NIM : 1111417008
KELAS :B
TUGAS : Dasar – Dasar Amdal
1. Penapisan (Screening)
Penapisan bertujuan untuk memilih (seleksi) kegiatan/usaha tertentu yang perlu dianalisis
dampaknya terhadap lingkungan.Ketentuan apakah suatu rencana kegiatan perlu menyusun
dokumen AMDAL atau tidak dapat dilihat pada Keputusan Menteri Negara LH Nomor 17 Tahun
2001 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL.
Penapisan dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya yaitu :
Penapisan Bertahap
Dalam metode ini penapisan dilakukan secara bertahap dalam beberapa langkah secara
berurutan.
Penapisan satu langkah
Penapisan yangdidasarkan pada kriteria eksplisit yang berupa daftar yang memuat jenis
proyek yang tanpa keraguan akan menyebabkan dampak penting. Metode penapisan satu langkah
ini adalah metode penapisan yang digunakan oleh Indonesia. Metode dengan daftar positif sangat
sederhana. Karena metode ini sederhana dan mudah, maka hasilnya dapat dicapai dengan cepat
dan konsisten. Metode penapisan satu langkah ini memerlukan birokrasi yang pendek. Jumlah
tenaga yang diperlukan dapat dibatasi, persyaratan tingkat pendidikan dan pengalaman juga tidak
tinggi.
2. Pelingkupan (Scoping)
Pelingkupan (scoping) ialah penentuan ruang studi AMDAL, yaitu bagian dari AMDAL
yang terdiri dari identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak. Untuk dapat melakukan
pelingkupan haruslah dilakukan identifikasi dampak. Pada tahap pertama diusahakan untuk
mengidentifikasi dampak selengkapnya. Dari semua dampak yang teridentifikasi kemudian
ditentukan dampak mana yang penting. Dampak yang penting inilah yang kemudian dimasukan
dalam ruang lingkup studi AMDAL, sedangkan dampak yang tidak penting tidak dimasukkan.
Dampak penting terhadap lingkungan yang dipandang relevan untuk ditelaah secara
mendalam dalam studi amdal dengan meniadakan hal-hal atau komponen lingkungan
yang dipandang kurang penting ditelaah.
Lingkup wilayah studi amdal berdasarkan beberapa pertimbangan seperti batas proyek,
batas ekologis, batas social dan batas administratif.
Kedalaman studi amdal yang antara lain mencakup metode yang digunakan, jumlah
contoh yang diukur, tenaga ahli yang dibutuhkan sesuai dengan sumber daya yang
tersedia (dana dan waktu).
3. Proses Pengumuman
Proses pengumuman setiap rencana kegiatan yang diwajibkan untuk membuat AMDAL
wajim untuk mengumumkan rencana kegiatanya kepada masyarakat sebelum pemrakarsa
pelakukan penyusunan AMDAL. Pengumuman dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab
dan pemrakarsa kegiatan. Tata cara dan bentuk pengumuman serta tata cara penyampaian saran,
pendapat dan tanggapan di atur PerMen LH No 17 Tahun 2012 tentang keterberhasilan
masyarakat dan keterbukaan informasi dalam proses AMDAL
4. Kerangka Acuan
Kerangka Acuan (KA) ialah uraian tugas yang harus dilaksanakan dalam studi AMDAL.
Kerangka Acuan didasarkan dari pelingkupan sehingga KA memuat tugas-tugas yang relevan
dengan dampak penting. Dengan KA yang demikian maka studi AMDAL menjadi terfokus pada
dampak penting. Ruang lingkup kajian AMDAL meliputi penentuan dampak-dampak penting
yang akan dikaji secara lebih mendalam dalam AMDAL dan batas-batas studi AMDAL,
sedangkan kedalaman studi berkaitan dengan penentuan metodologi yang akan digunakan untuk
mengkaji dampak.
Kerangka acuan dibuat berdasarkan studi kelayakan (feasibility study) suatu aktivitas.
Kerangka acuan merupakan dasar dalam pelaksanaan studi AMDAL, misalnya : daerah studi,
jumlah dan lokasi sampel. Selain itu, isu utama yang akan timbul misalnya masalah kualitas
udara yang akan berdampak ke kondisi sosial dan kesehatan masyarakat.
5. Implementasi
Adapun implementasi yang dilakukan adalah dengan penyusunan RKL dan RPL :
1. Pengumpulan data
Pada proses pengumpulan data akan diperoleh rincian tentang kondisi lingkungan yang
perlu dianalisis menggunakan AMDAL.
2. Identifikasi dampak
Tujuan identifikasi adalah untuk membatasi penelitian AMDAL pada dampak yang
paling penting saja. Identifikasi dampak penting dilakukan berdasarkan komponen kegiatan dan
komponen lingkungan yang terkena dampak
3. Prediksi
4. Evaluasi
Evaluasi dampak dilakukan berdasarkan tinjauan awal ke lapangan dan prediksi dampak.
Evaluasi dampak harus mengacu kepada standar/baku mutu yang berlaku,misalnya baku mutu
air limbah, kebisingan dan lain-lain. Tujuan evaluasi dampak adalah untuk meniadakan dari
daftar dampak potensialkomponen lingkungan yang tidak tergolong terkena dampak penting atau
tidak mengalami perubahan mendasar.
5. Mitigasi
Pemantauan dilakukan melalui RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup) sebagai upaya
pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana
usaha dan/atau kegiatan tertentu.