2. Sosialisasi hukum. Sosialisasi hukum adalah upaya membuat masyarakat tahu dan sadar
akan adanya kaidah-kaidah sosial yang telah dibuat. Misalnya dengan melakukan
penyuluhan di tingkat desa, membuat pengumuman melalui media radio, televisi dan
sebagainya
3. Stratifikasi.
Sumber:
Secara lebih terperinci, Soekanto menjelaskan kegunaan sosiologi hukum sebagai berikut:
Contoh
Sumber:
Bahwa suatu system hukum merupakan pencerminan dari system social dimana
system hukum merupakan bagiannya. Akan tetapi perlu diteliti, dalam keadaan-keadaan
apa dan dengan cara-cara bagaimana system social mempengaruhi suatu system hukum
sebagai subsistemya, dan sampai sejauh manakah proses pengaruh mempengaruhi
bersifat timbal balik. Contoh :
Sifat hukum bersifat dualistis yang bersifat dualistis adalah di satu sisi hukum
dapat memberikan manfaat bagi individu dalam menjalankan dan mengembangkan hak-
haknya, mempertahankan haknya, mengembangkan kesetaraan derajat manusia,
menjamin kesejahteraan dan lain-lain. Di sisi lain, hukum juga dapat digunakan sebagai
sarana untuk mengendalikan masyarakat atau sebagai alat mempertahankan kekuasaan
bagi penguasa. Contoh :
Hukum sebagai kaidah atau norma sosial tidak terlepas dari nilai-nilai yang
berlaku di dalam masyarakat. Hukum adalah perwujudan dari nilai-nilai tersebut.
Contoh;.
Sumber:
Pergaulan hidup manusia diatur oleh berbagai macam kaidah atau norma yang bertujuan
untuk menciptakan kehidupan bersama yang tertib dan tenteramKaidah adalah merupakan
patokan-patokan atau pedoman-pedoman perihal tingkah laku atau perikelakuan yang
diharapkan .Sikap-sikap manusia kemudian membentuk kaidah-kaidah, oleh karena manusia
cenderung untuk hidup teratur dan pantas.
Kaidah hukum bertujuan untuk mencapai kedamaian dalam pergaulan antar manusia,
dengan menciptakan keserasian antara ketertiban dengan ketentraman. Ciri-ciri kaidah
hukum yang membedakan hukum dengan kaidah lainnya :
Contoh : UU NO 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan tindak pidana Perdangan orang bahwa
perdagangan orang khususnya perempuan dan anak merupakan tindakan yang bertentangan
dengan harkat dan martabat manusia dan melanggar HAM sehingga harus di berantas,
perdagangan orang telah meluas dalam bentuk jaringan kegiatan yang terorganisasi, baik bersifat
antar negara maupun dalam negeri, sehingga menjadi ancaman terhadap masyarakat, serta
norma-norma kehidupan
Sumber:
Soekanto, Soerjono. 2014. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. Jakarta : Rajawali Press.
Cotterrell, Roger. 2012. Sosiologi Hukum. Bandung : Nusa Media
B. Lembaga-lembaga kemasyarakatan
Sumber:
Soekanto, Soerjono. 2014. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. Jakarta : Rajawali Press.
Cotterrell, Roger. 2012. Sosiologi Hukum. Bandung : Nusa Media
Pengertian kelompok social atau social group adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan
manusia yang hidup bersama, oleh karena adanya hubungan antara mereka. Hubungan
tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan
juga suatu kesadaran untuksaling menolong.
1. Setiap warga kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari
kelompok yang bersangkutan,
2. Ada hubungan timbal balik antara warga yang satu dengan warga-warga yang
lainnya (interaksi),
3. Terdapat suatu faktor (atau beberapa faktor) yang dimiliki bersama oleh warga-
warga kelompok itu, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor
tadi dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang
sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain
4. Ada struktur
5. Ada perangkat kaidah-kaidah
6. Menghasilkan sistem tertentu
Sumber:
Soekanto, Soerjono. 2014. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. Jakarta : Rajawali Press.
Cotterrell, Roger. 2012. Sosiologi Hukum. Bandung : Nusa Media
D. Lapisan-lapisan sosial, kekuasaan dan hukum
Sistem lapisan masyarakat dalam sosiologi dikenal dengan istilah social stratification
yang merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas - kelas secara
bertingkat (secara hirarkis).
Sistem berlapis-lapis dalam masyarakat harus ada, oleh karena gejala tersebut sekaligus
memecahkan persoalan yang dihadapi oleh masyarakat, yaitu menempatkan warga-
warganya pada tempat-tempat yang tersedia dalam struktur sosial dan mendorong mereka
agar melaksanakan kewajiban yang sesuai dengan kedudukan serta peranannya.
Sumber:
Soekanto, Soerjono. 2014. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. Jakarta : Rajawali Press.
