Anda di halaman 1dari 32

PENGANTAR

ILMU KEDOKTERAN JIWA

Dr. dr. Amel Yanis, SpKJ(K)

Bagian Psikiatri
Fak. Kedokteran Universitas Andalas
2019
Referensi
• Text book Synopsis Psychiatry (asli atau
terjemahan dan Comprehensive Psychiatry
Kaplan & Saddock.
• Buku ajar psikiatri FKUI
• PPDGJ 3 lengkap (disadur dari ICD 10)
Batasan Ilmu Kedokteran Jiwa

• Adalah cabang ILMU KEDOKTERAN yang berfokus


pada: Pendekatan komprehensif dalam Ilmu
Kedokteran dengan konsep bio-psikososial-spiritual,
dengan pendekatan eklektik holistik.

• Adalah cabang spesialistik ilmu kedokteran yang


mempelajari patogenesis, diagnosis, terapi, rehabilitasi,
pencegahan gangguan jiwa dan peningkatan kesehatan
jiwa.
Ilmu psikiatri dibangun atas 4 fondasi dasar

• 1. Dimensi Organo-biologis.
• 2. Dimensi Psiko-edukatif.
• 3. Dimensi Sosial-Lingkungan.
• 4. Dimensi Spiritual-Religius.
Definisi Sehat (WHO)
• Mencakup sehat jasmani, jiwa dan sosial.
Kesehatan juga ditentukan oleh kualitas
hidup secara biologis, sosial, ekonomi maupun
kultural.
• Ilmu Kedokteran Jiwa bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup secara biologis,
sosial, ekonomi maupun kultural dalam hal
promosi, prevensi, terapi maupun rehabilitasi.
CIRI-CIRI SEORANG SEHAT MENTAL
• 1. Mampu menyesuaikan diri secara konstruktif
dengan lingkungan.
• 2. Mampu merasa puas dengan hasil usaha yang
diperoleh.
• 3. Lebih suka memberi daripada menerima.
• 4. Bebas dari kecemasan/ketegangan
CIRI-CIRI SEORANG SEHAT MENTAL
• 5. Berhubungan dengan orang lain -->tolong
menolong, saling memuaskan
• 6. Menerima kekecewaan sebagai pelajaran
• 7. Mengarahkan rasa bermusuhan menjadi
penyelesaian kreatif dan konstruktif.
• 8. Mempunyai rasa kasih sayang yang besar.
KEPRIBADIAN YANG BERINTEGRASI BAIK (SKINNER)

• • Menerima diri sendiri


• • Diterima oleh orang lain
• • Efisien dalam pekerjaan/studi
• • Bebas dari konflik dalam diri sendiri
Ruang lingkup
• Pemeriksaan psikiatri

• Gangguan mental, psikiatri anak dan remaja,


psikiatri geriatri, psikiatri forensik, dll.

• Terapi psikiatri: Terapi biologik dan Konseling


serta Psikoterapi

• Masalah Kesehatan Mental


Tujuan Pendidikan Psikiatri pada Pendidikan
Dokter
• Paham peran psikiatri dalam bidang:
• - Kesehatan dan kaitannya dengan berbagai gangguan
atau kondisi sakit.
• - Hubungannya dengan kondisi medik umum.
• -Prevensi dan terapi terkait kondisi medik umum dan
kualitas hidup yang lebih baik.
Tujuan Pendidikan Psikiatri pada Pendidikan
Dokter
• Mampu melakukan pemeriksaan, mendiagnosis, sampai
taraf tertentu melakukan terapi berbagai gangguan jiwa
yang umum di masyarakat.
• Mampu menentukan rujukan untuk pemeriksaan atau
penanganan lebih lanjut sesuai kondisi yang diperlukan
pasien.
Aparatus Mental (Freud)

EGO = MEDIATOR

SUPEREGO = YOU
CAN’T! YOU BETTE
R NOT OR ELSE!

ID = I WANT! I
WANT1
Id, Ego and Superego
Id; bawah sadar berusaha untuk memuaskan do
rongan seksual dan agresif, beroperasi pada
prinsip kesenangan, menuntut kepuasan segera

Ego berfungsi sebagai "eksekutif" dan


menengahi tuntutan id dan superego.

