Anda di halaman 1dari 5

RESUME KULIAH DAN BUKU AMDAL TERKAIT PELINGKUPAN

TUGAS AMDAL
D o s e n: Prof. Dr. Simon Sembiring BG, CES., DEA.
Sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi tugas perkuliahan
AMDAL

Oleh
MUHAMMAD HUMAAM AL HASYIR
NPM: 2251060009
(Program Studi Magister Teknik Sipil)

UNIVERSITAS TAMA JAGAKARSA


Maret 2023
Nama: Muhammad Humaam Al Hasyir (2251060009)
Dosen : Prof. Dr. Simon Sembiring BG, CES., DEA.
Resume - Kuliah 3 dan buku AMDAL terkait Pelingkupan

1. Pembangunan Individual
2. Pembangunan Kawasan: Kriteria satu penanggung kegiatan seluruh yang dibangun punya kaitan
langsung dengan fungsi utama pembangunan, berada dalam satu bentang alam.
3. Pembangunan terpadu: Pembangunan satu pemrakarsa, seluruh kegiatan terkait satu dengan yang
lain, daerah dalam sastuan landskap. Contoh: Penambangan Eksplorasi, eksploitasi, reklamasi.

Untuk melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL, proses analisis kritikal adalah pada pelingkupan
atau scoping, yaiut penentuan lingkup kajian.
Guna memudahkan prosesnya maka perlu dilakukan:
1. Menetapkan main issues, setiap proyek memiliki main issues atau masalah. Seperti misalnya
pabrik gula memiliki masalah utama yaitu aktivitas mendapatkan lahan kebun dan masalah
lingkungan berupa limbah cair dengan kandungan BOD yang tinggi dan bau menyengat.
Contoh lain : Pembangunan Tol Main Issues Kemacetan Kebisingan.

2. Menetapkan Key Issues atau masalah kunci, misalkan proyek pabrik semen masalah kuncinya
adalah cemaran debu yang diemisikan ke udara dan debu ini mengandung silika bebas di udara.
Langkah ini dilaksanakan pada awal dari proses pelingkupan, penetapannya dilaksanakan dengan
teknik professional judgement, semakin banyak pengalaman ketua dan anggota tim maka penetapan
komponen/parameter terkenda dampak potensial dan dampak penting hipotesos akan semakin jelas.

Gambar 1 Bagan Alir Proses Pelingkupan Tahap Pertama


Dari proses awal yang telah ditentukan main issues dan key issues, maka dikonsultasikan dengan
masyarakat. Proses public consultation ini dilakukan secara langsung dengan mengadakan pertemuan
dengan masyarakat, ada upaya lain yaitu memasang papan nama dan pengumuman di media masa.
Masukan yang berasal dari masyarakat akan menghasilkan klarifikasi terhadap main issues dan key
issues yang telah dilaksanakan dengan cara profesional judgement dan brainstroming.
Cara penentuan main Issue dalam pembangunan, adalah dengan cara:
• Brainstroming
• Personal Judgement
Kriteria Dampak Penting
Kriteria di UU No.32/2009, tentang pelindungan LH
• Jumlah Penduduk yang kena dampak
• Luas wilayah penyebaran dampak
• Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
• Banyaknya komponen longkungan hidup (Air, Vegetasi, Flora, Manusia, Sedimentasi)
• Sifat kumulatif dampak (Ada zat kimia yang digabung akan berbahaya)
• Berbalik atau tidaknya dampak
• Kriteria lain sesuai dengan perkembangan IPTEK (Nuklir)
Penetapan dampak penting ini belum dilengkapi dengan data, berarti masih hipotesis. Proses ini
merupakan proses focussing. Pada hakikatnya proses ini adalah proses kedua dalam scoping.

