Anda di halaman 1dari 12

Analisis dampak lingkungan (Amdal)

Analisis dampak lingkungan (di Indonesia, dikenal dengan nama AMDAL) adalah kajian
mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan
akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan
hidup di sini adalah aspek abiotik, biotik dan kultural. Dasar hukum AMDAL di Indonesia adalah

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang "Izin Lingkungan Hidup" yang merupakan
pengganti PP 27 Tahun 1999 tentang Amdal.

Fungsi

 Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah


 Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari
rencana usaha dan/atau kegiatan
 Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha dan/atau
kegiatan
 Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup
 Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana
usaha dan atau kegiatan
 Awal dari rekomendasi tentang izin usaha
 Sebagai Scientific Document dan Legal Document
 Izin Kelayakan Lingkungan

Identifikasi dampak Penting


- Pelingkupan (scoping) bertujuan untuk membatasi penelitian AMDAL pada hal-
hal yang penting untuk pengambilan keputusan. Karenanya, mengidentifikasi hal
penting tersebut perlu diutamakan dan untuk selanjutnya dampak penting inilah
yang dimasukkan ke dalam ruang lingkup penelitian AMDAL
- Setiap kegiatan proyek akan menimbulkan dampak, dan kegiatan yang berbeda
umumnya akan menimbulkan dampak berbeda pula. Berbagai macam alternatif
untuk mencapai tujuan yang sama, dapat juga menimbulkan dampak yang
berbeda-beda. Mengingat hal itu, maka pada tahap penelitian ini perlu dilakukan
eksplorasi berbagai alternatif untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, sehingga
dampak masing-masing alternatif dapat saling dibandingkan, selanjutnya dapat
dipilih alternatif yang menguntungkan.
- Perlunya eksplorasi alternatif tertera pula dalam pedoman umum penyusunan
kerangka acuan analisis dampak lingkungan.
- Identifikasi dampak penting dapat disebut bidang kepedulian penting, yaitu
yang dipedulikan atau dianggap penting. Kualitas hidup misalnya, haruslah
dianggap penting, yaitu derajat dipenuhinya kebutuhan hidup manusiawi dan
derajat kebebasan untuk memilih
- Pada dasarnya identifikasi ini merupakan rincian lebih lanjut kriteria kualitas
hidup yang relevan dengan lokasi, jenis proyek dan masyarakat di tempat itu.
Karena itu langkah pertama ialah untuk mengidentifikasikan pihak yang
berkepentingan yang dapat memberi masukkan dalam penentuan bidang-bidang
kepedulian penting tersebut. Pihak itu terdiri atas kelompok pemrakarsa, pejabat
yang berwenang, dan masyarakat yang berkepentingan
- Kelompok pemrakarsa mencakup pakar yang melakukan studi kelayakan
- Pejabat yang berwenang, tidak hanya yang membidangi proyek yang diusulkan,
melainkan juga pejabat lain yang berkepentingan, misalnya, jika proyek suatu
pabrik limbahnya mengandung bahan beracun, maka pejabat yang berwenang
dalam bidang kesehatan termasuk dalam kelompok pejabat yang berkepentingan.
- Masyarakat yang berkepentingan ialah kelompok penduduk yang terkena
proyek, dan Lembaga Swadaya Masyarakat, pimpinan masyarakat formal dan
informal serta para pakar yang mempunyai minat dalam proyek yang diusulkan
dan dampak yang akan ditimbulkan oleh proyek tersebut.