Superego menyediakan standar untuk penilaian


(hati nurani) dan untuk aspirasi masa depan.
Freud’s Theory of Personality
Id, Ego, Superego

Psychosexual Stages

Defense Mechanisms
Mekanisme Defensif
Manuver mental yang
secara sadar atau tidak
sadar dipilih untuk
digunakan, untuk
mengubah atau
memodifikasi realitas
yang dialami seseorang
untuk melindungi diri
dari perasaan emosi yang
menyakitkan seperti rasa
malu, rasa bersalah, atau
kecemasan.
Mekanisme defense yang MATUR
• Supresi : membuang pikiran-pikiran dan perasaan yang tidak
dapat diterima secara sadar.

• Altruism : menangguhkan atau menganggap tidak penting


kebutuhan atau minat pribadi dibandingkan dengan orang lain.

• Sublimasi : mengganti dorongan-dorongan atau harapan- harapan


(secara nirsadar) yang tidak dapat diterima oleh alam sadar dengan
alternatif lain yang lebih dapat diterima secara social.

• Humor: kemampuan membuat hal-hal yang lucu untuk diri sendiri


atau pada situasi tempat individu berada, yang merupakan bagian
dari jiwa yang sehat
Mekanisme defense yang
PATOLOGIK
• Penyangkalan (denial) • Peniadaan (undoing)
• Represi • Isolasi
• Proyeksi • Penghalangan
• Introyeksi (blocking)
• Pembentukan reaksi • Regresi
(Reaction Formation) • Splitting
1. Penyangkalan (denial)
• Menganggap tidak ada sensasi-sensasi nyeri atau
antisipasi suatu peristiwa yang tidak menyenangkan.
• Contohnya:
▫ Anak kecil yang “tidak merasa sakit” ketika disuntik
▫ Orang dewasa yang meyakini diri sendiri bahwa
perkawinan, perceraian atau penggantian pekerjaan akan
memberatkan segala persoalan.
2. Represi
• Perasaan-perasaan dan impuls yang nyeri atau tidak dapat diterima
(memalukan, membangkitkan rasa bersalah, membahayakan)
didorong ke luar kesadaran, tidak diingat, “dilupakan”
• Ini dapat membentuk gejala karena materi yang dilupakan itu
mencari penyaluran dalam fungsi-fungsi sistem badaniah tertentu
(misalnya dalam sindrom hysteria), atau terjadi “lowongan” dalam
pola ingatan
• Hal-hal yang direpresikan dapat juga bermanifestasi dalam ide-ide
atau perasaan-perasaan yang dipegang teguh dan kaku tanpa alasan
yang masuk akal.
3. Proyeksi
• Kegagalan diri sendiri dipersalahkan kepada orang lain atau pada
“situasi”
• Contoh:
▫ Kalah dalam pertandingan karena wasitnya curang
▫ Tidak lulus ujian karena dosennya sentimen
▫ Usaha merosot karena situasi umum
• Cara ini dapat meringankan kecemasan, rasa bersalah dan rasa
gagal.
• Proyeksi dapat meningkat sampai taraf ekstrim yang disertai
penyimpangan persepsi lingkungan, yaitu berupa waham kejaran
dan halusinasi
4. Introyeksi
• Arti harfiahnya yaitu “memasukkan ke dalam diri”
• Individu dapat menyingkirkan ketakutan terhadap seseorang dan
impuls-impuls permusuhan terhadapnya dengan cara mengambil
alih ( memasukkan ke dalam diri ) sifat-sifat orang tersebut
• Hal ini dapat menjadi gejala psikopatologik bila ia kemudian
merasa “terancam dari dalam” yang menjelma dalam kecendrungan
untuk “menghukum diri” dan perasaan bersalah irasional yang
tidak dapat dikuasai.
5. Pembentukan reaksi ( Reaction
Formation )
• Mekanisme ini mempunyai hubungan dengan represi sebagai jalan
untuk mengolah atau menyalurkan materi yang dirasakannya
sebagai ancaman, individu menyusun sikap reaktif terhadapnya;
dengan demikian ia akan merasa aman dan percaya bahwa impuls-
impuls tersebut tidak ada
• Namun, sikap reaktif ini sering bersifat kaku dan seperti berlebihan,
dan dapat mambentuk gejala obsesi dan kompulsi
• Contohnya: seseorang yang merasa terancam misalnya oleh impuls
agresif atau seksual yang tercela (dari dalam dirinya), dapat
menjadi seorang dengan fanatisme religius yang kaku dan
menentang segala segala bentuk kesenangan bagi dirinya sendiri.
6. Peniadaan ( undoing )
• Mekanisme ini biasanya berkaitan dengan reaction formation
• Terdiri atas perbuatan-perbuatan ritualistik yang mempunyai arti
simbolik untuk meniadakan, menghapus, melupakan suatu
kejadian, pemikiran atau impuls.
• Individu tidak mengetahui (tidak menyadari) hal yang :
“ditiadakan” olehnya; ia hanya mengalami suatu dorongan yang
kuat untuk melakukan suatu perbuatan tertentu, yang biasanya
berulang kali.
• Contoh, seorang kadang-kadang berkumur untuk “menghapus”
perkataan yang baru dikatakanya namun disesalkan karena
terdengar memalukan.
7. Isolasi
• Mekanisme ini memisahkan ingatan tentang peristiwa traumatik
(peristiwa yang membangkitkan ansietas) dari penghayatan
emosinya
• Pasien dapat mengingat dan menceritakan peristiwa asalnya, tanpa
menghayati emosi yang berkaitan dengan peristiwa itu; emosi ini
disalurkan pada obyek-obyek lain yang tampaknya tidak relevan.
8. Penghalangan (blocking)
• Digunakan bila seseorang tidak dapat mengatasi emosinya dengan
penyangkalan dan represi; dengan demikian suatu fungsinya
dihentikan / dihadang
• Emosi yang “dihadang” demikian dapat disalurkan terhadap obyek atau
situasi lain yang tampaknya tak bersangkut paut
• Mekanisme ini praktis selalu bersifat patologik:
▫ Frigiditas sebagai mekanisme defensi terhadap hal-ihwal seksual
▫ Pasivitas yang ekstrim pada orang yang sebenarnya sangat hostil
(bermusuhan) atau sangat takut
9. Regresi
• Mundur kembali pada jenis adaptasi yang lebih dini
• Digunakan dalam usaha untuk mengatasi atau menyesuaikan diri
dengan situasi buntu
• Tingkat regresi memainkan peran penting dalam penentuan sifat
reaksi, apakah neurotic atau psikotik, yang dipertunjukkan sesorang
bila situasinya tidak dapat dihadapi secara konstruktif
• Misal: mimpi dan fantasi
10. Splitting
• Merupakan mekanisme defense yang primitive, yang bermanifestasi
secara klinis dalam bentuknya).
▫ Ekspresi perasaan dan perilaku yang berubah-ubah secara cepat
▫ Kemampuan pengendalian impuls berkurang secara selektif
▫ Memisahkan orang-orang di lingkunganya menjadi dua macam, yaitu
yang baik dan yang buruk
▫ Representasi self yang berubah-ubah secara bergantian dari hari-ke hari
bahkan dari jam ke jam. Banyak dijumpai pada pasien dengan gangguan
kepribadian ambang.
Koping
• Cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan,
menyesuaikan diri dengan perubahan, respons terhadap
situasi yang mengancam

