Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGANTAR AMDAL
“IDENTIFIKASI DAN PRAKIRAAN DAMPAK”

DISUSUN OLEH:

MAYA ZULFAH YAHYA (20500118046)


FAHRI AMALIA JUFRI (20500118063)
RIFQAH RIZQIYAH HARNIYANTI (20500118079)

FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah yang berjudul “Identifikasi dan
Prakiraan Dampak” ini tepat pada waktunya.

Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai pengertian Identifikasi dan


Prakiraan Dampak serta meode-metode didalamnya. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua dan dapat membuat kita semua akan lebih peduli
akan lingkungan.

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hinggai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Jeneponto, 18 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Identifikasi Dampak


B. Metode dan Teknik Identifikasi Dampak
C. Pengertian Prakiraan Dampak
D. Tujuan Prakiraan Dampak
E. Metode dan Teknik Prakiraan Dampak

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

AMDAL merupakan singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.


Pengertian AMDAL menurut Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 ialah kajian atas
dampak besar dan penting untuk pegambilan keputusan suatu usaha atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan di Indonesia. AMDAL merupakan analisis
dari berbagai macam faktor seperti fisik, kimia, sosial, ekonomi, biologi, sosial, dan
budaya.

Langkah prakiraan dampak lingkungan merupakan langkah yang tersulit dari


analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), karena teknik prakiraan tergantung
pada kemajuan tiap ilmu yang akan digunakan dan penguasaan dari tiap anggota tim
dalam bidangnya. Oleh karena itu, prakiraan dampak sering disebut sebagai fase kritis
dan merupakan ciri khas yang membedakan dokumen AMDAL dari dokumen hasil
penelitian lainnya. Prakiraan dampak adalah suatu proses untuk menduga atau
memperkirakan respon atau perubahan suatu parameter lingkungan tertentu akibat adanya
kegiatan tertentu, pada perspektif ruang dan waktu tertentu.

Dampak pada hakekatnya merupakan proses lebih lanjut yang terjadi setelah ada
pengaruh dari suatu kegiatan. Jadi sasaran memprakirakan atau menduga dampak adalah
mencari besar dampak terhadap setiap komponen lingkungan. Misalnya air limbah
buangan pabrik, akan mempengaruhi kulitas air dan menimbulkan dampak pada perairan
dan akan berdampak pula terhadap kondisi ekonomi masyarakat nelayan. Dampak
terhadap lingkungan tersebut berpengaruh pada kesejahteraan dan kesehatan manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Identifikasi Dampak?
2. Bagaimana Metode dan Teknik Identifikasi Dampak?
3. Apa Pengertian Prakiraan Dampak?
4. Apa Tujuan Prakiraan Dampak?
5. Bagaimana Metode dan Teknik Prakiraan Dampak?

C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui Pengertian Identifikasi Dampak
2. Untuk memahami Metode dan Teknik Identifikasi Dampak
3. Untuk mengetahui Pengertian Prakiraan Dampak
4. Untuk mengetahui Tujuan Prakiraan Dampak
5. Untuk memahami Metode dan Teknik Prakiraan Dampak
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Identifikasi Dampak

Identifikasi dampak adalah suatu proses analisis setelah diketemukan prioritas


dampak penting sehingga identifikasi dampak mengantarkan untuk membuktikan bahwa
dampak hipotetis yang ditetapkan dalam scoping benar dan seharusnya identifikasi
dampak dilakukan setelah pengumpulan data di lapangan.

Bila semua dampak lingkungan berupa parameter lingkungan terkena dampak


telah didapatkan maka langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi dampak pada setiap
parameter lingkungan yang terkena dampak penting. Identifikasi adalah proses analisis
untuk mengenali atau mencandra terhadap setiap parameter yang terkena dampak penting.
Ada beberapa aspek untuk pengenalan atau pencandraan dampak dari setiap parameter
lingkungan di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan Jenis Dampak

Dampak yang telah didapatkan dari proses scoping tersebut dikaji untuk
mengenali dampak tersebut merupakan dampak positif atau dampak negatif.

