OLEH:
KELAS: A1
FAKULTAS TEKNIK
A. Latar Belakang
Seringkali pembangunan suatu usaha dibuat dalam porsi ruang lingkup yang
sangat luas tetapi disusun kurang cermat, sehingga menimbulkan banyak dampak
negatif terhadap lingkungan maupun masyarakat sekitar (Soemarwato, 2003). Oleh
karena itu, agar pembangunan tidak menyebabkan penurunan daya dukung
lingkungan yang disebabkan karena terkurasnya sumber daya maka diciptakan
suatu perencanaan pembangunan dengan mempertimbangkan lingkungan disebut
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) yang di dalamnya memuat ANDAL
yaitu telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu kegiatan
yang direncanakan (Suratmo, 2004). Prosedur pelaksanaan Andal terdiri dari 5
langkah dasar (Canter, 1977), yaitu: 1) Dasar (Basic); 2) Rona Lingkungan
(Description of Environmental Setting); 3) Pendugaan dampak
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Prosedur dalam melaksanakan Andal dapat pula disebut sebagai Proses Pendugaan
Dampak karena prosedur ini mengandung urutan kerja yang harus diikuti untuk dapat
melakukan pendugaan dampak lingkungan secara ilmiah yang baik. Pendugaan dampak
yang baik disamping harus mengikuti kaidah-kaidah atau sistematika ilmiah, haruslah
dilakukan oleh tim yang multidisiplin secara terpadu (Miller, 2000). Hasil pendugaan dari
suatu tim yang baik akan dapat sama hasilnya kalau diduga oleh tim yang lain, karena
pendugaannya dilakukan berdasarkan diskripsi proyek dan rona lingkungan yang sama.
Variasi pendugaan dampak dari tim yang berbeda dapat terjadi karena perbedaan dalam
keahlian dan pengalaman dari anggota tim, tetapi dampak pentingnya atau masalah
pokoknya seharusnya tidak akan berbeda (Finsterbusch dan Wolf, 1977; Sari, 2011). Carter
(1977) membagi langkah langkah dalam melaksanakan pendugaan dampak lingkungan ke
dalam lima langkah dasar.
1. Dasar (Basic)
Pada pengukuran dampak lingkungan yang akan terjadi di masa yang akan datang,
besarnya akan ditentukan oleh waktu atau lamanya dampak terjadi. Perlu diperjelas
untuk jangka waktu berapa lama dampak tersebut akan diduga. Umumnya digunkan
istilah jangka pendek dan jangka panjang yang tentu hasilnya akan berbeda, maka lebih
baik dibahas terlebih dahulu prinsip dasar pengukuran dampak (Rau dan Wooten, 1980).
Jika keadaan lingkunagn belum banyak digunakan manusia dan tidak ada
atau sedikit rencana pengubahan lingkungan di masa-masa yang akan datang maka
pendugaan relatif lebih mudah. Namun, untuk daerah yang sudah berkembang dan
untuk waktu dekat atau waktu lama sudah banyak rencana pembangunan lain maka
sulit melkukan pendugaan dan makin banyak kemungkinan membuat kesalahan.
Sehingga sulit menduga secara detail untuk jangka panjang. (Finsterbusch dan
Wolf,
1977)
Gambar 1. Keadaan kualitas lingkungan yang apabila tanpa proyek makin lama
akan makin meningkat kualitasnya
Gambar 2. Keadaan kualitas lingkungan yang tidak akan berubah dari waktu ke
waktu apabila tidak ada pembangunan proyek
Gambar 3. Keadaan kualitas lingkungan sekalip un tidak ada proyek yang dibangun
makin lama makin buruk
1) Keadaan lingkungan yang makin merosot setelah dibangun proyek pada waktu t1
(Gambar 4)
2) Keadaan lingkungan yang makin baik setelah dibangun proyek pada waktu t1
(Gambar 5)
3) Keadaan lingkungan yang relatif tidak berubah sekalipun dibangun proyek pada
waktu t1 (Gambar 6)
Gambar 4. Keadaan lingkungan yang makin merosot setelah dibangun proyek
pada waktu t1
Gambar 5. Keadaan lingkungan yang makin baik setelah dibangun proyek pada
waktu t1
Gambar 8. Dampak positif pada jangka pendek tetapi untuk jangka panjang proyek
tersebut membrikan dampak negatif
Namun detail dari tiap langkah berbeda atau ada hal-hal yang khusus untuk tiap aspek
karena adanya ciri-ciri khusus yang yang dimiliki tiap aspek (fisika-kimia, biologi,
sosialekonomi dan sosial budaya) (Soemarwato, 2003). Secara garis besar langkah-
langkah dalam pendugaan lingkungan adalah (Suratmo, 2004; Canter 1977):
Hal-hal khusus dalam pendugaan dampak antara lain adalah ciri-ciri dari setiap aspek
lingkungan yaitu: fisika dan kimia; biologis; sosial-ekonomi; dan sosial-budaya. (Suratmo,
2004; Fandeli, 2001; Finsterbusch dan Wolf, 1977)
1) Dalam melakukan identifikasi bahan pencemar, maka perlu dietahui sumber dan
macam pencemar dari tiap aktivitas proyek.