• Upaya individu dapat berupa:


▫ Perubahan cara berpikir (kognitif)
▫ Perubahan perilaku
▫ Perubahan lingkungan
Yang bertujuan untuk menyelesaikan stres yang
dihadapi
Menurut Sarafino (dalam Smet 1994)
• Emotional focus Coping
Digunakan untuk mengatur respon emosional
terhadap stres

• Problem focus Coping


Mengatasi dengan yang baru/ mempelajari
cara-cara atau keterampilan menciptakan
strategi untuk merubah situasi.
Menurut Carven (1989)
Fokus pada Pemecahan
Fokus pada Emosi
Masalah
1. Keaktifan diri – bertambah 1. Mengingkari
usaha, bertindak langsung 2. Penerimaan diri
2. Perencanaan – memikirkan 3. Religius
langkah
3. Kontrol diri – membatasi
keterlibatan dalam kompetisi
4. Mencari dukungan sosial –
mencari nasehat, dukungan
moral
Menurut Stuart dan Sundeen, 1995

Mekanisme koping ADAPTIF


▫ Yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan , belajar dan
mencapai tujuan.
▫ Kategorinya : berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah
secara efektif, tehnik relaksasi, latihan seimbang dan aktivitas
konstruktif

Mekanisme koping MALADAPTIF


▫ Yang menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan,
menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan.
▫ Kategorinya : makan berlebihan/tidak makan, bekerja
berlebihan, menghindar.

Anda mungkin juga menyukai