 AMDALFebruary 25th, 2010 • Related • Filed UnderAMDAL adalah singkatan dari


Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Dalam PeraturanPemerintah No. 27 tahun
1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan disebutkanbahwa AMDAL
merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilankeputusan
suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yangdiperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau
kegiatan.AMDAL sendiri merupakan suatu kajian mengenai dampak positif dan
negatif dari suaturencana kegiatan/proyek, yang dipakai pemerintah dalam
memutuskan apakah suatukegiatan/proyek layak atau tidak layak lingkungan. Kajian
dampak positif dan negatiftersebut biasanya disusun dengan mempertimbangkan
aspek fisik, kimia, biologi, sosial-ekonomi, sosialbudaya dan kesehatan
masyarakat.Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak lingkungan, jika
berdasarkan hasilkajian AMDAL, dampak negatif yang timbulkannya tidak dapat
ditanggulangi oleh teknologiyang tersedia. Demikian juga, jika biaya yang diperlukan
untuk menanggulangi dampaknegatif lebih besar daripada manfaat dari dampak
positif yang akan ditimbulkan, makarencana kegiatan tersebut dinyatakan tidak layak
lingkungan. Suatu rencana kegiatan yangdiputuskan tidak layak lingkungan tidak
dapat dilanjutkan pembangunannya.Bentuk hasil kajian AMDAL berupa dokumen
AMDAL yang terdiri dari 5 (lima) dokumen,yaitu:1. Dokumen Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)KA-ANDAL adalah suatu
dokumen yang berisi tentang ruang lingkup serta kedalaman kajianANDAL. Ruang
lingkup kajian ANDAL meliputi penentuan dampak-dampak penting yangakan dikaji
secara lebih mendalam dalam ANDAL dan batas-batas studi ANDAL.
Sedangkankedalaman studi berkaitan dengan penentuan metodologi yang akan
digunakan untukmengkaji dampak. Penentuan ruang lingkup dan kedalaman kajian ini
merupakankesepakatan antara Pemrakarsa Kegiatan dan Komisi Penilai AMDAL
melalui proses yangdisebut dengan proses pelingkupan.2. Dokumen Analisis Dampak
Lingkungan Hidup (ANDAL)ANDAL adalah dokumen yang berisi telaahan secara
cermat terhadap dampak penting darisuatu rencana kegiatan. Dampakdampak penting
yang telah diindetifikasi di dalam dokumenKA-ANDAL kemudian ditelaah secara
lebih cermat dengan menggunakan metodologi yangtelah disepakati. Telaah ini
bertujuan untuk menentukan besaran dampak. Setelah besarandampak diketahui,
selanjutnya dilakukan penentuan sifat penting dampak dengan caramembandingkan
besaran dampak terhadap kriteria dampak penting yang telah ditetapkanoleh
pemerintah. Tahap kajian selanjutnya adalah evaluasi terhadap keterkaitan
antaradampak yang satu dengan yang lainnya. Evaluasi dampak ini bertujuan untuk
menentukandasar-dasar pengelolaan dampak yang akan dilakukan untuk
meminimalkan dampak negatifdan memaksimalkan dampak positif.3. Dokumen
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)RKL adalah dokumen yang memuat
upaya-upaya untuk mencegah, mengendalikan danmenanggulangi dampak penting
lingkungan hidup yang bersifat negatif serta memaksimalkandampak positif yang
terjadi akibat rencana suatu kegiatan. Upaya-upaya tersebut dirumuskanberdasarkan
hasil arahan dasar-dasar pengelolaan dampak yang dihasilkan dari kajianANDAL.
 4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)RPL adalah dokumen
yang memuat program-program pemantauan untuk melihat perubahanlingkungan
yang disebabkan oleh dampak-dampak yang berasal dari rencana kegiatan.
Hasilpemantauan ini digunakan untuk mengevaluasi efektifitas upaya-upaya
pengelolaanlingkungan yang telah dilakukan, ketaatan pemrakarsa terhadap peraturan
lingkungan hidupdan dapat digunakan untuk mengevaluasi akurasi prediksi dampak
yang digunakan dalamkajian ANDAL.5. Dokumen Ringkasan EksekutifRingkasan
Eksekutif adalah dokumen yang meringkas secara singkat dan jelas hasil
kajianANDAL. Hal hal yang perlu disampaikan dalam ringkasan eksekutif biasanya
adalah uraiansecara singkat tentang besaran dampak dan sifat penting dampak yang
dikaji di dalamANDAL dan upaya-upaya pengelolaan dan pemantuan lingkungan
hidup yang akandilakukan untuk mengelola dampak-dampak tersebut.AMDAL
bermanfaat untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan pembangunan agar layaksecara
lingkungan. Dengan AMDAL, suatu rencana usaha dan/atau kegiatan
pembangunandiharapkan dapat meminimalkan kemungkinan dampak negatif terhadap
lingkungan hidup,dan mengembangkan dampak positif, sehingga sumber daya alam
dapat dimanfaatkan secaraberkelanjutan (sustainable).Pihak-pihak yang
berkepentingan dalam proses AMDAL yaitu:1. PemerintahPemerintah berkewajiban