2. Menentukan Orde Dampak

Setiap dampak dapat dirunut, dari muara ke arah hulunya, atau sebaliknya dari
hulu ke arah hilirnya. Orde dampak ini dapat dikenali sebagai dampak orde satu
(dampak primer), dampak orde dua (dampak sekunder), dampak orde tiga (dampak
tertier), dan dampak orde empat (dampak kuarter). Pada umumnya, dampak
mempunyai posisi atau kedudukan tertentu maka dampak yang berada pada dampak
primernya adalah komponen fisik atau biotik. Akan tetapi, dampak pada posisi
dampak tertier atau kuarter sebagian besar adalah parameter pendapatan. Muara dari
dampak atau akhir dampak adalah kesehatan atau kesejahteraan masyarakat. Dampak
yang dijabarkan dalam parameter-parameter atau dalam komponen fisik secara
bergantian dengan dampak yang masuk dalam komponen biotik. Selanjutnya dampak
primer dirunut dampaknya ke dampak sekunder, tertier, dan kuarter.

3. Sifat Dampak

Setiap parameter yang terkena dampak penting harus diketahui sifat


dampaknya dalam hal paparannya. Paparan dampak dapat dijabarkan dalam
persebaran arcalnya dan lama waktu paruh paparannya. Persebaran dampak ini dapat
berada hanya pada suatu lokasi tertentu saja (lokal), tapi ada yang sebarannya sampai
di wilayah yang lebih luas (regional) dan ada yang sebarannya lebih luas sampai
nasional (nasional), bahkan kemungkinan ada yang global.

Sementara itu, ada yang waktu paruh dari parameter yang terkena dampak
hanya sebentar atau sesaat Namun, ada pula waktu paruh yang lebih lama atau bahkan
permanen. Tentang waktu paruh im sering kali juga disebabkan oleh faktor-faktor
lain. Akan tetapi, setiap parameter memiliki sifat sebaran dan waktu paruh paparan
yang khas.

4. Perilaku Dampak

Parameter yang terkena dampak akan memiliki perilaku berbeda dalam


merespons apabila bertemu dengan parameter lain. Bertemunya parameter yang
terkena dampak dengan parameter lainnya ada yang berperilaku sinergis (saling
memperkuat) atau berperilaku antagonistis (saling melemahkan) Perilaku sinergis
terjadi apabila bertemunya dua parameter yang terkena dampak ini saling memperkuat
dampaknya. Ada parameter tertentu yang bila bertemu dengan parameter lainnya
saling melemahkan atau saling berantagonis. Sebagai contoh, perilaku parameter
sedimen akan saling melemahkan (antagonistis) dengan parameter debit air yang
menyusut. Sebaliknya cemaran parameter tersebut akan semakin meningkat
konsentrasinya (sinergis) bila bertemu dengan dampak debit air sungai yang semakin
kecil karena ada pengambilan air sungai oleh proyek.

B. Metoda dan Teknik Identifikasi Dampak

Proses untuk mengenal dampak atau proscs pencandraan dampak yaitu


mengetahui jenis, orde, sifat, dan perilaku dampak pada setiap parameter disajikan dalam
beberapa teknik/cara sebagai berikut.

1. Cara Checklist (Daftar Uji)

Cara ini menguji kebenaran dari analisis pencandraan terhadap seluruh


parameter lingkungan yang terkena dampak penting hipotetis. Parameter tersebut
telah diurutkan sesuai dengan prioritasnya. Cara checklist atau daftar uji dapat dilihat
pada tabel berikut.
2. Cara Matriks Interaksi

Cara matriks interaksi adalah menginteraksikan antara parameter lingkungan


terkena dampak dengan aktivitas terkena dampak. Cara ini dapat dilakukan dengan
menyajikan dalam tabel matriks seperti tabel berikut.

3. Matriks Interaksi untuk Menetapkan Dampak Penting Hipotetis

Pada uraian sebelumnya telah dikemukakan ada 6 (enam) kriteria yang


digunakan untuk menentukan dampak dikatakan sebagai dampak penting. Apabila ada
satu dari keenam kriteria dampak penting, maka dampak tersebut dikatakan sebagai
dampak penting Pengujian imi menggunakan simbol P, berarti dampak ini dampak
penting. dan yang lainya adalah simbol huruf TP atau tidak penting. Apabila di antara
para pakar tidak sepakat maka perlu didiskusikan berulang hingga didapat kata
sepakat dari seluruh pakar. Dalam penetapan P atau TP tetap dilakukan dengan cara
brainstorming atau curah atau adu pendapat dalam tim pakar penyusun dokumen
AMDAL. Pengujiannya dapat dilakukan dengan pertolongan seperti tabel berikut.