2) Setiap macam bahan pencemar yang dikeluarkan dari proyek harus dicari pula
sumber-sumber lain di luar proyek yang telah mengeluarkan bahan yang sama dan
juga jumlahnya.
3) Menetukan keadaan komponen lngkungn=an yang akan terkena bahan pencemar
tersebut.
4) Mempelajari pola penyebaran dari bahan pencemar yang dikeluarkan proyek.
Untuk mengetahui hal tersebut perlu diketahui data meteorologi, hidrologi dan
halhal lain yang menunjang penyebarannya.
5) Membandingkan dan membahas hasil perhitungan dampak Baku Mutu yang
berlaku.
6) Menghitung besarnya dampak dengan menggunakan berbagai model matematika.
Untuk aspek fisik dan kimia seperti air, udara, kebisingan sudah banyak diciptakan.
Perhitungan dalam skala yang luas diarahkan pada keadaan ambien misalnya
berapa persen pencemar dari proyek ikut memperburuk keadaan dan
memburuknya pada komponen atau parameter yang mana. Perlu pertimbangan
bahwa tiap unsur atau parameter di alammempunyai nilai akibat yang berbeda
terhadap besarnya pencemar yang diterima. Hal tersebut diantaranya bergantung
pada:
1. Parameter yang keadaannya sudah sama dengan ambang batas Baku Mutu
2. Parameter yang keadaannya sudah dekat dengan ambang batas Baku Mutu
3. Parameter yang keadaannya masih jauh dari ambang batas baku mutu.
Penambahan pencemar dari parameter yang sudah sama dan yang sudah
dekat dengan ambang batas akan sangat berbahaya. Perhitungan dampak
dalam skala yang keras ditunjukkan pada konsentrasi dari pencemar di
lingkungan dan juga penyebarannya.
b. Aspek Biologis
1) Dampak pada spesies langkah, spesies yang akan punah dan yang dilindungi
undang-undang.
2) Pada lingkungan buatan perlu diketahui pola pengelolaan yang dilakukan dan
apabila mungkin pola pengelolaan secara historis.
3) Karena tiap kehidupan di alam selalu membentuk masyarakat maka perlu diketahui
bentuk ekosistem, tipe-tipe vegetasi dan suksesi-suksesi alam yang terjadi.
4) Dampak pada aspek biologis banyak terjadi melalui dampak tidak langsung dari
proyek disamping dampak langsung. Misalnya, perubahan tataguna tanah,
perubahan permukiman, perubahan mata pencaharian, dan lainnya.
5) Penggunaan model matematika untuk beberapa hal telah dapat dilakukan.
c. Aspek Sosial-Ekonomi
1) Sering terdapat hal-hal yang merupakan masalah yang kritis dan sensitive bagi
masyarakat setempat dan hal-hal tersebut akan berbeda di tempat lain. Hal-hal
tersebut haruslah diketahui karena dampak yang akan terjadi pada hal yang kritis
dan sensitif akan selalu berdampak besar.
2) Komponen-komponen dalam aspek ini perlu dikategorikan keadaannya ke dalam
keadaan yang baik, marginal dan kritis. Penilaian dampak pada komponen yang
berbeda keadaannya akan berbeda.
3) Dampak tidak langsung juga dapat besar pada aspek social-ekonomi baik yang
datang dari aspek fisik, biologi, maupun sosial-budaya, sehingga perlu pendugaan
dampak tak langsung secara cermat.
4) Dampak yang perlu diperhatikan adalah yang terjadi beruntutan. Misalnya,
meningkatkan pendapatan akan menimbulkan peningkatan gizi makanan, yang
kemungkinan juga akan meningkatkan permintaan akan barang, pendidikan dan
jasa lainnya . dampak pada satu komponen sosial-ekonomi juga dapat
menimbulkan dampak pada hubungan antara manusia sehingga dapat
menimbulkan perpindahan mata pencaharian, perpindahan tempat pemukiman,
dan sebagainya
5) Pada aspek sosial-ekonomi belum banyak model matematika yang dapat
digunakan untuk Amdal. Apabila tidak dimungkinkan menyajikan dalam kuantitatif,
dapat dilakukan dalam bentuk deskriptif kualitatif.
d. Aspek Sosial-Budaya
2) Menentukan nilai-nilai budaya yang mempunyai arti penting dari sudut lokal,
nasional dan internasional.