memberikan keputusan apakah suatu rencana kegiatan layak atautidak layak
lingkungan. Keputusan kelayakan lingkungan ini dimaksudkan untuk
melindungikepentingan rakyat dan kesesuaian dengan kebijakan pembangunan
berkelanjutan. Untukmengambil keputusan, pemerintah memerlukan informasi yang
dapatdipertanggungjawabkan, baik yang berasal dari pemilik kegiatan/pemrakarsa
maupun daripihak-pihak lain yang berkepentingan. Informasi tersebut disusun secara
sistematis dalamdokumen AMDAL. Dokumen ini dinilai oleh Komisi Penilai
AMDAL untuk menentukanapakah informasi yang terdapat didalamnya telah dapat
digunakan untuk pengambilankeputusan dan untuk menilai apakah rencana kegiatan
tersebut dapat dinyatakan layak atautidak layak berdasarkan suatu kriteria kelayakan
lingkungan yang telah ditetapkan olehPeraturan Pemerintah.2. PemrakarsaOrang atau
badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana usaha dan atau
kegiatanyang akan dilaksanakan. Pemrakarsa inilah yang berkewajiban melaksanakan
kajianAMDAL. Meskipun pemrakarsa dapat menunjuk pihak lain (seperti konsultan
lingkunganhidup) untuk membantu melaksanakan kajian AMDAL, namun tanggung
jawab terhadaphasil kajian dan pelaksanaan ketentuan-ketentuan AMDAL tetap di
tangan pemrakarsakegiatan.3. Masyarakat yang berkepentinganMasyarakat yang
berkepentingan adalah masyarakat yang terpengaruh oleh segala bentukkeputusan
dalam proses AMDAL. Masyarakat mempunyai kedudukan yang sangat
pentingdalam AMDAL yang setara dengan kedudukan pihak-pihak lain yang terlibat
dalamAMDAL. Di dalam kajian AMDAL, masyarakat bukan obyek kajian namun
merupakansubyek yang ikut serta dalam proses pengambilan keputusan tentang hal-
hal yang berkaitandengan AMDAL. Dalam proses ini masyarakat menyampaikan
aspirasi, kebutuhan, nilai-nilai
 yang dimiliki masyarakat dan usulan-usulan penyelesaian masalah untuk
memperolehkeputusan terbaik. Dalam proses AMDAL masyarakat dibedakan menjadi
dua kategori, yaitu:a. Masyarakat terkena dampak: masyarakat yang akan merasakan
dampak dari adanyarencana kegiatan (orang atau kelompok yang diuntungkan
(beneficiary groups), dan orangatau kelompok yang dirugikan (at-risk groups)b.
Masyarakat Pemerhati: masyarakat yang tidak terkena dampak dari suatu rencana
kegiatan,tetapi mempunyai perhatian terhadap kegiatan maupun dampak-dampak
lingkungan yangditimbulkan.Prosedur AMDAL terdiri dari:1. Proses penapisan
(screening) wajib AMDALProses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi
wajib AMDAL adalah proses untukmenentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib
menyusun AMDAL atau tidak. DiIndonesia, proses penapisan dilakukan dengan
sistem penapisan satu langkah. Ketentuanapakah suatu rencana kegiatan perlu
menyusun dokumen AMDAL atau tidak dapat dilihatpada Keputusan Menteri Negara
LH Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usahadan/atau Kegiatan yang
Wajib dilengkapi dengan AMDAL.2. Proses pengumumanSetiap rencana kegiatan
yang diwajibkan untuk membuat AMDAL wajib mengumumkanrencana kegiatannya
kepada masyarakat sebelum pemrakarsa melakukan penyusunanAMDAL.
Pengumuman dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab dan
pemrakarsakegiatan. Tata cara dan bentuk pengumuman serta tata cara penyampaian
saran, pendapat dantanggapan diatur dalam Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor
08/2000 tentang KeterlibatanMasyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses
AMDAL.3. Proses pelingkupan (scoping)Pelingkupan merupakan suatu proses awal
(dini) untuk menentukan lingkup permasalahandan mengidentifikasi dampak penting
(hipotetis) yang terkait dengan rencana kegiatan.Tujuan pelingkupan adalah untuk
menetapkan batas wilayah studi, mengidentifikasi dampakpenting terhadap
lingkungan, menetapkan tingkat kedalaman studi, menetapkan lingkupstudi, menelaah
kegiatan lain yang terkait dengan rencana kegiatan yang dikaji. Hasil akhirdari proses
pelingkupan adalah dokumen KA-ANDAL. Saran dan masukan masyarakat
harusmenjadi bahan pertimbangan dalam proses pelingkupan.4. Penyusunan dan
penilaian KA-ANDALSetelah KA-ANDAL selesai disusun, pemrakarsa dapat
mengajukan dokumen kepada KomisiPenilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan
peraturan, lama waktu maksimal penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari di luar waktu
yang dibutuhkan penyusun untukmemperbaiki/menyempurnakan kembali
dokumennya.5. Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPLPenyusunan
ANDAL, RKL, dan RPL dilakukan dengan mengacu pada KA-ANDAL yangtelah
disepakati (hasil penilaian Komisi AMDAL). Setelah selesai disusun, pemrakarsa