C. Pengertian Prakiraan Dampak

Kata prakiraan dampak sering diganti dengan prediksi dampak atau pendugaan
dampak. Dalam pemakaran kata prediction diberikan padanan kata estimation atau
forecasting ketiga kata tersebut sebenarnya mempunyai pengertian yang sedikit berbeda
tetapi dalam AMDAL ketiganya diberikan terjemahan dengan prakiraan atau pendugaan
dampak, sedangkan dalam dokumen AMDAL yang banyak dipakai oleh penyusun
dokumen AMDAL disebut dengan kata prakiraan dampak.

Analisis prakiraan dampak merupakan analisis yang dilaksanakan dengan


menggunakan cara perhitungan kuantitatif atau sering juga perhitungan matematis.
Analisis ini dimaksudkan untuk mencari besar dampak yang secara mudah dapat
didefinisikan sebagai selisih perbedaan antara kondisi lingkungan pada saat awal (disebut
rona lingkungan awal dan diberi simbol RLAt0) Rona lingkungan awal akan berubah
dengan adanya usikan atau pengaruh adanya kegiatan proyek Kondisi lingkungan saat
telah ada proyek sering disebut dengan rona lingkungan yang akan datang dengan proyek
atau diberi simbol RLyaddp atau RLtndp Di dalam analisis prakiraan dampak, kondisi
lingkungan dijabarkan pada parameternya dan bukan komponen lingkungan.

Prakiraan dampak dimaksudkan untuk dapat menyajikan data selisih antara


kondisi lingkungan saat awal (rona lingkungan awal atau RLA) dengan rona lingkungan
yang akan datang (RLyad). Kondisi lingkungan yang akan datang mudah untuk
diperhitungkan bila tidak ada kegiatan pembangunan. Caranya adalah dengan mencari
tren atau kecenderungan perubahan data saat yang lalu hingga kini sehingga akan dapat
dicari angka pertumbuhan/pertambahannya dalam kurun waktu misalnya 1 tahun. Dengan
memiliki data seri pada waktu yang lalu hingga RLA, akan dapat diketemukan angka
pertambahannya dan dibuat untuk memprediksi kondisi yang akan datang.

D. Tujuan Prakiraan Dampak

Posisi Prakiraan Dampak dalam Analisis Dampak Lingkungan Kedudukan


prakiraan dampak lingkungan berada di antara dua analisis yaitu identifikasi dan evaluasi
dampak. Analisis prakiraan dampak tujuannya adalah untuk menghitung besarnya
dampak yaitu selisih antara RLA dan RLyad yang mengalami perubahan akibat adanya
kegiatan proyek pembangunan.

Analisis prakiraan dampak pada lingkungan yang mengalami perubahan meskipun


tidak ada proyek yang di-AMDAL, prosesnya agak panjang. Langkah pertama, mencari
data kondisi lingkungan saat ini sebelum ada proyek yaitu rona lingkungan awal (RLA).
Langkah kedua, mencari kondisi lingkungan yang akan datang bila tidak ada proyek yang
di-AMDAL. Kondisi ini disebut rona lingkungan yang akan datang tanpa proyek
(RLyadtp).

Caranya adalah mendapatkan data /ime series beberapa waktu yang lalu, sehingga
dapat diketemukan angka koefisien perkembangannya. Adanya angka perkembangan im
akan dapat diketemukan kondisi lingkungan yang akan datang. Langkah ketiga, mencari
kondisi lingkungan yang akan datang bila proyek telah beroperasi, yaitu rona lingkungan
yang akan datang dengan proyek (RLyaddp).

E. Metoda dan Teknik Prakiraan Dampak

Sebelum membahas lebih lanjut analisis prakiraan dampak maka perlu dipahami
terlebih dahulu analisis identifikasi dampak yang berada di depan atau sebelum analisis
prakiraan dampak Kedua analisis ini mempunyai tujuan yang berbeda. Demikian pula,
analisis sesudah prakiraan dampak, yaitu analisis evaluasi dampak. Ketiga analisis ini
mempunyai tujuan yang berbeda, meskipun prosesnya berurutan dan saling terkait.

