Anda di halaman 1dari 13

OBSESIF KOMPULSIF

Oleh:
Afiyati Rakhmatika M 112011101048
Dian Ayuningtyas 112011101055
Galuh Ica 112011101087

Pembimbing :
dr. Justina Evy Tyaswati, Sp. KJ
dr. Alif Mardijana, Sp. KJ
• Gambaran penting Gangguan Obsesif kompulsif
(Obsessive Compulsive Disorder,OCD) adalah gejala
obsesi atau kompulsi berulang yang cukup berat hingga
menimbulkan penderitaan yang jelas pada orang yang
mengalaminya.
• Suatu obsesi adalah pikiran,perasaan, ide, atau sensasi ya
ng mengganggu (intrusif). Suatu kompulsi adalah pikiran
atau perilaku yang disadari, dibakukan dan rekuren,
seperti menghitung, memeriksa atau menghindari.

Definisi
• Dari berbagai definisi diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa gangguan obsesif kompulsif adalah gangguan
cemas, dimana pikiran seseorang dipenuhi oleh
gagasan-gagasan yang menetap dan tidak terkontrol,
dan ia dipaksa untuk melakukan tindakan tertentu
berulang-ulang, sehingga menimbulkan stress dan
mengganggu fungsinya dalam kehidupan sehari-hari.5
• Prevalensi pada populasi umum adalah 2 -3%.1,2,3,4
• 1/3 onset gangguan ini adalah sekitar usia 20 tahun
• laki-laki = perempuan dewasa
• remaja laki – laki > remaja perempuan.2

Epidemiologi
1. Faktor biologi
• Neurotransmiter
• Studi pencitraan otak
• Genetik
• Data biologis lain
Pada pasien gangguan obsesif-kompulsif dijumpai
gambaran abnormalitas elektroensefalografi sedikit
diatas normal.6
2. Faktor perilaku
3. Faktor psikososial
• Faktor personalitas
4. Faktor psikodinamika

Etiologi
• Obsesif dan kompulsi memiliki ciri tertentu secara umum:
1. Suatu gagasan atau impuls yang memaksakan dirinya secara
bertubi-tubi dan terus-menerus ke dalam kesadaran seseorang.
2. Suatu perasaan ketakutan yang mencemaskan yang menyertai
manifestasi sentral dan seringkali menyebabkan orang
melakukan tindakan kebalikan melawan gagasan atau impuls
awal.
3. Obsesi dan kompulsi adalah asing bagi ego (ego-alien), yaitu
dialami sebagai suatu yang asing bagi pengalaman seseorang
tentang dirinya sendiri sebagai makhluk psikologis.
4. Tidak peduli bagaimana jelas dan memaksanya obsesi atau
kompulsi tersebut, orang biasanya menyadarinya sebagai
mustahil dan tidak masuk akal.
5. Orang yang menderita akibat obsesi dan kompulsi biasanya
merasakan suatu dorongan yang kuat untuk menahannya. 6

Manifestasi
• Pedoman diagnosis menurut PPDGJ III:
1. Untuk menegakkan diagnosis pasti, gejala-gejala obsesif atau tindakan
kompulsif, atau kedua-duanya, harus ada hampir setiap hari selama
sedikitnya dua minggu berturut-turut.
2. Hal tersebut merupakan sumber penderitaan (distress) atau mengganggu
aktivitas penderita.
3. Gejala-gejala obsesif harus mencakup hal-hal berikut:
• Harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri.
• Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan,
meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita.
• Pikiran untuk melakukan tindakan tersebut di atas bukan merupakan hal
yang memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan lega dari
ketegangan atau anxietas, tidak dianggap sebagai kesenangan seperti
dimaksud di atas.
• Gagasan, bayangan pikiran, atau impuls tersebut harus merupakan
pengulangan yang tidak menyenangkan (unpleasantly repetitive)

Diagnosis
• Ada kaitan erat antara gejala obsesif, terutama pikiran obsesif, dengan
depresi. penderita gangguan obsesif kompulsif seringkali juga
menunjukkan gejala depresif, dan sebaliknya penderita gangguan
depresi berulang dapat menunjukkan pikiran-pikiran obsesif selama
episode depresifnya.
• Dalam berbagai situasi dari kedua hal tersebut, meningkat atau
menurunnya gejala depresif umumnya dibarengi secara paralel dengan
perubahan gejala obsesif. Bila terjadi episode akut dari gangguan
tersebut, maka diagnosis diutamakan dari gejala-gejala yang timbul
lebih dahulu.
• Diagnosis gangguan obsesif kompulsif ditegakkan hanya bila tidak ada
gangguan depresif pada saat gejalobsesif kompulsif tersebut timbul.
Bila dari keduanya tidak adayang menonjol, maka baik menganggap
depresi sebagai diagnosis yang primer. Pada gangguan menahun, maka
prioritas diberikan pada gejala yang paling bertahan saat gejala yang
lain menghilang.
• Gejala obsesif ”sekunder” yang terjadi pada gangguan skizofrenia,
sindrom Tourette, atau gangguan mental organk, harus dianggap
sebagai bagian dari kondisi tersebut (Maslim. R, 2003)

Diagnosis
• Tourette’s Disorder
Gejala karakteristik dari Tourette’s Disorder adalah tik motor
dan vokal yang sering dan sebenarnya muncul setiap hari.
Tourette’s Disorder dan gangguan obsesif-kompulsif
mempunyai onset usia dan gejala yang sama. Sekitar 90%
orang dengan Tourette’s Disorder mempunyai simtom
kompulsif, dan sebanyak dua per tiga memenuhi kriteria
diagnostik gangguan obsesif-kompulsif.6
• Kondisi psikiatrik lainnya
Diagnosa banding lain dari gangguan obsesif-kompulsif yaitu
skizofrenia, gangguan personalitas obsesif-kompulsif,
fobia, dan gangguan depresi.

Diagnosis Banding
• Farmakoterapi
Pengobatan standar adalah memulai dengan obat spesifik-
serotonin, contohnya clomipramine (Anafranil) atau inhibitor
ambilan kembali spesifik serotonin (SSRI-serotonin specific
reuptake inhibitor), seperti Fluoxetine (Prozac).11
• Exposure and Response Prevention
Terapi ini (dikenal pula dengan sebutan flooding) diciptakan oleh
Victor Meyer (1966), dimana pasien menghadapkan dirinya sendiri
pada situasi yang menimbulkan tindakan kompulsif atau (seperti
memegang sepatu yang kotor) dan kemudian menahan diri agar
tidak menampilkan perilaku yang menjadi ritualnya membuatnya
menghadapi stimulus yang membangkitkan kecemasan, sehingga
memungkinkan kecemasan menjadi hilang.5

Tatalaksana
• Terapi Keluarga (Family therapy)
Seluruh anggota keluarga dimasukkan ke dalam proses
terapi, menggunakan semua data anggota keluarga seperti
tingkah laku individu dalam keluarga. Menilai tingkah laku
setiap anggota keluarga yang mempengaruhi tingkah laku
yang baik dan membina pengaruh tingkah laku yang positif
dari setiap individu.
• Terapi perilaku (Behavior therapy)
• Gangguan obsesif-kompulsif merupakan penyakit yang
kronik dengan perode dari gejala-gejala yang seiring
dengan berjalannya waktu akan mengalami peningkatan.
Penderita gangguan ini tidak biasanya sembuh sempurna
atau bebas dari gejala. Walaupun demikian dengan
pengobatan, banyak orang yang mengalami perbaikan.

Prognosis

Anda mungkin juga menyukai