dapatmengajukan dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai.
Berdasarkan peraturan,lama waktu maksimal penilaian ANDAL, RKL dan RPL
adalah 75 hari di luar waktu yangdibutuhkan penyusun untuk
memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.6. Persetujuan Kelayakan
Lingkungan
 Kegunaan AMDAL:1. Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah.2. Membantu
proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup darirencana usaha
dan/atau kegiatan.3. Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari
rencana usaha dan/ataukegiatan.4. Memberi masukan untuk penyusunan rencana
pengelolaan dan pemantauan lingkunganhidup.5. Memberi informasi bagi masyarakat
atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencanausaha dan atau kegiatan.Metodologi
AMDALWarner & Bromley (1974) membuat klasifikasi metode AMDAL, yaitu:1.
Metode Ad Hoc : sangat sedikit memberikan pedoman cara melakukan pendugaan,
relatifmudah, singkat, tetapi kurang keterpaduan dari disiplin-disiplin ilmu yang
terlibat.2. Metode Overlays : menggunakan sejumlah peta di lokasi yang akan
dibangun proyek dandaerah sekitarnya, tiap peta menggambarkan komponen-
komponen lingkungan yang lengkap(meliputi aspek fisik-kimia, biologi, sosial-
ekonomi, dan sosialbudaya).a. Kelebihan : dalam melakukan evaluasi, pemilihan
alternatif dan mengidentifikasi dampaktertentu.b. Kekurangan : tidak dapat
menyajikan dampak kuantitatif3. Metode Matrices : merupakan bentuk checklist
dalam dua dimensi, dengan bentuk matrikstersebut dapat ditetapkan interaksi antara
aktivitas proyek dengan komponen lingkungan.Kelemahannya adalah tidak dapat
menggambarkan dampak tidak langsung. Metode inidikenal juga dengan Metode
Leopold.4. Metode Network : metode yang disusun berdasarkan suatu daftar aktivitas
proyek yangsaling berhubungan dengan komponen-komponen lingkungan yang
terkena dampak.a. Kelebihan : dapat menggambarkan adanya dampak langsung dan
tidak langsung sertahubungan antar komponen lingkungan.b. Kekurangan : setiap
orang dapat meyusun bentuk aliran dampak yang berbeda tergantungtingkt keahlian
dan pengalamannya.5. Metode Checklist : berbentuk daftar komponen lingkungan
yang kemudian digunakanuntuk menentukan komponen mana yang terkena dampak.
Berdasarkan perkembangannya,metode Checklist dibagi menjadi :a. Checklist
sederhana (simple checklist)b. Checklist dengan uraian (descriptive checklist)c.
Checklist berskala(scaling checklist)d. Checklist berskala dengan pembobotan (scale
weight checklist)Metode lainnya yang juga sering digunakan antara lain :1. Metode
Leopold atau Matriks Interaksi Leopold (1971) : terdiri dari 100 macam
aktivitasdengan 88 komponen lingkungan. Identifikasi dampak lingkungan dari
proyek ditulis dalaminteraksi antara aktivitas dan komponen lingkungan.a. Langkah
pertama : setelah matriks dibuat kemudian menentukan dampak dari tiap
aktivitasproyek pada komponen lingkungan.b. Langkah kedua : menentukan besaran
(magnitude) dan tingkat kepentingan (importance)
 dampak. Penilaian berskala 1 (nilai paling rendah) sampai 10 (nilai paling tinggi) dan
diberitanda + atau – untuk masing-masing dampak.2. Metode Matriks Dampak dari
Moore (1973) : matriks Moore dibagi menjadi 6 kategoriyang berbeda, yaitu :a.
Pembentuk timbulnya aktivitas dan aktivitas lain yang berhubunganb. Potensi
perubahan lingkunganc. Pengaruh pada lingkungan yang utamad. Pemanfaatan pada
manusia yang terkenae. Potensi kerusakan yang ditimbulkan oleh aktivitasf. Besaran
umum dari potensi pengurangan dari pemanfaatan manusia3. Metode Sorensen (1971)
: merupakan Network Analysis yang pertama, disusun untukdigunakan pada proyek
pengerukan dasar laut (dredging). Dalam metode ini diidentifikasiberbagai hubungan
timbal balik atau sebab akibat adanya aktivitas proyek.a. Metode MacHarg (1968) :
dikenal juga sebagai Metode Overlaysb. Metode Fisher dan Davies (1973) : terdiri
atas 3 matriks yang disusun secara bertahap,yaitu :• Tahap pertama : matriks
mengenai evaluasi lingkungan sebelum proyek dibangun(Environmental Baseline)•
Tahap kedua : matriks dampak lingkungan (Environmental Compatibility Matriks)•
Tahap ketiga : matriks keputusan (Decision Matriks)Kerugian AMDAL:1. Tidak
efisien2. Tidak cost effective3. Proses panjang dan birokratis4. Metodologi AMDAL
bersifat kaku5. AMDAL tidak terintegrasi dalam studi kelayakan teknis dan
ekonomis6.6. Mitigasi cenderung berorientasi kepada end of pipe approach7. Bersifat
statis dan tidak dapat mengakomodasikan kompleksitas dan
dinamika(ketidakpastian)8. Tidak terkait dengan sistem pengelolaan lingkungan
lainnya9. Pengawasan penyelenggaraan AMDAL lemah10. Peranserta masyarakat
rendah