Di dalam dokumen AMDAL, prakiraan dampak memuliki peran yang penting


dalam menunjukkan keanekaan analisis, sebab parameter yang dianalisis juga beraneka
ragam. Model yang dipergunakan untuk menghasilkan besar dampak atau besarnya
perubahan parameter lingkungan juga beraneka ragam.

Proses analisis prakiraan dampak lingkungan dimudahkan dengan membuat


permodelan. Pada umumnya untuk prakiraan dampak, pemodelan yang paling banyak
digunakan karena paling mudah dilakukan adalah penggunaan model matematik atau
kuantitatif Kedua metode ini bila data/variabelnya cukup banyak maka model matematik
lebih akurat dibanding dengan model kualitatif.

Metode kuantitatif banyak dipergunakan karena lebih mudah. Akan sangat mudah
bila menggunakan metode analisis professional Judgment. Metode kuantitatif dilakukan
dengan mengonversi informasi data kondisi lingkungan yang kualitatif untuk dikonversi
ke skala atau skor Upaya yang harus dilakukan pada metode kuantitatif dengan skala
adalah dengan menggunakan langkah membuat tabel pertolongan.

1. Metoda Formal

Pada dasarnya metode formal menyandarkan perhitungan prakiraan dampak


pada keahlian masing-masing bidang ilmu dari para anggota tim studi ANDAL yang
bersifat multi disiplin. Sebagai contoh, ketika melakukan prakiraan dampak yang
berhubungan dengan komponen tanah. potensi erosi, dan sedimentasi maka seorang
ahli tanah dari bidang kehutanan atau pertanian dapat melakukan prakiraan dengan
baik. Demikian halnya ketika melakukan prakiraan mengenai limbah cair atau emisi
gas buang dari proses industri serta perhitungan beban limbah cairnya, maka anggota
yang memiliki latar belakang teknik kimia atau teknik lingkungan harus mendapat
tugas untuk melakukan prakiraan dampak tersebut.

Dengan input duta yang valid, penggunaan metode formal merupakan metode
yang akuntabel dan dapat ditelusuri asal muasal perhitungannya. Metode formal
terdiri dari 4 macam metode, yaitu model prakiraan cepat, model matematik, model
fisik, dan model eksperimental. Berikut adalah ciri khas dari beberapa metode formal
tersebut.

a. Metode Prakiraan Cepat

Metode prakiraan cepat (rapid assessment) dilaksanakan dengan perhitungan


cepat olch seorang ahli yang berpengalaman. Menurut Otto Soemarwoto (2005, 178)
metode prakiraan secara cepat “didasarkan pada penelitian atau sigi cepat.” Salah satu
contoh penggunaan metode prakiraan cepat adalah penaksiran sumber pencemaran
udara, air dan lahan yang dikembangkan WHO (1982 dalam Otto Soemarwoto. 2005:
170).

Metode WHO tersebut digunakan untuk menghitung faktor pencemaran,


faktor limbah (jumlah suatu zat pencemar atau kombinasinya ke dalam lingkungan),
faktor limbah (jumlah total limbah domestik dan perkotaan ke lingkungan), beban
pencemaran (jumlah total suatu zat pencemar), dan beban limbah. WHO memandu
perhitungan ini menggunakan suatu lembaran kerja.

b. Model Matematik

Model matematik merupakan suatu metode yang paling banyak disukai oleh
para penilai AMDAL karcna memiliki tingkat objektivitas yang sudah teruji oleh
masing-masing bidang keilmuan. Metode ini memperlihatkan perhitungan dan
kuantifikasi dampak yang cukup jelas. Sayangnya, tidak seluruh komponen
lingkungan dapat dikuantifikasikan.

Karena itu dalam penclitian ilmiah. selain metode kuantitatif yang


mengandalkan model matematik. terdapat pula metode kualitatif yang didasarkan
pada deskripsi kualitatif yang menonjolkan sebab akibat pada objek penelitiannya.
Metode kualitatif banyak digunakan untuk aspek-aspek sosial.

