Anda di halaman 1dari 4

Nama : Yudha Prawira Iskandar

Nim : A01112035

Makul : Sosiologi Hukum

Review Buku

Pokok-Pokok Sosiologi Hukum

Pengarang: Prof. Dr. Soerjono Soekanto, S.H., M.A

Hukum secara sosiologis adalah penting dan merupakan suatu lembaga kemasyarakatan
(social institution) yang merupakan himpunan nilai-nilai, kaidah-kaidah, dan pola-pola
perilakuan yang berkisar pada kebutuhan-kebutuhan pokok manusia. Hukum sebagai suatu
lembaga kemasyarakatan, hidup berdampingan dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan
lainnya dan saling pengaruh mempengaruhi dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan tadi.

Untuk mengetahui hukum yang berlaku, sebaiknyha seorang sosiolog harus menganalisis
gejala-gejala hukum di dalam masyarakat secara langsung, dia harus langsung meneliti proses-
proses peradilan, konsepsi-konsepsi hukum yang berlaku dalam masyarakat (misalnya, tentang
keadilan), efektivitas dari hukum sebagai sarana pengendalian social, serta hubungan antara
hukum dengan perubahan-perubahan sosial dan lain-lainnya.

Jadi, sosiologi hukuim berkembang atas dasar suatu anggapan dasar bahwa proses hukum
berlangsung di dalam suatu jaringan atau system sosial yang dinamakan masyarakat. Artinya
adalah, hukum hanya dapat dimengerti dengan jalan memahami sistem sosial terlebih dahulu dan
bahwa hukum merupakan suatu proses.

Memang harus diakui, bahwa pelaksanaan hukum yang efektif memerlukan dukungan
sosial yang luas. Hukum yang berlawanan dengan adat istiadat yang berlaku di dalam suatu
masyarakat, di satu pihak tidak mempunyai dukungan yang diperlukan agar penerapannya
berjalan dengan efektif dan di lain pihak keadaan tadi akan menimbulkan reaksi negative dari
masyarakat yang membahayakan kewibawaan hukum itu sendiri.

Beberapa persoalan yang pada umumnya selalu mendapat sorotan dari para ahli sosiologi
hukum adalah:

1. Hukum Sistem Sosial Masyarakat


2. Persamaan- persamaan dan perbedaan-perbedaan sistem hukum
3. Sifat sistem hukum yang dualistis
4. Hukum dan kekuasaan
5. Hukum dan nilai-nilai sosial-budaya
6. Kepastian hukum dan kesebandingan
7. Peranan hukum sebagai alat untuk mengubah masyarakat

Dengan berpedoman pada persoalan-persoalan yang disoroti sosiologi hukum, maka


dapatlah dikatakan, bahwa sosiologi hukum merupakan suatu ilmu pengetahuan yang secara
teroritis analitis dan empiris menyoroti pengaruh gejala sosial lain terhadap hukum, dan
sebaliknya.

1. Pendapat-pendapat yang menyatakan, bahwa sosiologi hukum harus diberikan suatu


fungsi yang global. Artinya, sosiologi hukum harus menghasilkan suatu sintesa antara
hukum sebagai sarana organisasi sosial dan sebagai sarana dari keadilan. Di dalam
fungsinya itu, maka hukum dapat memperoleh bantuan yang tidak kecil dari sosiologi
hukum, di dalam mengidentifikasikan konteks sosial di mana hukum tadi diharapkan
berfungsi.
2. Pendapat-pendapat lain menyatakan, bahwa kegunaan sosiologi hukum justru dalam
bidang penerangan dan pengkaidahan.

Sosiologi hukum sebagai cabang ilmu yang berdiri sendiri, merupakan ilmu sosial,
yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari kehidupan bersama manusia dengan
sesamanya, yakni kehidupan sosial atau pergaulan hidup, singkatnya sosiologi hukum
mempelajari masyarakat, khususnya gejala hukum dari masyarakat tersebut. Pada hakikat
masyarakat dapat ditelaah dari dua sudut, yakni sudut structural dan sudut dinamikanya.

Dari batasan, ruang lingkup maupun perspektif sosiologi hukum sebagaimana di


jelaskan di atas dapat dikatakan, bahwa kegunaan sosiologi hukum di dalam kenyataanya
adalah sebagai berikut:

1. Sosiologi hukum berguna untuk memberikan kemampuan-kemampuan bagi


pemahaman terhadap hukum di dalam konteks sosial
2. Penguasaan konsep-konsep sosiologi hukum dapat memberikan kemampuan-
kemampuan untuk mengadakan analisis terhadap efektivitas hukum dalam
masyarakat, baik sebagai sarana pengandalian sosial, sarana untuk mengubah
masyarakat, dan sarana untuk mengatur interaksi sosial agar mencapai keadaan-
keadaan sosial tertentu.
3. Sosiologi hukum memberikan kemungkianan-kemungkinan serta kemampuan untuk
mengadakan evaluasi terhadap efektivitas hukum di dalam masyarakat.