SIUP , SITU ,dan AMDAL

SIUP(Surat Izin Usaha Dagang) adalah Surat Izin untuk mendirikan Usaha yang
dikeluarkan Instansi Pemerintah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan di
Wilayah sesuai domisili perusahaan. SIUP atau Surat Izin Usaha Dagang biasanya
digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha dibidang Perdagangan Barang/Jasa di
Indonesia sesuai dengan KLUI “Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia”.

PENGGOLONGAN SIUP(Surat Izin Usaha Dagang)

Berdasarkan besarnya jumlah Modal dan Kekayaan Bersih di luar tanah dan bangunan
atau jumlah modal disetor dalam akta pendirian/perubahan, maka penggolongan SIUP
dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu :

* SIUP BESAR, diberikan kepada perusahaan yang memiliki modal dan kekayaan
bersih atau modal disetor dalam AKTA PENDIRIAN/PERUBAHAN dengan nilai
diatas Rp.500.000.000,- (limaratus juta rupiah).

* SIUP MENENGAH, diberikan kepada perusahaan yang memiliki modal dan


kekayaan bersih atau modal disetor dalam AKTA PENDIRIAN/PERUBAHAN
dengan nilai diatas Rp.200.000.000,- (duartus juta rupiah) s/d Rp. 500.000.000,-
(limaratus juta rupiah).

* SIUP KECIL, diberikan kepada perusahaan yang memiliki modal dan kekayaan
bersih atau modal disetor dalam AKTA PENDIRIAN/PERUBAHAN dengan nilai
sampai dengan Rp.200.000.000- (duartus juta rupiah).