Model matematik umumnya menggunakan berbagai formula atau rumus yang


sudah dikenal dan dikembangkan pada masing-masing bidang ilmu. Namun demikian,
para pelaku studi AMDAL harus hati-hati dalam memilih tormula matematik yang
akan digunakan. Untuk itu, ketika suatu formula matematik digunakan dalam
prakiraan dampak. alasan penggunaan model tersebut harus dikemukakan secara
eksplisit dalam laporan studi AMDAL.
Penggunaan model matematik pada saat ini banyak dipermudah dengan
adanya perangkat keras komputer yang sangat maju. demikian pula berbagai
perangkat lunak perhitungan sudah banyak dibuat schingga memudahkan para
penggunanya dalam menampilkan hasil Prakiraan dampak tersebut. Dengan bantuan
perangkat komputer, formula matematik dapat ditampilkan dalam model grafik yang
mudah dibaca. Namun demikian, penggunaan model yang ditampilkan dari model
matematik ini harus hati-hati.

c. Model Fisik

Ketika kita membayangkan suatu maket atau prototipe sebuah gedung, itulah
yang secara langsung menggambarkan metode yang disebut model fisik. Model fisik
serupa itu adalah model miniatur yang berusaha meniru kondisi di lapangan dengan
menggunakan skala yang dikecilkan. Model miniatur ini dapat digunakan untuk
memprakirakan pencemaran udara ketika digabung dengan model eksperimen di
dalam terowongan angin misalnya. Model fisik lainnya adalah ilustrasi berupa grafik
komputer (gambar sketsa atau foto yang direkayasa) untuk menggambarkan kondisi
lingkungan jika ada kegiatan tertentu yang dibandingkan dengan kondisi tanpa
kegiatan.

2. Metoda Informal

Metode informal (beberapa kalangan menyebutnya metode nonformal)


merupakan terobosan untuk menjustifikasi besaran dampak pada beberapa komponen
lingkungan yang tidak dapat dikuantifikasikan dan dihitung secara eksak seperti
misalnya untuk komponen sosial budaya atau persepsi masyarakat. Metode juga dapat
digunakan ketika metode formal tidak dapat dilakukan karena keterbatasan data
tertentu.

Metode prakiraan secara informal dapat dilakukan berdasarkan intuisi atau


pengalaman. Dalam hal ini. prakiraan tidak dinyatakan secara eksplisit. Metode
informal ini lebih jauh dapat dijelaskan berdasarkan penilaian ahli (profesional
judgement berdasarkan pengalaman) dan teknik analog. Namun demikian, metode
infonmal ini harus digunakan secara hati-hati oleh ahlinya dan didukung oleh
pengalaman atau alasan yang sejelas-jelasnya. Berikut adalah penjelasan mcngcnai
pengalaman ahli dan teknik analog yang digunakan dalam metode informal prakiraan
dampak.

a. Pengalaman Ahli

Prakiraan dampak yang menggunakan penilaian ahli berdasarkan pengalaman


ahli tersebut merupakan pendekatan yang paling tidak formal. Untuk itu, ahli yang
diminta untuk melakukan penilaian (atau judgement) harus menjelaskan justufikasi
penilaannya secara kualitatif deskriptif dengan mengacu pada fakta-fakta historing
yang pernah dialaminya atau bahkan didukung bukti-bukti ilmiah.
Ketika penilaian atau pendapat para ahli digunakan, hal tersebut harus
disebutkan secara jelas sebagai suatu hasil penilaian ahli. Dasar penilaian atau
pendapat para ahli terscbut harus dikemukakan alasan atau dasar pembenarannya.
Keahlian yang membuat penilaian atau pendapat tersebut, termasuk kualifikasi dan
pengalamannya, harus disampaikan pula. Jika ulasan terhadap suatu isu dampak
memerlukan penclitian dan perhitungan yang bersifat teknis (misalnya untuk emisi
debu dan gas buang, kepadatan lalu lintas, erosi, pengelolaan limbah cair atau
drainage), hal ini diharapkan didampingi dengan pertimbangan profesional untuk
memverifikasi kesimpulan dan rekomendasi yang diberikan.

Karena penilaian ahli ini cenderung bersifat subjektif, maka untuk mereduksi
subjektivitas ini dapat dilakukan dengan interaksi kelompok para ahli yang berdiskusi
untuk menyepakati potensi dampak tersebut. Termasuk ke dalam metode ini adalah
metode Delphi. Masing-masing ahli yang sudah terkenal di bidang tertentu dimintai
pendapatnya untuk kemudian didiskusikan dan disimpulkan dalam suatu kesepakatan
pandangan atau konsensus terhadap potensi dampak tertentu yang mungkin terjadi.