3) Nilai-nilai yang perlu dipertahankan dari sudut arkeologi, budaya, sejarah
perjuangan, teknik, dan lain sebagainya.
4) Nilai-nilai unik dari sudut ekologi, geologi, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.
Dampak lingkungan haruslah disajikan dengan jelas, terperinci, dan tersusun dengan
baik sehingga yang mengevaluasi dapat dengan cepat mendapat gambaran mengenai
dampak yang timbul dan bagaimana sifat dari dampak tersebut (Rau dan Wooten, 1980;
Suratmo, 2004).
a. Dampak tiap komponen lingkungan
Setiap dampak yang terjadi pada tiap komponen lingkungan dan juga dampak ada
proyek haruslah dibahas satu persatu dengan pembahasan yang cukup mendetail
secara kuantitatif atau kualitatif. Meliputi uraian mengenai dampak langsung dan tak
langsung. Usaha-usaha menghindari atau mengurangi dampak pun perlu dibahas
termasuk usaha meningkatkan dampak positif (Miller).
b. Membuat pembahasan dampak lingkungan
c. Memisahkan dampak yang terjadi dalam perbedaan kurun waktu yang dapat dibagi ke
dalam:
1) Dampak sementara
d. Dampak yang penting untuk dibahas khusus adalah dampak yang menyebabkan
kerusakan lingkungan yang tidak dapat kembali atau irreversible impact.
Dampak pad komponen atau lingkungan yang tidak dapat pulih kembali di masa depan
merupakan dampak yang sangat penting untuk dipertimbangkan dlam memberikan
izin pada proyek tersebut.
e. Sering pula disajikan khusus mengenai dampak negatif yang tidak dapat dihindari
sekalipun akan diusahakan cara untuk mengurangi besarnya dampak (Suratmo,
2004).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penetapan suatu dampak dilakukan dalam tiga tahapan yaitu: identifikasi dampak
yang terjadi pada komponen lingkungan; pengukuran atau penghitungan dampak
yang pada komponen lingkungan tersebut; penggabungan beberapa komponen
lingkungan yang sangat berkaitan, kemudian dianalisis.
2. Pendugaan besarnya dampak lingkungan banyak ditentukan oleh waktu atau
lamanya dampak terjadi (jangka pendek dan jangka panjang) maka perlu dibahas
terlebih dahulu prinsip dasar pengukuran dampak. Pada prosesnya, pendugaan
dampak sebenarnya harus dilakukan dua kali yaitu pendugaan keadaan
lingkungan tanpa proyek dan dengan proyek.
3. Langkah-langkah dalam pendugaan lingkungan, yaitu: menetapkan
komponenkomponen lingkungan yang diduga akan terkena dampak; menghitung
besar dari dampak yang akan terjadi; evaluasi atau analisis serta pembahasan dari
dampak kelompok-kelompok yang mendekati pendugaan dampak lingkungan; dan
menusun strategi yang diusulkan untuk mengendalikan dampak negatif dan
meningkatkan dampak positif serta rencana pemantauannya.
4. Hal-hal khusus dalam pendugaan dampak antara lain adalah ciri-ciri dari setiap
aspek lingkungan yaitu: fisika dan kimia; biologis; sosial-ekonomi; dan
sosialbudaya.
5. Dampak lingkuangan harus disajikan secara terperinci, meliputi: dampak tiap
komponen lingkungan; membuat pembahasan dampak lingkungan secara
komprehensif; memisahkan dampak yang terjadi dalam perbedaan kurun waktu;
damapk yang penting untuk dibahas secara khussu adalah dampak yang
menyebabakan kerusakan lingkungan yang tidak dapat kembali (irreversible
impact); dan sajian khusus mengenai dampak negatif yang tidak dapat dihindari.
Daftar Pustaka
Suratmo, F.G. 2004. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Fandeli, C. 2001. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar dan Pemapanannya
Dalam Pembangunan. Yogyakarta: Liberty.
Canter, L.W. 1977. Environmental Impact Assessment. New York: McGraw Hill.
Sari, A.G. 2011. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan serta Upaya Penegakan Hukum
Lingkungan dalam Perspektif Yuridis Normatif. Jurnal Berkala Universitas Kadiri, Edisi
Oktober: 13 – 20.
Miller, G.Y. 2000. Living in the environment, Principles, Connection & Solution. 9th Edition.
California: Wadsworth Publishing Company.
Rau J.G. & Wooten, D. C. 1980. Environmental Impact Analysis Handbook. New York: .