PROSEDUR UNTUK PERMOHONAN

1. Perusahaan mengambil formulir, mengisi dan mengajukan permohonan SIUP


beserta persyaratannya melalui Kantor Dinas Perindustrian & Perdagangan
Kota/Wilayah sesuai domisili perusahaan untuk permohonan SIUP Menengah dan
SIUP Kecil

2. Sedangkan untuk permohonan SIUP-BESAR diajukan melalui Kanwil


Perindustrian dan Perdagangan Kota/Propinsi sesuai domisili perusahaan

PERSYARATAN SIUP

Copy Akta pendiran (asli diperlihatkan)

Copy Akta perubahannya & Laporannya, jika ada (asli diperlihatkan)

Copy SK. Menteri Hukum & HAM RI (asli diperlihatkan) atau Bukti PNBP untuk
PT-Baru

Copy Surat Keterangan Domisili perusahaan, (asli diperlihatkan)

Copy SITU-Surat Izin Tempat Usaha (bagi perusahaan yang dipersyaratan)

Copy Kontrak/Sewa T.Usaha/Surat Keterangan dari pemilik gedung


Copy NPWP-Nomor Pokok Wajib Pajak (asli diperlihatkan)

Copy KTP Pemegang Saham atau NPWP jika Badan Usaha

Copy KTP Pengurus Perseroan (Direksi & Komisaris)

Copy KK jika Pimpinan/Penanggung Jawab perusahaan adalah Wanita

Pas Photo Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan (3 x 4) 2 lembar

Copy Neraca Awal Perusahaan

MASA BERLAKU SIUP

SIUP berlaku selama perusahaan masih menjalankan kegiatan usaha perdagangan


barang/jasa sejak tanggal dikeluarkan.

BIAYA PENGURUSAN SIUP

GOLONGAN USAHA — BIAYA —– PROSES —— BIAYA SUDAH


TERMASUK

- BESAR —— Rp. 2.750k – 10 Hari Kerja — Pengambilan Formulir &


Persyaratannya

- MENENGAH - Rp. 1.750k – 10 Hari Kerja — Persiapan dan Pemeriksaan

- KECIL —— Rp. 850k – 10 Hari Kerja — Pengajuan Permohonan SIUP Biaya


Administrasi & Fee Jasa Kami – Legalisir Copy SIUP oleh Notaris – Pas Photo 3 x
4= 2 lembar

A. Pengertian dan macam-macam izin usaha

1. Pengertian dan macam2 izin usaha.


Izin usha mrupakn suatu bntuk persetujuan atau pemberian izin dari pihak
berwenang atas penyelenggaraam suatu kegiatam usaha oleh seorang
pengusaha atau suatu perusahaan. Bagi pemerintah, pengertian usaha dagang
adalah suatu alat atau sarana untuk membina, mengarahkan, mengawasi, dan
menerbitkan izin2 usaha perdagangan. Agar kegiatan usaha lancar, maka
setiap pengusaha wajib untuk mengurus dan memiliki izin usaha dari instansi
pemerintah yang sesuai dgn bidangnya.
Jenis izin usaha yg dikeluarkam oleh pemerimtah yg menyangkut izin usaha
perdagangan.
A. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangam)
SIUP adalah surat izin yg diberikan oleh menteri atau pejabat yg ditunjuk
kepada pengusaha untk melaksanakam kegiatan usaha di bidang perdagangan
dan jasa. siup diberikan kepada para pengusaha, baik perseorangan, firma, CV,
PT, koperasi, BUMN, dsb.
keajiban pemilik atau pemegang SIUP antara lain:
1) melapor kepada kepala kantor wilayah departemen perdagangan atau kepala
kantor departemen perdagangan yg menerbitkan SIUP apabila perusahaan tdk
melakukan lagi kegiatan perdagangan atau menutup perusahaan disertai dgn
pengembalian SIUP, dan
2) melapor kepada kepala kantor wilayah departemen perdagangan setempat
mengenai hal berikut:
a. pembukaan cabang atau perwakilan perusahaan.
b. penghentian kegiatan atau penutupan cabang atau perwakilan perusahaan.

Formulir SIUP berwarna putih untuk perusahaan kecil, biru untuk perusahaan
menengan, dan kuming untuk perusahaan besar.