Demikian hati-hatinya penggunaan penilaian ahli ini hingga para ahli harus
diberikan kesempatan memberikan alasan atas judgement yang diberikan bahkan pada
metode Delphi harus berdiskusi untuk menyepakati dampak tertentu. Karenanya tidak
dapat setiap orang (apalagi yang tidak memiliki reputasi ahli) untuk menggunakan
metode penilaian ahli ini dan metode ini tidak bisa digunakan sembarang untuk
seluruh dampak lingkungan.

b. Analogi

Prakiraan menggunakan metode ini didasarkan pada pengalaman dari kegiatan


serupa di tempat lain. Dalam penerapannya, metode analogi harus menjelaskan
kemungkinan-kemungkinan bahwa situasi tersebut berbeda dengan dampak yang
telah terjadi di daerah lain walaupun kegiatannya serupa. Hal ini dilakukan untuk
mereduksi faktor ketidakpastian dan memperbaiki prakiraan di masa mendatang jika
terbukti analogi awal kurang tepat.

Sebagaimana metode informal lainnya, analogi harus digunakan secara hati-


hati dan waspada. Hal ini terutama dalam memilih kegiatan serupa dan
membandingkannya dengan kegiatan yang sedang diprediksi. Termasuk dalam
metode ini sebenarnya metode prakiraan yang mendasarkan pada studi literatur.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Identifikasi dampak adalah suatu proses analisis setelah diketemukan prioritas
dampak penting sehingga identifikasi dampak mengantarkan untuk membuktikan
bahwa dampak hipotetis yang ditetapkan dalam scoping benar dan seharusnya
identifikasi dampak dilakukan setelah pengumpulan data di lapangan.
2. Proses untuk mengenal dampak atau proses pencandraan dampak yaitu
mengetahui jenis, orde, sifat, dan perilaku dampak pada setiap parameter disajikan
dalam beberapa teknik/cara yaitu dengan cara shecklist (daftar uji) dan matriks
interaksi.
3. Analisis prakiraan dampak merupakan analisis yang dilaksanakan dengan
menggunakan cara perhitungan kuantitatif atau sering juga perhitungan
matematis. Analisis ini dimaksudkan untuk mencari besar dampak yang secara
mudah dapat didefinisikan sebagai selisih perbedaan antara kondisi lingkungan
pada saat awal (disebut rona lingkungan awal dan diberi simbol RLAt0)
4. Posisi Prakiraan Dampak dalam Analisis Dampak Lingkungan Kedudukan
prakiraan dampak lingkungan berada di antara dua analisis yaitu identifikasi dan
evaluasi dampak. Analisis prakiraan dampak tujuannya adalah untuk menghitung
besarnya dampak yaitu selisih antara RLA dan RLyad yang mengalami perubahan
akibat adanya kegiatan proyek pembangunan.
5. Proses analisis prakiraan dampak lingkungan dimudahkan dengan membuat
permodelan. Pada umumnya untuk prakiraan dampak, pemodelan yang paling
banyak digunakan karena paling mudah dilakukan adalah penggunaan model
matematik atau kuantitatif Kedua metode ini bila data/variabelnya cukup banyak
maka model matematik lebih akurat dibanding dengan model kualitatif. Metode
prakiraan dampak dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu, Metode Formal dan
Metode Informal.
B. Saran
Kedepannya pendidikan Indonesia sebaiknya meningkatkan kualitas
pendidikannya dengan menjadikan AMDAL sebagai mata pelajaran wajib karena di
Indonesia sendiri masih sangat kurang pengetahuan tentang dampak pembangunan
bagi lingkungan serta masih banyak yang belum tahu pentingnya AMDAL dalam
mengdentifikasi serta dalam prakiraan dampak lingkungan itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Fandeli, Chafid. 2018. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dalam Pembangunan

Berbagai Sektor. Yogyakarta: UGM Press

H.J.Mukono. 2005. Kedudukan Amdal Dalam Pembangunan Berwawasan Lingkungan Yang

Berkelanjutan (Sustainable Development). Jurnal Kesehatan Lingkungan, VOL. 2(29),

19–29

Indasah. 2020. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Yogyakarta: CV Budi

Utama

Anda mungkin juga menyukai