Gambar 2 Proses Tahap Kedua dalam Scoping


Proses selanjutnya adalah menentukan prioritas dampak penting. Proses scoping dengan langkah
focussing secara lengkap dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3 Proses Pelingkupan untuk Menemukan Dampak Penting Hipotesis dan Dampak Penting Prioritas
Menggunakan Nilai Skala.
Diperlukan dua tahap yaitu:
1. Mempelajari setiap parameter yang dihipotesiskan terkena dampak penting (hipotesa). Proses
pelingkupan untuk menemukan dampak penting hipotesis dan dampak penting prioritas
menggunakan nilai skala. Skala bisa menggunakan skala 3 atau 5, dari kurang penting, penting
dan sangat penting.
2. Yang penting adalah penetapan key issues yaitu untuk mendapatkan dampak penting hipotesis
dari dampak potensial yang telah ditetapkan melalui proses focussing. Cara umumnya adalah
dengan cheklist. Atas dasar urutan prioritas ini dilakukan proses analisis identifikasi, analisis
prediksi dan analisis evaluasi.
Penetapan Batas Wilayah Studi Dalam Scoping
Tentukan Batas Wilayah Studi (Dengan cara Overlay pada peta Topografi)
• Batas Proyek (Luas Proyek)
• Batas Administrasi (Desa, Kecamatan dll)
• Batas Sosial, mempertimbangkan kesamaan batas sosial. (Adat, hukum di suatu tempat)
• Batas ekologis. (Batas DAS, berapa% hutan disana)
Pendekatan Pelingkupan dalam menentukan Main Issues dan Key Issues serta parameter terkenda
dampak.
Ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan diantaranya:
• Pertimbangan kebijakan dan perencanaan.
• Pertimbangan sosial.
• Pendekatan ekologis
Ketiga pendekatan tersebut akan mempertajam proses brainstroming pada diskusi tim yang
menetapkan parameter terkena dampak.
Pengumpulan Data, Analisis Data
• Untuk pelingkupan diperlukan pengumpulan data dan analisis data
o Jika mengambil sample harus ada perbandingan, misalkan mengambil di downstream
harus mengambil juga di upstream.
o Curah hujan juga harus diperhitungkan
• Pengumpulan data disesuaikan dengan akan terjadinya dampak terhadap komponen
lingkungan.
• Untuk analisisnya: perhatikan trendnya dan bandingkan dengan baku mutu.
Dalam analisis ini ada 2 aspek penting yaitu tren kondisinya dan standar baku mutu lingkungan,
sehingga kondisi lingkungan parameter yang akan terkena dampak pada zona lingkungan awal
(sebelum ada proyek) dapat diketahui (RLA ata Rona Lingkungan Awal sebelum ada kegiatan proyek).
Kriteria dalam Identifikasi Dampak
Ada beberapa aspek untuk pengenalan atau pncandraan dampak dari setiap parameter lingkungan
diantaranya:
1. Menetapkan Jenis Dampak, dampak yang telah didapatkan dari proses scoping dikaji untuk
mengenali dampak tersebut merupakan dampak positif atau negatif.
2. Menentukan orde dampak, setiap dampak dirunut dari muara ke arah hulunya atau sebaliknya.
Orde dampak ini dapat dikenali sebagai dampak orde satu-empat. Primer adalah dampak
komponen fisik atau biotik, lalu tersier kuarter adalah parameter pendapatan. Muara dari
dampak adalah kesehatan atau kesejahteraan masyarakat.
3. Sifat dampak, setiap parameter terkena dampak penting harus diketahui sifat dampaknya
dalam hal paparannya, paparan dampak harus diketahui arealnya dan lama waktu paruh
paparannya.
4. Perilaku dampak, parameter yang terkena dampak memiliki perilaku berbeda dalam merespon
apabila bertemu dengan parameter lain.
Sasaran Analisis Identifikasi Dampak Lingkungan
Identifikasi dampak juga diacu saat melakukan analisis prakiraan dampak. Bahkan identifikasi diacu
saat proses menyusun rencana mitigasi dampak. Dalam proses evaluasi dampak maka acuan yang
digunakan adalah prakiraan dampak. Jadi keempat proses analisis dampak tersebut saling
berhubungan dan ada konsistensinya.

Gambar 4 Hubungan dan Sasaran antara Scoping, Identifikasi Dampak, Prediksi Dampak dan Evaluasi
Dampak.
Analisis dampak lingkungan dilakukan dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Kedua parameter
tersebut untuk setiap parameter dimulai dengan cara professional judgment. Pakar yang
bersangkutan sesuai dengan kompetensinya akan mengemukakan pendapat dalam identifikasi
dampak yaitu tentang jenis, orde, sifat dan perilaku dampak. Kemudian analisis ini dilakukan
validasinya dengan brainstorming. Pakar yang memiliki keilmuan lainnya akan mendiskusikan
kebenaran dari judgment yang diberikan oleh pakar yang berkompeten.

Anda mungkin juga menyukai