B. SITU (surat izin tempat usaha)


setiap perusahaan yg ada perlu dan harus mengurus SITU demi keamanam dan
kelancaran usahamya. SITU, dikeluarkan oleh pemerintah kabupaten atau
kotamadya sepanjang ketentuan2 undang2 gangguam(HO/hider ordonnatie)
mewajibkannya.
berikut prosedur pengurusan SITU.
1. pengusaha atau pemohon mengisi formulir permohonan SITU dgn dilampiri
izin tertulis pada tetangga kiri, kanan, depan dam belakang, dlm bentuk tanda
tangan persetujuan dan tdk keberatan dgn keberadaan dan kegiatan usaha tsb.
2. formulir permohonam SITU dimintakan pengesahan atau diketahuph
pejabat kelurahan dan kecbtan untuk memperkuat izin tempat usaha.
3. setelah diketahui oleh lurah dan camat, maka formulir permohonan izin tsb
diurus ke kabupaten/kotamadya untuk memperoleh SITU. setiap setahun
sekali SITU dilakukan heregistrasi (daftar ulamg)
4. membayar biaya izin dan leges berdasarkan perda no 17/PD/1976, no
35/PD/1977

AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)

Lingkungan hidup merupakan bagian yang mutlak dari kehidupan manusia.


Dengan kata lain, lingkungan hidup tidak terlepas dari kehidupan manusia. Manusia
mencari makan dan minum serta memenuhi kebutuhan lainnya dan ketersediaan atau
sumber-sumber yang diberikan oleh lingkungan hidup dan kekayaan alam sebagai
sumber pertama dan terpenting bagi pemenuhan berbagai kebutuhannya. Untuk
menghindari kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh exploitasi sumberdaya pada
proses pembangunan berkelanjutan, maka pembangunan dilaksanakan berdasarkan
pada sistem analisis mengenai dampak lingkungan yang disingkat AMDAL.

Berikut ini 4 hal yang tercakup dalam studi AMDAL.

1. Penyajian informasi lingkungan (PIL) dan analisis dampak lingkungan (Amdal)


untuk studi bagi kegiatan yang direncanakan

2. Penyajian evaluasi lingkungan (PEL) dan studi evaluasi lingkungan (SEL) bagi
studi untuk kegiatan yang telah berjalan

3. Rencana kelola lingkungan (RKL), studi yang merencanakan pengelolaan dampak


kegiatan kepada lingkungannya.

4. Rencana pemantauan lingkungan (RPL), studi pemantauan pengelolaan


lingkungan.

5. Kerangka Acuan (KA), kerangka acuan yang memberikan dasar arahan


pelaksanaan SEL atau AMDAL dengan merinci hal-hal yang perlu dilaksanakan dan
bersifat khusus untuk kegiatan yang telah berjalan atau sedang direncanakan.

Berdasarkan pasal 16 Undang-undang Republik Indonesia nomor 4 tahun 1982


tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup yang meneybutkan bahwa
setiap rencana yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan,
wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan atau
disingkat AMDAL yang pelaksanaannya diatur dengan peraturan pemerintah. Yang
dimaksud dampak penting adalah perubahan yang sangat mendasar yang diakibatkan
oleh adanya suatu kegiatan.

Kegiatan apa saja yang perlu dilengkapi dengan AMDAL, tertuang dalam peraturan
pemerintah nomor 29 tahun 1986 yaitu setiap rencana berupa:

 Perubahan bentuk lahan dan bentuk alam, seperti: pembuatan jalan, bendungan, jalan
kereta api dan pembuakaan hutan;
 Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tidak terbaharui,
seperti; pertambangan dan eksploitasi hutan;
 Proses dan kegiatan lain yang secara potential dapat menimbulkan pemborosan,
perusakan dan kemerosotan pemanfaatan sumber daya alam dan energi, seperti,
pemanfaatan tanah yang tidak diikuti dnegna konservasi dan penggunaan energi yang
tidak diikuti dengan teknologi yang dapat mengefisienkan pemakainya.
 Proses dan hasilnya yang mengancam kesejahteraan penduduk, pelestarian kawasan
konservasi alam dan cagar budaya, seperti kegiatan yang proses dan
hasilnyamenimbulkan pencemaran, penggunaan energi nuklir dan sebagainya;
 Introduksi jenis tumbuhan dan jenis hewan, seperti introduksi jenis tumbuhan dan
jenis hewan, seperti; introduksi suatu jenis tumbuhan baru yang dapat menimbulkan
jenis penyakit baru pada tanaman; introduksi suatu jenis hewan baru yang dapat
mempengaruhi kehidupan hewan yang telah ada;
 Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati;
 Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar mempengaruhi
lingkungan;

Anda mungkin juga menyukai