Cotterrell, Roger. 2012. Sosiologi Hukum. Bandung : Nusa Media
BAB III
Arnold M Rose
Marx adalah salah satu pemikir evolusionis yang mengasumsikan adanya dinamika
perubahan social dalam masyarakat, yaitu suatu perubahan dalam masyarakat, yaitu suatu
perubahan transisional yang tidak terelakan sehubungan dengan adanya keniscayaan dealektik
yang kodrati yang termanefestasikan dalam sejarah, dimana hukum sebagai komponen dari
system kehidupan ikut berubah secara fungsional.
Perubahan dealektik menurut Marx adalah perubahan sosial yang dipicu oleh konflik-
konflik atau kontradiksi-kontradiksi dalam hubungan-hubunganekonomi hubungan-
hubunganekonomi
Kaidah-kaidah hukum yang bertujuan untuk mengubah dan mengatur perilaku dapat dilakukan
dengan cara:
1. Melakukan imbalan-imbalan secara psikologis bagi pemegang peranan yang patuh
maupun melanggar kaidah-kaidah hukum
2. Merumuskan tugas-tugas penegak hukum untuk bertindak sedemikian rupa, sehingga
sesuaidengan bertindak sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan serasi tidak serasinya
perikelakuan pemegang peranan dengan kaidah-kaidah hukum
3. Mengubah perikelakuan pihak ketiga, yang dapat mempengaruhi perikelakuan
pemegang-pemegang Peranan yang mengadakan interaksi
4. Mengusahakan perubahan pada persepsi,sikap dan nilai-nilai pemegang peranan
Kontrol sosial adalah suatu proses yang dilakukan untuk mempengaruhi orang-orang,
manganjurkan, mengajak, menyuruh atau bahkan mengajak, menyuruh atau bahkan
memaksa anggota-anggota masyarakatagar mematuhinorma-norma hukum atau tata tertib
yang berlakudalammasyarakat.
Sebagai sarana kontrol sosial maka hukum bertugas menjaga agar masyarakat tetap berada
didalam pola-pola tingkah laku yang telah pola-pola tingkah laku yang telah diterima
Kesadaran hukum sering dikaitkan dengan pentaatan hukum, pembentukan hukum dan efektivitas
Hukum. Apakah kesadaran hukum itu?
Kesadaran hukum dalam pengertian yang sempit ialah apa yang diketahui orang tentang apa
yang demi hukum harus dilakukan, harus tidak harus dilakukan, harus tidak dilakukan,dantidak
harus dilakukan.
Kesadaran dalam pengertian luas adalah kesadaran hukum meliputi tidak hanya fenomena
sudah menjadi tahu, akan tetapi juga lebih lanjut tahu, akan tetapi juga lebih lanjut menjadi
suatu berkemantapan hati untuk mematuhi apa yang harus diperintahkan oleh hukum.
Pengkhabaran
Pemberitahuan
pengajaran
Pada umumnya kesadaran hukum dikaitkan dengan kepatuhan hukum
Dengan perkataan lain kesadaran hukum menyangkut masalah apakah ketentuan hukum
tertentu benar-benar berfungsi atau tidak dalam masyarakat
1. Compliance,yaitu diartikansebagai suatu kepatuhan yang didasarkan pada harapan akan suatu
imbalan dan usaha untuk menghindarkandiri dari hukuman atau sanksi yang mungkin dikenakan
apabila seseorang melanggar ketentuan hukum
2. Identification, terjadi karena bila kepatuhan terhadap kaidah hukum ada bukan karena nilai
instrinsiknya, akan tetapi agar keanggotaan kelompok tetap terjaga serta ada hubungan baik
dengan mereka yang diberi wewenang untuk menerapkan kaidah-kaidah hukum tersebut
3. Internalization, pada tahap ini seseorang mematuhi kaidah-kaidah hukum dikarenakan secara
intrinsic kepatuhan tadi mempunyai imbalan
4. Kepentingan-kepentingan para warga masyarakat terjamin oleh wadah hukum yang ada
EMPAT INDIKATOR KESADARAN HUKUM, YAITU MASING-MASING MERUPAKAN SUATU TAHAPAN BAGI
TAHAP BERIKUTNYA :
1. PENGETAHUAN HUKUM
2. PEMAHAMAN HUKUM
3. SIKAP HUKUM
4. POLA PERILAKU HUKUM
ADA KECENDERUNGAN YANG KUAT DALAM MASYARAKAT, UNTUK MEMATUHI HUKUM OLEH
KARENA RASA TAKUT TERKENA SANKSI NEGATIF. HUKUM TERSEBUT TIDAK AKAN DIPATUHI APABILA
TIDAK ADA YANG MENGAWASI PELAKSANAANNYA SECARA KETAT
2. Penemuan-penemuan baru
1. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan fisik yang ada di sekitar manusia
6. Orientasi kemuka
6. Kebiasaan
7. pasrah