Kegunaan-kegunaan umum tersebut, secara terinci dapaat dijabarkan sebagai berikut:

1. Pada taraf organisasi dalam masyarakat:


a. Sosiologi hukum dapat mengungkapkan ideologi dan falsafah yang mempengaruhi
perencanaan, pembentukan, dan penegakan hukum
b. Dapat diidentifikasikan unsur-unsur kebudayaan manakah yang mempengaruhi isi
atau substansi hukum.
c. Lembaga-lembaga manakah yang sangat berpengaruh di dalam pembentukan hukum
dan penegakannya.
2. Pada taraf golongan dalam masyarakat:
a. Pengungkapan dari golongan-golongan manakah yang sangat menentukan dalam
pembentukan dan penerapan hukum
b. Golongan-golongan manakah di dalam masyarakat yang beruntung atau sebaliknya
malahan dirugikan dengan adanya hukum-hukum tertentu.
c. Kesadaran hukum daripada golongan-golongan tertentu dalam masyarakat.
3. Pada taraf individual:
a. Identifikasi terhadap unsur-unsur hukum yang dapat mengubah perikelakuan warga
masyarakat
b. Kekuatan, kemampuan, dan kesungguhan hati dari para penegak hukum dalam
melaksanakan fungsinya.
c. Kepatuhan dari warga masyarakat terhadap hukum, baik yang berwujud kaidah-
kaidah yang menyangkut kewajiban-kewajiban hak, maupun perilaku yang teratur.

Suatu sistem hukum pada hakikatnya merupakan kesatuan atau himpunan dari berbagai
cita-cita dan cara-cara manusia berusaha untuk mengatasi masalah yang nyata maupun potensial
yang timbul dari pergaulan hidup sehari-hari yang menyangkut kedamaian. Semakin kompleks
susunan masyarakat, semakin luas dan mendalam pengaruh hukum dalam mengatur kehidupan
manusia.

Dengan demikian, apabila seorang ingin mempelajari dan mendalami hakikat kehidupan
masyarakat, maka penelitian dan pengetahuannya tidak akan lengkap apabila hukum tidak
dipelajari juga. Hukum bukan saja merupakan bagian yang integral dan masyarakat, akan tetapi
merupakan unsure yang fungsional dari sistem sosial, sehingga perspektif sosiologis serta
penelitian yang bersifat sosiologis sangan diperlukan untuk lebih memahami kehidupan hukum.

Penelitian-penelitian sosiologis telah menghasilkan data untuk membuktikan bahwa


ketertiban dan ketenterama pada hakikatnya merupakan suatu refleksi dari nilai-nilai sosial dan
pertentangan kepentingan dalam suatu sistem sosial. Penelitian-penelitian sosiologis juga telah
membuktikan bahwa pada masyarakat tertentu (terutama yang masih sederhana susunannya).
Pengendalian sosial yang informal lebih efektif daripada pengendalian sosial yang formal. Hal
ini membuktikan bahwa dalam kebanyakan hal kaidah-kaidah hukum, atau bahwa batas-batas
antara kaidah-kaidah kesusilaan dengan kaidah-kaidah hukum sangat kabur. Kiranya agak sulit
untuk mendapatkan gambaran apabila hanya ilmu hukum yang dipakai sebagai suatu alat
analisis.
Walaupun demikian, sebagaimana diuraikan, hukum mengatur hamper semua aspek
interaksi sosial, namun tidak boleh dilupakan bahwa hukum mempunyai batas-batasnya untuk
dapat digunakan sebagai alat pencipta maupun pemelihara tata-tertib pergaulan hidup manusia.
Dan apabila penggunaanya dipaksakan juga, maka akan terjadi keadaan di mana wibawa hukum
melemah. Dengan tepatnya O. Notohamidjojo mengatakan bahwa wibawa hukum melemah,
karena.

1. Hukum tidak memperoleh dukungan yang semestinya dari norma-norma sosial bukan
hukum, misalnya sebab melemahnya value-system dalam masyarakat pada umumnya
sebagai akibat dari moderenisasi.
2. Norma-norma hukum tidak atau belum sesuai dengan norma-norma sosial yang
bukan hukum, misalnya karena hukum yang dibentuk terlalu progresif sehingga
dirasakan sebagai norma-norma asing bagi rakyat. Rakyat tidak merasa terikat oleh
hukum itu. Karena merasa tidak terikat, maka rakyat tidak menaatinya.
3. Tidak ada kesadaran hukum dan kesadaran norma yang semestinya
4. Pejabat-pejabat hukum tidak sadar akan kewajibannya yang mulia untuk memelihara
hukum Negara, lalu mengkorupsikan, meruska hukum Negara itu.
5. Pemerintah pusat dan daerah berusaha membongkar hukum yang berlaku untuk
maksud-maksud tertentu dapat terjadi bahwa pemerintah yang seharusnya
mendukung hukum dengan kewibawaannya, malah mengkhianati hukum yang
berlaku.

Agar hal ini tidak terjadi, ilmu sosial umumnya dan sosiologi pada khususnya dapat
memberikan petunjuk dan manfaat yang banyak demi terciptanya iklim sosial yang
menguntungkan pelaksanaan hukum secara efektif.

Anda mungkin juga menyukai